OLEH
XI TKR 3
B. Batasan Masalah
Sistem pengapian merupakan sistem penting pada mobil berebahan bakar bensin. Fungsinya
adalah mementikan bunga api listrik ke ruang bakar, sehingga terjadi suatu ledakan pambakaran
di dalamnya, yang mengakibatkan piston dan batang piston (stang) bergerak turun dan memutar
poros engkol, sehingga mesin dapat berputar.
Sistem pengapian berhubungan erat dengan sistem bahan bakar. Campuran bensin dan udara
di ruang bakar dibakar oleh bunga api listrik dan mengakibatkan ledakan yang menyebabkan
piston bergerak translasi (gerak lurus) naik turun secara terus menerus. Agar kerja mesin, maka
kerja system pengapian juga harus baik. Kompone-komponen yang termasuk pada sistem
pengapian adalah aki (baterai), koil, distributor, platina atai CDI, kabel busi, dan busi.
Semakin baik system pengapian, percikan bunga api yang dihasilkan akan semakin besar,
dan tentunya ledakan yang terjadi juga akan besar. Karena campuran bensin dan udara akan
habis terbakar semua (sempurna), energy yang dihasilkan mesin pun akan maksimal (besar).
Sistem pengapian yang baik akan menghemat penggunaan bensin. Pada bagian ini dijelaskan
fungsi-fingsi komponen yang terdapat pada sisitem pengapian, serta gejala dan kerusakan yang
terjadi pada sistem pengapian.
C. Masalah
Masalah yang akan dibahas meliputi;
1. Pengertian pengapian Konvensional?
2. Fungsi Pengapian ?
3. Kompenen-komponen Pengapian?
4. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian ?
D. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan/ memaparkan;
1. Pengertian pengapian konvensional.
2. Fungsi Pengapian;
3. Kompenen-komponen Pengapian;
4. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada system pengapian dan perbaikannya.
E. Manfaat
Manfaat dari Makalah ini;
1. Mengetahui pengertian system pengapian.
2. Mengetahui fungsi pengapian.
3. Mengetahui komponen-komponen sistem pengapian.
4. Mengetahui kerusakan-kerusakan pada sisitem pengapian.
F. Metode Penyajian
Makalah ini disusun dengan mengunakan pendekatan kualitatif Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang
dibahas secara jelas dan komprehsif. Data teoritis dalam makalah ini di kumpulkan dengan
menggunakan teknik studi puataka artinya penulis mengumpulkan dan mengambil data melalui
kegiatan membaca, dan kajian pustaka. Data tersebut di olah dengan teknik analisis isi, penyusun
melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan teori
Ada tiga sarat suatu pembakaran dapat terjadi yakni ada bahan bakar,udara dan api. Api
dalam pembakaran tidak mungkin muncul dengan begitu saja, pasti ada sebab kemunculannya.
Untuk memunculkan api ini maka perlu dibuat suatu sistem yang disebut sistem pengapian.
Jadi sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki
fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni
memercikan bunga api.
B. Pembahasan
1. Fungsi Pengapian
Untuk menghasilkan panas diperlukan pembakaran campuran bahan bakar dengan udara
yang dihasilkan oleh sisitem pengapian, yakni busi pada ruang bakar pembakaran mesin.
Loncatan listrik pada busi menghasilkan voltase yang sangat tinggi kira-kira sampai 8000 volt
yang terjadi karena adanya gap atau celah dari ujung elektroda busi. Voltase yang sangat tinggi
itu harus diisi dari penyuplai/pemasok yang baik, yakni dari sebuah baterai kendaraan sekitar 12
volt.
Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan
bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara
sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah.
Ada 2 jenis aki yang biasa digunakan pada mobil yaitu aki basah dan aki kering. Aki
memiliki kapasitas yang berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya Ampere hours (AH).
Semakin besar kapasitas aki, pasokan listrik pada komponen-komponen pada mobil akan setabil.
b. Kunci kontak
c. Koil
Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan (voltase)
listrik aki dari 12 volt menjadi 12.500 sampai 25.000 volt. Dengan tegangan sebesar itu, barulah
campuran bensin dan udara bisa terbakar .
(Gambar: 2.4 Koil konvensional)
Mesin-mesin konvensional masih megunakan satu koil untuk memasok tegangan listrik
ke semua busi pada mesin mobil. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh koildidistribusikan ke
semua busi oleh distributor. Sedangkan mesin-mesin modern sudah menggunakan multi coil
(banyak koil), yang berarti busi mendaapat pasokan tegangan listrik dari koil yang berbeda-beda.
Kumparan skunder digulungkan pada inti koil yang terbuat dari lempengan baja dengan
kualitas yang tinggi sedangakan kumparan primer digulung di luar kumparan skunder. Salah satu
ujung dari kumparan skunder dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi dan ujung lainya
dihubungkan dengan kumpran primer. Ujung-ujung kumparan primer dihubungkan dengan
terminal positif dan negative dari baterai. Koil ditempatkan dalam satu tabung kotak dan koil ada
celah untuk meletakan isolasi-isolasi.
d. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan listrik ke setiap busi melalu rotor
(berada di dalam distributor) dan kabel busi. Distributor ini terdiri dari sebuah tuutup distributor
yang terbuat dari plstik yang diberi terminal-terminal dan sebuah rotor, rotor dipasangkan pada
poros distributor yang diputarkan oleh poros nok dan bagian rotor ini bersentuhan dengan
terminal dari koil penyalaan dan terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor
ini membagi arus tegangan tinggi ke busi menurut urutan pengapianya.
Bagian-bagian Distributor :
• Cam (nok) berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros
engkol) yang tepat pada masing-masing selinder.
• Breaker point (platina) berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui
kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus tegangan tinggi pada kumparan
sekunder dengan cara induksi magnet listrik (electromagnetic induction).
• Capasitor/kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api yang terjadi antara breaker point
(pada platina) pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikan tegangan coil sekunder.
• Centrifugal Gavernor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran
mesin.
• Vacum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
(vacum intake manifold).
• Rotor berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignition
coil ke tiap-tiap busi.
• Distributor Cap berfungsi untuk membagi-bagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke
kabel tegangan tinggi untuk masing-masing selinder.
Kabel busi merupakan alat penghubung atau penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke
distributor.
(Gambar: 2.7 Kabel busi dan busi)
Kabel busi terbuat bahan khusus berkualitas tinggi dengan tahanan nilai listrik yang
rendah. Kualitas bahan kabel busi ini penting diperhatikan karena kabel busi ini berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik tegangan tinggi. Agar kualitas api yang dipercikan tetap baik, busi
tidak boleh terlalu banyak mengalami resistansi (hambatan). Kabel busi digunakan pada mobil-
mobil yang masih menggunakan satu koil, sedangkan mobil yang sudah menggunakan multi coil
(lebih dari satu koil) tidak lagi memerlukan kabel busi, karena koil dan busi sudah langsung
dihubungkan dengan konektor.
Busi merupakan komponen penting pada sistem pengapian. Busi berperan untuk
memantikan listrik di dalam ruang bakar untuk menghasilkan bunga api, yang selanjutnya
membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar. Jumlah busi yang digunakan pada
mobil bervariasi, bergantung pada jumlah silindernya, jika mobil mempunyai 4 silinder, berarti
mobil tersebut mengunakan 4 busi , dan seterusnya. Namun pada perkembanganya ada mobil
yang mengunakan lebih dari satu busi pada setiap silindernya, dengan tujuan memperbesar
bunga api yang dihasilkan sehingga memperhemat penggunaan bensin.
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan
tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel
tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara
elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
Jika kontak pemutus terbuka, arus yang mengalir ke kumparan primer terputus dengan
tiba-tiba maka kemagnetan disekitar koil hilang / drop dengan cepat. Kemudian kumparan terjadi
tegangan induksi. Karena saat kontak pemutus terbuka arus listrik terputus, maka medan magnet
pada koil hilang dengan cepat pada kumparan sekunder terjadi induksi tegangan. Pada kumparan
primer juga terjadi tegangan induksi. Tegangan induksi pada kumparan sekunder disebut dengan
tegangan induksi mutual sedangkan pada kumparan primer disebut tegangan induksi diri.
Tegangan tinggi pada kumparan sekunder (10000 V atau lebih) disalurkan ke distributor melalui
kabel tegangan tinggi dan dari distributor diteruskan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan
penyalaannya sehingga pada busi terjadi loncatan api pada busi. Tegangan pada kumparan
primer sekitar 300 sampai 500 V disalurkan ke kondensor. Penyerapan tegangan induksi diri oleh
kondensor ini akan mengurangi loncatan bunga api pada kontak pemutus. Efek tidak terjadinya
loncatan pada kontak pemutus adalah pemutusan arus primer yang cepat sehingga menghasilkan
perubahan garis-garis gaya magnat pada koil dengan cepat pula.
1. Arus listrik kurang 1. Ada masalah pada sistem1. Cek dan perbaiki sistem
lancar, pada kutub pengisian pengisisan
terminal aki terdapat2. Penigisian terlalu besar 2. Bersihkan kutub terminal
oksidasi berwarna (over charging) aki dengan cara
putih 3. Kurang perawatan menyiramkan air panas
pada kedua kutub terminal
sampai oksidasi hilang
2. Enjin hidup tetapi 1. Busi salah atau cacat 1. Bersihkan, setel celah atau
tersendat-sendat 2. Tutup distributor atau ganti
rotor cacat. 2. Ganti tutup distributor dan
3. Kabel rotor
sekunder rusak 3. Ganti kabel skunder
4. Koil rusak4. Ganti koil
5. Konektor 5. Bersihkan konektor
jelek 6. Periksa
6. Kebocoran tutup, rotor, kabel
pada kabel busi sekunder
7. Sistem 7. Rujuk pada servis sistem
bahan bakar rusak bahan bakar
3. Mesin tidak 1. Koil panas atau lemah 1. Ganti koil
bertenaga dan suara 2. Jika dalam keadaan
mesin terasa kasar darurat, kompres koil
dengan kain basah, dan
biarkan sampai koil dingin,
lalu hidupkan mesin.
4. Platina; Mesin tiba-1. Pegas platina patah karena
1. Ganti platina.
tiba mati dan tidak sudah digunakan terlalu
dapat dihidupkan. lama.
7. Mesin sulit hidup 1. Busi tidak cocok dengan 1. Periksa busi dengan
dan busi basah oleh spesifikasi mobil yang pengukuran vealer gauge,
bensin. digunakan . rapatkan celah busi dengan
2. Busi mati sehingga tidak elktroda busi dengan
terjadi loncatan bunga api. ukuran 0.80-0.90
2. Ganti busi
8. Mesin tersendat 1. Busi kotor 1. Bersihkan busi, bila perlu
2. Busi sudah tua/sudah di ganti
lama di pakai
A. Simpulan
1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi
yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni
memercikan bunga api.
2. Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api
di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna
walaupun kecepatan berubah-ubah.
3. Kompenen-komponen system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci kontak, koil,
distributor, platina, kabel busi dan busi.
4. Kerusakan yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-komponen tersebut.
B. Saran
Sistem pengapian sangatlah penting di setiap kendaraan karena jika tidak ada sistem
pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup (berjalan). Karena ada 3 yang
mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan bakar,api dan udara.
Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di
bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.