BAB I
PENDAHULUAN
Motor Induksi adalah salah satu motor listrik yang sering digunakan pada
kehidupan sehari-hari Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo. Motor listrik dapat
ditemukan pada peralatan rumah tangga seperti kipas angin, mesin cuci, pompa
air dan penyedot debu berikut Gambar 1.1 Motor Induksi.
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang bekerja
berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah sumber energi
listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi rotornya di
induksikan melalui celah udara dari stator dengan media elektromagnet. Hal inilah
yang menyebabkannya diberi nama motor induksi. Adapun penggunaan motor
induksi di industri ini adalah sebagai penggerak, seperti untuk blower, kompresor,
pompa, penggerak utama proses produksi atau mill, peralatan workshop seperti
mesin-mesin bor, grinda, crane, dan sebagainya.
cara pengereman yang bisa dilakukan untuk memberhentikan motor, akan tetapi
dalam laporan ini kami akan membahas tentang pengereman motor dengan
menggunakaan Coil Brake DC.
Pada prinsipnya motor ini dalam keadaan normal atau tidak bertegangan maka
coil break akan menahan rotor motor untuk tidak berputar sedangkan dalam
keadaan bertegangan coil break akan melepas rotor motor untuk berputar.
Motor induksi linear adalah motor linear yang bekerja dengan prinsip yang
sama dengan motor induksi yang lain, namun didesain untuk menghasilkan
gerakan pada satu garis lurus. Penggunaannya mencakup magnetic levitation,
propulsi linear, dan aktuator linear. Motor induksi linear juga telah digunakan
untuk memompa logam cair. Motor induksi linier mempunyai prinsip kerja yang
sama dengan motor induksi bertipe squirel cage. Motor induksi ini dapat menjadi
motor induksi linier hanya dengan meluruskan koilnya menjadi bidang datar
(flat).
Dalam desain motor listrik ini, gaya dihasilkan dari medan magnet yang
bergerak secara linear, yang bekerja pada konduktor dalam medan magnet. Semua
jenis konduktor, bisa berupa loop, koil, atau selembar logam, ditempatkan di
medan magnet akan memiliki arus eddy yang terinduksi sehingga menghasilkan
medan magnetik yang berlawanan berdasarkan hukum Lenz. Dua medan
magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear, maka akan menghasilkan gerakan linear.
Dalam desain motor listrik ini, gaya dihasilkan dari medan magnet yang
bergerak secara linear, yang bekerja pada konduktor dalam medan magnet. Semua
jenis konduktor, bisa berupa loop, koil, atau selembar logam, ditempatkan di
medan magnet akan memiliki arus eddy yang terinduksi sehingga menghasilkan
medan magnetik yang berlawanan berdasarkan hukum Lenz. Dua medan
magnetik yang berlawanan akan saling menolak. Jika hal ini terus dilakukan
secara linear, maka akan menghasilkan gerakan linear.
II.1.1 Sejarah
Motor ini dapat berputar dengan kecepatan 600 rotasi per menit. Karena
mahalnya elektroda Zinc yang diperlukan untuk tenaga listrik pada baterai,
motor-motor inipun secara komersial gagal dan Davenports mengalami
kebangkrutan. Beberapa peneliti lainnya mengikuti jejak Sturgeon
mengembangkan motor-motor DC tetapi semuanya menemukan masalah
yang sama yaitu tinggi biaya untuk pembuatan baterai sebagai suplai
utama motor. Karena jaringan distribusi listrik pada saat itu belum ada,
motor Sturgeon tidak mendapat tempat di pasar komersial.
1. Induksi elektromagnetik
Induksi magnetik merupakan salah satu cara pembuatan magnet
dengan cara mengaliri listrik pada konduktor untuk membuat medan
magnet. Pembuatan medan magnet dengan cara induksi magnetik
dikenalkan pertama kali oleh Hans Christian Oersted dengan pembuktian
merubah arah yang ditunjuk oleh magnet kompas saat didekatkan pada
batang konduktor berarus listrik, sehingga magnet kompas tidak mengarah
ke kutub magnet utara dan selatan melainkan mengarah pada resultan dari
medan kutub magnet dan medan magnet yang dibuat dari batang
konduktor berarus listrik.
Prinsip induksi elektromagnetik ini dipelajari oleh Michael Faraday
dalam mengahasilkan arus listrik dari medan magnetik. Setelah Oersted
berhasil menemukan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet, maka Michael Faraday (1791-1867) seorang ilmuwan dari Jerman
bertanya-tanya dapatkah medan magnet menghasilkan arus listrik?
Termotivasi hal tersebut, kemudian Faraday pada tahun 1822 memulai
melakukan percobaan-percobaan. Setelah kurang lebih 9 tahun, barulah ia
mendapatkan jawabannya yaitu pada tahun 1831 ia berhasil
membangkitkan arus listrik dengan menggunakan medan magnet.
2. Fluks magnetik
Kuat medan magnetik dinyatakan dengan lambang B yang disebut
dengan induksi magnet, induksi magnetik menyatakan kerapatan garis
gaya magnet. Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah
garis gaya yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus, yang
dapat dinyatakan dalam persamaan, sebagai berikut.
.....................................................(1.1)
.........................................(1.2)
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau
derajat)
maka jumlah garis-garis gaya magnet yang terdapat pada kumparan akan
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis gaya pada ujung-ujung
kumparan inilah yang dinamakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi. Arus
listrik bisa terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL Induksi.
Namun, jarum galvanometer yang dihubungkan pada kumparan hanya
bergerak saat magnet digerakkan keluar masuk kumparan. Sehingga Arus
listrik hanya timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam
kumparan, maka di ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
Faktor yang mempengaruhi besar GGL Induksi :
.........................................................(1.4)
4. Hukum Faraday
Telah kita ketahui bahwa sebuah atau GGL akan mengalirkan arus
listrik melalui suatu rangkaian tertutup. jika arus listrik mengalir didalam
suatu rangkaian, disekitar arus tersebut akan timbul fluks magnet.
................................................(1.5)
5. Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich
Lenz pada tahun 1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang
memberikan pernyataan tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi.
Hukum ini menjelaskan arah arus induksi akibat adanya GGL induksi
tersebut.
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila
kedua ujung kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang
memiliki hambatan tertentu, maka akan mengalir arus yang disebut arus
induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada
saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi
belum menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada kumparan.
Lenz menyatakan bahwa :
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus
induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
magnetik induksi yang menentang perubahan medan magnetik (arus
induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”.
pada tegangan dan arusinduksi pada rangkaian rotor dari rangkaian stator.
rangkaian ekivalen motorinduksi mirip dengan rangkaian ekivalen
trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Keterangan Gambar :
I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban
( bebannol dalam Amper perphasa )
Arus stator terbagi atas 2 komponen, yaitu komponen arus beban dan
komponen arus penguat I0. Komponen arus penguat I0 merupakan arus
dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap fasa pada lilitan stator yang
banyaknya a kali jumlah lilitan rotor.
sehingga hubungan antara impedansi bocor frekuensi slip Z2S dari rotor
ekivalen dan impedansi bocor frekuensi slip Zrotor dari rotor sebenarnya
adalah :
E 2 s a2 E rotot 2
Z2 s = = =a Z rotor .................................(1.9)
I 2s I rotor
dimana :
E2s = SE1......................................................(1.10)
E 2 s a2 E rotot 2
Z2 s = = =a Z rotor ....................................(1.11)
I 2s I rotor
E2 s s E 1
= ........................................................(1.12)
I 2s I1
E 2 s s E1
Z2 s = = =R2 jsX 2............................................(1.13)
I 2s I1
E1 R2
= + jX 2..................................................(1.14)
I2 s
Rumus kecepatan
120 f
n s= ........................................................(1.15)
p
Dimana :
F=frekuensi
P= jumlah kutub
Dan medan putar stator dengan rotor dengan medan putar stator sebagai
berikut
n s−n r
s= x 100 %...............................................(1.16)
ns
Dimana :
S=slip (%)
6. Bila kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator.
adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan
kecepatan berputar rotor (nr).
9. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.
Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
Seperti kita ketahui bahwa motor – motor listrik adalah suatu alat
untuk mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanis. Keadaan
ideal dalam sistem konversi energi, yaitu mempunyai daya output tepat
sama dengan daya input yang dapat dikatakan efisiensi 100%. Tetapi pada
keadaan yang sebenarnya, tentu ada kerugian energi yang menyebabkan
efesiensi dibawah 100%. Dalam sistem konversi energi elektro mekanik
yakni dalam operasi motor – motor listrik terutama pada motor induksi,
total daya yang diterima sama dengan daya yang diberikan, ditambah
dengan kerugian daya yang diberikan, ditambah dengan kerugian daya
yang terjadi,
Rugi-Rugi Inti
Rugi – rugi inti diperoleh pada besi magnetis didalam stator dan
rotor akibat timbulnya efek histeris dan arus pusar (eddy current).
Timbulnya rugi – rugi inti, ketika besi jangkar atau struktur rotor
mengalami perubahan fluks terhadap waktu. Rugi – Rugi ini tidak
tergantung pada beban, tetapi merupakan fungsi dari pada fluks dan
kecepatan motor. Pada umumnya rugi – rugi inti berkisar antara 20 – 25%
dari total kerugian daya motor pada keadaan nominal.
Rugi-rugi belitan
Rugi-rugi belitan sering disebut rugi – rugi tembaga tetapi pada
saat sekarang sudah tidak begitu. Banyak motor listrik, terutama motor
ukuran sangat kecil diatas 750 W, mempunyai belitan stator dari kawat
alumunium yang lebih tepat disebut rugi – rugi I 2 R yang menunjukkan
besarnya daya yang berubah menjadi panas oleh tahanan dari konduktor
tembaga atau aluminium. Total kerugian I2 R adalah jumlah dari rugi –
rugi I2 R primer (stator) dan rugi – rugi I2 R sekunder (rotor). Rugi – rugi I2
R dalam belitan sebenarnya tidak hanya tergantung pada arus, tetapi juga
pada tahanan belitan di bawah kondisi operasi. Sedang tahanan efektif
dari belitan selalu berubah dengan perubahan temperatur, skin effect
dansebagainya. Sangat sulit untuk menentukan nilai yang sebenarnya dari
tahanan belitan dibawah kondisi operasi. Kesalahan pengukuran kerugian
belitan dapat dimasukkan ke dalam kerugian stray load. Pada umumnya
rugi – rugi belitan ini berkisar antara 55 - 60% dari total kerugian motor
pada keadaan beban nominal.
Motor AC 1 fasa berkapasitas kecil ini sering dikenal dengan nama Fraction
Horse Power Motor, dibuat dalam berbagai macam type sesuai dengan kebutuhan.
Motor ini bekerja pada arus bolak balik 1 fasa dengan frekuensi nominal.
Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai
oleh sebuah sumber AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding
dari motor, maka arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan
oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama. Karena
munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan oleh stator.
Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor
berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak
melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap
fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik)
pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung
dengan beban yang akan dioperasikan.
Karena motor terhubung dengan beban maka arus dapat mengalir pada
kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan terhubungnya rotor
dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini
juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks
inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu
diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk
menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika tidak maka rotor akan diam
terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi tegangan ggl pada
kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.
Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus
dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya
pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka
gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena arah gaya yang berbeda
Motor induksi satu fasa terdiri kumparan stator dan kumparan rotor.
Kumparan stator dan rotor masing-masing terdiri dari parameter resistansi “R’,
reaktansi “jX”dan lilitan penguat “N”. rangkaian ekivalen dari motor induski
satu fasa dapat dilihat pada gambar di bawah ini..
I.2.1 Kontruksi
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor
dan stator. Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor dan stator
merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor umumnya berbentuk
slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari
seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet
dimana kutub utara dan selatan pada stator harus sama dan dipasang
melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan kumparan stator untuk
menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Adapun bagian
utama motor induksi satu fasa ditunjukkan oleh gambar berikut ini
untuk pompa air, refrigerator, compressor udara, mesin cuci dan lainnya.
Tempat kedudukan kapasitor pada motor terletak pada bagian atas motor
ada juga yang di dalam kerangka motor itu sendiri. Kapasitor ini berfungsi
untuk mempertinggi kopel awal dan mengurangi arus start pada motor
kapasitor dan geseran fasa antara belitan utama dan bantu lebih dipertajam.
Jenis kapasitor yang banyak digunakan pada jenis motor kapasitor ini
antara lain:
Motor ini adalah merupakan jelmaan dari motor fasa belah, tetapi
mempunyai kapasitor yang dihubungkan seri dengan belitan bantu dan
sakelar sentrifugal, secara konstruktif sama persis, hanya ditambah satu
unit kapasitor untuk memperbesar kopel awal (start). Seperti dikatakan di
awal prinsip kerja motor kapasitor start ini sama seperti motor induksi,
yaitu jika pada lilitan utama diberikan sumber arus maka akan terjadi
medan magnit putar (fluks magnit) yang ada dan besarnya sama, tidak ada
resultan gaya. Tetapi dengan adanya lilitan bantu dan kapasitor maka ada
beda fasa diantara keduanya, disinilah terjadi fluksi magnit dan resultan
gaya yang berbeda maju atau mundur tergantung besarnya resultan gaya
itu sendiri dan pada umumnya terjadi resultan gaya searah jarum jam
sehingga motor dapat berputar ke kanan. Setelah motor berputar 75% dari
Keuntungan motor jenis ini dibanding dengan type motor fasa belah
adalah:
o Kapasitor
Jenis motor ini adalah perpaduan antara motor start kapasitor dan
running kapasitor, dimana tujuan dibuatnya double kapasitor adalah untuk
memperioleh kopel awal yang lebih besar dan kopel jalan yang merata.
Jenis motor ini banyak digunakan pada room air conditioner. Untuk lebih
jelasnya dapat anda lihat pada gambar di bawah ini:
c. Motor Repulsi
2) Motor repulsi
Prinsip kerja dari ketiga motor tersebut adalah sama hanya bedanya
terletak pada sifat dan pemakaiannya. Untuk lebih jelasnya sirkuit
diagram motor repulsi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2) Motor repulse
Motor ini menggunakan rotor sangkar pada bagian bawah dari alur
kumparan rotor (rotor mempunyai dua tingkat alur, yaitu alur sangkar dan
alur kumparan) motor type ini tidak dilengkapi dengan sakelar sentrifugal.
Prinsip gerak mulanya sama dengan type motor repulsi.
Kopel mula motor repulsi sama dengan motor kapasitor start yang
berkisar antara 300%-350% dari kopel beban penuh. Sedangkan arus start
pada motor repulsi ini jauh lebih mudah 30% - 40% dibandingkan dengan
motor induksi satu fasa lainnya. Variasi kecepatan waktu beban penuh
terjadi slip antara 2,5 % – 5 %.
d. Motor Universal
Kecepatan beban nol motor ini sangat tinggi, tetapi pada saat beban
dipasang kecepatan motor berkurang dan akan terus berkurang jika
bebannya bertambah lagi. Pengaturan kecepatan motor universal dapat
dilakukan dengan cara memasang tahanan depan (rheostat resistance)
dihubungkan seri dengan motor. Tahanan depan yang di atur bervariasi
pada motor akan memberikan tegangan masuk bervariasi pada motor,
sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan formula dasar
dari motor listrik. Pengaturan kecepatan kedua adalah dengan kumparan
medan dibuat dalam beberapa tingkat (step) untuk memberikan variasi
impedansi lilitan medan, sehingga fluksi medan terhadap kecepatan sesuai
dengan rumus dasar motor listrik. Dengan pengaturan tap-tap lilitan medan
(impedansi medan) maka kecepatan motor dapat diatur. Kopel start motor
universal cukup besar dan kecepatannya bervariasi menurut beban. Di
bawah diperlihatkan gambar rangkaian motor universal dengan variasi
kecepatan.
Motor shaded pole atau motor kutub bayangan adalah adalah sebuah
motor induksi satu fasa yang diperlengkapi dengan belitan bantu yang
dihubungkan secara parallel dengan belitan utama. Stator motor shaded
pole berbentuk sepatu kutub (salient). Kumparan stator hanya terdiri dari
kumparan utama. Untuk membentuk medan putar dipasang shaded coil
yang merupakan suatu rangkaian tertutup pada sepatu kutub tersebut.
Dengan demikian terjadi beda fasa antara fluks kumparan utama dengan
fluks shaded coil (kumparan bayangan). Kedua fluks tersebut berbeda
nilainya dan dianggap kutub itu menghasilkan fluks lemah (dalam cincin)
dan di superimpose fluks kuat (diluar cincin) sehingga terdapat medan
putar. Konstruksi motor shaded pole dapat dilihat seperti gambar di bawah
ini:
Motor ini dibuat dengan ukuran motor fraction horse power dan
digunakan untuk bermacam-macam kebutuhan seperti kipas angina 2
kecepatan, hair drayer, blower dan sebagainya. Motor ini mempunyai
kopel start yang rendah dan hanya bekerja pada tegangan AC.
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip
antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada
sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri
dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan
pada gambar berikut ini:
1.3.1 Kontruksi
Frame
Inti
Winding
Rotor tipe ini memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan
diberi beberapa slot dipermukaannya. Slot ini tidak dibuat lurus namun
sedikit miring untuk memperhalus kerja motor dan membuat “konduktor”
pada rotor. Dikedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Umumnya
rotor jenis ini terbuat dari alumunium atau tembaga. Rotor jenis ini sangat
sering digunakan karena mudah dibuat dan dapat digunakan berapapun
kutub pada stator. Rotor jenis ini dapat ditemui pada kipas angin dan
blower pada printer.
Slip Ring
Rotor tipe ini memiliki rangkaian kumparan pada ujungnya dan memiliki
sejumlah slip ring di belakangnya. Tiap kumparan terhubung dengan salah
satu slip ring dimana masing-masing slip ring juga terhubung dengan
rangkaian yang sama dengan rangkaian kumparannya. Semisal rangkaian
kumparannya berbentuk star maka rangkaian slip ring juga berbentuk star.
Umumnya ditiap slip ring dipasang rheostat sehingga kecepatan putaran
motor dapat diatur dengan mudah. Umumnya rotor jenis ini digunakan
untuk beban-beban besar seperti untuk menggerakkan elevator atau lift.
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama
karena setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak
sama di setiap waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda
pada tiap fasa di tiap waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b,
dan c. Ada kalanya arus pada fasa a maksimum sehingga menghasilkan
fluks maksimum dan arus fasa b tidak mencapai makismum, dan ada
kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga menghasilkan fluks
maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum. Hal ini
mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana
yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar”
seiring waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan
sinkron.
Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan
pernah mencapai kecepatan sinkron atau lebih. Hal ini disebabkan karena
apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus yang
terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor
sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka
rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan
sinkron dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan
terinduksi arus sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum
lorentz. Dari gaya itulah motor dapat menambah kecepatannya kembali.
Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai slip.
Jenis motor induksi ini terdiri dari tumpukan lempengan besi tipis
yang dilaminasi dan batang konduktor yang mengitarinya, tumpukan besi
yang dilaminasi tersebut disatukan untuk membentuk inti rotor.
Alumunium (sebagai batang konduktor) dimasukan ke dalam slot dari inti
rotor untuk membentuk serangkaian konduktor yang mengelilingi inti
rotor. Rotor yang terdiri dari sederetan batang-batang konduktor yang
terletak pada alur-alur sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya dihubung
singkat dengan menggunakan cincin hubung singkat (shorting ring) atau
disebut juga dengan end ring. Motor induksi jenis ini tidak terdapat
komutator sehingga tidak memercikan bunga api. Motor induksi jenis ini
mempunyai arus awal tinggi, torsi awal rendah dan Kapasitas Overload
tinggi serta efesiensi dan faktor kerjanya lebih tinggi dibanding rotor
belitan.
Torsi awal normal (150 – 170%) dari nilai ratingnya) dan torsi
breakdownya tinggi
Arus awal relatif tinggi dan Slip rendah ( 0.0015 < Slip < 0.005 )
Tahanan rotor kecil sehinga efisiensi tinggi
Baik digunakan untuk torsi beban kecil saat start dan cepat mencapai
putaran penuhnya
1. Kelebihan
Effisiensi relatif tinggi pada keadaan normal dan tidak ada sikat
sehingga rugi gesekan kecil.
2. Kekurangan