Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Proses Pembelajaran Yang Di Terapkan Di SMK CAHAYA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas individu pada mata kuliah
Manajemen Sekolah yang diampu oleh :

Wahyu Bagja Sulfemi, M.Pd.

Oleh :

Dewi Paramita

0142S1A018039

STKIP MUHAMMADIYAH BOGOR

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

TAHUN 2020

1
ABSTRAK

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui standar proses pendidikan di SMK


CAHAYA, jenis observasi ini menggunakan metode wawancara dengan
melakukan serangkaian pertanyaan mengenai standar proses pendidikan,
kurikulum apa yang di terapkan di SMK CAHAYA, metode guru saat mengajar
serta penerapam budaya apa yang di lakukan di SMK CAHAYA dan strategi
mengenai proses pembelajaran di SMK CAHAYA.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan


kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa sebagpeserta didik. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dri luar individu.
Faktor dari dalam individu meliputi fisik dan psikis diantarnya adalah motivasi,
belajar yang dilakukan tersebut untuk meraih suatu tujuan

Kata Kunci : Proses Pembelajaran, belajar, guru

2
PENDAHULUAN

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk
menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan
keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan kinerja apabila terjun dalam
dunia kerja. Pendidikan SMK bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik agar dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta menyiapkan peserta didik untuk
memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. Sulfemi (2020 :
2)

Pembaharuan peningkatan mutu pendidikan sistem pendidikan masing-masing


sekolah memiliki visi misi dan strategi pembangunan sekolah guna terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Terkait dengan visi misi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip


penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan peyelenggaraan proses
pendidikan. Dalam proses tersebut dipelukannya guru yang
profesional,memberikan keteladanan, mengembangkan potensi siswa, dan
kreativitas peserta didik. Standar proses pendidikan ini untuk menghasilkan
lulusan yang bermutu, berkualitas, proses pembelajaran harus fleksibel, bervariasi,
dan memenuhi standar. Untuk memenuhi standar proses pendidikan dalam proses
pendidikan guru harus menciptakan motivasi belajar yaitu guru harus memiliki
metode belajar yang kreatif agar dapat mengubah suasana belajar sehingga
meningkatkan semangat belajar pada siswa .

Standara proses pendidikan di SMK CAHAYA ada 2 jurusan yaitu Manajemen


Perkantoran (MP) dan Bisnis dan Daring Pemasaran (BDDP), akreditas di SMK
CAHAYA ini A namun setia jurusan nya berbeda yaitu jurusan Manajemen
Perkantoran akreditas A dan Bisnis dan Daring Pemasaran akreditas B

Standar proses pendidikan meliputi prencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan


proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesie

3
PEMBAHASAN MATERI

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan


kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa sebagpeserta didik. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran
dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun dri luar individu.
Faktor dari dalam individu meliputi fisik dan psikis diantarnya adalah motivasi,
belajar yang dilakukan tersebut untuk meraih suatu tujuan. Sulfemi, (2020:3).

KKM bisa tercapai karena adanya peran serta peserta didik sebagai subjek belajar
pada proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang akan memberikan
kemudahan dalam proses pembelajaran. Sulfemi, (2020: 151)

Dalam hal ini peneliti harus mencari metode yang sesuai dengan materi,
kemamuan peserrta didik, dan memberikan pengalaman nyata dengan melibatkan
peserta didik dalam pengalaman belajar yang menyenangkan untuk itu coba
menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan audio visual. Sulfemi (2020 :
152)

Segala, menyampaikan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang


digunakan untuk memperhatikan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenan dengan bahan – bahan pelajar. Penggunaan metode demonstrasi
bermanfaat bagi peserta didik agar memiliki kesempatan unuk mengembangkan
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan untuk mengamati segala benda
yang sedang terlibat dalam proses pembelajaran. Sulfemi, (2020 : 152)

Baik guru maupun pihak sekolah memiliki pertimbangan khusus untuk


menentukan model pembelajaran yang akan digunakan pada setiap materi dan
kompetensi yang diharapkan. Sulfemi (2020 : 4)

Model pembelajaran yang dipakai pada kurikulum 2013 sebenarnya meiliki


kemiripan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ataupun Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yakni dengan model Cara Belajar Peserta
Didik Aktif ( CBSA). Namun, penekanan pembelajaran pada kurikulum baru ini
lebih kepada ketercapaian kompetensi atau lebih dikenal dengan model Desain
Sistem Intruksional atau pembelajaran Berorientasi Pencapaian Kompetensi (DSI-
PK). Sulfemi, (2020 : 5)

Frekuensi belajar merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan hasil
belajar eserta didik. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan
peserta didik maka tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Proses belajar
mengajar di sekolah melibatkan dua komponen penting, yaitu guru dan peserta
4
didik. Keberadaan guru in akan mempengaruhi kegiattan belajar mengajar dikelas.
Seorng guru dituntut mampu untuk menjadi seorang yang mampu memotivasi
peserta didik, meningkatkan minat

belajar peseta didik, serta memiliki kompettensi yang sesuai dengan


kemampuannya. Sulfemi, (2020 : 53)

kemampuan guru adalah mengelola kelas agar suasana belajar peserta didik selalu
aktif dan produktif sesuai dengan metode mengajar yang telat direncanakan dalam
RPP. Selain itu guru harus memiliki pemahaman yang baik mengenai metode
pembelajaran sistem penilaian, dan tujuan – tujuan pembelajaran. Sulfemi, (2020
: 53)

selain itu guru juga berfungsi sebagai motivator, konseling, dan pemimpin dalam
kelas. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka dalam lembaga
pendidikan formal, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru
dengan kegiatan peserta didik. Salah satu untuk mengoptimalkan pembelajaran
adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak dipengaruhi oleh guru.
Karena pengajaran adalah sebuah system, maka perbaikannya harus mencangkup
keseluruhan komponen dalam system maka perbaikannya harus mencangku
keseluruhan komponen dalam system pengajaran tersebut, komponen –
komponen yang terenting tujuan, materi, dan evaluasi. Sulfemi (2020 : 54)

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar,


melaksanakan kegiatan yang direncanakan, melaksanakan penilaian terhadap hasil
dari proses belajar mengajarr, maka kemamuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran meruakan faktor utama dalam mencapai
tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dn melaksanakan proses belajar
mengajara ini adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung
jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru sebagai pendidik mengandug arti
yang sangat luas, ttidak sebatas memberikan bahan – bahan penggajaran tetapi
menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapii tantangan di
masyarakat. Sufemi, (2020 : 54)

sebagai pengajar dan pendidik, guru hendaknya memiliki perencanaan (planning)


yang cukup matang. Perenccanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan
berbagai unsur seperti tujuan pengejaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar,
metode mengaja, dan evaluasi. Unsur – unsur tersebut merupakan bagian integral
dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
kualittas guru sngat berpengaruh terhadap hasil yang maksimal. Sulfemi, (2020 :
54)
5
Menurut Bruner belajar merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang
menemukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala
yang ada di lingkungan kita. Usman (1999 : 5) menambahkan bahwa belajar
adalah usaha memperoleh perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam
pengertian ini berarti bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar, akan
mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,
maupun aspek sikapnya Masih menurut Bruner Sapriati (2014:1.23)
mengemukakan proses belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu:

1. Tahap Informasi adalah proses penjelasan,penguraian,atau pengarahan


mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Tahap Transformasi adalah proses peralihan atau perpindahan prinsip-prinsip


struktur tadi ke dalam diri peserta didik.

3. Tahap Evaluasi adalah proses penilaian perubahan pengetahuan,


keterampilan, dan sikap tadi. Selanjutnya menurut Hamalik, (2003:234) demi
tercapainya sebuah proses belajar maka perlu diketahui adanya prinsip-prinsip
dalam belajar yaitu:

1) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu

2) Belajar akan lebih berhasil jika disertai perbuatan pelatihan

3) Belajar akan lebih berhasil jika memberi hasil yang menyenangkan

4) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan aktifitas


belajar itu sendiri

atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya

5) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami, bukan
sekedar menghafal fakta

6) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang lain

7) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si pelajar

8) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pengalaman.
Sulfemi, (2020 : 56)

Baik buruknya hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang

6
berupa evaluasi, selain mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditujuka
kepada proses pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat
kterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses
pembelajaran dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,
maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik akan semakin tinggi
sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kompetensi berasal
dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Sulfemi (2020
: 57-58)

Model penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 merupakan gabungan


antara penilaian tradisional dan penilaian modern. Namun, penilaian modern lebih
ditekankan untuk digunakan oleh para guru, karena dengan menggunakan
penilaian modern berbagai karakter peserta didik dapat dinlai dengan melakukan
pengamatan secr rutin. Selin itu bentuk penilaian dengan angka, penilaian dengan
abjad, dan penilaian dengan mendeskripsikan setiap kompetensi inti (KI) untuk
setiap mata pelajaran. Sedangkan bentuk penilaian dengan angka memiliki
rentang antar 1 s/d 4 dengan batas nilai minimum atau KKM sebesar 2,67. Setelah
nilai anga didapat, nilai tersebut dikonversi kedalm bentuk abjad. Sulfemi, (2020 :
6

METEDOLOGI

Penelitian dilaksanakan di SMK CAHAYA Bogor pada semester genap mengenai


standar Proses Pendidikan pada tahun akademik 2019/2020. Metode yang
digunakan adalah metode wawancara berjumlah anggota 2 orang dalam
wawancara ini membahas meliputi : mengenai kurikulum apa yang gunakan di
SMK CAHAYA, berapa jumlah siswa setiap masing-masing rombel kelas,
budaya apa saja yang diterapkan di SMK CAHAYA Bogor, apakah setiap guru
memilik buku pegangan di setiap mata pelajaran, bagaimana sistem pembagian
kelas di SMK CAHAYA Bogor, bagaimana strategi guru menghadapi bagi siswa
yang memiliki sifat yang intropert/hiperaktif, lalu bagaimana cara guru di SMK
CAHAYA mengatasi penilaian bagi siswa yang memiliki nilai rendah dan daftar
kehadiran nya pun rendah, apakah kepala sekolah SMK CAHAYA berperan
sebagai guru mata pelajaran dan berapa durasi di setiap mata pelajaran.

7
HASIL OBSERVASI

Data hasil observasi di SMK CAHAYA mengenai standar proses pendidikan


dengan metode wawancara berikut data hasil dari wawancara meliputi :

a. Kurikulum yang digunakan di SMK CAHAYA kurikulum K13


b. jumlah siswa masing – masing rombel kelas berbeda yaitu berjumlah,
untuk kelas 10 jurusan MP1 berjumlah 43 orang, kelas 10 jurusan MP2
berjumlah 41, kelas 10 jurusan BDDP berjumlah 39 orang, kelas 11
jurusan MP1 berjumlah 42, kelas 11 jurusan MP2 berjumlah 44 orang,
kelas 11 jurusan BDDP berjumlah 25 orang, kelas 12 jurusan MP1
berjumlah 36 orang, kelas 12 jurusan MP2 berjumlah 32 orang dan kelas
12 juruan BDDP berjumlah 22 orang.
c. Budaya sekolah yang diterapkan di SMK CAHAYA yaitu setiap hari
jum’ at melakukan kegiatan baca surat yasin di lapangan, sebelum belajar
dimulai peserta dibiasakan tadarusan lalu berdoa sebelum belajar, selain
itu kegiatan khusus anggota osis yaitu melakukan kegiatan jumsi (jum’ at
bersih setelah pulang sekolah.
d. Di SMK CAHAYA masing – masing guru mata pelajaran memiliki buku
pegangan untuk mengajar dikelas.
e. Untuk sistem pembagian kelas di SMK CAHAYA setiap tingkatan kelas
berbeda yaitu untuk pembagian kelas 10 pihak sekolah melakukan sistem
dari mendata jarak rumah siswa ke sekolah, tergantung dari setiap daerah
misalnya daerah leuwiliang dan daerah pamijahan jadi daerah siswa yang
sama di satukan guna untuk mempermudah siswa dalam bergaul dan
bekerja kelompok, selain itu untuk kelas 11 guru mendata siswa dari
peringkat dari peringkat 1 sampai 10 masing – masing kelas strategi
pemisahan ini untuk mempermudah guru dalam strategi meningkatkan
kualitas siswa untuk kelas 12 srategi nya sama dengan kelas 11 salain itu
sekolah melakukan sistem acak dan untuk penjumlahan masing – masing
rombel kelas tergantung jumlah siswa yang agar seimbang.
f. Strategi guru untuk menghadapi siswa yang intropert yaitu melakukan
pendekatan dengan cara mengajak bersosialisasi seperti kegiatan yang ada
disekolah selain itu guru melakukan metode belajar perkelompok agar
seluruh murid di kelas dapat berbaur, dan strategi untuk menghadapi siswa
yang hiperaktif yaitu dengan cara melakukan pendekatan memberikan
perhatian yang lebih.
g. Untuk melakukan penilaian pada peserta didik di SMK CAHAYA sesuai
dengan kurikulum K13, untuk penilaian yang kurang peserta didik
melakukan remedial disetiap per KD atau permata pelajaran yang kurang,
jika ada siswa yang nilai nya tinggi namun kehadirannya rendah itu tetap
8
akan berpengaruh pada pada nilai akademik penilaian yang dilakukan
sesuai dengan kurikulum.
h. Kepala sekolah SMK CAHAYA ikut berperan sebagai guru mata
pelajaran, kepala sekolah di SMK CAHAYA mengajar mata pelajaran
matematika
i. Durasi di setiap mata pelajaran di SMK CAHAYA masing – masing mata
pelajaran 45 menit.

9
KESIMPULAN
Standar proses pendidikan ini mencangkup kompetensi guru saat
mengajar, strategi guru saat belajar serta strategi pihak sekolah untuk
menghasilkan kelulusan yang berkualitas, SMK CAHAYA memenuhi
standar proses pendidikan, kurikulum yang diterapkan di sekolah ini yaitu
K13 dan akreditas sekolah A, SMK CAHAYA ada dua jurusan yaitu MP
dan BDDP, untuk akreditas di jurusan MP sudah mencapai akreditas A
namun untuk jurusan BDDP baru mencapai akreditas B.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulfemi, Wahyu Bagja (2020). Hubungan Persepsi Peserta Didik
Tentang Kompetensi Guru Mata pelajaran Sejarah Dengan Hasil
Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X SMA Negri
1 Pamijahan Kabupaten Bogor. Bogor : Prodi Administrasi
Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor

2. Sulfemi, W. B., & Nurhasanah. (2018). Penggunaan Metode


Demontrasi Dan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS. Pendas Mahakam: Jurnal
Pendidikan Dasar, 3(2), 151-158

3. Sulfemi, Wahyu Bagja., &Abdul Qodir (2020). Hubungan Belajar


Kurikulum K13 Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Smk Pelita.
Bogor : Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor.
4. Sulfemi, Wahyu Bagja (2020). Hubungan Motivasi Belajar Dengan
Hasil Belajar IPS Di SMP Kabupatem Bogor. Bogor : Prodi
Administrasi Pendidikan STKIP Muhammadiyah Bogor.

5. https ://osf.oi/preprints/inarxiv/cvbg

11
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Pengaruh Disiplin Ibadah Sholat, Lingkungan
Sekolah, dan Intelegensi Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edukasi: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan. 16 (2), 166-178
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Minati, Hilga. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas 3 SD Menggunakan Model Picture And Picture dan
Media Gambar Seri. JPSD. 4 (2), 228- 242.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Mayasari, Nova. (2019). Peranan Model Pembelajaran
Value Clarification Technique Berbantuan Media Audio Visual Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan. 20. (1). 53-68.
Sulfemi, Wahyu Bagja, & Yuliana, Desi. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan
Kewarganegaraan, 5(1), 17-30.
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Bergaul Tanpa Harus Menyakiti. Bogor : Visi
Nusantara Maju.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Yuliani, Nunung. (2019). Model Pembelajaran
Contextual Teaching And Learning (CTL) Berbantu Media Miniatur
Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Edunomic : Jurnal
Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
7 ( 2). 73-84
Sulfemi, Wahyu Bagja (2019). Modul Pembelajaran Perundang-Undangan
Pendidikan. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping
Berbantu Audio Visual Dalam Meningkatkan Minat, Motivasi dan
Hasil Belajar IPS. Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS
Indonesia), 4(1), 13-19.

12
LAMPIRAN

Ruang guru Proses wawancara

(kegiatan belajar di kelas)

13

Anda mungkin juga menyukai