Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Yayan Mulyana


NPM : 2013053079
Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi
MKS : KPD6201
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen Pengampu : 1. Supriyadi, M.Pd
2. Ika Wulandari UT . M.Pd
Semester : 1 / Ganjil
Kelas :1C

Jurusan Ilmu Pendidikan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
14 Desember 2020
I . DASAR TEORI

Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan


energi yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian
reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan phosphate
bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses keseluruhan dari
respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi
CO2 sedangkan O2 yang diserap direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau gula
lainnya, lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi
umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 ➔ 6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di
medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan reaksi
oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk aktivitas sel
dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.
Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon antara
disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Respirasi aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang memerlukan
oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O à oksidasi sempurna).
Raksinya : C6H12O6 ➔ 6CO2 + 6H2O + ATP
2. Respirasi anaerob
Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor (respirasi yang
tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak lengkap à oksidasi tidak
sempurna )
Raksinya : C6H12O6 ➔ 2C2H5OH + 2CO2 + ATP

A. Resprasi pada insecta


Kelas hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki yang
berjumlah emanam. Namun tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam. Golongan
serangga primitif memmiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga
mengalami pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan
pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis
tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di
tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang mengeluarkan
cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring. Ada yang memiliki
nilai ekonomi dan ada juga yang merugikan. Serangga merpakan hewan yang paling sukses
hidup didunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta
sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus
yaitu entomologi.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis zat
kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang
dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada
ummunya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh
bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada
vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai
berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara kaya
CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada
volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar
sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian,
darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk
mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung
pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam ke dalam
air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ
yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam gelembung
dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap
udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang.
Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.

B. Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau)


Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam
proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan
tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai ”Building Block”.
Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam
nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak,
sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu
lainnya, seperti lignin.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
1. Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan
respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi
dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak
maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10,
dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar
10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
4. Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian
kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan
muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian
pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
5. Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar
maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik sampai 10 % dan kadar
O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
6. Persediaan air.
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
7. Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas, panas menambah kegiatan
respirasi.
8. Luka
Jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
9. Pengaruh bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada
jaringan. Dalam Konsentrasi rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah
respirasi dalam waktu singkat.
II. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum lapangan ini adalah membuktikan bahwa respirasi memerlukan udara
(oksigen)

III. MANFAAT PRAKTIKUM


Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Membantu mahasiswa (praktikan) dalam upaya memahami pembuktikan bahwa respirasi
memerlukan udara (oksigen) melalui pengamatan secara langsung di lapangan.
2. Sebagai bentuk realisasi dari program-program praktikum Respirasi makhluk hidup yang
telah dirumuskan oleh pihak Laboratorium.
3. Memberikan informasi mengenai kecepatan respirasi makhluk hidup.
4. Menumbuhkan rasa kecintaan terhadap alam dan sikap menghargai keanekaragaman
makhluk hidup sebagai bentuk kekayaan bangsa.

IV. ALAT DAN BAHAN

a. Botol ukuran kecil 3 buah (botol bekas air zam-zam/botol selai)


b. Sedotan air mineral kemasan
c. Plastisin
d. Kapur sirih secukupnya
e. Kapas secukupnya
f. Kacang hijau yang sedang berkecambah secukupnya
g. Kecoa atau belalang 1 ekor
h. Pipet tetes (boleh ada boleh tidak)
i. Air yang diberi pewarna merah secukupnya
j. penggaris
V. CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan (Lihat gambar)

2. Masukkan kapur sirih/kapur pertanian ke dalam dasar botol, selanjutnya masukkan


kapas secukupnya

3. Masukkan kacang hijau yang sedang berkecambah ke dalam botol yang telah diberi
lapisan kapas pada langkah (2)

4. Lubangi tutup botol lalu masukkan sedotan, setelah itu lapisi bagian dekat pangkal
sedotan dengan segumpal plastisin, kira-kira dapat menyumbat mulut botol.
Selanjutnya masukkan pangkal sedotan air kemasan yang dilapisi gumpalan plastisin
tersebut hingga plastisin menutup mulut botol, sedotan air kemasan menghubungkan
udara luar dengan udara di dalam botol.
5. Merapikan plastisin pada mulut botol hingga mulut botol tertutup dengan rapat dan
rapi.

6. Memberi label A respirometer buatan menggunakan jangkrik dan label B pada


respirometer buatan menggunakan kecambah kacang hijau dan label C pada respirometer
buatan tanpa makhluk hidup (sebagai kontrol).
7. Menetesi ujung sedotan air kemasan gelas pada setiap respirometer dengan air yang
diberi pewarna merah.
8. Kondisi respirometer dalam keaadaan miring saat diamati tetesan air berwarna pada
setiap respirometer dengan selang waktu 5 menit selama 5 kali pengamatan, dan ukur
pergerakan air warna merah dengan menggunakan penggaris.

9. Menuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja

VI. HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan Respirasi membutuhkan oksigen


No Respirometer Keadaan air berwarna pada respirometer
pertama kedua ketiga keempat kelima
1 Jangkrik (A) 1,2 cm 2,5 cm 2,9 cm 3,5 cm 4,2 cm
2 Kecambah (B) 0 0 0,5 cm 0,75 cm 1,1 cm
3 Kosong (c ) 0 0 0 0 0
VII. PEMBAHASAN
Dari data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur
kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan dengan eosin . Hal ini dipastikan karena eosin yang
bergerak tersebut disebabkan oleh aktivitas kecambah ataupun belalang dan Ca(OH)2. Peran
Ca(OH)2 adalah mengikat CO2, karena Ca(OH)2 bersifat hidrofil (hydrofilic). Maka dari itu
KOH dilapisi tissue agar sifat kaustik dari Ca(OH)2 tidak terlalu berefek pada makhluk hidup
yang ada di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi . CO2 dari sisa metabolisme kecambah
atau belalang akan diikat oleh Ca(OH)2. Volume udara yang berkurang akan menyebabkan
adanya tekanan negatif yang menyebabkan eosin bergerak menuju tabung kaca yang berisi
jangkrik. Sehingga semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju
respirasinya, maka larutan berwarna juga akan lebih cepat bergerak ke arah tabung

1.Respirasi pada jangkrik


Laju respirasi pada jangkrik pada praktikum repirasi kali ini menggunakan jangkrik yang
dimasukkan ke dalam respirometer. Jangkrik ini dima`sukkan ke dalam tabung respirometer
kemudian dimasukkan Ca(OH)2 yang berfungsi untuk mengikat CO2, namun Ca(OH)2 harus
dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam
tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan jangkrik dengan zat kimia. Kemudian pada
ujung pipa kapiler diberi cairan larutan berwarna sebagai indikator sekaligus memisahkan
udara yang ada di dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung

2.Respirasi pada kecambah


Laju respirasi pada kecambah perlakuan untuk mengukur kecepatan pada kecambah sama
dengan perlakuan terhadap belalang. Menggunakan Ca(OH)2 untuk mengikat CO2 dan
larutan berwarna sebagai indikator sekaligus pemisah udara dalam dan luar tabung.

VIII. PENUTUP
A. Kesimpulan
• Ca(OH)2 berfungsi sebagai peningkat CO2 agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain
itu Ca(OH)2 juga berfungsi sebagai pengikat CO2.Kristal Ca(OH)2 dapat mengikat
CO2 karena bersifat hidroskopis.
• Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.

B. Saran
Dalam praktikum lakukan dengan teliti sehingga dapat mendapatkan hasil yang
akurat. Jangan mengubah/menggeser posisi respirometer agar laju eosin
tidak terganggu.Sebaiknya, saat pengambilan Ca(OH)2 menggunakan sendok atau tissue
karena jika terkena kulitakan mengakibatkan gatal/panas.
Dalam menyambungkan tabung dengan pipa respirometer gunakan vaselin agar
lebih mudah dilepas lagi dan menjaga agar udara dalam tabung tidak bocor
(tidak tercampu rdengan udara luar)
DAFTAR PUSTAKA

http://negerisekolahpunyahaifa.blogspot.com/2014/05/laporan-praktikum-biologi-
respirasi.html

http://yolandabee.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-biologi-respirasi_6171.html

https://www.coursehero.com/file/47267546/UJI-RESPIRASI-MAKHLUK-HIDUPdocx/

Anda mungkin juga menyukai