Anda di halaman 1dari 45

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Teori Umum

Motor Induksi adalah salah satu motor listrik yang sering digunakan pada
kehidupan sehari-hari Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat
ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa
air dan penyedot debu berikut Gambar 1.1 Motor Induksi.

Gambar 1.1 Motor Induksi

Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi
listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di
induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal inilah
yang menyebabkannya diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan motor
induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk blower, kompresor,
pompa, penggerak utama proses produksi atau mill, peralatan workshop seperti
mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.

Dalam Penggunaannya, sebagian motor induksi tiga phasa memerlukan


pengereman seperti yang terdapat pada motor crane. Pengereman dilakukan agar
motor berhenti sesuai dengan letak dan posisi yang kita inginkan. Ada banyak

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

cara pengereman yang bisa dilakukan untuk memberhentikan motor, akan tetapi
dalam laporan ini kami akan membahas tentang pengereman motor dengan
menggunakaan Coil Brake DC.

Pengereman motor dengan menggunakaan Coil Brake DC digunakan untuk


pemberhentian putaran rotor motor induksi dengan supply tegangan DC (direct
current). Dimana tegangan AC diubah menjadi DC dengan menggunakan
Rectifier sebagai supply Coil Brake.

Pada prinsipnya motor ini dalam keadaan normal atau tidak bertegangan maka
coil break akan menahan rotor motor untuk tidak berputar sedangkan dalam
keadaan bertegangan coil break akan melepas rotor motor untuk berputar.

Motor induksi linear adalah motor linear yang bekerja dengan prinsip yang
sama dengan motor induksi yang lain, namun didesain untuk menghasilkan
gerakan pada satu garis lurus. Penggunaannya mencakup magnetic levitation,
propulsi linear, dan aktuator linear. Motor induksi linear juga telah digunakan
untuk memompa logam cair. Motor induksi linier mempunyai prinsip kerja yang
sama dengan motor induksi bertipe squirel cage. Motor induksi ini dapat menjadi
motor induksi linier hanya dengan meluruskan koilnya menjadi bidang datar
(flat).

Dalam desain motor listrik ini, gaya dihasilkan dari medan magnet yang
bergerak secara linear, yang bekerja pada konduktor dalam medan magnet. Semua
jenis konduktor, bisa berupa loop, koil, atau selembar logam, ditempatkan di
medan magnet akan memiliki arus eddy yang terinduksi sehingga menghasilkan
medan magnetik yang berlawanan berdasarkan hukum Lenz. Dua medan
magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear, maka akan menghasilkan gerakan linear.

Dalam desain motor listrik ini, gaya dihasilkan dari medan magnet yang
bergerak secara linear, yang bekerja pada konduktor dalam medan magnet. Semua
jenis konduktor, bisa berupa loop, koil, atau selembar logam, ditempatkan di
medan magnet akan memiliki arus eddy yang terinduksi sehingga menghasilkan
medan magnetik yang berlawanan berdasarkan hukum Lenz. Dua medan

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear, maka akan menghasilkan gerakan linear.

Pengasutan Motor Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran


(Direct On Line) Pengasutan ini digunakan untuk motor-motor berdaya kecil.
Pada cara ini motor dapat diasut pada tegangan saluran penuh dengan
menggunakan penstart saluran yang dilengkapi dengan relai termis beban lebih.
Cara ini dapat menghasilkan kopel start yang lebih besar mengingat kopel motor
induksi berbanding lurus dengan kuadrat tegangan yang dikenakan. Kelemahan
pengasutan cara ini adalah dapat menghasilkan arus start yang besar, karena itulah
hanya digunakan untuk motor-motor yang berdaya kecil.

II.1.1 Sejarah

Motor listrik adalah sebuah mesin yang menggunakan energi listrik


untuk menghasilkan energi mekanik, melalui interaksi antara medan
magnetik dengan konduktor-konduktor pembawa arus. Proses sebaliknya,
generator atau dynamo mengkonversi energy mekanik menjadi energy
listrik. Motor traksi yang digunakan pada kendaraan-kendaraan dapat
berfungsi sebagai motor ataupun sebagai generator berikut Gambar 1.2
Motor Listrik.

Gambar 1.2 Motor Listrik

Motor listrik dapat dijalankan sebagai generator dan sebaliknya, akan


tetapi hal ini jarang dilakukan dalam praktek. Motor listrik ada dimana

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

mana, dapat ditemukan dalam berbagai fungsi di industry ataupun di


rumah tangga seperti kipas angin, blower dan pompa, mesin perkakas,
alat-alat rumah tangga, dan disc drive. Motor listrik tersebut dapat
digerakkan oleh energi listrik arus searah (sebagai contoh motor yang
menggunakan tenaga baterai), atau oleh arus bolak-balik dari pusat
jaringan distribusi tenaga listrik. Motor yang paling kecil dapat ditemukan
di dalam sebuah arloji.

Motor listrik ukuran sedang lebih banyak ditermukan dalam sebuah


industry dengan dimensi dan karakteristik yang memiliki stardardisasi
yang lebih tinggi, motor-motor tersebut disesuaikan dengan fungsi dan
intensitas penggunaannya oleh industry yang bersangkutan. Motor listrik
paling besar digunakan untuk menggerakkan kapal-kapal besar (kapal laut)
sebagai sarana transportasi laut, dan dengan tujuan sama juga motor listrik
terdapat pada sebuah kompresor yang fungsinya untuk menghisap dan
menekan cairan, dengan rating daya yang sampai jutaan watt.

Prinsip dasar untuk menghasilkan gaya mekanik akibat adanya


interaksi antara arus listrik dengan medan magnetik telah diketahui pada
awal tahun 1821. Sepanjang abad ke-19, para peneliti mulai membuat
motor listrik yang memiliki efisiensi yang lebih baik, akan tetapi
eksploitasi komersial secara besar-besaran dari motor listrik memerlukan
pembangkit-pembangkit listrik dan jaringan distribusi listrik, berikut
Gambar 1.3 Eksperimen Elektromagnetic Faraday.

Gambar 1.3 Eksperimen Elektromagnetic Faraday.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Konversi energi listrik ke dalam energi mekanik berdasarkan prinsip


kerja medan elektromagnetik yang pertama kali diperkenalkan oleh
seorang ilmuan asal Inggris, Michael Faraday, pada tahun 1821.
Eksperimen yang dilakukan Faraday yaitu sepotong kawat menggantung
(free-hanging wire) dicelupkan kedalam sebuah wadah mercury dimana
pada wadah mercury tersebut diletakkan pula sebuah magnet permanen.
Ketika kawat dialiri arus listrik, kawat tersebut berputar di sekitar magnet,
hal ini menunjukkan bahwa arus listrik menimbulkan medan magnet putar
di sekitar kawat.

Motor Faraday ini sering didemonstrasikan di sekolah-sekolah kelas


fisika, hanya saja air garam digunakan sebagai pengganti mercury (air
raksa) yang beracun. Eksperimen Faraday ini merupakan wujud motor
yang paling sederhana dan dikenal dengan nama motor homopolar yakni
motor yang mempunyai kutub yang sama. Penelitian lebih lanjut dilakukan
oleh Barlow yang merupakan perbaikan dari eksperimen yang dilakukan
oleh Faraday dan dikenal dengan Barlow’s Wheel. Sama halnya dengan
yang dilakukan oleh Faraday, eksperiemen Barlow hanya sebatas
demonstrasi saja, tidak sesuai dengan aplikasi praktis di lapangan
dikarenakan konstruksinya masih kuno atau primitive berikut Gambar 1.4
Lightning Magnetic Self Rotor

Gambar 1.4 Lightning Magnetic Self Rotor

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Pada tahun 1827, seorang ilmuan kebangsaan Hungaria, Ányos Jedlik,


mulai melakukan eksperimen rotasi elektromagnetik pada peralatan yang
ia sebut lightning-magnet self-rotor. Hasil eksperimen ini ia gunakan untuk
tujuan instruktif di Universitas-universitas, dan pada tahun 1928 untuk
pertama kalinya di perkenalkan tiga komponen utama motor arus searah
praktis yaitu stator, rotor dan komutator. Stator merupakan bagian yang
diam sedangkan rotor merupakan bagian yang berputar, keduanya bahan
yang bersifat elektromagnetik. Masalahpun muncul, masalah
elektromagnetik belum juga terpecahkan dengan baik karena motor Jedlik
ini masih menggunakan medan magnet permanen pada stator dan rotor,
dan lagi-lagi, motor Jedlik ini tidak mendapat ruang dalam aplikasi praktis.

Komutator pertama untuk motor arus searah yang dapat diterapkan


pada motor ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, William
Sturgeon pada tahun 1832. Kerja keras Sturgeon membuahkan hasil,
komutator untuk motor arus searah ini dibuat dengan tujuan komersial.
Dua orang Amerika yaitu Emily dan Thomas Davenport memproduksi
temuan Sturgeon dan mendapatkan hak paten pada tahun 1837.

Motor ini dapat berputar dengan kecepatan 600 rotasi per menit. Karena
mahalnya elektroda Zinc yang diperlukan untuk tenaga listrik pada baterai,
motor-motor inipun secara komersial gagal dan Davenports mengalami
kebangkrutan. Beberapa peneliti lainnya mengikuti jejak Sturgeon
mengembangkan motor-motor DC tetapi semuanya menemukan masalah
yang sama yaitu tinggi biaya untuk pembuatan baterai sebagai suplai
utama motor. Karena jaringan distribusi listrik pada saat itu belum ada,
motor Sturgeon tidak mendapat tempat di pasar komersial.

Tahun 1855 Jedlik membuat alat dengan prinsip-prinsip yang serupa


yaitu electromagnetic self-rotors dan penemuan ini ternyata sangat
bermanfaat. Ia membuat model motor yang berfungsi sebagai sarana
angkutan, seperti mendorong dan memindah benda yang lebih berat. Tidak
ada bukti atau keterangan yang lebih jelas bahwa eksperimen Jedlik ini
dipublikasikan secara lebih luas dalam dunia ilmiah pada waktu itu,

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

ataupun bahwa eksperimen Jedlik mempengaruhi perkembangan motor-


motor listrik untuk dekade berikutnya.

Motor DC modern ditemukan secara kebetulan pada tahun 1873, ketika


Zénobe Gramme menghubungkan dinamo yang telah ia temukan dengan
dynamo lainnya kemudian menjalankannya sebagai motor. Mesin Gramme
adalah motor listrik yang pertama yang sukses dalam industry.

Pada tahun 1886, Frank Julian Sprague pertama kali menemukan


motor DC praktis, dengan kecepatan yang konstan tanpa menimbulkan
percikan listrik meskipun motor diberikan beban yang variabel.
Penemuan-penemuan Sprague yang lain tentang listrik sangat bermanfaat
terhadap perbaikan jaringan distribusi listrik kita sekarang ini (yang lebih
dahulu dilakukan oleh Edison), yang memungkinkan daya dari motor
listrik dapat dikembalikan ke dalam jaringan listrik, tersedianya distribusi
listrik yang bisa dipindah-pindahkan bak sebuah trolley serta sistem
kontrol yang mulai memadai untuk pengoperasiannya.

Selanjutnya Sprague menemukan pembangkit listrik dengan sistem


trolley yang pertama pada rentang tahun 1887-1888 di Richmond VA,
elevator listrik dan sistem kendali tahun 1892, dan kereta listrik bawah
tanah yang pertama kali dibangun pada tahun 1892 di Chicago oleh South
Side Elevated Railway dimana sangat popular dengan sebutan "L". Motor
Sprague dan penemuannya membuat semacam gebrakan dasyat di bidang
industry dalam hal penggunaan motor listrik, dan dalam waktu yang
hampir bersamaan peneliti-peneliti lain juga sedangkan mengembangkan
hal yang sama dimana akan menjadi pesaingnya, dengan demikian
penggunaan motor listrik akan menjamah wilayah yang lebih luas lagi.

Nikola Tesla pada 1888 menemukan motor AC yang pertama yang


dapat dipraktekkan dengan sistem transmisi daya multi fasa. Selama
bertahun-tahun Tesla terus mengembangkan motor AC di bawah
perusahaan Westinghouse.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Perkembangan motor listrik dengan efisiensi yang diharapkan sempat


tertunda selama beberapa dekade oleh karena kegagalan untuk mengenali
betapa pentingnya celah udara yang relatif kecil antara rotor dan stator.
Awalnya motor-motor mempunyai celah udara sangat besar yang
menghasilkan relukstansi yang sangat tinggi dari sebuah rangkaian
magnetik. Motor-motor listrik seperti ini menghasilkan torka (momen
puntir) yang sangat rendah dan sangat tidak efisien tentunya. Penyebab
ketidakpahaman ini sepertinya disebabkan karena pada awal desain motor
tersebut terlalu banyak focus pada interaksi medan elektromagnetik.

Penerapan motor listrik telah merevolusi industri. Proses-proses dalam


industri tidak lagi dibatasi oleh transmisi daya menggunakan batang, belt,
udara mampat atau tekanan hidraulik. Malahan setiap mesin dilengkapi
dengan motor listriknya sendiri, menyediakan sistem kendali yang mudah
digunakan, dan efisiensi transmisi daya yang lebih baik. Motor listrik juga
banyak digunakan dalam bidang pertanian menggantikan tenaga manusia
dan tenaga binatang untuk berbagai macam pekerjaan seperti menggiling
padi atau memompa air. Untuk penggunaan rumah tangga, motor listrik
mengurangi buruh kasar di dalam rumah-rumah dan membuat standar
hidup yang lebih tinggi, nyaman dan aman tentunya. Dewasa ini, motor
listrik mengkonsumsi lebih dari separuh dari total energi listrik yang
dihasilkan

Awal mesin induksi dimulai pada tahun 1824, fisikawan Perancis


François Arago merumuskan keberadaan medan magnet yang berputar,
disebut rotasi Arago. Dengan menyalakan dan mematikan sakelar secara
manual, Walter Baily mendemonstrasikan hal ini pada tahun 1879, secara
efektif motor induksi primitif pertama,berikut Gambar 1.5 Konstruksi
Awal Mesin Induksi.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.5 Konstruksi Awal Mesin Induksi.

Motor induksi AC dua fase bebas komutator pertama kali ditemukan


oleh insinyur Hungaria Ottó Bláthy; ia menggunakan motor dua fase untuk
menggerakkan penemuannya, meteran listrik.

Motor induksi tiga fase AC bebas komutator pertama kali ditemukan


secara independen oleh Galileo Ferraris dan Nikola Tesla, model motor
yang bekerja telah ditunjukkan oleh yang pertama pada tahun 1885 dan
oleh yang terakhir pada tahun 1887. Tesla diterapkan untuk paten AS pada
bulan Oktober dan November 1887 dan diberikan beberapa paten ini pada
Mei 1888. Pada April 1888, Royal Academy of Science of Turin
menerbitkan penelitian Ferraris tentang motor polifase AC-nya yang
merinci dasar-dasar operasi motor berikut Gambar 1.6 Mesin Induksi
Nikola Tesla.

Gambar 1.6 Mesin Induksi Nikola Tesla.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Pada bulan Mei 1888 Tesla mempresentasikan makalah teknis Sistem


Baru untuk Motor yang Bergantian dan Transformer ke Institut Insinyur
Listrik Amerika (AIEE) yang menggambarkan tiga motor tiang empat
stator jenis: satu dengan rotor empat-kutub membentuk motor keengganan
yang tidak dapat memulai sendiri, yang lain dengan rotor luka membentuk
motor induksi start-sendiri, dan yang ketiga motor sinkron sejati dengan
suplai DC bersemangat tereksitasi terpisah untuk belitan rotor.

George Westinghouse, yang sedang mengembangkan sistem tenaga


arus bolak-balik pada waktu itu, melisensikan paten Tesla pada tahun 1888
dan membeli opsi paten AS pada konsep motor induksi Ferraris. Tesla juga
bekerja selama satu tahun sebagai konsultan. Karyawan Westinghouse C.
F. Scott ditugaskan untuk membantu Tesla dan kemudian mengambil alih
pengembangan motor induksi di Westinghouse.

Teguh dalam mempromosikan pengembangan tiga fase, Mikhail


Dolivo-Dobrovolsky menemukan motor induksi sangkar-rotor pada tahun
1889 dan transformator tiga-tungkai pada tahun 1890. Lebih lanjut, ia
mengklaim bahwa motor Tesla tidak praktis karena denyut dua fase, yang
mendorongnya untuk bertahan dalam pekerjaan tiga fase.

Meskipun Westinghouse mencapai motor induksi praktis pertamanya


pada tahun 1892 dan mengembangkan garis motor induksi polyphase 60
hertz pada tahun 1893, motor-motor Westinghouse awal ini adalah motor
dua fase dengan rotor luka sampai B. G. Lamme mengembangkan sebuah
rotor lilitan bar berputar.

General Electric Company (GE) mulai mengembangkan motor induksi


tiga fase pada tahun 1891. Pada 1896, General Electric dan Westinghouse
menandatangani perjanjian lisensi silang untuk desain bar-winding-rotor,
yang kemudian disebut rotor sangkar-tupai. Arthur E. Kennelly adalah
orang pertama yang mengeluarkan signifikansi penuh bilangan kompleks
(menggunakan j untuk mewakili akar kuadrat dari minus satu) untuk
menunjuk operator rotasi 90º dalam analisis masalah AC. Charles Proteus
Steinmetz dari GE sangat mengembangkan aplikasi kuantitas kompleks

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

AC termasuk model analisis yang sekarang dikenal sebagai motor induksi


rangkaian setara Steinmetz.

Peningkatan motor induksi yang mengalir dari penemuan dan inovasi


ini sedemikian rupa sehingga motor induksi 100 tenaga kuda saat ini
memiliki dimensi pemasangan yang sama dengan motor 7.5 tenaga kuda
pada tahun 1897.

II.1.2 Hukum Yang Berkaitan

1. Induksi elektromagnetik
Induksi magnetik merupakan salah satu cara pembuatan magnet
dengan cara mengaliri listrik pada konduktor untuk membuat medan
magnet. Pembuatan medan magnet dengan cara induksi magnetik
dikenalkan pertama kali oleh Hans Christian Oersted dengan pembuktian
merubah arah yang ditunjuk oleh magnet kompas saat didekatkan pada
batang konduktor berarus listrik, sehingga magnet kompas tidak mengarah
ke kutub magnet utara dan selatan melainkan mengarah pada resultan dari
medan kutub magnet dan medan magnet yang dibuat dari batang
konduktor berarus listrik.
Prinsip induksi elektromagnetik ini dipelajari oleh Michael Faraday
dalam mengahasilkan arus listrik dari medan magnetik. Setelah Oersted
berhasil menemukan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet, maka Michael Faraday (1791-1867) seorang ilmuwan dari Jerman
bertanya-tanya dapatkah medan magnet menghasilkan arus listrik?
Termotivasi hal tersebut, kemudian Faraday pada tahun 1822 memulai
melakukan percobaan-percobaan. Setelah kurang lebih 9 tahun, barulah ia
mendapatkan jawabannya yaitu pada tahun 1831 ia berhasil
membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan magnet.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1. 7 Induksi Elektromagnetik

Jarum galvanometer bergerak menyimpang ketika magnet dimasukkan


ke dalam kumparan dan akan menyimpang ke arah berlawanan ketika
magnet tersebut ditarik keluar dari kumparan. Pada saat magnet bergerak
terhadap kumparan, pada ujung-ujung kumparan timbul tegangan listrik
dan pada penghantar timbul arus listrik. Peristiwa tersebut dinamakan
induksi elektromagnetik. Tegangan yang dihasilkan pada ujung kumparan
disebut gaya gerak listrik (GGL) induksi dan arus listrik yang dihasilkan
disebut arus induksi.

2. Fluks magnetik
Kuat medan magnetik dinyatakan dengan lambang B yang disebut
dengan induksi magnet, induksi magnetik menyatakan kerapatan garis
gaya magnet. Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah
garis gaya yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus, yang
dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai berikut.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.8 Gambar Garis Medan

Dalam hal ini , fluks magnetik didefinisikan sebagai pekalian medan


magnetik B dengan luasan A yang dibatasi oleh rangkaiannya :

.....................................................(1.1)

Karena medan magnetik sebanding dengan jumlah garis medan


magnetik per satuan luas, fluks magnetik tersebut sebanding dengan
jumlah garis yang melalui luasan tersebut .

Jika medan magnetik tidak tegak lurus terhadap permukaannya, seperti


pada gambar b , fluks magnetik didefinisikan sebagai ,

.........................................(1.2)

Φ = fluks magnetik (Wb = weber)

B = induksi magnet (T atau WB.m-2)

A = luas permukaan bidang (m2)

θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau
derajat)

3. GGL (Gaya Gerak Listrik) induksi


Istilah GGL Induksi sering kita dengar dalam metode Induksi
Elektromagnetik dengan menggerakkan batang magnet dalam kumparan.
Ketika kutub utara batang magnet digerakkan masuk kedalam kumparan,

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada kumparan akan
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada ujung-ujung
kumparan inilah yang dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi. Arus
listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL Induksi.
Namun, jarum galvanometer yang dihubungkan pada kumparan hanya
bergerak saat magnet digerakkan keluar masuk kumparan. Sehingga Arus
listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam
kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
Faktor yang mempengaruhi besar GGL Induksi :

a. Kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-


garis gaya magnet.
b. Jumlah lilitan kumparan.
c. Medan magnet.

Perumusan GGL Induksi :


Penghantar yang bergerak dalam medan magnet dengan kecepatan (v)
akan menyapu luasan yang terus berubah. Perubahan luas inilah yang
menyebabkan terjadinya induksi magnetik pada ujung-ujung penghantar.
Induksi magnetik ini juga disebut sebagai GGL Induksi Perumusan GGL
Induksi yang terjadi pada penghantar yang bergerak dalam medan magnet
dinyatakan sebagai berikut:

.........................................................(1.4)

:  GGL induksi (Volt)

: induksi magnet (Wb/m2)

: panjang penghantar (m)

: kecepatan gerak penghantar (m/s)

4. Hukum Faraday

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Telah kita ketahui bahwa sebuah atau GGL akan mengalirkan arus
listrik melalui suatu rangkaian tertutup. jika arus listrik mengalir didalam
suatu rangkaian, disekitar arus tersebut akan timbul fluks magnet.

Gambar 1.9 GGL

Dari percobaan yang dilakukan faraday, diketahui bahwa GGL


hasil induksi bergantung pada laju perubahan fluks magnet yang melalui
suatu rangkaian. kesimpulan ini disebut hukum faraday, yang berbuyi :

“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau


kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang
dilingkupi oleh loop penghantar atau kumparan tersebut” Rumusnya
sebagai berikut

................................................(1.5)

: GGL induksi antara ujung-ujung penghantar (Volt)


: Banyak lilitan kumparan
: Perubahan fluks magnet (Wb)
: Selang waktu untuk perubahan fluks magnet (s)

5. Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich
Lenz pada tahun 1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang
memberikan pernyataan tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Hukum ini menjelaskan arah arus induksi akibat adanya GGL induksi
tersebut.
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila
kedua ujung kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang
memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir arus yang disebut arus
induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada
saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi
belum menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada kumparan.
Lenz menyatakan bahwa :

“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus
induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus
induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”.

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada


perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara
magnet digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks
magnetik yang semakin membesar akibatnya timbul fluks  magnetik yang
menentang pertambahan fluks magnetik awal. Oleh sebab itu, arah fluks
induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik. sehingga fluks total yang
dilingkupi kumparan selalu konstan.

Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan,


maka akan terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya
pada kumparan timbul fluks induksi yang menentang pengurangan fluks
magnet, sehingga fluks totalnya selalu konstan.

Menentukan arah simpangan jarum galvanometer :

Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk


galvanometer

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.10 Gambar Magnet

Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka


ujung kumparan A menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan
(S). Dengan aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari
ujung kumparan A. Sehingga jarum galvanometer menyimpang ke arah
kanan.

Gambar 1.11 Magnet Digerakkan Keluar

Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka


ujung kumparan A menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub utara
(U). Dengan aturan tangan kanan menggenggam diperoleh arah arus listrik
keluar dari ujung B. Sehingga jarum galvanomter menyimpang ke arah
kiri.

Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan


yaitu jika arah ibu jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan
jari-jari yang lain menyatakan arah arus induksi.

II.I.3 Perumusan Dari Hukum Yang Terkait

Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah


berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

pada tegangan dan arusinduksi pada rangkaian rotor dari rangkaian stator.
rangkaian ekivalen motorinduksi mirip dengan rangkaian ekivalen
trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.12 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Keterangan Gambar :

X 2: Reaktansi kumparan rotor dalam ohm

Rc : Tahanan inti besi

Xm : Reaktansi rangkaian penguat dalam ohm perphasa

I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban
( bebannol dalam Amper perphasa )

I 2 : Arus rotor yang berpatokan pada stator

E1 : Tegangan induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa

Arah positif dapat dilihat pada rangkaian Gambar rangkaian diatas.

Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan
komponen arus penguat I0. Komponen arus penguat I0 merupakan arus

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

stator tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan fluksi celah udara


resultan, dan merupakan fungsi ggm E1.

Komponen arus penguat I0 terbagi atas komponen rugi – rugi inti


IC yang sefasa dengan E1 dan komponen magnetisasi IM yang tertinggal
900 dari E1.

Hubungan antara tegangan yang diinduksikan pada rotor


sebenarnya ( Erotor ) dan tegangan yang diinduksikan pada rotor ekivalen
( E2S ) adalah

E2s / E rotor = N1 / N2 = a................................(1.6)

dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang
banyaknya a kali jumlah lilitan rotor.

Bila rotor – rotor diganti secara agnetic, lilitan – ampere masing –


masing harus sama, dan hubungan antara arus rotor sebenarnya Irotor dan
arus I2S pada rotor ekivalen adalah :

I2S = I rotor / a.................................................(1.7)

sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor
ekivalen dan impedansi bocor frekuensi slip Zrotor dari rotor sebenarnya
adalah :

Z2S = E2s / I2s = a2 E rotor / I rotor..................................(1.8)

Nilai tegangan, arus dan impedansi tersebut diatas didefinisikan sebagai


nilai yang referensinya ke stator.

Selanjutnya persamaan dapat dituliskan :

E 2 s a2 E rotot 2
Z2 s = = =a Z rotor .................................(1.9)
I 2s I rotor

dimana :

Z2S = impedansi bocor rotor frekuensi slip tiap fasa dengan


referensi ke stator ( Ohm).

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

R2 = tahanan efektif referensi ( Ohm )

sX2 = reaktansi bocor referensi pada frekuensi slip X2


didefinisikan sebagai harga reaktansi bocor rotor dengan referensi
frekuensi stator (Ohm).

Reaktansi yang didapat pada persamaan dinyatakan dalam cara


yang demikian karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip.

Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan


sinkron. Gelombang fluks ini akan mengimbaskan tegangan pada rotor
dengan frekuensi slip sebesar E2sdan ggl lawan stator E1. Bila bukan
karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan stator,
karena lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif
gelombang fluks terhadap rotor adalah s kali kecepatan terhadap stator,
hubungan antara ggl efektif pada stator dan rotor adalah:

E2s = SE1......................................................(1.10)

E 2 s a2 E rotot 2
Z2 s = = =a Z rotor ....................................(1.11)
I 2s I rotor

E2 s s E 1
= ........................................................(1.12)
I 2s I1

E 2 s s E1
Z2 s = = =R2 jsX 2............................................(1.13)
I 2s I1

Dari persamaan diatas dapat disubsitusikan untuk menyamakan E1 dan


E2s dengan membagi E2s dengan slip..

E1 R2
= + jX 2..................................................(1.14)
I2 s

Rumus kecepatan

120 f
n s= ........................................................(1.15)
p

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Dimana :

Ns= Kecepatan sinkron

F=frekuensi

P= jumlah kutub

Dan medan putar stator dengan rotor dengan medan putar stator sebagai
berikut

n s−n r
s= x 100 %...............................................(1.16)
ns

Dimana :

Ns= kecepatan medan putar staror (rpm)

Nr=kecepatan rotor (rpm)

S=slip (%)

Adapun beberapa hal yang didapat dari perumusan untuk mesin


induksi yaitu:

2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada


rotor.

3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul induksi (ggl)

4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E)


akan menghasilkan arus (I) 5. Adanya arus didalam medan magnet
menimbulkan gaya pada motor.

6. Bila kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator.

7. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor)


oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr).

9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.

6. Rugi – Rugi pada Motor Induksi

Seperti kita ketahui bahwa motor – motor listrik adalah suatu alat
untuk mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanis. Keadaan
ideal dalam sistem konversi energi, yaitu mempunyai daya output tepat
sama dengan daya input yang dapat dikatakan efisiensi 100%. Tetapi pada
keadaan yang sebenarnya, tentu ada kerugian energi yang menyebabkan
efesiensi dibawah 100%. Dalam sistem konversi energi elektro mekanik
yakni dalam operasi motor – motor listrik terutama pada motor induksi,
total daya yang diterima sama dengan daya yang diberikan, ditambah
dengan kerugian daya yang diberikan, ditambah dengan kerugian daya
yang terjadi,

Motor listrik tidak pernah mengkonversikan semua daya yang


diterima menjadi daya mekanik, tetapi selalu timbul kerugian daya yang
semuanya berubah menjadi energi panas yang terbuang. Efisiensi motor
listrik dapat didefinisikan dari bentuk diatas, sebagai perbandingan dimana

Dari persamaan diatas, perlu dipelajari faktor – faktor yang


menyebabkan efesiensi selalu dibawah 100%. Untuk itu perlu diketahui
kerugian daya apa saja yang timbul selama motor beroperasi.

1. Belitan dalam motor yang dinamakan rugi-rugi listrik (rugi-rugi belitan)


2. Kerugian daya yang timbul langsung karena putaran motor, yang
dinamakan rugi-rugi rotasi.

Rugi- rugi rotasi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Rugi-rugi mekanis akibat putaran.

b. Rugi-rugi inti besi akibat kecepatan putaran dan fluks medan.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

 Rugi-Rugi Inti

Rugi – rugi inti diperoleh pada besi magnetis didalam stator dan
rotor akibat timbulnya efek histeris dan arus pusar (eddy current).
Timbulnya rugi – rugi inti, ketika besi jangkar atau struktur rotor
mengalami perubahan fluks terhadap waktu. Rugi – Rugi ini tidak
tergantung pada beban, tetapi merupakan fungsi dari pada fluks dan
kecepatan motor. Pada umumnya rugi – rugi inti berkisar antara 20 – 25%
dari total kerugian daya motor pada keadaan nominal.

 Rugi- rugi mekanik


Rugi-rugi gesekan dan angin adalah energi mekanik yang dipakai
dalam motor listrik untuk menanggulangi gesekan batalan poros, gesekan
sikat melawan komutator atau slip ring, gesekan dari bagain yang berputar
terhadap angin, terutama pada daun kipas pendingin. Kerugian energi ini
selalu berubah menjadi panas berubah menjadi panas seperti pada semua
rugi – rugi lainnya.
Rugi – rugi mekanik dianggap konstan dari beban nol hingga beban
penuh dan ini adalah masuk akal tetapi tidak sepenuhnya tepat seperti
halnya pada rugi – rugi inti. Macam –macam ketidak tepatan ini dapat
dihitung dalam rugi – rugi stray load. Rugi – rugi mekanik biasanya
berkisar antara 10 – 15% dari total rugirugi daya motor pada keadaan
beban nominal.

 Rugi-rugi belitan
Rugi-rugi belitan sering disebut rugi – rugi tembaga tetapi pada
saat sekarang sudah tidak begitu. Banyak motor listrik, terutama motor
ukuran sangat kecil diatas 750 W, mempunyai belitan stator dari kawat
alumunium yang lebih tepat disebut rugi – rugi I 2 R yang menunjukkan
besarnya daya yang berubah menjadi panas oleh tahanan dari konduktor
tembaga atau aluminium. Total kerugian I2 R adalah jumlah dari rugi –
rugi I2 R primer (stator) dan rugi – rugi I2 R sekunder (rotor). Rugi – rugi I2

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

R dalam belitan sebenarnya tidak hanya tergantung pada arus, tetapi juga
pada tahanan belitan di bawah kondisi operasi. Sedang tahanan efektif
dari belitan selalu berubah dengan perubahan temperatur, skin effect
dansebagainya. Sangat sulit untuk menentukan nilai yang sebenarnya dari
tahanan belitan dibawah kondisi operasi. Kesalahan pengukuran kerugian
belitan dapat dimasukkan ke dalam kerugian stray load. Pada umumnya
rugi – rugi belitan ini berkisar antara 55 - 60% dari total kerugian motor
pada keadaan beban nominal.

 Rugi –rugi Stray load


Kita telah melihat bahwa beberapa macam kerugian selalu
dianggap konstan dari keadaan beban nol hingga beban penuh walaupun
kita tahu bahwa rugi – rugi tersebut sebenarnya berubah, secara kecil
terhadap beban. Sebagai tambahan, kita tidak dapat menghitung berapa
besar kerugian ini seperti yang diakibatkan oleh perubahan fluks terhadap
beban, geometri konduktor sehingga arus terbagi sedikit tidak merata
dalam konduktor bertambah, mengakibatkan pertambahan tahanan
konduktor dan karena itu rugi – rugi konduktor harus bertambah. Dari
semua kerugian yang relatif kecil ini, baik dari sumber yang di ketahui
maupun yang tidak diketahui, disatukan menjadi rugi – rugi stray load
yang cenderung bertambah besar apabila beban meningkat (berbanding
kuadrat dengan arus beban). Pada umumnya kerugian ini berkisar 1-5%
dari total kerugian daya motor pada keadaan beban nominal.

I.2 Mesin Induksi 1 Phasa


Motor AC 1 Fasa banyak digunakan pada peralatan rumah tangga listrik,
misalnya pompa air, mesin cuci, lemari es, mixer, kipas angin dan
sebagainya.Karena bentuknya yang sederhana dan harganya yang relatif murah
motor induksi 1 fasa banyak dipakai untuk keperluan motor-motor kecil. Struktur
motor induksi 1 fasa hampir sama dengan motor induksi 3 fasa.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Motor AC 1 fasa berkapasitas kecil ini sering dikenal dengan nama Fraction
Horse Power Motor, dibuat dalam berbagai macam type sesuai dengan kebutuhan.
Motor ini bekerja pada arus bolak balik 1 fasa dengan frekuensi nominal.

Disebut motor 1 fasa karena untuk mendapatkan daya mekanik hanya


dipelukan sumber satu fasa, yang pada dasarnya motor satu fasa mempunyai
prinsip kerja motor dua fasa, hal ini disebabkan karena pada lilitan statornya
terdiri dari dua lilitan, yaitu lilitan utama dan lilitan bantu dan diantara keduanya
mempunyai beda fasa 90o Listrik. Dari kedua fluks yang ada pada lilitan stator
tersebut maka terjadilah suatu medan magnit putar sehingga motor dapat berputar.

Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai
oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding
dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan
oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena
munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.

Gambar 1.13 Dampak adanya arus pada stator

Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor
berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak
melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap
fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik)
pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung
dengan beban yang akan dioperasikan.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada
kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor
dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini
juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks
inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu
diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk
menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam
terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada
kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.

Gambar 1.14 Putaran pada rotor akibat fluks

Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan


munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus
menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut
mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus
stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan
fluks pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor,
hanya saja arah keduanya berlawanan.

Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus
dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya
pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka
gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya yang berbeda

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling


menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar
sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang
lainnya sehingga rotor dapat berputar.

Gambar 1.15 Saat rotor tidak berputar

Gambar 1.16 Saat rotor sudah berputar sedikit

Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor.
Kumparan stator dan rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’,
reaktansi “jX”dan lilitan penguat “N”. rangkaian ekivalen dari motor induski
satu fasa dapat dilihat pada gambar di bawah ini..

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.17. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Sederhana

Gambar 1.18. Rangkaian pengganti motor induksi satu phasa

I.2.1 Kontruksi
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor
dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator
merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk
slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari
seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet
dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama dan dipasang
melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk
menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Adapun bagian
utama motor induksi satu fasa ditunjukkan oleh gambar berikut ini

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.19.bagian utama motor induksi satu fasa

Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan


membantu putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan
konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina
berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi
tegangan yang terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak
kerugian akibat munculnya arus eddy (eddy current) pada stator. Rotor
umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan
celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu, rotor juga
dilapisi dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan.
Masing-masing komponen dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti
pada gambar berikut:

Gambar 1.20. Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

I.2.3 Jenis – Jenis Motor Induksi 1 Phasa


a.  Motor Fasa Belah (splite phasa motor)
Jenis motor ini menggunakan rotor sangkar (Squirrel Cage winding)
terdiri dari sejumlah batang tembaga yang dimasukkan ke dalam alur rotor,
pada ujung-ujungnya dihubungkan oleh cincin tembaga sehingga terdapat
sirkuit tertutup. Sedangkan kumparan statornya terdiri dari dua lilitan yaitu
kumparan utama (main winding) dan kumparan bantu (starting winding).
Kedua kumparan tersebut terhubung paralel pada saat start, kedua-duanya
terhubung pada jala-jala kemudian setelah motor berputar mencapai + 75
% putaran nominal, sebuah saklar sentrifugal akan memutuskan rangkaian
kumparan bantu dan selanjutnya motor bekerja hanya dengan kumparan
utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.21. Motor Fasa Belah

Dilihat dari konstruksinya motor fasa belah mempunyai saklar


sentrifugal yang berfungsi untuk memutuskan rangkaian kumparan bantu
setelah motor berputar mendekati putaran nominal, dan mencegah arus
lebih dari jala-jala ke kumparan bantu dan juga untuk melindungi
kumparan dari kerusakan yang disebabkan oleh pemanasan arus yang
melewatinya.

b.   Motor Kapasitor

Konstruksi motor kapasitor hampir sama dengan motor fasa belah,


hanya pada motor ini di tambah satu unit kapasitor. Motor kapasitor
bekerja untuk tegangan AC satu fasa dan umumnya banyak digunakan

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

untuk pompa air, refrigerator, compressor udara, mesin cuci dan lainnya.
Tempat kedudukan kapasitor pada motor terletak pada bagian atas motor
ada juga yang di dalam kerangka motor itu sendiri. Kapasitor ini berfungsi
untuk mempertinggi kopel awal dan mengurangi arus start pada motor
kapasitor dan geseran fasa antara belitan utama dan bantu lebih dipertajam.

Jenis kapasitor yang banyak digunakan pada jenis motor kapasitor ini
antara lain:

a.      Kapasitor kertas (The Paper Capacitor) 

b.     Kapasitor minyak (The oil Capacitor)

c.      Kapasitor elektrolit (The electrolytic Capacitor)

Umumnya kapasitas dari kapasitor ini antara 6 mF – 150 mF.


Menurut hubungan kapasitornya jenis motor kapasitor dapat dibagi
menjadi tiga macam yaitu:

1. Motor kapasitor start (starting capacitor motor)

2. Motor kapasitor tetap/ running (permanent capacitor motor)

3. Motor kapasitor start/ running (start-running capacitor motor)

1)     Motor kapasitor start (starting capacitor motor)

Motor ini adalah merupakan jelmaan dari motor fasa belah, tetapi
mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan
sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama persis, hanya ditambah satu
unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start).  Seperti dikatakan di
awal prinsip kerja motor kapasitor start ini sama seperti motor induksi,
yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus maka akan terjadi
medan magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama, tidak ada
resultan gaya. Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada
beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan
gaya yang berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan gaya
itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan gaya searah jarum jam
sehingga motor dapat berputar ke kanan. Setelah motor berputar 75% dari

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

putaran nominal maka sakelar sentrifugal bekerja memutuskan rangkaian


lilitan bantu dan motor bekerja hanya dengan lilitan utama.

Keuntungan motor jenis ini dibanding dengan type motor fasa belah
adalah:

·           Mempunyai kopel yang lebih kuat.

·           Faktor kerjanya lebih besar (mendekati 1)

Secara konstruksi rangkaian kelistrikan motor start kapasitor dapat dilihat


pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.22. Motor Kapasitor

Adapun bagian-bagian yang terpenting dari motor ini adalah:

o    Stator (tempat belitan utama dan bantu) pada alur-alur stator

o    Rotor sangkar dengan porosnya

o    Bantalan peluruh (laher)

o    Tutup stator dan rangka body

o    Kapasitor

o    Ujung-ujung terminal motor

2)        Motor kapasitor tetap/running (permanent capacitor motor)

Motor ini mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan


kumparan bantu, terhubung paralel dengan kumparan utama dan terhubung
langsung paralel dengan sumber listrik. Belitan utama, lilitan bantu dan

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

kapasitor tetap terhubung pada sirkuit jala-jala saat motor bekerja. Jenis


motor ini banyak digunakan pada pompa air satu fasa, dimana lilitan utama
dan bantu jumlah lilitannya sama banyak tetapi diameter kawatnya
berbeda diantara keduanya. Diameter kawat lilitan utama lebih besar
dibanding diameter lilitan bantunya. Type motor ini kopel awalnya kurang
bagus, tetapi kopel jalan (torsi jalan) merata.  Kebanyakan pompa air
berbagai merek banyak menggunakan jenis motor running kapasitor
dengan kecepatan mendekati 3000 rpm, untuk lebih jelasnya rangkaian
kelistrikan motor running kapasitor dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:

Gambar 1.23. Motor kapasitor tetap/running

3)        Motor kapasitor start/ running (start-running capacitor motor)

Jenis motor ini adalah perpaduan antara motor start kapasitor dan
running kapasitor, dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk
memperioleh kopel awal yang lebih besar dan kopel jalan yang merata.
Jenis motor ini banyak digunakan pada room air conditioner. Untuk lebih
jelasnya dapat anda lihat pada gambar di bawah ini:

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.24. Motor kapasitor start/ running

c.         Motor Repulsi

Motor repulsi mempunyai dua buah kumparan yaitu kumparan


medan stator dan  kumparan rotor. Diantara kedua kumparan tersebut
adalah tidak mempunyai hubungan galvanis antara satu sama lainnya.
Konstruksi rotornya hampir sama dengan rotor motor DC (arus
searah). Motor repulsi mempunyai sebuah belitan stator yang diatur untuk
hubungan ke sumber tegangan dan sebuah belitan rotor yang dihubungkan
ke sebuah komutator. Secara prinsip motor ini mempunyai belitan stator
sama seperti motor fasa tunggal, tetapi mempunyai rotor seperti rotor
motor DC, dengan sikat-sikat yang berlawanan pada jangkar yang
dihubung singkatkan.

Sikat (brush) dihubungsingkatkan secara permanent. Kumparan


stator dihubungkan dengan sumber arus bolak balik, sehingga mengalir
arus pada stator, maka pada rotor timbul tegangan induksi. Arus induksi
pada rotor menimbulkan magnit. Resultan dari kedua kutub medan dan
kutub jangkar akan menyebabkan terjadinya medan putar. Medan putar ini
terjadi pada kedudukan sikat digeser dari garis netral. Garis netral adalah
letak garis sumbu sikat segaris dengan sumbu kumparan stator, yaitu garis
medan magnit rotor sama dengan statornya.

Kecepatan motor dapat diatur dengan cara menggeser letak sikat ke


kiri atau ke kanan dari garis netral. Semakin besar sudut pergeseran
semakin besar perubahan kecepatan motor demikian pula terhadap momen
kopel dari motor.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Pada dasarnya motor repulsi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok


yaitu:

1)        Motor repulsi start (induction run motor)

2)        Motor repulsi

3)        Motor Repulsion induction full

Prinsip kerja dari ketiga motor tersebut adalah sama hanya bedanya
terletak pada sifat dan pemakaiannya.  Untuk lebih jelasnya sirkuit
diagram motor repulsi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.25. Motor Repulsi

1)        Motor repulsion start induction run motor

Dimana gerak mulanya seperti motor repulsion, bila tercapai


kecepatan penuh, kumparan rotor  dihubung singkatkan dengan
menggunakan sakelar sentrifugal, maka motor akan berubah menjadi
motor rotor sangkar dengan kecepatan tetap.

2)        Motor repulse

Motor dengan kumparan rotor lewat komutator dimana sikat-


sikatnya dihubungsingkatkan.

3)        Motor repulsion induction full

Motor ini menggunakan rotor sangkar pada bagian bawah dari alur
kumparan rotor (rotor mempunyai dua tingkat alur, yaitu alur sangkar dan
alur kumparan) motor type ini tidak dilengkapi dengan sakelar sentrifugal.
Prinsip gerak mulanya sama dengan type motor repulsi.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Kopel mula motor repulsi sama dengan motor kapasitor start yang
berkisar antara 300%-350% dari kopel beban penuh.  Sedangkan arus start
pada motor repulsi ini jauh lebih mudah 30% - 40% dibandingkan dengan
motor induksi satu fasa lainnya. Variasi kecepatan waktu beban penuh
terjadi slip antara 2,5 %  – 5 %.

d.     Motor Universal

Motor universal adalah motor seri arus bolak balik, konstruksi


maupun karakteristik motor universal sama dengan motor seri arus searah
(motor seri DC). Keuntungan motor universal ini dapat dioperasikan
dengan sumber tegangan bolak balik atau denga tegangan arus searah pada
nilai tegangan yang sama.

Stator motor universal dapat berupa sepatu kutub (salient pole)


maupun stator silinder (non salient). Motor universal dengan stator sepatu
kutub umumnya beroperasi untuk daya 250 Watt (1/4 HP) ke bawah.
Sedangkan stator non salient dioperasikan untuk daya di atas 250 Watt.

Kecepatan beban nol motor ini sangat tinggi, tetapi pada saat beban
dipasang kecepatan motor berkurang dan akan terus berkurang jika
bebannya bertambah lagi. Pengaturan kecepatan motor universal dapat
dilakukan dengan cara memasang tahanan depan (rheostat resistance)
dihubungkan seri dengan motor. Tahanan depan yang di atur bervariasi
pada motor akan memberikan tegangan masuk bervariasi pada motor,
sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan formula dasar
dari motor listrik. Pengaturan kecepatan kedua adalah dengan kumparan
medan dibuat dalam beberapa tingkat (step) untuk memberikan variasi
impedansi lilitan medan, sehingga fluksi medan terhadap kecepatan sesuai
dengan rumus dasar motor listrik. Dengan pengaturan tap-tap lilitan medan
(impedansi medan) maka kecepatan motor dapat diatur. Kopel start motor
universal cukup besar dan kecepatannya bervariasi menurut beban. Di
bawah diperlihatkan gambar rangkaian motor universal dengan variasi
kecepatan.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Gambar 1.26. Motor Universal Speed Variabel

Gambar 1.27. Motor Universal Pembalik

Di atas telah dijelaskan bahwa motor ini dapat dijalankan dengan


sumber AC maupun DC karena sifatnya ini maka motor ini juga
mempunyai belitan medan dan jangkar yang tidak jauh berbeda
denganmotor DC umumnya. Motor jenis ini banyak digunakan pada alat
rumah tangga misalnya blender, mixer, mesin jahit dan sebagainya.

e.     Motor shaded pole (kutub bayangan)

Motor shaded pole atau motor kutub bayangan adalah adalah sebuah
motor induksi satu fasa yang diperlengkapi dengan belitan bantu yang
dihubungkan secara parallel dengan belitan utama. Stator motor shaded
pole berbentuk sepatu kutub (salient).  Kumparan stator hanya terdiri dari
kumparan utama. Untuk membentuk medan putar dipasang shaded coil
yang merupakan suatu rangkaian tertutup pada sepatu kutub tersebut.

Tegangan bolak balik dari kumparan utama akan di induksikan pada


shaded coil. Dengan adanya tegangan induksi ini maka pada shaded coil
akan mengalir arus dan menimbulkan fluks lawan dari kumparan utama.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Dengan demikian terjadi beda fasa antara fluks kumparan utama dengan
fluks shaded coil (kumparan bayangan). Kedua fluks tersebut berbeda
nilainya dan dianggap kutub itu menghasilkan fluks lemah (dalam cincin)
dan di superimpose fluks kuat (diluar cincin) sehingga terdapat medan
putar. Konstruksi motor shaded pole dapat dilihat seperti gambar di bawah
ini:

Gambar 1.28. Motor shaded pole

Motor ini dibuat dengan ukuran motor fraction horse power dan
digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan seperti kipas angina 2
kecepatan, hair drayer, blower dan sebagainya. Motor ini mempunyai
kopel start yang rendah dan hanya bekerja pada tegangan AC.

1.2.3 Keuntungan dan Kerugian


Kelebihan dan kekurangan dari motor 1 induksi phasa adalah
 Jumlah tetap set berkelok-kelok (dikenal sebagai tiang) dibangun
ke motor, yang menentukan kecepatan dasar motor.
 Frekuensi dari tegangan saluran AC. Variabel kecepatan drive
perubahan frekuensi ini untuk mengubah kecepatan motor.
 Jumlah pembebanan torsi pada motor, yang menyebabkan slip.
 Mahal kontrol kecepatan
 Ketidakmampuan untuk beroperasi pada kecepatan rendah

I.3 Mesin Induksi 3 Phasa

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip
antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada
sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri
dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan
pada gambar berikut ini:

Gambar 1.29. Motor induksi 3-fasa

Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada


kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik
rendah dan hampir tidak ada perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase
memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi
bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi
konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan
input. Dengan ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih
mudah dan mungkin dilakukan.

1.3.1 Kontruksi

Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa


memiliki 2 komponen penting, yaitu: stator dan rotor.

1. Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin.


Pada komponen ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

dihubungkan dengan suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri


memiliki 3 bagian penting:

 Frame

Frame merupakan bagian terluar dari stator. Berfungsi sebagai tempat


untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi keseluruhan
komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya). Umumnya frame dibuat dari
besi agar frame menjadi kuat. Dalam konstruksinya, air gap (celah udara)
pada motor haruslah sangat kecil agar rotor dan stator konsentris dan
mencegah induksi yang tidak merata. Air gap yang dimaksud disini ialah
celah yang mungkin terbentuk pada permukaan frame bukan lingkaran
besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut akan diisi oleh inti
stator dan rotor.

 Inti

Inti stator merupakan tempat dimana stator winding dipasang. Inti


stator bertugas untuk menghasilkan fluks. Fluks ini dihasilkan oleh
kumparan pada stator winding dan dialiri oleh arus 3 fasa dari suplai 3
fasa. Untuk mencegah arus eddy yang besar pada stator winding umumnya
inti stator dilapisi oleh lamina. Lamina sendiri terbuat oleh campuran besi
silikon untuk mencegah rugi-rugi histerisis. Pada inti stator juga dipasang
kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks

 Winding

Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing


kumparannya dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung
dari bagaimana metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis
rotor yang digunakan. Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya
menggunakan rangkaian delta sedangkan rotor jenis slip ring bisa
menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding dipasang pada
sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator
winding juga dikenal sebagai kumparan medan.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

2. Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor


dihubungkan dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang
terpasang pada pusat rotor. Berdasarkan konstruksinya, rotor dibagi
menjadi 2 macam:

 Sarang Tupai Atau Squirrel Cage

Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan
diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun
sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat “konduktor”
pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Umumnya
rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis ini sangat
sering digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan berapapun
kutub pada stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas angin dan
blower pada printer.

 Slip Ring

Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki
sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah
satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung dengan
rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian
kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star.
Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran
motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya rotor jenis ini digunakan
untuk beban-beban besar seperti untuk menggerakkan elevator atau lift.

1.3.2 Prinsip Kerja

Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita


memiliki sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor.
Karena stator terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke
stator melalui kumparan stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan
stator saja. Sesuai hukum faraday bahwa apabila terdapat arus yang
mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat menghasilkan fluks magnet
pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah tangan kanan.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama
karena setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak
sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda
pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b,
dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan
fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada
kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini
mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar”
seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan
sinkron.

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator


sudah dialiri arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus
akan terinduksi pada rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus
dapat mengalir pada rotor (seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat
munculnya arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator maka
rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz.

Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan
pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena
apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang
terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor
sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka
rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan
sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan
terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum
lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali.
Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip.

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

1.3.3 Jenis Motor Induksi 3 Phasa

1. Jenis-jenis Motor Induksi 3 Fasa Berdasaarkan Bentuk Rotornya

a) Motor indusi 3 fasa rotor belitan jenis motor induksi ini


mempunyai belitan kumparan 3 fasa sama seperti kumparan statornya
serta kumparan stator dan rotornya mempunyai jumlah kutub yang sama.
Belitan 3 fasa pada motor jenis ini biasanya terhubung Y dan ujung 3
kawat belitan rotor tersebut di hubungkan pada slipring yang terdapat pada
poros rotor. Belitan-belitan rotor ini kemudian di hubung singkatkan
melalui sikat (brush) yang menempel pada slipring dengan sebuah
perpanjangan kawat untuk tahanan luar. slipring dan sikat merupakan
penghubung belitan rotor ke tahanan luar (fungsi tahanan luar yaitu
membatasi arus awal yang besar). Tahanan luar ini kemudian perlahan
dikurangi hingga nol sebagaimana kecepatan motor yang bertambah telah
mencapai kecepatan penuh. Setelah mencapai kecepatan penuhnya, 3 buah
sikat akan terhubung singkat (tanpa tahanan luar ) maka rotor belitan ini
akan bekerja mirip seperti rotor sangkar. Motor induksi jenis ini
mempunyai arus awal yang rendah dan torsi awal yang tinggi.

b) Motor indusi 3 fasa rotor sangkar

Jenis motor induksi ini terdiri dari tumpukan lempengan besi tipis
yang dilaminasi dan batang konduktor yang mengitarinya, tumpukan besi
yang dilaminasi tersebut disatukan untuk membentuk inti rotor.
Alumunium (sebagai batang konduktor) dimasukan ke dalam slot dari inti
rotor untuk membentuk serangkaian konduktor yang mengelilingi inti
rotor. Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang
terletak pada alur-alur sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya dihubung
singkat dengan menggunakan cincin hubung singkat (shorting ring)  atau
disebut juga dengan end ring. Motor induksi jenis ini tidak terdapat
komutator sehingga tidak memercikan bunga api. Motor induksi jenis ini
mempunyai arus awal tinggi, torsi awal rendah dan Kapasitas Overload

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

tinggi serta efesiensi dan faktor kerjanya lebih tinggi dibanding rotor
belitan.

2 .Jenis-jenis Motor Induksi 3 Fasa Berdasarkan Karakteristik Kelasnya

a) Kelas A,Motor Induksi 3 fasa kelas A memiliki karakteristik


sebagai berikut

 Torsi awal normal (150 – 170%) dari nilai ratingnya) dan torsi
breakdownya tinggi
 Arus awal relatif tinggi dan Slip rendah ( 0.0015 < Slip < 0.005 )
 Tahanan rotor kecil sehinga efisiensi tinggi
 Baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat mencapai
putaran penuhnya

Contoh : pompa dan fan

b) Kelas B ,Motor Induksi 3 fasa kelas B memiliki karakteristik


sebagai berikut

 Torsi awal normal hampir sama seperti kelas A


 Arus awal rendah ( lebih rendah 75% dari kelas A ) dan Slip rendah
(slip < 0.005)
 Arus awal dapat diturunkan karena rotor mempunyai reaktansi tinggi
 Rotor terbuat dari plat atau saklar ganda
 Efisiensi dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi

Contoh : fan, blower, dan motor generator set

c) Kelas C,Motor Induksi 3 fasa kelas C memiliki karakteristik


sebagai berikut

 Torsi awal lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya)


 Arus awal rendah dan Slip rendah (slip < 0.005)
 Reaktansi rotor lebih tinggi dari kelas B
 Rotor menggunakan sankar rendah

GROUP X TRI ANNISA


170402023
LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK MESIN INDUKSI

 Saat beban penuh slip cukup tinggi sehingga efisiensinya rendah


(lebih rendah dari kelas A dan Kelas B)

Contoh : Kompressor, Konveyor, Crushrs, dan fort

d) Kelas D,Motor Induksi 3 fasa kelas D memiliki karakteristik


sebagai berikut:

 Torsi awal yang paling tinggi dari kelas lainnya


 Arus awal rendah dan Slip tinggi
 Motor ini cocok untuk aplikasi dengan perubahan beban dan
perubahan kecepatan secara mendadak pada motor
 Ketika torsi maksimum slip mencapai harga 0.5 atau lebih, sedangkan
ketika beban penuh slip antara 8% hingga 15% sehingga efisiensinya
rendah

Contoh : elevator, crane, dan ekstraktor. 

1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Motor Induksi 3 Fasa

1. Kelebihan

 Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan


rotor sangkar.

 Harganya relatif murah untuk industri dan kehandalannya tinggi.

 Effisiensi relatif tinggi pada keadaan normal dan tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.

 Biaya pemeliharaan rendah dan mudah dalam perawatan

 Dapat diproduksi sesuai dengan kebutuhan

2. Kekurangan

 Kecepatan tidak mudah dikontrol

 Power faktor rendah pada beban ringan

 Arus start biasanya 5 – 7 kali dari arus nominal

GROUP X TRI ANNISA


170402023

Anda mungkin juga menyukai