Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

Fisika
MAKALAH

TUGAS PROJEK

Disusun oleh :

ANDI NURUL HASNA


XII MIPA 4
NO. URUT : 05
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dasar dimulainya periode mekanika kuantum adalah ketika mekanika klasik tidak bisa
menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan bergerak dengan kecepatan
yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, diperlukan cara pandang yang berbeda
dengan sebelumnya dalam menjelaskan gejala fisika tersebut. Teori atom mengalami
perkembangan mulai dari teori atom John Dalton, Joseph John Thomson, Ernest Rutherford,
dan Niels Henrik David Bohr. Perkembangan teori atom menunjukkan adanya perubahan
konsep susunan atom dan reaksi kimia antaratom. Kelemahan model atom yang
dikemukakan Rutherford disempurnakan olehNiels Henrik David Bohr. Bohr
mengemukakan gagasannya tentang penggunaan tingkat energi elektron pada struktur atom.
Model ini kemudian dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr. Tingkat energy elektron
digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang dihasilkan oleh atom yang
mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya.

B. STujuan Makalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

penerapan dan pemanfaatan dalam kehidupan sehari hari :

1. Efek Fotolistik

2. Efek Compton

3. Radiasi benda hitam

4. Sinar-X
BAB II
PEMBAHASAN

A. EFEK FOTOLISTRIK

Pada pertengahan abad ke sepuluh seorang ilmuwan Mesir di Iskandaria yang bernama
Al Hasan (965-1038) mengemukakan pendapat bahwa mata dapat melihat benda-benda di
sekeliling karena adanya cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda-benda yang
bersangkutan masuk ke dalam mata. Teori ini akhirnya dapat diterima oleh orang banyak
sampai sekarang ini.
Nah pada teori kuantum inilah efek fotolistrik di cetuskan. Teori kuantum pertama kali
dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang bernama Max
Karl Ernst Ludwig Planck (1858 – 1947). Dalam percobaannya Planck mengamati sifat-sifat
termodinamika radiasi benda-benda hitam hingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya
terkumpul dalam paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Dan pada tahun 1901
Planck mempublikasikan teori kuantum cahaya yang menyatakan bahwa cahaya terdiri dari
peket-paket energi yang disebut kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini paket-paket
energi atau partikel penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan partikel yang
dikemukakan oleh Newton . Karena foton tidak bermassa sedangkan partikel pada teori Newton
memiliki massa.
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan Albert
Einstein pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala fotolistrik dengan menggunakan
teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari suatu logam yang disinari
dengan panjang gelombang tertentu. Akibatnya percobaan Einstein justru bertentangan dengan
pernyataan Huygens dengan teori gelombangnya.Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan
elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya intensitas cahaya
yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan menurut teori gelombang
seharusnya energi kinetik elektron bergantung pada intensitas cahaya.
Kemudian dari seluruh teori-teori cahaya yang muncul dapat disimpulkan bahwa cahaya
mempunyai sifat dual (dualisme cahaya) yaitu cahaya dapat bersifat sebagai gelombang untuk
menjelaskan peristiwa interferensi dan difraksi tetapi di lain pihak cahaya dapat berupa materi
tak bermassa yang berisikan paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton sehingga dapat
menjelaskan peristiwa efek fotolistrik.
Efek fotolistrik adalah suatu proses dimana suatu cahaya dengan frekuensi cukup tinggi
mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu terpancar elektron.
Gambar ini memberi ilustrasi jenis alat yang dipakai dalam eksperimen efek fotolistrik.

Tabung yang divakumkan berisi dua elektroda yang dihubungkan dengan rangkaian
eksternal, dengan keping logam yang permukaannya mengalami iradiasi dipakai sebagai anoda.
Sebagian dari elektron yang muncul dari permukaan yang mengalami iradiasi mempunyai
energi yang cukup untuk mencapai katoda. Ketika potensial perintang V ditambah, lebih sedikit
elektron yang mencapai katoda dan arusnya menurun. Ketika V sama atau melebihi suatu harga
Vo yang besarnya dalam orde beberapa volt, tidak ada elektron yang mencapai katoda dan arus
terhenti. Terdapatnya efek fotolistrik menunjukkan bahwa gelombang cahaya membawa energi,
dan sebagian energi yang diserap oleh logam dapat terkonsentrasi pada elektron tertentu pada
dan muncul sebagai energi kinetik.

Aplikasi Efek Fotolistrik dalam kehidupan sekarang:


1. Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum radiasi
elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan
ia sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini,
kelompok peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino
yang akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik
eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang
bernama photoelectron spectroscopy atau PES.

2. Sel Surya (Solar Cell)


Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari
menjadi energy listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang
disinari dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron
di satu sisi yang disertai dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda
potensial yang jika dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Sebuah sel surya adalah sebuah alat yang mengubah energi sinar matahari
langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Kadang-kadang istilah sel surya
digunakan untuk perangkat dirancang secara khusus untuk menangkap energi dari sinar
matahari, sedangkan istilah sel fotovoltaik digunakan ketika sumber cahaya berada
unspecified. Sidang sel digunakan untuk membuat panel surya, modul surya, atau
fotovoltaik array. Fotovoltaik adalah bidang teknologi dan penelitian yang berkaitan
dengan penerapan sel surya dalam menghasilkan listrik untuk penggunaan praktis.
Energi yang dihasilkan dengan cara ini adalah contoh dari energi matahari.

Prinsip kerja sel surya. Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron
yang bermuatan positif dan “hole” yang bermuatan negatif. Elektron dan “hole”
mengalir membentuk arus listrik.
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung
energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada
permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya. Gejala efek fotolistrik dapat
diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya
dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada
frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga
elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.

Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri
dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari
mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek
photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.

Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan
bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit
bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel
surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke
grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.

3. CCD (Charge Couple Device)


Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang dilengkapi
dengan kamera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera
digital dengan resolusi hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode)
yang dipakai diseluruh supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal
dalam mengubah citra yang dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya
dapat diproses oleh komputer.

Pada tahun 1969 S. Willard Boyle dan George E. Smith pertama yang berhasil
menemukan teknologi pencitraan menggunakan sensor digital, sebuah CCD (Charge-
Coupled Device). Teknologi CCD memanfaatkan efek fotolistrik, seperti berteori oleh
Albert Einstein dan untuk itu ia dianugerahi tahun 1921 Hadiah Nobel. Dengan efek ini,
cahaya diubah menjadi sinyal-sinyal listrik. Tantangan saat merancang sebuah sensor
gambar adalah untuk mengumpulkan dan membaca sinyal-sinyal dalam sejumlah besar
gambar titik, piksel, dalam waktu singkat.

CCD adalah kamera digital mata elektronik. Itu merevolusi fotografi, sebagai
cahaya sekarang bisa ditangkap secara elektronik, bukan film. Bentuk digital
memfasilitasi pengolahan dan distribusi gambar-gambar ini. Teknologi CCD juga
digunakan di banyak aplikasi medis, misalnya pencitraan bagian dalam tubuh manusia,
baik untuk diagnostik dan untuk bedah mikro.
Prinsip kerja dari CCD yaitu ketika sebuah foton membentur atom, ini dapat
mengangkat sebuah elektron ke tingkat energy yang lebih tinggi, atau dalam beberapa
kasus, melepaskan elektron dari atom. Ketika cahaya menimpa permukaan CCD, ini
membebaskan beberapa elektron untuk bergerak dan berkumpul di kondensator.
Elektron tersebut digeser sepanjang CCD oleh pulsa-pulsa elektronik dan dihitung oleh
sebuah sirkuit yang mengambil elektron dari setiap piksel kedalam sebuah kondensator
lalu mengukur dan menguatkan tegangan yang membentanginya, lalu mengosongkan
kondensator. Ini memberikan sebuah citraan hitam-putih yang efektif dengan mengukur
seberapa banyak cahaya yang jatuh disetiap piksel.

4. Soundtrack Filem
Tempat gelap pada soundtrack suatu film bioskop bervariasi serta intensitas
cahaya mencapai sel foto dan karenanya arus mengalir ke pengeras suara
(speaker).Soundtrack ditempatkan pada sepanjang sisi film dalam wujud suatu pola
cahaya yang berhubung dengan mata dan garis gelap.Cahaya dari proyektor diarahkan
melalui soundtrack ke arah suatu phototube variasi dalam menirukan bunyi asli dalam
speaker.

5. Alarm bahaya
• Ultraviolet ditembakan melewati dan dari sumber permukaan yang sensitif terhadap
cahaya
• Arus yang diperbesar dan digunakan untuk memberi energi ke elektromagnet yang
menarik tangkai metal
• Penghalang memotong berkas cahaya elektromagnet dan mematikannya dan alarm
tersebut mati (tidak nyala)
6. Dubbing

Dalam dunia hiburan kita sering kali mendengar kata “dubbing” . Dubbing ini merupakan salah
satu penerapan efek foto listrik dalam dunia hiburan suara dubbing film direkam dalam bentuk
sinyal optik disepanjang pinggiran keping film. Ketika film diputar , sinyal ini dibaca kembali
melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listrik diperkuat dengan menggunakan amplifier
tabung  sehingga menghasilkan film bersuara.

        

7. Foto Diode / Foto transistor


Sebuah fotodioda adalah suatu norman pn diododa dimana cahaya dapat masuk melalui jendela
kecil casing. Photodioda ini dioperasikan pada bias balik (reverse bias) dan arus yang dihasilkan
sebanding dengan banyaknya cahaya yang masuk ke jendela. Diode piranti ini digunakan
nsebagi penerima serat optic dan counter cepat karena waktu respon yang cepat. Biasanya
digunakan dengan dasar terputus dengan jendela yang memungkinkan cahaya untuk bersinar ke
persimpanagan kolektor-basis. Hal ini memungkinkan pasangan electron-lubang yang lebih
yang akan diprosuksi. Sebagai transistor penguat besi.  

Manfaat dari foto transistor ini adalah dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik
melalui efek foto listrik internal. Dapat bermanfaat juga sebagai sensor cahaya berkecepatan
tinggi.

Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron dan
hole.  Kelebihan elektron di satu sisi dan hole disatu sisi lain akan menimbulkan beda potensial
yang jika dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Diode laser Photo

B. EFEK COMPTON

Efek Compton adalah pemindahan energi dari cahaya dan radiasi elektromagnetik
lainnya, seperti sinar-x dan sinar gamma, untuk partikel subatom stasioner seperti elektron. Ini
pengaruh teramati memberikan kepercayaan kepada teori bahwa cahaya terdiri dari partikel
yang disebut foton. Energi yang ditransfer adalah terukur dan interaksi sesuai dengan hukum
kekekalan energi. Artinya, energi gabungan dari foton dan elektron sebelum tumbukan adalah
sama dengan energi gabungan dari dua partikel setelah tumbukan. Hasil sekunder dan terkait,
dari tumbukan foton dan elektron dikenal sebagai hamburan Compton, yang diamati sebagai
perubahan arah dari foton setelah tumbukan serta perubahan dalam panjang gelombang mereka.
Pada awal abad ke-20, fisikawan mencatat, Max Planck, berteori bahwa energi
elektromagnetik, seperti cahaya tampak dan radiasi lainnya, terdiri dari paket individu energi
yang disebut foton. Paket ini lebih lanjut seharusnya tanpa massa, namun memiliki sifat
individu dan, di kali, untuk berperilaku seperti dan berbagi sifat tertentu dengan partikel
subatomik lainnya dengan massa yang dapat diamati. Serangkaian percobaan dan perhitungan
menghasilkan penerimaan teori ini, dan ketika efek Compton – hamburan elektron karena
penyerapan mereka energi dari foton – diamati dan direkam oleh fisikawan Arthur Holly
Compton pada tahun 1923, teori Planck semakin diperkuat.
Karya Compton pada fenomena yang dikenal sebagai efek Compton kemudian
membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam fisika. Compton mengamati bahwa
foton bisa memberi energi untuk partikel subatomik seperti elektron, menyebabkan mereka
untuk menyebar, atau menjauh dari posisi asli mereka. Dalam kondisi tertentu, hal ini dapat
menyebabkan elektron untuk dipisahkan dari molekul induknya, pengion mereka, atau
mengubah muatan listrik bersih dari netral ke positif dengan menghilangkan elektron bermuatan
negatif.
Dia lebih jauh mengamati bahwa setelah tumbukan, foton dipamerkan peningkatan
panjang gelombang, akibat langsung dari hilangannya energi untuk elektron dan terkait dengan
sudut defleksi dalam perubahan arah, yang dikenal sebagai hamburan Compton. Hubungan ini
didefinisikan oleh persamaan dikenal sebagai rumus Compton. Sebuah analogi yang umum
digunakan untuk membantu menjelaskan efek Compton adalah yang mencolok dari sekelompok
bola bilyar stasioner oleh tongkat bola bergerak. Tongkat bola menanamkan beberapa jika
energi untuk bola lainnya, yang menghamburkan bola bergerak tongkat ke arah lain pada
kecepatan berkurang. Sementara cahaya memiliki kecepatan konstan, berkurangnya kecepatan
bola analog dengan keadaan energi yang lebih rendah dari foton setelah bertabrakan dengan
elektron, yang ditunjukkan oleh panjang gelombang lebih panjang bukannya mengurangi
kecepatan.
Penerapannya sebagai berikut:
  Teleskop Compton (Comptel)
Teleskop pencar Compton biasanya  memiliki dua tingkat instrumen. Pada tingkat atas,
sinar gamma Compton menyebarkan kosmik dari sebuah elektron dalam suatu
sintilator.  Foton tersebar kemudian bergerak kebawah  ketingkat kedua bahan sintilator
yang benar-benar menyerap foton tersebar.
  NCT
Teleskop compton nuklir (nct) adalah γ ditanggung balon-ray-lembut (0,215mev)
teleskop dirancang untukm engetahui sumber astrofisika dari garis emisi nuklir dan pola
isasi γ-ray. Nct menggunakan sebuah array dari 12 detekto rpencitraan 3-d germanium
(geds)

C. RADIASI BENDA HITAM

o Pengertian Radiasi Benda Hitam

Radiasi Benda Hitam ialah suatu benda dimana radiasi kalor yang masuk akan dihirup
semuanya, lubang kecil pada sebuah dinding yang berlubang bisa diibaratkan sebagai benda
hitam yang komplet.

o Intensitas Radiasi Benda Hitam

Frekuensi elektromagnetik di dalam dinding berlubang yang memiliki panjang frekuensi yang
berbeda-beda. Kondisi tersebut diakibatkan karena partikel-partikel yang menyemburkan
frekuensi tersebut bergerak dengan akselerasi yang berbeda-beda. Intensitas total yang
disemburkan benda hitam bisa dihitung dengan menghitung luas dibawah  Iλ sebagai fungsi λ.
Besarnya intensitas total tersebut didapat dari rumus Stefan-Boltzman dengan menempuh e=1,
(untuk benda hitam), yakni sebagai berikut:

I = σT4
Masing-masing kurva memiliki satu nilai maksimal yang berlangsung pada panjang frekuensi
yang dinamakan λmaks .

o Radiasi Kalor

Apabila benda menerima energi radiasi, maka benda tersebut akan memancarkan energi yang
diterima ke lingkungannya. Benda yang mudah menerima banyak energi radiasi akan mudah
pula memancarkan banyak energi radiasi. Stefan-Boltzman mendapatkan bahwa jumlah energi
yang dipancarkan suatu permukaan benda persatuan luas per satuan waktu sebanding dengan
pangkat 4 temperaturt sepenuhnya.

Keterangan:
P = daya (watt)
A = luas permukaan benda (m2)
W = energi persatuan luas persatuan waktu (watt / m2)
e = emisivitas
T = suhu mutlak (K)
σ = tetapan Stefan-Boltzman (5,67 . 10-8 watt m2 K4)

o Energi yang di Radiasikan Benda Hitam

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa benda hitam merupakan benda yang mampu
menyerap radiasi dengan baik. Namun, benda hitam juga pemancar radiasi yang buruk. Hal itu
menjelaskan bahwa benda putih meskipun tidak mampu menyerap radiasi yang baik, namun
dapat memancarkan radiasi yang baik. Sebuah benda hitam disebut baik bila dapat menyerap
radiasi secara total. Kemampuan benda menyerap radiasi disebut emisivitas (Ɛ). Benda hitam
memiliki emisivitas (Ɛ) = 1 sedangkan benda yang mengkilap memiliki emisivitas (Ɛ) = 0. Sifat
bahan dan suhu mempengaruhi besarnya intensistas radiasi yang dipancarakan dengan rumus
matematis adalah sebagai berikut:
R = Ɛ . σ . T4

Di mana :

R = Intensitas radiasi

Ɛ = Emisivitas bahan

σ = Konstanta Stefan-Boltman, nilainya 5,67 x 10-4 W/m2.K4

T = Suhu mutlak benda (K)

o Perpindahan Kalor Dengan Cara Radiasi

Laju perpindahan kalor radiasi berbanding lurus dengan luas benda dan pangkat suhu mutlak.
Artinya, benda yang mempunyai luas permukaan benda yang lebar maka memiliki laju
perpindahan kalor yang besar pula, begitu sebaliknya. Begitu pula dengan suhunya. Benda yang
memiliki suhu tinggi akan lebih cepat perpindahan kalornya daripada benda yang memiliki suhu
rendah. Pernyataan di atas dikemukakan oleh Josef Stefan pada tahun 1879. Selang 5 tahun
kemudian Ludwig Boltzmann menuliskan matematisnya. Adapun persamaan matematisnya
adalah sebagai berikut:

Q/t = e σ A T4

Di mana

Q = Kalor atau energi yang pindah

t = Waktu

Q/t = Laju perpindahan kalor dengan cara radiasi

σ = Konstanta Stefan-Boltman, nilainya 5,67 x 10-4 W/m2.K4

A = Luas permukaan benda (m2)

T = Suhu mutlak benda (K)

e = Emisivitas (angka yang tidak berdimensi yang nilainya antara 0 dan 1)


Penerapan :

 Gejala Pemanasan Global (Efek Rumah Kaca )

Efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 10 C  sampai 50 C . salah satu contoh
nya dalah ketika kita memarkirkan mobil pada siang hari. Sering kali suhu di dalam mobil lebih
panas dibandingkan suhu di luar. Hal ini dikarenakan sebagian energy panas matahari telah
diserap oleh kursi, karpet dan dashboard mobil. Ketika benda- benda tersebut melepaskan
energy panas matahari tidak semuanya keluar melalui jendela tetapi sebagian dipantulkan
kembali. Hal ini disebabkan perbedaan panjang gelombang sinar matahari yang memasuki
mobil dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh kursi. Sehingga jumlah energi yang
masuk lebih banyak dibandingkan energi yang dapat keluar. Sehingga terjadi kenaikan bertahap
pada suhu di dalam mobil. jika tidak ada atmosfer , energy sinar matahri yang sampai ke bumi
akan memanaskan bumi hingga mencapai suhu 8000C di daerah khatulistiwa.

 Penggunaan Pakaian

Pada malam hari , ketika kita menggunakan pakaian  berwarna hitam akan terasa lebih hangat.
Hal ini dikarenakan permukaan yang gelap merupakan penyerap dan pemancar kalor yang baik.
Sedangkan warna terang merupakan penyerap dan pemancar kalor yang kurang baik. Sehingga
pakain berwarna putih cocok digunakan di siang hari yang panas karena tubuh kita tidak akan
terlalu merasakan panasnya terik matahari.
Mengukur Suhu Matahari  

Dengan meniliti spectrum sebuah bintang , kita akan dapat mengetahui suhu bintang. Tidak
perlu mendekat ke matahari atau bintang kita dapat berpedoman pada spectrum radiasi benda
hitam .

Secara alamiah pada suhu tinggi didalam bintang – bintang akan terjadi radiasi fusi. Dimana inti
– inti yang ringan akan bergabung menjadi inti yang lebih berat. Energi yang dihasilkan oleh
matahari atau bintang terdiri atas berbagai bentuk radiasi gelombang elektromagnetik yang
dapat diketahui melalu frekuensi atau panjang gelombangnya. Semua gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan akan merambat dalam ruang angkasa dengan kecepatan yang
sama yakni dengan kecepatan spektrum cahaya. Maka dari itu , seorang astronom dapat
mengetahui suhu matahari melalui penelitian spectrum sebuah bintang.

 Termos

Termos merupakan salah satu aplikasi yang menggunakan konsep radiasi benda hitam. Prinsip
kerja dari termos adalah sebagai berikut :

 Lapisan perak mengkilap : berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi.


Lapisan ini memantulkan radiasi  kembali  ke dalam termos
 Dinding gelas : berfungsi sebagai konduktor , yang mana tidak dapat memindahkan
kalor
 Ruang vakum antar dinding : mencegah perpindahan kalor baik secara konveksi maupun
konduksi
 Sumbat : sumbat ini dibuat dari bahan isolator . hal ini berfungsi agar konveksi antar
udara luar terjadi
 Panel Surya

Panel surya ini merupakan alat yang digunakan untuk menyerap radiasi dari matahari. Panel
surya terdiri dari wadah logam yang berongga yang dicat hitam dengan panel yang terbuat dari
kaca. Kalor radiasi dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan dihantarkan secara
konduksi melalui logam. Bagian dalam panel dijaga tetap hangat oleh efek rumah kaca,
kemudian sirkulasi air melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh untuk dimanfaatkan
pada sistem pemanas air domestik dan memanasi kolam renang.
D. SINAR-X

Aplikasi  X- Ray  dalam Berbagai Bidang


Proses terjadinya sinar X yang ditemukan oleh W Rontgen (1895) menjelaskan bahwa proses
terjadinya sinar X merupakan kebalikan dari fenomena efek fotolistrik. Pada efek foto listrik,
foton datang pada permukaan logam lalu dari permukaan logam dikeluarkan elektron foto. X-
Ray dapat dijelaskan sebagai berikut : electron energetik menumbuk permukaan logam, dan dari
permukaan logam dipancarkan sinar-x atau foton. Energy kinetik elektron dirubah seluruhnya
menjadi energi foton

         

Spektrum sinar X berada pada daerah cahaya tidak tampak (invisible) , dengan panjang
gelombang sangat pendek (orde angstrum) atau memiliki frekuensi yang sangat tinggi, sehingga
sinar X memiliki daya tembus yang sangat tinggi.

Sinar X mempunyai frekuensi 1016 Hz  sampai 1020Hz. Sinar X banyak di manfaatkan
dalam bidang kedokteraan seperti untuk memotret keduduka tulang, dan bidang industri
dimanfaatkan untuk menganalisis struktur kristal. Sinar X dapat di deteksi oleh film fotografik,
karena itu digunakaan untuk menghasilkan gambar benda yang biasanya tidak dapat dilihat.

Dalam bidang Kesehatan

 Mamografi

Mamografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat mendeteksi


kelainan pada payudara dengan akurat. Perempuan memiliki mammogram, dimana payudara
mereka yang diperiksa dengan sinar X untuk mencari tanda – tanda awal kanker payudara.
Sebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mammogram menggunakan radiasi ion untuk
menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisa gambar untuk menemukan adanya
pertumbuhan yang abnormal.

Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi (missed
cancer). Hal itu disebabkan antara lain oleh jaringan normal yang lebih tebal disekitar kanker,
atau menutupi jaringan kanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat.

Terdapat 2 jenis mammografi:

1. screen-film mammografi, seperti halnya rontgen menggunakan film yang harus dicetak
2. full-field mammografi, hasilnya dapat dilihat di monitor secara digital dan dapat dicetak
jika diperlukan

Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar terbaik untuk screening dini kanker
payudara. Ultrasound, Ductography, dan Magnetic Resonance merupakan beberapa teknik lain
yang juga digunakan untuk memperkuat hasil mammografi. Ductogram digunakan untuk
mengevaluasi darah yang keluar dari puting. Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan
untuk evaluasi lanjutan atau sebelum operasi untuk melihat adanya daerah abnormal lainnya.

 Pantau kesehatan jantung dengan Sinar X

Coronary angiografi merupakan terobosan dari solusi masalah jantung tanpa


pembedahan. Angiografi koroner adalah prosedur pemeriksaan minimal invasif menggunakan
sinar-X (X-Ray), yang bertujuan memeriksa struktur pembuluh darah jantung, ruang jantung,
katup jantung, otot jantung dengan kamera khusus.
 Histerosalpingografi (HSG)

Histerosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa


rahim dan saluran telur (tuba fallopi). Pemeriksaan menggunakan sinar X (rontgen). HSG
memeriksa adanya kelainan ukuran atau bentuk rahim yang dapat menyebabkan infertilitas dan
masalah pada kehamilan. Juga dapat menunjukkan apakah ada penyumbatan pada saluran telur.
Terkadang juga digunakan dalam beberapa bulan setelah prosedur sterilisasi untuk memastikan
bahwa saluran tuba telah benar-benar terpisah. Pada kasus infertilitas pemeriksaan HSG
merupakan pemeriksaan minimal yang dilakukan pada istri yang memiliki siklus haid normal.
 CT Scanning
Karena jumalah informasi yang tersedia menggunakan Xrays terbatas. Maka untuk  melihat
tubuh dalam three dimensional adalah dengan menggunakan tomografi computer (CT scan). CT
scan ini merupakan suatu perkembangan baru dalam penerapan X-ray. Sebuah computer
digunakan untuk mengumpulkan gambar dari sejumlah besar tubuh irisan untuk menghasilkan
komposit gambar tiga dimensi.dalam CT scanner pasien berbaring pada sofa horizontal sofa
bergerak yang dapat meluncur masuk dan keluar dari scanner. Sumber sinar X bergerak di busur
sekitar pasien dan menghasilkan ledakan singkat. Sejumlah detector Xray diatur , di busur di
sebrang pasien. Detector ini terdiri dari natrium iodide Kristal untuk mendeteksi sinar X dan
diode untuk mencatat scintillation dari Kristal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan efek fotolistrik, efek compton dan sinar X dalam kehidupan seari-hari sangatlah
masif dan dapat dengan mudah kita dapatkan di sekitar kita, dikarenakan melalui teorema-
teorema ini kita dapat meghasilkan alat-alat yang sangat berguna dalam mempermudah urusan
manusia seperti: efek fotolistrki digunakan untuk dubbing film, tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube), diode laser photo, sel surya (Solar Cell) serta efek compton digunakan
untuk teleskop compton (Comptel), NCT dan sianar X digunakan dalam dunia kesehatan,
bidang perindustrian, bidang keamanan/security, bidang kesenian, bidang pertanian.
Sesungguhnya masih banyak lagi alat-alat yang menggunakan prisip kerja efek fotolistrik, efek
compton dan sinar X namun mungkin belum terpublikasikan secara luas terkhusus dalam dunia
militer.

Anda mungkin juga menyukai