Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Filsafat Ilmu

            Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


a)      Filsafat ilmu dalam arti luas: menampung permasalahan yang menyangkut
hubungan keluar dari kegiatan ilmiah, seperti: tata susila yang menjadi pegangan
penyelenggara ilmu.

b)      Filsafat ilmu dalam arti sempit: menampung permasalahan yang bersangkutan
dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat
pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah

Pengertian Filsafat Ilmu menurut beberapa ahli :


1. Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria
yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan
suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
2. Menurut Lewis White Beck, memberi pengertian bahwa filsafat ilmu membahas dan
mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya
upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3. Menurut A. Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie, 19 : 58) memandang filsafat
ilmu sebagai berikut. ”That philosophic discipline which isthe systematic study of the nature
of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the
general scheme of intellectual disciplines.” Filsafat ilmu, menurut Benjamin, merupakan
cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai
metode, konsep-konsep, dan pra anggapan-pra anggapannya, serta letaknya dalam kerangka
umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Jadi, filsafat ilmu merupakan cabang
pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-
metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka
umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
4. Menurut Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah penelaahan tentang
logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori,
yakni tentang metode ilmiah.
5. Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati,
pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
6. Menurut Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba
berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman
manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori
tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi
keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat
disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya
sendiri, dengan harapan pada penghapusan kesalahan.
7. Menurut Stephen R. Toulmin mengemukakan bahwa sebagai suatu cabang ilmu, filsafat
ilmu adalah unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur
pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-
anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan
bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan
metafisika.
8. Menurut Jujun Suriasumantri memandang filsafat ilmu sebagai bagian dari
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan
mengenai hakikat ilmu sebagai berikut. Kelompok pertanyaan pertama antara lain sebagai
berikut ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangap manusia ? Kelompok pertanyaan
kedua : Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa
ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan Filsafat Imu agar kita
mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang dimaksud dengan kebenaran ? Dan
seterusnya. Dan terakhir, kelompok pertanyaan ketiga : Untuk apa pengetahuan yang berupa
ilmu itu ? Bagaimana kaitan antara cara menggunakan ilmu dengan kaidah-kaidah moral ?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan
seterusnya.
9. Menurut Conny Semiawan menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu
yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas
ilmu lainnya.
 

Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat dirangkum
tiga telaah yang tercakup di dalam filsafat ilmu, yaitu:

1) Filsafat ilmu adalah telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu,
terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem
lambang yang digunakan. Telaah kritis ini dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris
dan ilmu rasional, juga untuk membahas studi bidang etika dan estetika, studi
kesejarahan, antropologi, dll.

2) Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep,
sangka wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasar-
dasar keempirisan, kerasionalan dan kepragmatisan.

3) Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka
macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.

Dari uraian di atas akan diperoleh suatu gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan
telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang
ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain
filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud
yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?.
 

Objek Kajian Filsafat Ilmu

Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek yaitu obyek material dan
obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan,
seperti tubuh adalah obyek material ilmu kedokteran. Adapun obyek formalnya adalah
metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan
deduktif.

Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material
dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada, baik mencakup ada
yang tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris,
sedang ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosuf membagi
obyek material filsafat atas tiga bagian, yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada
dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat
adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.

a)      Dilihat dari obyek material (lapangan)

Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita)
sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris.
Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.

b)      Dilihat dari obyek formal (sudut pandang)

Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu
yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik,
yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.

Filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek
instrumentatif, yaitu:

1. Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal :


a. Fakta (Kenyataan)

Yaitu empiris yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini
ada beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian yang berbeda-beda,
diantaranya adalah positivisme, ia hanya mengakui penghayatan yang empirik dan
sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu
dengan yang sensual lainnya. Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh
masuk subyektifitas peneliti–. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan
sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan,
sehingga ada subyektifitas peneliti.

b. Kebenaran

Positivisme, benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan
empiris sensual. Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi
tinggi atau variansi besar. Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada
korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain phenomenology,
kebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non
esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu. Secara esensial
dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran korespondensi dan teori kebenaran
koherensi.

2. Obyek Instrumentatif,  yang terdiri dari dua hal:


a. Konfirmasi

Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan
datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai
konfirmasi absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang
sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi
probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif.

b. Logika Inferensi

Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh
Aristoteles (384-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran.

Tujuan mempelajari Filsafat Ilmu

Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya
mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana pengetahuan
ilmiah itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan
ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses
penyelidikan ilmiah itu sendiri. The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu sebagai
segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang
dapat dirasakan, antara lain :

1. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap
berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber
lainnya.
2. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah.
3. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh
mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam
proses pembelajaran dan penelitian ilmiah.
4. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja
mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya.
5. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis
berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
6. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang
dikemukakan.
7. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena
para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan
permasalahan maupun penyusunan jawabannya.
8. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah.
 

Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu

Berdasarkan pemahaman dasarnya, persepsi ini tidak tepat, meskipun di dalamnya


terkandung manfaat. Secara khusus, filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat
sesuatu gejala atau segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari
sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan
merugikan. Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka
filsafat adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber
kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah
menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berperan fundamental dalam
melahirkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Fungsi filsafat ilmu adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi
atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan.
Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang
paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu.

Dalam Kehidupan Praktis


 Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut
dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat
itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari.
 Filsafat ilmu menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret
berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
 Filsafat ilmu membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena
filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
 Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
5. Filsafat ilmu berfungsi untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup
menjadi lebih baik.
6. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan
memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara
dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya.
7. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita
tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap
semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan
orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk
memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu
disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya
dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai
fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.

 
Arah Filsafat Ilmu

Arah-arah Filsafat Ilmu sangat berkaitan erat bahkan dapat dikatakan terpusat pada
konsep tentang manusia. Oleh karena itu arah filsafat ilmu secara potensial turut
mendorong berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia sehingga
menghasilkan perbaikan-perbaikan validitas dan signifikansi konsep Filsafat Ilmu. Hal
ini mengandung arti turut mendorong berkembangnya filsafat tentang manusia atau
antropologi filsafat.Sehubungan dengan ini lahirlah arah dan konsep tentang hakikat
manusia sebagai : animal rasionale, animal sociale, animal symbolicum, homo sapiens,
homo economicus, homo homini lupus, homo ludens dan sebagainya.

Berbagai arah filsafat ilmu tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsep-
konsep atau teori-teori ilmu yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung
filsafat ilmu tersebut. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat ilmu juga
mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas kebenaran berdasarkan kaidah-
kaidah keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan
hasil-hasil penelitian ilmiah.

Hubungan antara Filsafat dan Ilmu

           Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Segi semantik
perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani,
philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan,
hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang
yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut
failasuf. Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat
artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.

Pengertian ilmu yang dikemukakan oleh Mohammad Hatta adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
hubungannya dari dalam.

Victor F. Lenzen dalam Philosophy of Science yang dimuat dalam Living Schools of


Philosophy (1962) merumuskan apa yang dimaksud dengan ilmu dan filsafat ilmu.
Lenzen menyatakan, ilmu berarti suatu kegiatan kritis yang bertujuan menemukan dan
juga merupakan pengetahuan sistematis yang didasarkan pada kegiatan kritis tersebut.
Masala-masalah filsafat ilmu mencakup : (1) struktur ilmu yang meliputi metode dan
bentuk pengetahuan ilmiah, (2) kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan
pengetahuan tentang kenyataan.

            Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat.
Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari
pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa
perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori
ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang
berkaitan dengan makro kosmos maupun mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu
pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk
yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai
induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar
utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi.

         
Kesimpulan

1. Filsafat merupakan pengetahuan tentang asas-asas pikiran dan perilaku dan merupakan
ilmu untuk mencari kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal,
pandangan hidup (yang dimiliki oleh setiap orang), ajaran hukum dan perilaku serta kata-kata
arif yang bersifat didaktis (mengandung pendidikan).
2. Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekolah dasar pendidikan lanjutan dan
perguruan tinggi, berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu
membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris.
3. Jadi, Filsafat Ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka
macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai