Mikrobiologi adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu biologi yang mengkaji makhluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Objek kajiannya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan, walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi setara dengan zoologi dan botani, karena ruang lingkup mikrobia mencakup berbagai macam mikrobia dan aspek-aspek biologi, di antaranya fisiologi mikrobia, ekologi mikrobia, sistematika mikrobia, dan mikrobiologi lingkungan. Dalam dunia medis, mikrobiologi merupakan penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi dalam struktur atau fungsi tubuh, serta timbulnya perubahan berupa adanya gejala di dalam tubuh. Mikrobiologi lingkungan atau enviromental microbiology adalah cabang dari ilmu mikrobiologi yang mempelajari interaksi, perilaku, aktivitas serta peranan mikroorganisme pada berbagai ekosistem seperti perairan, terestrial dan udara. Pengertian ini memang sama dengan Ekologi Mikroba. Ekologi mikroba yaitu ilmu yang mempelajari interrelasi atau interaksi antara mikroba dengan lingkungannya baik lingkungan biotik maupun abiotik. Namun, Mikrobiologi lingkungan lebih fokus pada memanfaatkan potensi mikroba serta meminimalisir dampak negatif yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat manusia. Mikrobiologi Lingkungan merupakan salah satu cabang ilmu mikrobiologi yang memberikan dasar-dasar pemahaman akan konsep-konsep peranan mikroba di lingkungan terkait dengan dinamika yang terjadi di biosfer dan pengaruhnya pada kehidupan manusia. Mikrobiologi Lingkungan merupakan salah satu matakuliah pilihan dalam lingkup Mikrobiologi yang memberi 6 dasar-dasar pemahaman akan konsep-konsep peran mikroba di lingkungan terkait dengan dinamika yang terjadi di biosfer dan pengaruhnya pada kehidupan manusia.Mikrobiologi didasari oleh mikrobiologi dan ekologi. Istilah mikrobiologi berasal dari kata Yunani “Mikro” berarti renik, “Bio” yang berarti hidup, dan “Logos” berarti ilmu, sehingga mikrobiologi berarti ilmu yang mempelajari makhluk renik. Kata ekologi berasal dari kata “Oikos” yang berarti rumah tangga dan kata “Logos”, dengan demikian ekologi berarti mempelajari lingkungan dan kehidupan, atau hubungan timbal balik antarbiotik dan abiotik. Di dalam mikrobiologi lingkungan, kita akan mempelajari tentang mikroorganisme tingkat rendah dan tingkat tinggi, serta peran mikroorganisme dalam lingkungan air, tanah, dan udara. Pemahaman akan prinsip ekologi sangat penting untuk memahami hubungan antara mikroorganisme dan lingkungannya. Mikroorganisme berperan sebagai katalis biologi antara komponen abiotik dengan organisme hidup lain. Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Mikroorganisme bekerja dalam proses penguraian bahan organik. Tanpa kerjasama mikroorganisme, hewan dan tanaman yang mati akan tertimbun dan memenuhi permukaan bumi, demikian juga bahan anorganik esensial seperti nitrogen dan fosfor yang dibutuhkan untuk kehidupan biologi akan cepat menghilang. Bahan yang tidak terurai dalam lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada tanah, air, dan udara 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Apa peranan mikrobiologi lingkungan untuk lingkungan? 7 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.3.1 Mendiskripsikan apa manfaat mikroba lingkungan untuk lingkungan 1.3.2 Mendiskripsikan apa saja mikroba lingkungan. BAB II ISI 2.1 Konsep dan Peranan Mikroba Sebagai Komponen Lingkungan Mikroba sebagai dekomposer (pengurai) Mikroorganisme bekerja dalam proses pengurian bahan organik. Tanpa kerja mikroorganisme, hewan dan tanaman yang mati akan tertimbun dan memenuhi permukaan bumi, demikian juga bahan anorganik esensial seperti nitrogen dan posfor yang dibutuhkan untuk kehidupan biologi akan cepat menghilang. Bahan yang tidak terurai dalam lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada tanah, air, dan udara. Hilangnya materi esensial dan adanya zat toksik dapat pula menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacammacam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable) maupun bersifat meracun bagi jasad hidup dengan bahan aktif tidak rusak dalam waktu lama (persisten). Mikroba sebagai agen pembersih (biocliner) Bukan hanya serangan mikroorganisme patogen yang mengancam kesehatan manusia. Keberadaan 8 limbah dengan pengelolaan buruk juga dapat mencemari air, terakumulasi dalam jaring-jaring makanan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Total biaya yang dikeluarkan untuk meremediasi polutan tersebut dapat mencapai $ 1 Triliun pertahun. Ilmuwan Mikrobiologi Lingkungan kemudian menyadari bahwa ada mikroorganisme yang mampu hidup pada lingkungan tercemar sekaligus memanen energi dari kontaminan yang membahayakan lingkungan tersebut. Pemanenan energi tersebut juga diikuti oleh tereliminasinya zat-zat berbahaya dari lingkungan. Pemanfaatan mikroorganisme yang mampu hidup pada lingkungan tercemar sekaligus meremediasi polutan pada area tersebut ternyata memiliki efisiensi yang tinggi secara ekonomis lebih murah dibandingkan remediasi fisika dan kimiawi tradisional. 2.2 Dampak-dampak dari mikrobiologi lingkungan untuk lingkungan 2.2.1 Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi Untuk Mengatasi Limbah Minyak Bumi. Minyak bumi tersusun dari berbagai macam molekul hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatik. Mikroba berperanan penting dalam menguraikan minyak bumi ini. Ketahanan minyak bumi terhadap peruraian oleh mikroba tergantung pada struktur dan berat molekulnya. Fraksi alkana rantai C pendek, dengan atom C kurang dari 9 bersifat meracun terhadap mikroba dan mudah menguap menjadi gas. Fraksi n-alkana rantai C sedang dengan atom C 10-24 paling cepat terurai. Semakin panjang rantaian karbon alkana menyebabkan makin sulit terurai. Adanya rantaian C bercabang pada alkana akan mengurangi kecepatan peruraian, karena atom C tersier atau kuarter mengganggu mekanisme biodegradasi. 2.4.2 Untuk Mengatasi Limbah Logam Berat. Limbah pabrik yang banyak mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan logam berat sebagai nutrient atau hanya menyerap (imobilisasi) logam 9 berat. Mikroorganisme yang dapat digunakan diantaranya adalah Thiobacilus ferrooxidas dan Bacilus subtilis. Thiobacilus ferrooxidas mendapatkan energi dari senyawa organik seperti bahan yang berguna asam fumarat dan besi sulfat. Bacillus subtilis memiliki kemampuan mengikat logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Ni, Zn, Al, dan Fe dalam bentuk nitrat. Limbah penambangan emas dan tembaga (tailing) yang banyak mengandung logam berat terutama air raksa (Hg), industri logam dan penyamakan kulit banyak menghasilkan limbah logam berat terutama cadmium (Cd), serta penggunaan pupuk (misalnya pupuk fosfat) yang mengandung logam berat seperti Hg, Pb, dan Cd, sekarang banyak menimbulkan masalah pencemaran logam berat. Logam berat dalam konsentrasi rendah dapat membahayakan kehidupan karena afinitasnya yang tinggi dengan sistem enzim dalam sel, sehingga menyebabkan inaktivasi enzim dan berbagai gangguan fisiologi sel. Bakteria dapat menghasilkan senyawa pengkhelat logam yang berupa ligan berberat molekul rendah yang disebut siderofor. Siderofor dapat membentuk kompleks dengan logamlogam termasuk logam berat. Umumnya pengkhelatan logam berat oleh bakteri adalah sebagai mekanisme bakteri untuk mempertahankan diri terhadap toksisitas logam. Bakteri yang tahan terhadap toksisitas logam berat mengalami perubahan sistem transport di membran selnya, sehingga terjadi penolakan atau pengurangan logam yang masuk ke dalam sitoplasma. Dengan demikian logam yang tidak dapat melewati membran sel akan terakumulasi dan diendapkan atau diserap di permukaan sel. 2.4.3 Untuk mengatasi sampah plastik Plastik banyak kegunaannya tetapi polimer sintetik plastik sangat sulit dirombak secara alamiah. Hal ini mengakibatkan limbah yang plastik semakin menumpuk dan dapat mencemari lingkungan. 10 Akhir-akhir ini sudah mulai diproduksi plastik yang mudah terurai. Plastik terdiri atas berbagai senyawa yang terdiri polietilen, polistiren, dan polivinil klorida. Bahan-bahan tersebut bersifat inert dan rekalsitran. Senyawa lain penyusun plastik yang disebut plasticizers terdiri: (a) ester asam lemak (oleat, risinoleat, adipat, azelat, dan sebakat serta turunan minyak tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat, dan fosforat. Bahan tambahan untuk pembuatan plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) dan Polychlorinated Biphenyls (PCBs) sudah diketahui sebagai karsinogen yang berbahaya bagi lingkungan walaupun dalam konsentrasi rendah. Dari alam telah ditemukan mikroba yang dapat merombak plastik, yaitu terdiri bakteri, aktinomycetes, jamur dan khamir yang umumnya dapat menggunakan plasticizers sebagai sumber C, tetapi hanya sedikit mikroba yang telah ditemukan mampu merombak polimer plastiknya yaitu jamur Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp. Sedangkan mikroba yang mampu merombak dan menggunakan sumber C dari plsticizers yaitu jamur Aspergillus niger, A. Versicolor, Cladosporium sp.,Fusarium sp., Penicillium sp.,Trichoderma sp., Verticillium sp., dan khamir Zygosaccharomyces drosophilae, Saccharomyces cerevisiae, serta bakteri Pseudomonas aeruginosa, Brevibacterium sp. dan Aktinomisetes Streptomyces rubrireticuli. Untuk dapat merombak plastik, mikroba harus dapat mengkontaminasi lapisan plastik melalui muatan elektrostatik dan mikroba harus mampu menggunakan komponen di dalam atau pada lapisan plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang membuat plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat, sebakat, dan turunan asam lemak lain cenderung mudah digunakan, tetapi turunan asam phthalat dan fosforat sulit digunakan untuk nutrisi. Hilangnya plasticizers menyebabkan lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat dan daya ulur berkurang. 11 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Mikrobiologi lingkungan atau enviromental microbiology adalah cabang dari ilmu mikrobiologi yang mempelajari interaksi, perilaku, aktivitas serta peranan mikroorganisme pada berbagai ekosistem seperti perairan, terestrial dan udara. Pengertian ini memang sama dengan Ekologi Mikroba. Ekologi mikroba yaitu ilmu yang mempelajari interrelasi atau interaksi antara mikroba dengan lingkungannya baik lingkungan biotik maupun abiotik. Namun, Mikrobiologi lingkungan lebih fokus pada memanfaatkan potensi mikroba serta meminimalisir dampak negatif yang dimilikinya untuk kesejahteraan umat manusia. Mikroorganisme bekerja dalam proses pengurian bahan organik. Tanpa kerja mikroorganisme, hewan dan tanaman yang mati akan tertimbun dan memenuhi permukaan bumi, demikian juga bahan anorganik esensial seperti nitrogen dan posfor yang dibutuhkan untuk kehidupan biologi akan cepat menghilang. Bahan yang tidak terurai dalam lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada tanah, air, dan udara. Hilangnya materi esensial dan adanya zat toksik dapat pula menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Saat ini mikroba banyak dimanfaatkan di bidang lingkungan, yang berperan membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Terutama untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, baik di lingkungan tanah maupun perairan. Bahan pencemar dapat bermacammacam mulai dari bahan yang berasal dari sumber-sumber alami sampai bahan sintetik, dengan sifat yang mudah dirombak (biodegradable) sampai sangat sulit bahkan tidak bisa dirombak (rekalsitran/ nonbiodegradable) maupun bersifat meracun bagi jasad hidup dengan bahan aktif tidak rusak dalam waktu lama (persisten). Mikroba (fungi dan bakteri) secara tradisional berfungsi sebagai decomposer (pengurai). Makhluk hidup yang telah mati akan diuraikan oleh mereka menjadi unsur-unsur yang lebih mikro. Tanpa adanya mikroba 12 decomposer, bumi kita ini akan dipenuhi oleh bangkai dalam jumlah banyak. Mikroba decomposer inilah yang digunakan untuk pengolahan sampah/limbah. Teknologi lingkungan yang terbaru telah memungkinkan pengolahan sampah/limbah dengan perspektif lain 5.2 Saran Karya tulis ini menjelaskan mengenai dampak mikrobiologi lingkunga untuk lingkungan, dan memberikan gambaran singkat mengenai dampak apa saja yang dihasilak oleh mikroba lingkungan terhadap lingkungan itu sendiri. Selain itu semoga kita semua dapat mengupayakan pencegahan kerusakan lingkungan secara maksimal. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih terdapat kekurangan baik dari segi materi, maupun cara penulisan karya tulis ini, untuk hal itu penulis meminta saran dari anda pembaca dapat menyempurnakan tulisan ini pada tulisan selanjutnya. 13 DAFTAR PUSTAKA https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2018-04- 30berkas1978052820081220016.pdf https://ummpress.umm.ac.id/katalog/detail/mikrobiologilingkungan.html