Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA LINGKUNGAN 1

LAPORAN 1
PENGENALAN ALAT – ALAT LABORATORIUM

NAMA : MUHAMMAD HARIS ALFIAN


NIM : 2010815210008
KELOMPOK :V
ASISTEN : NAZLA RAHMATINA

NILAI PARAF

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan pada praktikum ini adalah untuk
memperkenalkan alat-alat gelas dan alat-alat pembakar gas dan alat-alat
lainnya beserta fungsi yang digunakan dalam praktikum kimia lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di
dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang
keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek
pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu.
Laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat – zat kimia baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi
menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen,
kimia fisika, dan lain-lain (Wardiyah, 2016).
Laboratorium pendidikan yang selanjutnya disebut laboratorium
adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi daiam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat. (Raharjo, 2017).
Laboratorium dalam melaksanakan kegiatannya, harus melakukan
pemantauan kondisi laboratorium, diantaranya melakukan pengecekan alat
gelas dan instrumen. Pengecekan alat gelas dan instrumen dilakukan dengan
cara memeriksa secara periodik alat gelas dan instrumen selalu dalam
keadaan bersih setelah digunakan, bila ada kerusakan alat gelas
dan instrumen maka diperbaiki atau tidak digunakan lagi (Adam, 2008).
Prinsip dari penyimpanan alat dan bahan laboratorium adalah alat dan
bahan tersebut dalam keadaan aman, mudah dicari dan diambil sewaktu-
waktu
dibutuhkan. Sangat penting bagi guru sebelum praktikum diadakan dilakukan
asistensi, yaitu kegiatan pengenalan mulai dari pengenalan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam praktikum, baik fungsi dan cara penggunaannya,
sampai pada mata praktikum yang akan dijalankan untuk jangka waktu satu
semester dengan penjelasan garis besarnya, serta bagaimana cara
berpraktikum yang baik, tata tertib praktikum, dan format penyusunanlaporan
praktikum
(Dinatha, 2017).
Diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan
alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap
materi
kimia yang diajarkan di kelas. Dalam pelaksanaan laboratorium, peserta didik
kebanyakan hanya mengerjakan apa yang diperintahkan tanpa mengetahui
tujuan dan makna dari materi yang dipraktikumkan tersebut. Oleh karena itu
seorang mahasiswa perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai apa yang akan
dilakukan saat praktikum. Terutama mengenai alat-alat yang terdapat di dalam
laboratorium. Praktikum pada pelajaran kimia tanpa disertai dengan
pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang apa yang dilakukan di
dalam praktikum juga merupakan hal yang tidak mempunyai manfaat dan
guna. Setelah selesai melaksanakanpraktikum mahasiswa seharusnya sudah
dapat memahami apa yang dilakukan didalam praktikum dan juga tujuan dari
pelaksanaan praktikum tersebut. Dalam kata lain, mahasiswa tidak hanya
mengerjakan dan menyelesaikan prosedur, tetapi juga memahami manfaat dan
teori dari materi bersangkutan agar dapat diaplikasikan dalam kegiatan
akademik maupun pengabdian kepada masyarakat (Lubis dkk. 2016).
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, gelas
arloji, desikator, gelas bekker, hotplate, mortal, erlenmeyer, buret, corong,
sudip, pengaduk gelas, gelas ukur, pipet tetes, thermometer, pipet mohr, bulb,
bunsen, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, tabung reaksi, labu ukur,
stirrer dan klem.

B. BAHAN
Bahan yang di gunakan pada percobaan ini adalah Akuades, KMnO4,
CuSO4, Pb Asetat 0,1 N, dan Kertas saring.

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


I. Pengenalan Alat Gelas
1. Tabung reaksi, pipet tetes, labu takar, gelas piala, erlenmeyer,
dan buret dicuci terlebih dahulu.
2. Akuades dimasukan kedalam erlenmeyer dan gelas bekker
dengan menggunakan pipet.
3. Akuades dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian baca
miniskus bawahnya dan catat hasilnya.
4. Larutan KMnO4 dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian
baca miniskus atasnya.
5. Larutan CuSO4 dimasukkan kedalam buret menggunakan
corong dan di baca miniskus bawahnya.

II. Penyaringan
1. Kertas saring dilipat setengah kemudian dilipat kembali
menjadi 2-3 lipatan. Kemudian Kertas saring ditimbang massa nya
menggunakan neraca analitik.
2. Kertas saring yang sudah dilipat dimasukkan ke dalam corong
kemudian dibasahi sedikit menggunakan akuades sampai melekat
pada dinding gelasnya.
3. Corong yang berkertas saring dipasang diatas erlenmeyer
untuk menampung filtrat.
4. Larutan Pb Asetat 0,1 N dimasukkan kedalam gelas bekker
dan ditambahkan larutan CuSO4 0,1 N.
5. Larutan yang sudah digabungkan tadi dituangkan ke dalam
corong yang sudah berkertas saring tadi., lalu kertas saring dan
endapannya dipanaskan di hotplate sampai kering dan endapan
dimasukkan kedalam desikator. Setelah itu kertas saring dan endapan
ditimbang kembali dengan neraca analitik.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
1. Pengenalan Alat – Alat
Tabel 1 Hasil Pengamatan 1

No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1. Akuades dimasukkan ke dalam Miniskus bawah


gelas ukur sebanyak 5 ml

2. Larutan KMnO4 dimasukkan ke Miniskus Atas


dalam gelas ukur sebanyak 5 ml

3. Larutan CuSO4 dimasukkan ke Miniskus Bawah


dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
Tabel 2. Hasil Pengamatan 2
No Nama Keterangan Gambar

1 Neraca Analatik Menimbang massa bahan


objek penelitian dengan
spesifik

2 Gelas Arloji Menampung bahan kimia


padatan

3 Desikator Mengeringkan alat / bahan


kimia dan menetralkan suhu
bahan kimia ataupun alat
agar sesuai suhu ruangan

4 Gelas bekker Menampung / mencampur


bahan kimia
5 Hotplate Memanaskan larutan kimia
dan juga menghomogenkan
larutan kimia

No Nama Keterangan Gambar

6 Mortal Menghaluskan bahan


padatan kimia agar lebih
kecil

7 Erlenmeyer Menampung larutan / bahan


kimia

8 Buret Menitrasikan larutan yang


memerlukan waktu presisi

9 Statif dan klem Menegakkan buret agar


berdirik tegak

10 Corong Memasukkan larutan /


bahan kimia agar tidak
tumpah
11 Sudip Mengambil bahan kimia
padatan

No Nama Keteranagan Gambar

12 Pengaduk gelas Mengaduk bahan kimia /


larutan kimia

13 Gelas ukur Menghitung volume larutan


secara akurat

14 Pipet tetes Mengambil larutan kimia


untuk dimasukkan kedalam
gelas ukur / bekker /
erlenmeyer

15 Termometer Mengukur suhu larutan /


bahan kimia

16 Pipet Mohr Mengambil larutan dalam


jumblah banyak dan presisi
17 Bulb Alat bantu penyedot untuk
dipasang dibagian atas pipet

18 Bunsen Sterilisasi / memanaskan


bahan kimia

No Nama Keterangan Gambar

19 Rak tabung reaksi Meletakkan tabung reaksi

20 Penjepit tabung reaksi Menjepit tabung reaksi agar


tidak secara langsung
bersentuhan dengan kulit

21 Tabung reaksi Tempat menaruh sample /


larutan

22 Labu Ukur Tempat menyimpan larutan


23 Stirrer Alat pengaduk /
menghomogenkan larutan
di hotplate

2. Penyaringan

Tabel 3. Penyaringan

No Langkah Percobaan Hasil Pengamatan

1 Kertas saring dilipat Kertas berbentuk kerucut


sebanyak 3 lipatan

2 Kertas saring ditimbang di M awal ¿ 0,64gr


neraca analitik

3 Larutan Pb Asetat 0,1 N 10 Endapan berwarna putih kebiru-


ml dan Larutan CuSO4 0,1 biruan
N 10 ml dimasukkan
kedalam gelas bekker

4 Kertas saring dan endapan M akhir ¿ 1,60gr


yang sudah dikeringkan
ditimbang

5 Massa endapan ∆M = M akhir – M awal

Perhitungan :
Diketahui : M awal = 0,64 gr

M akhir = 1,60 gr

Ditanya : ∆M … ?

Jawab : ∆M = M akhir – M awal

= 1,60 – 0,64

= 0,96 gr

B. PEMBAHASAN
Pengenalan mengenai alat-alat laboratorium sangat penting sebagai
Langkah awal mahasiswa sebagai pedoman dalam pengerjaan praktikum
selanjutnya, tidak hanya semester pertama namun juga semester-semester
akhir. Mahasiswa masih banyak yang belum mengetahui masing-masing nama
dan fungsi dari alat-alat laboratorium itu sendiri. Peran praktikum kali ini
sangat berpengaruh pada pendalaman materi serta apa yang hendak dilakukan
demi mendukung jalannya praktikum selanjutnya. Materi yang dibahas dalam
kesempatan kali ini ialah pengenalan alat-alat laboratorium, mengetahui
miniskus bawah dan atas, dan melakukan penyaringan larutan. Praktikum ini
berfokus pada alat-alat gelas dan alat-alat pembakar gas.
Bagian pertama, asisten laboratorium menjelaskan mengenai neraca
analitik, gelas arloji, desikator, gelas bekker, hotplate, dan mortal beserta
fungsinya masing-masing. Neraca analitik merupakan alat untuk menimbang
massa benda objek penelitian dengan spesifik. Gelas arloji adalah tempat
untuk menampung bahan kimia padatan. Desikator adalah tempat berbentuk
ricecooker yang berfungsi sebagai tempat mengeringkan alat / bahan kimia
dan menetralkan suhu bahan kimia sesuai suhu ruangan. Gelas bekker
berfungsi sebagai penampung/mencampur bahan kimia yang berupa larutan
maupun padatan. Hotplate adalah tempat untuk memanaskan larutan kimia ke
suhu yang di inginkan dan juga berfungsi sebagai alat pengaduk
larutan/menghomogenkan larutan kimia. Mortal adalah tempat untuk
menghaluskan bahan padatan kimia agar menjadi lebih kecil / halus.
Bagian kedua, asisten laboratorium menjelaskan mengenai
erlenmeyer, buret, statif, klem, corong, sudip, dan pengaduk gelas.
Erlenmeyer merupakan tempat untuk menampung larutan / bahan kimia.
Buret berfungsi untuk penitrasian larutan yang memerlukan waktu presisi,
biasanya buret ini tergabung dengan statif dan klem yang fungsinya sebagai
penegak buret agar berdiri vertikal. Corong adalah alat untuk memasukkan
bahan / larutan kimia agar tidak tumpah saat dituang. Sudip merupakan alat
untuk mengambil bahan kimia padatan. Pengaduk gelas berfungsi sebagai alat
untuk mengaduk bahan kimia / larutan kimia.
Bagian ketiga, asisten laboratorium menjelaskan tentang gelas ukur,
pipet tetes, termometer, pipet mohr, bulb, bunsen, rak tabung reaksi, penjepit
tabung reaksi, tabung reaksi, labu ukur, dan stirrer
Bagian ketiga, asisten laboratorium menjelaskan tentang gelas ukur,
pipet tetes, termometer, pipet mohr, bulb, bunsen, rak tabung reaksi, penjepit
tabung reaksi, tabung reaksi, labu ukur, dan stirrer. Gelas ukur merupakan
tempat untuk mengukur larutan agar. Pipet tetes adalah alat untuk mengambil
larutan kimia untuk dimasukkan kedalam gelas ukur atau erlenmeyer atau
bekker. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu larutan maupun bahan
kimia. Pipet mohr adalah alat untuk mengambil larutan dalam jumlah banyak
dan presisi. Bulb adalah alat untuk menghisap larutan yang terdapat di atas
bagian pipet. Bunsen adalah alat untuk memanaskan bahan atau larutan dan
juga berfungsi sebagai sterilisasi. Rak tabung reaksi adalah tempat untuk
meletakkan tabung reaksi. Penjepit tabung reaksi adalah alat untuk menjepit
tabung reaksi agar tidak secara langsung bersentuhan dengan kulit. Tabung
reaksi adalah tempat untuk meletakkan sampel atau larutan. Labu ukur adalah
alat untuk menyimpan larutan. Stirrer adalah alat untuk mengaduk atau
menghomogenkan larutan di hotplate.
Miniskus atas digunakan apabila larutan yang diukur memang
memiliki miniskus atas dan juga untuk larutan berwarna. miniskus
bawah digunakan untuk membaca volume di alat ukur jika larutan berwarna
bening atau masih jelas dan pastinya memiliki miniskusus bawah.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Alat laboratorium masing-masing memiliki prosedur tersedia sesuai
dengan fungsinya.
2. Alat laboratorium terbagi menjadi dua bagian, yaitu perlatan gelas dan
peralatan pembakar gas
3. Alat-alat yang diperkenalkan adalah neraca analatik,gelas arloji, desikator,
gelas bekker, hotplate, mortal, erlenmeyer, buret, statif, klem, corong,
sudip, pengaduk gelas, gelas ukur, pipet tetes, thermometer, pipet mohr,
bulb, bunsen, rak tabung reaksi, Penjepit tabung reaksi, tabung reaksi,
labu ukur, stirrer dengan fungsinya masing-masing
4. Miniskus adalah merupakan bentuk kelengkungan permukaan zat cair di
dalam tabung. Miniskus bawah digunakan untuk membaca volume di alat
ukur jika larutan berwarna bening. Miniskus atas peruntukan hanya untuk
larutan yang berwarna pekat atau gelap.
5. Penyaringan pada kegiatan kali ini digunakan untuk memfiltrasi Pb Asetat
0,1 N dan CaSO4 0,1 N

DAFTAR PUSTAKA

Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Pusdik SDM Kesehatan, Jakarta.


.
Raharjo. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains
dan aplikasi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Dinatha, N.M. 2017. Pengetahuan Alat Bahan dan Fungsinya pada Mata Kuliah
Praktikum Kimia Dasar. Ejurnal Imedtech 1(2): 60-74.

Muna, I.A. 2016. Optimalisasi Fungsi Laboratorium IPA melalui Kegiatan Praktikum
pada Prodi PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Kodifikasi 10 (1): 110-
131.

Anda mungkin juga menyukai