Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Baharudin Lutfi S
Dosen Program Studi Keperawatan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
baharudinlutfis@gmail.com
ABSTRAK
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan
dan organ-organ tubuh secara terus menerus lebih dari suatu periode. Peningkatan tekanan
darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
serta dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Tatalaksana hipertensi dapat dilakukan dalam
dua kategori yaitu dengan farmakologi dan non farmakologis. Dalam konsep keperawatan,
penurunan tekanan darah pada hipertensi dapat menggunakan penatalaksanaan dengan
penerapan non farmakologi, salah satunya teknik nafas dalam. Mengidentifikasi efektifitas
tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing). Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen dengan memberikan
intervensi terhadap subjek penelitian dengan jumlah responden sebanyak 34 orang responden.
Penelitian ini menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik pada pasein
hipertensi setelah diberikan intervensi tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing), hasil uji
statistik menggunakan paired T-test didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05)
membuktikan bahwa tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) efektif dalam menurunkan
tekanan darah sistolik pasien hipertensi di Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut. Pada tekanan
darah diastolik pasien hipertensi juga mengalami penurunan tekanan darah setelah diberikan
intervensi tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) dengan nilai p-value sebesar 0,000
(p<0,05) yang membuktikan bahwa tehnik relaksasi nafas dalam juga efektif dalam
menurunkan tekanan darah diastolik pasien hipertensi di Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
Penelitian ini merekomendasikan tehnik relaksasi nafas dalam (deep breathing) sebagai
alternatif penatalaksanan non farmakologi pada pasien hipertensi karena efektif dalam
menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
34
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
35
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
nilai tekanan darah sistolik sebesar 14,412 dalam menurunkan tekanan darah pasien
dengan standar deviasi 5,040. Hasil uji hipertensi yang menunjukan adanya
statistik didapatkan nilai p value 0,000 penurunan tekanan darah pasien setelah
(p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan diberikan terapi relaksasi nafas dalam yaitu
yang bermakna antara nilai tekanan darah tekanan darah sistolik sebesar 18,46 mmHg
diastolik sbelum dan sesudah intervensi dan tekanan darah diastolik sebesar 6,54
tehnik relaksasi nafas dalam (deep mmHg. Analisa statistik dengan
breathing). menggunakan paired sampel T-test
didapatkan nilai p value tekanan darah
PEMBAHASAN
sistolik 0,001 (p<α=0,05) dan p value
Melihat dari hasil data diatas penulis
tekanan darah diastolik 0,001 (p<α=0,05).
berpendapat bahwa adanya perbedaan
Hal ini menunjukan terapi relaksasi nafas
tekanan darah sistolik dan diastolik pada
dalam efektif menurunkan tekanan darah
pasien hipertensi sebelum dan sesudah
pasien hipertensi.
diberikan intervensi merupakan hasil dari
Prosedur teknik relaksasi nafas
proses yang telah dilakukan oleh responden
dalam dan guided imagery yaitu dengan
melalui intervensi tehnik relaksasi nafas
cara menciptakan lingkungan yang tenang,
dalam (deep breathing). Hal tersebut
selanjutnya jaga privasi pasien, usahakan
diperkuat dengan hasil uji statistik dengan
tangan dan kaki responden dalam keadaan
mengunakan paired sampel T-test
rileks, kemudian minta pasien untuk
didapatkan nilai p value 0,000 (p<0,05)
memejamkan mata dan usahakan agar
pada tekanan darah sistolik, dan nila p
pasien berkonsentrasi, minta pasien
value 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah
menarik nafas melalui hidung secara
diastolik. Dengan demikian terdapat
perlahan-lahan sambil menghitung dalam
perbeadaan yang bermakna antara nilai
hati “hirup, dua, tiga”, selama responden
tekanan darah sistolik dan diastolik
memejamkan mata kemudian minta pasien
sebelum dan sesudah diberikan intervensi
untuk membayangkan hal-hal yang
tehnik relaksasi nafas dalam (deep
menyenangkan atau keindahan, minta
breathing) pada pasien hipertensi di
responden untuk menghembuskan udara
Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
melalui mulut dan membuka mata secara
Hasil ini sesuai dengan penelitian
perlahan-lahan sambil menghitung dalam
Rita (2016) tentang terapi relaksasi napas
38
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
hati “hembuskan, dua, tiga”, minta pasien tehnik relaksasi nafas dalam (deep
untuk mengulangi lagi sama seperti breathing) memiliki nilai rata-rata 174,41
prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali sedangkan tekanan darah diastolik pasien
selama lima menit. hipertensi sebelum diberikan intervensi
Kerja dari terapi ini mampu tehnik nafas dalam (deep bretahing)
memberikan pereganggan kardiopulmonari memiliki nilai rata-rata 103,82.
(Izzo, 2008). Stimulasi peregangan di arkus Tekanan darah sistolik pasien
aorta dan sinus karotis diterima dan hipertensi sesudah diberikan intervensi
diteruskan oleh saraf vagus ke medula tehnik relaksasi nafas dalam (deep
oblongata (pusat regulasi kardiovaskuler), breathing) memiliki nilai rata-rata 154,71
dan selanjutnya terjadinya peningkatan sedangkan tekanan darah diastolik pasien
refleks baroreseptor. Impuls aferen dari hipertensi sesudah diberikan intervensi
baroreseptor mencapai pusat jantung yang tehnik nafas dalam (deep breathing)
akan merangsang saraf parasimpatis dan memiliki nilai rata-rata 89,41.
menghambat pusat simpatis, sehingga Dapat diambil kesimpulan bahwa
menjadi vasodilatasi sistemik, penurunan tehnik relaksasi nafas dalam (deep
denyut dan kontraksi jantung. breathing) efektif dalam menurukan
Perangsangan saraf parasimpatis ke bagian- tekanan darah pada pasien hipertensi di
bagian miokardium lainnya mengakibatkan Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut.
penurunan kontraktilitas, volume sekuncup
SARAN
menghasilkan suatu efek inotropik negatif.
Bagi pelayanan kesahatan dalam
Keadaan tersebut mengakibatkan
megatasi permasalahan pasien terutama
penurunan volume sekuncup dan curah
dalam penatalaksanaan sebuah kasus agar
jantung. Pada otot rangka beberapa serabut
tidak selalu berfokus kepada medis dan
vasomotor mengeluarkan asetilkolin yang
farmakologis saja alangkah lebih baiknya
menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan
dikolaborasikan dengan penatalaksanaan
akibatnya membuat tekanan darah menurun
non medis dan non farmakologis. Dengan
(Muttaqin, 2009).
harapan permasalahan pasien bisa cepat
KESIMPULAN teratasi dan bisa menjadi pendidikan
Tekanan darah sistolik pasien kesehatan bagi pasien dalam mengatasi
hipertensi sebelum diberikan intervensi
39
Jurnal Keperawatan & Kebidanan STIKes Mitra Kencana Tasikmalaya
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987, Volume 3 Nomor 1, Mei 2019, Hal. 34 - 41
Infodatin. (2014). Pusat Data dan Sutanto, P, H (2016). Analisa Data Pada
Informasi. Jakarta: Kementerian Bidang Kesehatan. Jakarta :
Kesehatan Republik Indonesia. Rajawali Pers
41