Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGAMATAN MIKROORGANISME MELALUI


MIKROSKOP
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Mikrobiologi”
Dosen Pengampu: Asih Fitriana Dewi, M. Pd.

Disusun oleh: Kelompok 2


Kelas A
1. Alfiatu Rochmah 1801061004
2. Sela Fitriani 1801061025
1801062037
3. Yesi Mira Yeni

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan
bimbingan-Nya, sehingga kita menjadi muslim yang beriman secara kaffah.
Tujuan dalam penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
pada mata kuliah Mikrobiologi di Institut Agama Islam Negeri Metro. Serta
membantu mahasiswa ataupun pembaca untuk menambah wawasan tentang
Pengamatan Mikroorganisme Melalui Mikroskop. Akhir kata, kami menyadari
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Namun, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Metro, 09 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Mikroskop................................................................... 3
B. Bagian-bagian Mikroskop......................................................... 3
C. Cara menggunakan Mikroskop................................................. 5
D. Macam-Macam Mikroskop....................................................... 5
E. Persiapan untuk Pemeriksaan.................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 20
B. Saran.......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangatkecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan
untukmelangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat
mengalamipertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya.Mikroorganisme memliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi
karenamikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
yangbesar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan
lingkunganmenyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi
karenaukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-
enzimyang telah dihasilkan (Fifendy, 2017)

Mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil untuk dapat dilihat


menggunakan mata telanjang, sehingga memerlukan mikroskop untuk
melakukan observasi. Mikroskop berasal dari bahasa Latin,micro yang
mempunyai arti kecil dan bahasa Yunani skopos yang berarti untuk
melihat.Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil, sehingga
untukmengamati tidak dapat menggunakan mikroskop cahaya biasa, akan
tetapi menggunakan mikroskop elektron (Murwani, 2015).Bakteri jika dilihat
di bawah mikroskop akan sulit diamati karena bentuknya transparan. Untuk
memudahkan pengamatan morfologi mikroskopi bakteri,maka dapat dilakukan
prosedur pewarnaan. Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan
ditemukannya mikroskop oleh Anntony van Leeuwenhoek (1633-1723).
Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu lensa
dengan jarak focus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan
jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali. Ilmu yang mempelajari
mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di bidang ini
disebut mikrobiologi .

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan mikroskop
2. Apa saja bagian-bagian dari mikroskop serta fungsinya ?
3. Apa saja macam-macam mikroskop?
4. Bagaimana cara menggunakan mikroskop?
5. Apa saja Persiapan Untuk Pemeriksaan Mikroorganisme?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi mikroskop
2. Untuk mengetahui dan memahami bagian-bagian mikroskop beserta
fungsinya.
3. Untuk mengetahui dan memahami macam macam mikroskop.
4. Untuk mengetahui cara menggunakan mikroskop.
5. Untuk mengetahui dan memahami persiapan untuk pemeriksaan
mikroorganisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Mikroskop

Kata Mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu mikros dan scopein.
Mikros berarti kecil dan scopein artinya melihat. Jadi mikroskop dapat
didefinisikan sebagai alat untuk melihat benda kecil, untuk dilihat secara kasat
mata. Mikroskop adalah instrumen yang paling utama digunakan dalam bidang
mikrobiologi. Pembesaran bayangan (Magnifikasi) dapat mencapai range dari
400 sampai 40.000 kali. Pada dasarnya mikroskop dapat di bedakan menjadi 2
golongan yaitu : Light microscope dan Electro microscope. Pada jenis light
microscope, magnifikasinya diperoleh dari suatu sistem lensa optik yang
menggunakan gelombang-gelombang cahaya, sedang mikroskop elektron
sesuai dengan namanya menggunakan sinar elektron untuk menghasilkan
bayangan yang diperbesar sampai beribu-ribu kali. Kegunaan dari setiap
mikroskop tergantung dari kemampuan menghasilkan bayangan
mikroorganisme
B. Bagian-Bagian Pada Mikroskop

( Gambar 1 : Mikroskop )
Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya sebagai berikut :
1. Lensa Okuler, adalah lensa yang terdapat pada bagian ujung atas tabung
mikroskop. Pada lensa okuler inilah, para pengamat melihat objek yang

3
diperbesar bayangannya. Lensa okuler ini berperan dalam memperbesar
kembali bayangan yang dihasilkan lensa objektif. Biasanya, lensa okuler
mempunyai perbesaran 6, 10 atau 12 kali.
2. Lensa Objektif, adalah lensa yang berada dekat dengan objek yang diamati.
berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Pada mikroskup umumnya
terdapat 3 lensa objektif, yakni dengan kemampuan perbesaran 10, 40, atau
100 kali. Untuk menggunakan lensa objektif ini, terlebih dahulu pengamat
harus mengoleskan minyak emersi pada bagian objek. Fungsi minyak
emersi adalah sebagai pelumas serta memperjelas bayangan benda. Minyak
ini diperlukan karena ketika dilakukan perbesaran 100 kali, letak lensa dan
objek yang diamati sangat dekat, bahkan kadang bersentuhan.
3. Kondensor, adalah bagian mikroskop yang dapat diputar, baik naik atau
turun. Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
4. Diafragma, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat atau objek yang
diamati.
5. Cermin, adalah bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan
cahaya yang diterima oleh mikroskop. Cermin mengarahkan cahaya dengan
cara memantulkan cahaya yang didapatnya tersebut.
6. Revolver, adalah bagian yang fungsinya untuk mengatur perbesaran lensa
objektif yang diinginkan oleh pengamat.

7. Tabung Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya untuk menghubungkan


lensa objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
8. Lengan Mikroskop, adalah bagian yang fungsinya sebagai tempat
pengamat ketika memegang mikroskop.
9. Meja Benda, adalah bagian yang fungsinya untuk tempat meletakkan objek
yang hendak diamati. Pada meja benda ini terdapat pula penjepit objek yang
berguna untuk menjaga objek agar tetap ditempat yang diinginkan.
10. Makrometer (pemutar kasar), adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan tabung dengan cepat, agar pengamat dapat
mengatur kejelasan gambaran objek yang didapatkan.

4
11. Mikrometer (pemutar halus), adalah bagian yang fungsinya untuk
menaikkan atau menurunkan tabung secara lambat dan berguna untuk
melakukan pengaturan agar mendapatkan kejelasan dari gambaran objek
yang diinginkan.
12. Kaki Mikroskop, adalah bagian mikroskop yang fungsinya sebagai
penyangga untuk menjaga mikroskop agar tetap pada tempat yang
diinginkan. Kaki mikroskop juga berguna sebagai tempat memegang
mikroskop jika mikroskop hendak dipindahkan.
13. Sendi Inklinasi
Fungsi sendi inklinasi adalah untuk mengatur sudut tegaknya mikroskop
yaitu dengan mengatur derajat kemiringan mikroskop untuk memudahkan
pengamatan.
14. Kaca Penjepit
Fungsi kaca penjepit ini adalah sebagai pelapis objek agar objek tidak
bergeser-geser saat pengamatan sedang berlangsung. Caranya dengan
menjepit kaca yang melapisi objek sehingga posisi objek menjadi tetap.

B. Cara Penggunaan Mikroskop


Cara penggunaan mikroskop pada kali ini adalah mikroskop cahaya karena
mikroskop inilah yang sering digunakan untuk praktikum biologi . Adapun
cara penggunaan Mikroskop sebagai berikut :
1. Letakan mikroskop diatas meja dengan cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai
2. Putar revolver sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah berada
pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada
revolver
3. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit
dengan penjepit objek/benda
4. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar objek dengan cara pemutar kasar
sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus
5. Apabila bayangan objek telah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah
lensa objektif dengan ukuran 10x, 40x, atau 100x dengan cara memutar
revolver hingga bunyi klik.

5
6. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada
tempatnya kembali.
C. Macam-Macam Mikroskop
1. Light microscope
Light microscope merupakan mikroskop yang umum digunakan di
Laboratorium untuk mengamati berbagai jenis mikroba. Mikroskop ini
mempunyai 2 perangkat lensa yaitu lensa okuler dan lensa obyektif dan
menggunakan cahaya sebagai sumber iluminasi. Pembesaran bayangan
spesimen yang diamati dapat dihitung dengan mengalikan pembesaran lensa
okuler dengan pembesaran lensa obyektif. Dengan light microscope
bayangan benda dapat diperbesar sampai 1000 kali dan dapat digunakan
untuk memeriksa benda-benda atau bagian-bagian dari sel yang berukuran
lebih besar dari 200 mm. Prinsip umum mikroskop ialah bahwa makin
pendek gelombang cahaya yang digunakan, maka resolusinya makin lebih
besar. Resolusi (Resolution atau resolving power) adalah kemampuan dari
lensa-lensa untuk membedakan 2 buah titik pada suatu jarak tertentu.

( Gambar 2 : Light microscope )

2. Darkfield Microscope
Darkfield Microscope ini digunakan untuk memeriksa mikroorganisme
tertentu yang tidak dapat dilihat dalam keadaan hidup dibawah mikroskop
biasa (light microscope), tidak dapat dicat dengan metode tertentu, dan
karakteristik mikroorganismenya tidak dapat di identifikasi. Mikroskop ini
mempunyai kondenser berwarna hitam sehingga cahaya tidak langsung

6
melalui spesimen untuk kemudian menuju lensa obyektif. Salah satu
penggunaan mikroskop ini ialah untuk pemeriksaan Treponema pallidum
yaitu sejenis mikroba patogen yang dapat menyebabkan penyakit syphilis.

(Gambar 3 : Darkfield Microscope)

3. Phase-Contrast Microsope

Mikroskop fase kontras ini digunakan untuk pemeriksaan yang teliti tentang
struktur dalam suatu mikroorganisme yang masih hidup. Dalam mikroskop
ini terdapat sejenis kondensor khusus yang memfokuskan cahaya ke pada
spesimen. Cahaya diteruskan melalui suatu pelat difraksi ke lensa objektif
dan terus melewati bagian-bagian spesimen mengalami difraksi melalui
jalur yang berbeda, sehingga dapat menambah atau mengurangi kontras
bagian-bagian sel yang berlainan.

( Gambar 4 : Phase-Contrast Microsope )

7
4. Diferential Interference Contrast (DIC)

Mikroskop ini digunakan untuk mengamati mikroba yang bersifat


transparan. Dalam DIC mikroskop ini berkas cahayanya terpancar dan
dikombinasikan kembali oleh satu prisma khusus. Hasil pemeriksaan
mikroba dengan menggunakan mikroskop tipe ini menghasilkan bayangan
tiga mensi

( Gambar 5 : Diferential Interference Contrast (DIC) )

5. Flouresence Microscope

Mikroskop ini digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang diwarnai


dengan cat yang dapat memancarkan sinar fluor. Sumber cahaya yang
digunakan dalam mikroskop ini adalah ultra ungu. Apabila suatu spesimen
yang akan diamati tidak memancarkan sinyal flourenscence, maka spesimen
itu diwarnai dengan cat fluorochrome. Mikroba yang diwarnai dengan zat
warna fluorochrome dan diamati dibawah mikroskop yang menggunakan
sinar ultra ungu akan memancarkan cahaya sehingga terdapat bayangan
yang cerah di latar belakang pandangan kita. Zat warna fluorochrome
mempunyai daya serap tersendiri pada mikroba yang berbeda. Sebagai
contoh, fluorochrome auramine , akan memancarkan cahaya kuning apabila
terkena cahaya ultra ungu, yang akan banyak terserap oleh Mycobacterium
tuberculosis. Bacillus anthracis, kelihatan berwarna hijau muda apabila

8
diwarnai dengan FITC (fluorescein isothiocyanate). penggunaan utama
mikroskop fluoresence ini dalam teknik diagnosa yang dinamakan
"fluorescen antibody technique" atau immunofluorescence. Teknik ini dapat
digunakan untuk memeriksa bakteri atau mikroba patogen lain, sel-sel,
jaringan, dan spesimen-spesimen.

( Gambar 6 : Flouresence Microscope )

6. Electron microscope

Electron microscope atau mikroskop elektron dapat digunakan untuk


memeriksa mikroorganisme yang berukuran lebih kecil dari 0,3 seperti virus
dan organella-organella suatu sel. Dalam mikroskop elektron ini tidak
digunakan cahaya sebagai sumber penerangan tetapi digunakan cahaya
elektron. Elektron-elektron itu bebas bergerak seperti halnya cahaya bisa
bergerak dalam bentuk gelombang. Sebagai pengganti lensa, digunakan
magnet-magnet untuk memusatkan berkas cahaya elektron melalui suatu
tabung hampa terhadap spesimen yang akan diamati. Oleh karena panjang
gelombang elektron kira-kira 1/100.000 dari panjang gelombang cahaya
biasa, maka resolving power mikroskop elektron dapat mendekati 0,25 nm
(2,5 A°), sehingga dapat digunakan untuk mengamati molekul-molekul

9
yang kecil. Ada 2 tipe mikroskop elektron yaitu transmission electron
microscope dan scanning microscope.

a) transmission electron microscope


Dalam mikroskop tipe ini, satu berkas cahaya elektron melewati atau
menembus bagian yang sangat tipis sekali dari spesimen yang disediakan.
Sinar elektron ini difokuskan kembali oleh lensa magnetik dan bayangan
yang terjadi disebut "transmission electron micrograph". Oleh karena
density dari kebanyakan spesimen sangat rendah sekali, maka kontras antara
struktur ultra dan latar belakang pandangan sangat lemah.
Perbedaan warna ini dapat diperbesar dengan menggunakan "stain" atau
pewarna garam-garam dan berbagai macam logam berat seperti timah,
osmium, tungsten, uranium. Logam-logam ini digunakan untuk pengecatan
positif pada spesimen atau pengecatatan negatif agar latar belakang
pandangan lebih kontras.
b) scanning electron microscope
Mikroskop tipe scanning ini mempunyai kelemahan, karena memerlukan
pengirisan (sectioning) spesimen menjadi lapisan yang sangat tipis sekali
sebelum dilakukan pemeriksaan. Pada scanning electron microscope, berkas
sinar elektron yang halus sekali diarahkan kepada spesimen yang
seperangkat elektron dipantulkan dari permukaan spesimen ke layar TV atau
ke plat fotograf.

(Gambar 7: Mikroskop Elektro ( Transmisi dan Scanning))

10
C. Persiapan Untuk Pemeriksaan Mikroorganisme
Kebanyakan mikroorganisme tidak mempunyai zat warna, kecuali
mikroalgae dan beberapa jenis bakteria sehingga pemeriksaannya dengan
menggunakan mikroskop sangat sulit karena jasad tersebut tembus cahaya
(Transparan). Jika ingin memeriksa mikroorganisme yang transparan melalui
mikroskop, maka kita harus melakukan fiksasi dan pewarnaan atau pengecetan.
Akan tetapi jika ingin memeriksa mikroba yang masih hidup, maka pewarnaan
tidak perlu dilakukan. Pada umumnya ada 2 teknik persiapan pembuatan
preparat untuk pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik yaitu
preparat basah dan preparat kering.
1. Preparat Basah
Preparat Basah ( Wet Preparation ) dapat dibuat dengan cara meneteskan
setetes cairan yang mengandung mikroba ke atas kaca obyek dan ditutup
dengan kaca penutup (coverslip). Untuk mencegah penguapan cairan dan
timbulnya gelembung udara, preparat di bubuhi petroleum jelly agar
coverslip dan kaca obyek menjadi rapat. Preparat tetes gantung dapat dibuat
sebagai berikut : Setetes suspensi mikroorganisme ditempatkan dibagian
tengah sebuah kaca penutup, kemudian bagian tepi kaca penutup diolesi
dengan petroleum jelly misalnya vaselin. Sebuah kaca obyek khusus yang
pada bagian tengahnya cekung, dirapatkan pada kaca penutup yang
bervaselin dan kemudian segera dibalikan. Preparat kemudian diperiksa
dibawah mikroskop
Vaselin yang di oleskan pada pinggir kaca penutup tadi akan menyegel
atau merapatkan larutan yang didalamnya terdapat suspensi
mikroorganisme. Alasan membuat preparat tetes gantung ini adalah untuk
mengamati motilitas (motility) sesuatu mikroorganisme. Motilitas adalah
kemampuan dari suatu mahluk hidup untuk bergerak dengan kekuatan
sendiri. Suatu mobilitas mahluk hidup selalu berkesinambungan menuruti
arah tertentu. Oleh karena itu mikroorganisme dapat bergerak bebas dalam
preparat tetes gantung.
Prosedur pembuatan tetes gantung/sejenisnya
a. Kaca penutup ditetesi suspensi mikroba

11
b. Kaca obyek yang pada bagian pusat cekung
c. Kaca obyek ditekankan atau dirapatkan kepada kaca penutup
d. Pemeriksaan dibawah mikroskop
2. Pengecetan (Pewarnaan)
Pengecetan adalah pewarnaan mikroba dengan sesuatu cat (dye) yang
mengutamakan struktur tertentu saja, misalnya: bagian-bagian sel .
Pemeriksaan preparat-preparat yang difiksasi dan diwarnai, paling sering
dilakukan di laboratorium dan untuk mengetahui sifat-sifat morfologi
bakteria. Keuntungan-keuntungan prosedur ini adalah :
a. Sel-sel kelihatan lebih jelas sesudah diwarnai
b. Perbedaan-perbedaan antara sel-sel mikroba dari spesies yang sama dan
spesies yang berlainan dapat ditunjukan dengan menggunakan cat yang
sesuai, (diferensial atau selektif).
Yang dimaksud dengan cat (dye) adalah senyawa-senyawa organ tertentu
yang salah satu ionnya bersifat kromator. Berdasarkan adanya kromator ini,
cat dapat dibedakan menjadi cat yang bersifat asam, basa, dan netral. Cat
yang bersifat asam kromatornya bersifat anion, misalnya eosin. Sedang cat
yang basa bersifat kromatornya adalah kation, misalnya methylene blue.
Pada umumnya cat asam mudah bereaksi dengan komponen komponen sel
yang bersifat basa sedangkan cat yang bersifat basa umumnya mudah
bereaksi dengan komponen-komponen bakteri yang bersifat asam. Cat yang
netral (neutral dye) merupakan garam-garam kompleks.
Dalam mikrobiologi dikenal dengan beberapa cara pengecatan atau
pewarnaan yaitu: Pengecetan sederhana dan pengecetan diferensial
(differencial staining).
a. Pengecetan Sederhana
Pengecetan sederhana berarti bahwa hanya satu macam cat yang
digunakan dan satu langkah urutan kerja Saja yang dilakukan untuk
mewarnai sel-sel mikroorganisme yang akan diamati. Pengecetan ini
berbeda dengan pengecetan khusus yang menggunakan lebih dari satu
macam cat dengan urutan langkah-langkah kerjasecara bertahap.
Pengecetan sederhana ini bermaksud untuk mewarnai sesuatu jenis

12
mikroorganisme, misalnya bakteri, sehingga bentuk dan susunan selnya
jelas kelihatan pada pemeriksaan dibawah mikroskop. Cat nya
dibubuhkan diatas kaca obyek yang sudah difiksasi terlebih dahulu.
Kemudian dicuci, dikeringkan dan diperiksa dibawah mikroskop.
Kadang-kadang ditambahkan mordant agar warna cat lebih intensif. Cat-
cat sederhana yang sering digunakan di laboratorium adalah methylene
blue, carbolfuchion, gentian violet, dan safranin.
Prosedur Pengecetan Sederhana terdiri dari :
a. Penyebaran kultur b. Fiksasi
b. Pengecetan (Staining) d. Mencuci dengan air
b. Pengecetan Diferensial
Prosedur dalam pengecetan ini memungkinkan pengamatan yang
jelas perbedaan antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri. Oleh
karena inilah teknik pewarnaan ini disebut pengecetan diferensial.Selain
untuk melihat bentuk bakteri, pengecetan ini juga bertujuan untuk
mengetahui sifat-sifat bakteri terhadap cat dan untuk mengetahui bagian-
bagian sel bakteri yang tidak dapat diamati dengan pengecatan
sederhana. Pengecatan diferensial dapat dibedakan menjadi 5 yaitu
1) Pengecatan Gram
Salah satu teknik pengecatan yang paling pemting dan banyak di
gunakan didalam bidang mikrobiologi adalah pengecetan Gram.
Pengecatan ini dikembangkan oleh seorang ahli bakteriologi bernama
Hans Christian Gram pada tahun 1884. Dalam proses pengecetan ini
bakteri yang sudah difiksasi diperlakukankan berturut-turut dengan
crystal violet, larutan lodium, alkohol dan safranin atau counterstain
lain yang sesuai. Pengecetan gram ini penting untuk pemeriksaan
bakteri-bakteri patogen, bakteri tanah, dan bakteri penyebab penyakit.
Bakteri patogen yang terhadap tumbuhan termasuk bakteri gram
negatif, sedangkan bakteri patogen pada manusia tergolong pada
bakteri positif dan negatif.
Alat pengecetan gram dapat dilakukan dengan sebagai berikut:
a) Kultur bakteri g) kaca obyek

13
b) Gram stain reagents h) Rak pengecetan
c) Hucker’s crystal violet i) Kertas penghisap
d) Gram’s ladine j) Ose (loop)
e) Etil alkohol 95% k) suspensi bakteri
f) Safranin l) air keran
Prosedur pengecetan gram sebagai beikut :
a) Ose disentuhkan pada nyala api lampu spiritus atau lampu bunsen
sampai pijar sebanyak 3 atau 4 x. Diambil suspensi bakteri
sebanyak 1 ose dan digoreskan pada kaca obyek seluas kira-kira 1
cm
b) Tunggu sampai kering dan difiksasi
c) Kaca obyek diletakan di atas staining rack dan ditetesi dengan cat
crystal violet, biarkan selama 1 menit
d) Cuci crystal violet dengan air mengalir.
e) Dan setelah agak kering tetesi dengan lodium
f) Setelah 1 menit, cuci lodiumnya dengan air mengalir dan gunakan
kertas isap untuk mengambil air yang berlebihan tetapi harus dijaga
jangan sampai kering betul.
g) Diberi sedikit demi sedikit etanol 95%

( Gambar 8 : Pengecetan Gram )

2) Pengecetan Ziehl Neelson

14
Dengan pengecetan Ziehl Neelson ini dimaksudkan untuk
mengetahui sifat-sifat dari bakteria itu tahan asam. Bakteria yang
tahan asam mengandung semacam lemak pada permukaan selnya.
Jenis lemak ini melapisi sel sehingga cat-cat bias sukar menembusnya.
Masalah ini dapat ditanggulangi dengan pemanasan yang ringan atau
dengan detergen yang dapat mengencerkan komponen lemak yang
terdapat didalam sel, sehingga cat dapat masuk ke dalam isi sel. Pada
pengecetan digunakan 3 macam cat yaitu:
a) Ziehl Neelson A, terdiri dari Ziehl- Neelson’s carbolfunchs
b) Ziehl Neelson B, 3 % HCL dalam 95 % alkohol atau 25% h2SO4
dalam 70 % alkohol, campuran ini disebut acid-alcohol.
c) Sebagai couunterstain digunakan methylene blue
Prosedur Pengecetan Ziehl Neelson :
a) Mula-mula diambil suspensi mikroba yang akan dicat dengan
menggunakan ose dan dioleskan diatas kaca obyek, dilebarkan di
tunggu sampai kering dan dipanasi diatas nyala api lampu bunsen
b) Bubuhi sediaan dengan carbon-fuchsin. Letakan sehelai kertas
penghisap air misalnya paper towel diatas sediaan. Tempatkan kaca
obyek diatas staining rack dan uapkan diatas“waterbath sama 5
menit”.(sebuah gelas beaker yang berisi air yang dipanaskan diatas
lampu bunsen akan lebih baik).
c) Untuk mengambil warna, preparat di bubuhi dengan acid alkohol
selama 15 menit sampai 20 detik, sehingga catnya hilang.
d) Bersihkan kaca obyek dengan segera dengan air keran dan
keringkan.
e) Preparat dicat lagi dengan methylene blue sebagai counter stain
selama 20 sampai 30 detik.
f) Dicuci lagi dengan air keran kemudian dikeringkan.
g) Periksa dibawah mikroskop dengan menggunakan minyak imersi.

15
(Gambar 9 : Pengecetan Ziehl Neelson )
3) Pengecetan Flagella
Beberapa mikroba dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain
untuk mencari nutrien yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
Pergerakan ini mungkin terjadi karena adanya kegiatan organel sel
seperti bulu-bulu getar dan bulu-bulu cambuk atau dengan penonjolan
sebagian sitoplasma sebagai pseudopodia. Banyak spesies-spesies
bakteria yang dapat bergerak sendiri (motile) karena mempunyai bulu-
bulu cambuk atau flagella yang menonjol keluar dari permukaan sel.
Pengecetan flagella ini dapat dilakukan dengan bahan-bahan sebagai
berikut :
a) Kultur proteus sp. Dan Pseudomonas sp dalam media miring
b) Crystal violet
c) Cat flagella
Prosedur :
a) Pindahkan 1 sel-sel biakan murni yang berumur 18-24 jam kedalam
1 ml air suling dalam tabung reaksi yang kecil. Biarkan 10 menit
agar terjadi suspensi dalam air.
b) Bersihkan kaca obyek dengan air suling, kemudian dengan alkohol
95 % dan dipanaskan selama beberapa detik nyala api lampu
bunsen , agar alkoholnya hilang

16
c) Taruh satu tetes masing-masing suspensi pada bagian pinggir kaca
obyek. Miringkan kaca obyeknya dan biarkan tetesannya mengalir
sepanjang kaca obyek
d) Bubuhi crystal violet sebagai cat lawan selama 1 menit
e) Cuci kaca obyek dengan air keran kemudian keringkan dengan
kertas isap dan periksa dibawah mikroskop
f) Bandingkan jumlah flagela dari kedua mikroba tersebut.

( Gambar 10 : Pengecetan Flagella )

4) Pengecetan Endospora
Banyak mikroba yang dapat membentuk spora, akan tetapi endospora
yang dibentuk bakteri sangat unik karena tahan terhadap berbagai
macam kondisi lingkungan. Karena ketahanannya terhadap suhu yang
tinggi, endospora bakteri yang dapat menimbulkan masalah dalam
industri makanan yang menggunakan proses pemanasan untuk
pengawetan produknya. Bakteri-bakteri pembentuk endospora yang
paling penting adalah anggota-anggota genere Bacillus dan
Clostridium. Metode yang digunakan untuk mewarnai endosprora,
biasanya membutuhkan suatu langkah pemanasan untuk memacu cat
ke dalam tubuh spora.
Pengecetan spora dapat dilakukan dengan alat dan bahan sebagai
berikut:
a) Kultur Clostiridium dan Bacillus sp dalam nutrien agar

17
b) Larutan malachite green 5 % dalam air
c) Safranin, 5 % dalam air, dan kaca obyek
Prosedur :
a) Persiapan preparat dari kedua kultur yang akan diwarnai.
Keringkan di udara dan kemudian difiksasi
b) Bahasi preparatnya dengan malachite green. Letakan sehelai paper
towel diatas kedua preparat kaca obyek diatas air mendidih selama
5 menit, kalau perlu dapat ditambahkan cat agar preparat tidak
kering
c) Dinginkan kaca obyek dan cuci dengan air keran untuk
menghasilkan cat yang berlebihan
d) Preparat dicat dengan safranin sebagai counter stain selama 30
menit
e) Kaca obyek dicuci dengan segera dengan air keran dan setelah itu
keringkan
f) Periksa dibawah mikroskop pada pembesaran 1000 kali dengan
menggunakan minyak imersi. Spora akan berwarna hijau dan dan
sel-sel vegetatif akan terlihat seperti bayangan berwarna merah
muda

( Gambar 11 : Pengecetan Endospora)


5) Pengecatan Negatif
pengecatan negatif adalah untuk mewarnai latar belakang atau
pemandangan dibawah mikroskop dan bukan untuk mewarnai bselsel

18
mikrobra yang akan di periksa. Pengecatan negatif dapat digunakan
untuk melihat lapisan kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri dengan
hanya menggunakan satu macam cat saja. Lapisan lapisan kapsul
terdiri dari polimer gula atau protein atau kombinasi dua duanya .
Pengecatan negatif dapat dilakukan dengan tata urutan kerja prosedur
sebagai berikut :
a) Teteskan nigrosin (india ink) di atas kaca obyek yang bersih
diambil 1 supsensi bakteri di oleskan pada tetesan nigrosin
kemudian dicampur dengan nigrosin nya.
b) Preparat diratakan dengan menggunakan kaca obyek preparat
dikeringkan di udara.
c) Periksa dengan menggunakan mikroskop
d) Membuat laporan hasil pengamatan

(Gambar 12 : Pengecatan Negatif)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

19
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa Kata
Mikroskop berasal dari bahasa yunani yaitu mikros dan scopein. Mikros
berarti kecil dan scopein artinya melihat. Jadi mikroskop dapat didefinisikan
sebagai alat untuk melihat benda kecil, untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop adalah instrumen yang paling utama digunakan dalam bidang
mikrobiologi. Adapun bagian bagian mikroskop yang terdiri dari lensa okuler,
tabung mikroskop, revolver, lensa obyektif, meja kerja, diafragma, relfektor,
kaki, makrometer, mikrometer, penjepit kaca, lengan serta sendi inklinasi.
Adapun macam-macam mikroskop yaitu Light microscope, Darkfield
Microscope, ase-Contrast Microsope, Diferential Interference Contrast (DIC),
Flouresence Microscope, Electron microscope
Jika ingin memeriksa mikroorganisme yang transparan melalui mikroskop,
maka kita harus melakukan fiksasi dan pewarnaan atau pengecetan. Akan
tetapi jika ingin memeriksa mikroba yang masih hidup, maka pewarnaan tidak
perlu dilakukan. Pada umumnya ada 2 teknik persiapan pembuatan preparat
untuk pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik yaitu preparat basah
dan preparat kering.
B. Saran
Adapun saran dari kami sebagai bentuk solusi permasalahan-
permasalahan dalam makalah ini adalah pentingnya mempelajari
danmemahami materi ini supaya kita dapat mengetahui peranan
mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKA

20
Anonim. 2008. Mikroskop dan Penggunaannya. dari
http://hafidhamr.blogsome.com/2008/06/05/macam-macam-
mikroskop/trackback . Diambil pada tanggal 09 oktober 2020,

NA, Campbell. dkk. 2010. Biologi. Jakarta : Erlangga. 

Saiful. 2009. Macam-macam Mikroskop. http : //mrsupel/blogspot.com. Pada 09


oktober 2020.

Sulistyaindriani. 2010. Mikroskop dan fungsinya. http


://sulistyaindriani/wordpress.com. pada 09 oktober 2020. 

Tarigan Jeneng. 1988,. Pengantar Mikrobiologi, Jakarta:Kepustakaan


Lingkungan LPKT

21

Anda mungkin juga menyukai