Anda di halaman 1dari 10

1.

Jaras Molekul
Jaras molekul dapat dibuat dengan membuat lubang kecil pada dinding dapur
seperti Gambar 1, kemudian menyaringnya dengan lapisan lainnya yang juga
berupa lubang kecil.

Jaras molekul

Gambar 1. Jaras molekul

Berdasarkan Gambar 1, dapat dihitung vrms molekul yang ke luar dari dinding
molekul. Untuk menghitung vrms molekul yang ke luar dari dinding dapur diambil
persamaan berikut.
1
a. vdnv merupakan jumlah molekul yang menumbuk dinding persatuan
4
luas persatuan waktu.
b. Menurut distribusi kecepatan (speed) Maxwell dinyatakan bahwa jumlah
molekul yang memiliki speed v dalam satu satuan volume adalah sebagai
berikut.
3
4n  2kT  2
mv 2
dnV    v 2 exp( )dv
  m  2kT

c. Kalau lubang dapur cukup kecil sehingga keluarnya molekul tidak

1
mengganggu kesetimbangan dalam dapur maka harga vdnV dapat
4
menyatakan jumlah molekul yang keluar dengan speed v lewat lubang
persatuan volume persatuan waktu.
d. Selanjutnya harga vrms untuk molekul yang ke luar dihitung dengan
ketentuan
1
v 2 1  2

  v  4 vdnv 
4kT
v rms  0 v  
  m
  1 4 vdnv 
 0 

Pengantar Fisika Statistik 1


Pembuktiannya adalah sebagai berikut:
1 1
v 2  2
v 3  2

  v  1 4 vdnv    v dnv 
vrms  0 v    0v 
   
  1 4 vdnv    vdnv 
 0   0 
1
v  3
mv 2   
2

  v3 
4n  2kT  2 2
   v exp( ) dv 
0    
m  2kT  
  
 v   4n  2kT 
32 2 
mv  
  v  v exp(
2
 ) dv 
  
 0  m  2kT  
 
3
4n  2kT  2
dengan melakukan eleminasi terhadap   , maka diperoleh:
  m 
1 1
 v 3 2 mv 2  
2
 v 5 mv 2  
2

 v v exp(  )dv    v exp(  )dv 


 2 kT    2 kT  
v rms  v
0
v 0
  2 mv  
2  3 mv  
2
  v v exp( )dv    v exp( )dv 
 0  2kT    0  2kT  
1
v 5 mv 2  2

 v exp( )dv 
2kT
  0v 
 3 mv 2 
  v exp( )dv 
 0 2kT 
1
v 5  2

  v exp(  v )dv 
2 2

  0v 
 3 
  v exp(  v )dv 
2 2

 0 

Dengan integral tertentu didapat:


1 1 1 1
Pembilang: , di mana a   2 , sehingga 3  2 3  6
a 3 a   
1 1 1 1
Penyebut: , di mana a   2 , sehingga  
2   2 4
2 2
2a 2 2a 2

Selanjutnya dapat dinyatakan bahwa:

Pengantar Fisika Statistik 2


1 1
 1  2
 1  2
v rms   6  2 4   2  2 
     

m
Karena   , maka:
2kT
1

1
   2
1
 1  2  
 1 
  2kT  2
v rms   6  2  4   2     2 
    m   m 
 
 2kT 

1
 4kT  2
4kT
v rms   
 m  m

Laju rms untuk molekul yang terdapat dalam oven yaitu,

3kT
vrms    ...................................................................1.1                            
m

Distribusi arah molekul yang ke luar dari lubang dapat dirumuskan dengan
perumusan jumlah tumbukan total persatuan luas persatuan sudut ruang, termasuk
seluruh harga kecepatan adalah:

1
nv cos ............................................................................................................... 1.2
4

di mana  adalah sudut antara kecepatan v dengan normal lubang atau dinding.
Harga ini akan maximum bila cos  = 1 atau arah v tegak lurus pada dinding dan
minimal kalau cos  = 0 atau arah v sejajar dengan dinding.

2. Pembuktian Distribusi Kecepatan Maxwell dengan Percobaan


Pengukuran berkas molekul secara langsung telah dilakukan dengan
sejumlah metode. Gambar 1 menunjukkan diagram alat yang dipergunakan oleh
Zartman dan Ko pada tahun 1930 – 1934, sebagai modifikasi dari tekhnik yang
dikembangkan oleh Stern tahun 1920.

Pengantar Fisika Statistik 3


Gambar 2. Alat yang dipergunakan oleh Zartman dan Ko dalam
menelidiki distribusi kecepatan.
Keterangan Gambar 2:
a.  O adalah oven
b. S1 dan S2  celah pemilih berkas molekul
c.  C adalah silinder yang dapat berputar pada sumbunya di titik A kira
kira dengan kecepatan 6000 rpm.
d.  G adalah pelat gelas
Cara kerja percobaan
Karena panasnya oven O, berkas molekul ke luar dari open menuju celah
S1. Celah S1 menentukan lebarnya berkas, kemudian masuk celah S2 yang
memperkecil lebar molekul. Dari celah S2 berkas molekul terus menuju celah S3.
Jika selinder diam, maka semua molekul yang masuk celah S3 akan
menumbuk pelat  gelas G pada satu tempat. Tempat ini dapat ditentukan dengan
mencuci pelat foto pada gelas G dan hasilnya yang berupa titik hitam dan dapat
diselidiki dengan microphotometer. Bintik hitam ini akan berkumpul pada satu
daerah kecil tergantung dari lebar celah S3.
Jika selinder berputar, maka molekul dapat masuk ke dalam selinder
selama celah S3 berhadapan dengan berkas molekul dalam waktu yang sangat
singkat. Jika selinder diputar searah dengan jarum jam, maka pelat G bergerak ke
kanan sedangkan molekul bergerak ke atas melalui sumbu selinder A. Ini
mengakibatkan molekul-molekul menumbuk pelat G di sebelah kiri dari tempat

Pengantar Fisika Statistik 4


kalau selinder itu diam. Molekul yang masuk celah S3 tentunya dengan bermacam-
macam kecepatan dan berangkat dari celah S3  mulai waktu yang sama.
Jalan yang ditempuh molekul adalah 2R ( di mana R = jari-jari silinder ).
Molekul dengan kecepatan rendah akan memerlukan waktu lebih panjang untuk
menumbuk pelat hingga tempat tumbukannya lebih ke kiri. Dari percobaan ini
dapat ditentukan bahwa molekul-molekul itu memiliki kecepatan yang bermacam-
macam (spektrum kecepatan). Dengan demikian, terbukti adanya destribusi
kecepatan.
B A
a
A
R

Gambar 3. Perjalanan molakul dalam silinder A

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilakukan analisis sebagai berikut.


1 1
Silinder berputar 6000 rpm maka T =  60detik = detik
6000 100
Keliling silinder 2  R, dan jarak AB = a.
waktu untuk menempuh a adalah:
a a 1
t T   detik.
2R 2R 100
Kecepatan molekul yang jatuh di B adalah:
2R m 400R 2 m
v 
a 1 det ik a det ik

2R 100

Dari percobaan ini dapat ditentukan bahwa molekul-molekul itu memiliki


kecepatan yang bermacam-macam. Dengan demikian terbukti adanya distribusi
kecepatan.

Pengantar Fisika Statistik 5


            Eksperimen  yang lebih teliti, menggunakan molekul jatuh bebas dalam
berkas molekul. Eksperimen ini dilakukan oleh Estermann, Simpson, dan Stern
pada tahun 1947. Diagram sederhana dari alat eksperimennya seperti Gambar 3.

O D
S
D’

D”

Gambar 3. Diagram percobaan Estermann, Simpson, dan Stern

Berkas molekul cessium dipancarkan dari O lewat celah S dan menumbuk


kawat panas dari tungsten di D. Tekanan dalam oven dipergunakan 10-8 mmHg.
Kedua celah dan kawat detektor terletak horisontal.
Cara kerja alat ini:
Berkas molekul keluar dari O. Jika gravitasi diabaikan, maka berkas ini
langsung masuk celah S dan menumbuk kawat pijar. Atom dari cessium ini
tereksitasi ketika menumbuk kawat tungsten dan kemudian ditampung dengan
colektor yang bermuatan di D. Jika gravitasi diperhitungkan, maka yang bisa
masuk ke celah S adalah atom-atom yang bergerak dengan lintasan putus-putus
dan titik-titik yang tergantung pada besarnya kecepatan. Atom yang jatuh di D’
kecepatannya lebih besar dibandingkan dengan yang jatuh di D”.

Jika arus kolektor (jumlah ionisasi terjadi) diplot terhadap S (jarak D


dengan D’ atau D” dan seterusnya), maka didapatkan Gambar 4. Gambar ini
sesuai dengan gambar distribusi kecepatan dari Maxwell.

Pengantar Fisika Statistik 6


intensitas

slite
Gambar 4. Grafik hubungan intensitas terhadap S

3. Prinsip Equipartisi Energi


Jika dalam volume berisi beberapa gas yang tidak dapat bereaksi secara
kimia antara yang satu dengan lainnya, maka menurut hukum Dalton tekanan
masing-masing gas sama dengan tekanan gas itu bila mengisi volume itu
sendirian. Sesuai dengan pernyataan tersebut, sehingga berlaku persamaan:
p = p1 + p2 + p3 +....                                     
dengan p1, p2 dan seterusnya disebut tekanan masing-masing gas atau tekanan
parsial.
Untuk menentukan persamaan keadaan dari masing-masing gas, dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.
  p1V = N1 kT,       p2V = N2kT,   p3V = N3 kT  .................. 3.1          
dengan  N1, N2 …. = jumlah molekul dari masing-masing gas.
V dan T, masing-maisng menyatakan volume dan temperatur semua gas.
Dimisalkan jika massa molekul dari masing-masing gas adalah m1, m2, m3,

dan seterusnya , dan v12 , v 22 , v 32 , dan seterusnya menyatakan laju kuadrat rata-
rata. Persamaan masing-masing gas menurut perhitungan gas kinetis adalah
1
P1 V  N 1 m1 v12
3
1
P2 V  N 2 m 2 v 22
3
1
Dari kedua persamaan (3.1) dan persamaan P1 V  N 1 m1 v12
3

1
P2 V  N 2 m 2 v 22 , haruslah identik sehingga dapat dituliskan sebagai berikut.
3
1
N 1 kT  N 1 m1 v12
3

3kT  m1 v12

Pengantar Fisika Statistik 7


3 1
kT  m1 v12 ................................................................3.2a
2 2
Dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh persamaan untuk
m2, yakni:
3 1
kT  m 2 v 22 .................................................................3.2b
2 2
Dari kedua persamaan tersebut, maka dapat dilihat bahwa energi kinetik rata-rata
translasi pada campuran adalah sama meskipun massa gas berbeda-beda. Jadi,
dalam campuran, gas memiliki energi kinetik translasi sama adalah salah satu
contoh perinsip equipartisi energi.
           Jika ditinjau untuk kasus komponen kecepatan pada arah sumbu-X, yang
massanya m, yakni :
1
            w x  m v x2 ........................................................................3.3  
2
Dengan,

v
2
x dv x kT  .   
            v x2  
N m
Maka dengan mensubstiitusi persamaan ke dalam persamaan 3.3, maka akan
diperolehh persamaan:
1 kT 1
wx  m  kT ............................................................3.4
2 m 2
 Energi kinetik rata-rata molekul untuk komponen kecepatan arah sumbu X
adalah:
1 1
           w x  m v x2  kT .............................................................3.5a
2 2

Untuk komponen kecepatan arah sumbu Y dan Z berturut-turut :


1 1
          w y  m v 2y  kT ............................................................3.5b   
2 2
1 1
wz  m v z2  kT .............................................................3.5c          
2 2
Energi kinetik total rata-rata adalah:
3
           w  wx +  w y + w z = w x  kT ........................................3.6
2

Pengantar Fisika Statistik 8


Jadi, energi total terbagi rata searah sumbu X, Y, dan Z, ini disebut pula prinsip
equipartisi energi.
            Secara umum dapat ditulis,
f
w kT  ..............................................................................3.7
2
Energi total untuk N molekul adalah:
f
Nw  NkT            
2
f N f
Nw N 0 kT  nkT ................................................. 3.8
2 N0 2

dengan f disebut derajat kebebasan, n adalah jumlah mol dan R konstanta gas
umum. Harga untuk f adalah sebagai berikut.
a.    Untuk gerak translasi f = 3 molekul bergerak bebas ke arah 3 sumbu X,
Y, dan Z.
b.    Untuk rotasi f  bisa berharga 2, 3 atau 0.
c.    Untuk gerak vibrasi setiap dua atom memiliki 2 derajat kebebasan.

4. Kapasitas Panas Jenis Zat Padat


            Jarak antara molekul zat padat berbeda dengan gas. Gerakan molekulnya
hanya mungkin bergetar di sekitar titik tetap. Misalnya getaran yang terjadi
getaran harmonis sederhana. Setiap atomnya memiliki 3 derajat kebebasan
translasi. Di samping energi kinetik molekul yang bergetar harmonis akan
memiliki energi potensial pula yang sama dengan energi kinetiknya.
Jika prinsip equipartisi energi cocok dan berlaku untuk zat padat, maka,
3 3
U  NkT  NkT
2 2
U  3 NkT  3nRT , maka:

U
u  3RT
n ...................................................4.1
Dengan demikian,
U d
cv   (3RT )
T dT
cv  3R
.................................................................4.2
harga ini cocok dengan hasil percobaan, ditemukan oleh Dulong dan Petit yaitu

Pengantar Fisika Statistik 9


cv = 3R, untuk temperatur yang tak terlalu rendah.

Pengantar Fisika Statistik 10

Anda mungkin juga menyukai