Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

GANGGUAN KOGNITIF DIMENSI

OLEH:

VIRGI B. BANAMTUAN

11701118

YAYASAN MARANATHA NUSA TENGGARA TIMUR


AKADEMI KEPERAWATAN MARANATHA GROUPS
2020

i
A.PENGERTIAN

Dimensia merupakan sindrom yng ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa
gangguan ksadaran,gannguan fungsi kognitif antara lain pada intelegensi,belajar dan daya ingat,
bahasa, pemecahan masalah,orientasi,perspsi perhatian dan konsentrasi penyesuaiaan dan
kemampuan bersosialisasi.(Arif Mansjoer,1999)

 dimensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi vegetatif atau
keadaan yang terjadi,memori,pengetahuan umum,pikiran abstrak,dan interprestasi atas
komonikasi tertulis dan lisan dapat terganggu,(Elisabet J Corwin,2009)
 dimensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan hilangnya
indenpendensi sosial (Wiliam F Ganong,2010)
 Menurut Grayson (2004) menyebutkan bahwa dimensia bukanlah sekedar penyakit biasa,
melainkan kumpulan gejaala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu
sehingga terjadi kepribadian dan tingkah laku.
 Dimensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan memori
yang sedemikian berat sehimgga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Dimensia
merupkan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat daya piker lain
uang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan seahari-hari.(Nugroho 2008)

Jadi, dimensia adalah penurunan kemampuan mental yang bisanya berkembang secara
perlahan,dimana terjadi gangguan ingatan,fikiran penilaiaan dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian,dan bisa terjadi kemunduran keprinadian. penyakit yang dapat dialami oleh semua
orang dari berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan walaupun tidak terdapat
keperawatan khusus untuk dimensia,namun perawatan untuk menangani gejalah boleh
dilakukan.

B ETIOLOGI

1.Penyebab utama dari penyakit dimensia adalah penyakit alzheimer,yang penyeabnya sendiri
belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit alzhaimer disebabkan karena adanya ke
lainan factor genetik atau adanya kelainan gen tertentu. Pada penyakit alzhaimer,bebrapa bagian
otak menglami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap
bahan kimia yang menyalurkan sinyal didalam oatak. Didalam otak ditemukan jaringan
abnormal (disebut plak senilis dan serabut saraf yang tidak sesuai) dan protein abnormal, yang
bisa terlihat pada otopsi.

2.penyebab kedua dari dimensia yaitu, serangan stoke yang berturut-turut stoke tunggal yang
ukurannya kecuil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara
perlahan, sroke kecil ini secara bertahapmenyebabbkan kerusakan jaringan otak, daerah otak,
yang mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah yang disebut infark. Dimensia yang
disebbkan oleh stoke kecil disebut dimensia mulgi infark.sebagian pederitanya memiliki

i
tekannan darah tinggi atau kencing manis, yang keduannya menyebabkan kerusakan pembuluh
darah otak.

C.MANIFESTASI KLINIS

1.Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif

2.Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek

3.Gangguan kepribadian dan perilaku

4.Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham dan paranoid.

5.Mudah tersinggung

6.keterbatasan dalam ADL

7.Kesulitan mengatur keuagan

8.Tidak bisa pulang ke rumah bila berpergian

9.Lupa meletakan barang penting

10.Inconteninsia urine

11.Penurunan dan ketidak mampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan
kata yangtidak benar, mengulang kata atau cerita berkali-kali.

i
D.PATOFISIOLOGI

lansia

aging proses

perubahan fisi perubahan kognitif perubahan sosial perubahan menta

penurunan aktifitas Dimensia kehilangan hubungan keluarga perubahan perilaku

risiko cedera

perubahan proses pikir

defisit keperawatan kehilangan motivasi dan minat

resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan defisit perawatan diri ADL,ph dan
fisiologi

E.PEMERIKSAAN PENUNNJANG

Pemeriksaan penunnjang : (Asosiasi Alzhaimer Indonesia 2003)

1.Pemeriksaan laboraturiom

Pemeriksaan laboraturium hanya di lakukan diagnosis klinis dimensia ditegakan untuk


penyandamg. Dinemsia adalah dimensia Alzheimer dengan hasil laboraturium normal,
pemeriksaan laboraturium rutin sebaiknya dilakukan antara lain pemeriksaan darah lengkap,
urinalis, elektrolit serum, kalsium darah,ureum,fungsi hati, hormone tiroid, kadar asam folat.

2. Imaging computed Temography (CT) scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) telah
menjadi pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan dimensia.

3. Pemeriksaan EEG (Electroencephalogram

4.pemeriksaan cairan otak

i
Fungsi lumbal diindikasikan bila klinis dijumpai awitan dimensia akut,penyandang dengan
imonusupresan dijumpai dengan rangsangan meningen dan panas.

F.PENATALAKSANAAN

1.FARMAKOTERAPI

Sebagian besar kasus dimensia tidak bisa di sembuhkan

a. untuk mengobati dimensia Alzheimer digunakan obat-obatan antikoloisterase seperti


Donepesi, Rivastigmine,Galantamine, memantine

b.dimensia vaskuler membutuhkan obat-obatan anti platelet seperti aspirin,ticlopidine,


clopidogler untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga memperbaii gangguan kognitif.

c.demensia karena stoke yang berturut-turut tidak dapat diobati tetapi perkembagannya bisa
memperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencig
manis yang berhubungan dengan stroke.

d.jika hilangnya ingatan karena depresi berikan obat anti depresi sertataline dan citalopram

e.untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak,yang bisa menyertai dimensia
stadium lanjut sering digunakan obat anti-psikotik (haloperidol,Quetiapine dan respiridone)
tetapi obat oni kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius obat-anti psikotk
efektif diberikan kepda penderita yang mengalami halusinasi dan paranoid.

G.DIAGNOSA KEPERAWATAN DIMENSIA

1. Sindrom stress relokasi berhubungan dengan perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
di tandai dengan kebingungan,keprihatinan, gelisah, tampak cemas,mudah tersinggung,
kekacauan mental dan tingkah laku agresif.

2.perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis(ditandai dengan hilang


ingatan tidak mampu menginterprestasi stimulusdan menilai realitas dengan akurat.

3.perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi,transmisi atau integrasi


sensori

i
H.INTERVENSI KEPERAWATAN

No Tujuan dan
kriteriahasil
Dx intervensi Rasional

1 Setelah diberikan a.Jalin hubungan saling a.untuk membangun


tindakan keperawatan mendukung dengan klien. kepercayaan dan rasa
diharapkan klien nyaman
dapat beradaptasi b.Orientasikan pada
dengan perubahan lingkungan dan rutinitas baru. b.menurunkan
aktivitas sehari-hari kecemasan dan
c.Kaji tingkat perasaan terganngu
dan lingkungan sresor(penyesuaian diri,
Megidentifikasi perkembangan,peran keluarga c.untuk menentukan
a akibat perubahan status persepsi klien tentang
perubahan
kesehatan kejadia
b
Mampu beradaptasi
pada perubahan d.Tentukan jadwal aktivitas
lingkungan dan yang wajar dan masuk dalam
aktivitas sehari-hari kegiatan rutin.

c Cemas dan takut e.berikan penjelasan dan


berkurang informasi

Membuat pertanyaan
d
yang positif tentang
lingkungan yang baru

i
i

Anda mungkin juga menyukai