Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
1
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Adapun Faktor risiko yang akan meningkatkan risiko terkena nya artritis
reumatoid adalah;
• Jenis Kelamin.
2
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
3
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
4
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
Gejala Extraartikular :
· Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan katub),
Pericarditis, Myocarditis
· Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
· Pada lympa : Lhymphadenopathy
· Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
· Pada otot : Mycsitis
5
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita artritis
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan
demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan,
namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi
diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata tatapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.
4. Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat
pada radiogram.
6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita arthritis Reumatoid. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan; walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada
6
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Gejala umum Reumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada tingkat
peradangan jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif. Ketika
jaringan berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif. Remisi dapat terjadi secara
spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terakhir bisa bulan atau
tahun. Selama remisi, gejala penyakit hilang dan orang-orang pada umumnya merasa
sehat ketika penyakit ini aktif lagi (kambuh) ataupun gejala kembali (Reeves, Roux &
Lockhart, 2001).
Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,
kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi dan kekakuan.
Otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping itu juga
manifestasi klinis Reumatoid arthritis sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan
stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan
gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik untuk Reumatoid arthritis
(Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari Reumatoid arthritis adalah mudah
capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia (Long, 1996).
Pola karakteristik dari persendian yang terkena adalah : mulai pada
persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki. Secara progresif mengenai
persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan
temporomandibular. Awitan biasanya akut, bilateral dan simetris. Persendian dapat
teraba hangat, bengkak, kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.
Deformitas tangan dan kaki adalah hal yang umum.
7
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
8
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid
drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama
pada arthritis reumatoid.
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik
akibat vaskulitis.
No Kriteria Definisi
1 Kaku pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan
disekitarnya, sekurangnya selama 1 jam
sebelum perbaikan maksimal
9
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
10
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
11
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
12
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a. Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum
yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b. Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat
c. Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d. Garam emas
e. Kortikosteroid
5. Nutrisi diet untuk penurunan berat badan yang berlebiH
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi,
pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi.
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut:
a. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
c. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
d. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.
13
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk
menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah
bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai
tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
1. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
14
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
15
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
16
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
17
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b.d perubahan NOC : NIC
patologis oleh arthritis a. Pain Level, - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
reumatoid c. Comfort level kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria hasil: - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu - Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
penyebab nyeri, mampu dalam, kompres jahe hangat
menggunakan tehnik nonfarmakologi - Tingkatkan istirahat
untuk mengurangi nyeri, mencari - Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
bantuan) nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
dengan menggunakan manajemen - Monitor vital sign
nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
18
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
19
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
20
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
- Keengganan untuk
memulai gerak
- Gaya hidup yang
menetap, tidak
digunakan,
deconditioning
- Malnutrisi selektif atau
umum
DO:
- Penurunan waktu reaksi
- Kesulitan merubah
posisi
- Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
- Keterbatasan motorik
kasar dan halus
- Keterbatasan ROM
- Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
- Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
- Gerakan sangat lambat
dan tidak terkoordinasi
21
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
22
LAPORAN PENDAHULUAN
Keperawatan Gerontik
Program Profesi Ilmu Keperawatan FKUNSRI
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi
11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam: Textbook of
Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co
Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee, Papadakis
MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed., Appleton & Lange,
International Edition, Connecticut 2005, 729-32.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta
: EGC. 2002.
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007. BUKU AJAR PATOLOGI Edisi 7. Jakarta :
EGC
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, Wahyu I., Setiowulan, W., 2000. KAPITA SELEKTA
KEDOKTERAN Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit bag
2. Jakarta: EGC
23