Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

STATISTIKA INSTRUMENTASI

“Probabilitas/Peluang”

DISUSUN OLEH:

NAMA : NOVITASARI AHMAD

NPT: 41.18.0069

KELAS : INSTRUMENTASI 5C

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA

2020/2021
A. Dasar Teori

Probabilitas didifinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu


kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian
suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang. Rentangan
probabilitas antara 0 sampai dengan 1. Jika kita mengatakan probabilitas
sebuah peristiwa adalah 0, maka peristiwa tersebut tidak mungkin terjadi.
Dan jika kita mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adalah 1
maka peristiwa tersebut pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu
kejadian yang mungkin terjadi dan peluang suatu kejadian yang mungkin
tidak terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2
kemungkinan kejadian yang mungkin akan terjadi.

Probabilitas dinyatakan antara 0 (nol) sampai 1 (satu) atau dalam


persentase. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin terjadi,
sedangkan probabilitas 1 menunjukkan peristiwa yang pasti terjadi. P(A) =
0,99 artinya probabilitas bahwa kejadian A akan terjadi sebesar 99 % dan
probabilitas A tidak terjadi adalah sebesar 1%.

Misalkan sebuah peristiwa E dapat terjadi sebanyak n kali di antara N


peristiwa yang saling eksklusif (saling asing / terjadinya peristiwa yang satu
mencegah terjadinya peristiwa yang lain) dan masing-masing terjadi dengan
kesempatan yang sama. Maka peluang peristiwa E terjadi adalah :

n
P( E) =
N ,dengan batas-batas : 0 ≤ P(E) ≤ 1.

Jika P(E) = 0, maka diartikan peristiwa E pasti tidak terjadi, sedangkan


jika P(E) = 1 diartikan peristiwa E pasti terjadi. Apabila Ē menyatakan
bukan peristiwa E, maka diperoleh :

P( Ē ) = 1 – P(E).

Atau berlaku hubungan :

P(E) + P( Ē ) = 1
Sedangkan yang dimaksud dengan frekuensi nisbi suatu kejadian ialah :

f (A) frekuensi kejadian A


fi (A) = =
f (u ) frekuensi semua kejadian dalam ruang sampel u

Bila u = {u1, u2, …, un} dan P1 dicatat sebagai frekuensi nisbi timbulnya
kejadian dasar (ui) maka :

n
∑ = p 1 + p 2 + .. . + pn = 1
1

Irisan dua kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang : A∩B, ialah


kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B.
Gabungan dua kejadian A dan B dinyatakan dengan lambang : A ¿ B,
ialah kejadian yang mengandung semua unsur yang termasuk A atau B atau
keduanya.
P(A ¿ B) = P(A) + P(B) - P(A∩B)
P(A∩B) = 1 - P(A ¿ B).

B. Alat dan Bahan


1. 1 Buah dadu
2. Lembar Kerja
C. Langkah Kerja

Lakukan pelemparan sebutir dadu bersisi enam sebanyak 120 kali. Catat
ke dalam daftar mata dadu yang keluar pada setiap pelemparan. Jika x
kejadian yang mungkin timbul akibat pelemparan dadu dan f ialah pencatat
berapa kali kejadian itu timbul :

X 1 2 3 4 5 6
F

D. Hasil dan Analisis Praktikum


Berikut merupakan data hasil pelemparan mata dadu yang dilakukan
saat praktikum :

X 1 2 3 4 5 6

F 20 23 25 15 17 20

Total 120

Untuk menganalisa hasil pengukuran, dilakukan dengan menjawab


beberapa pertanyaan seperti yang berada dibawah ini :

1. Untuk pelemparan sebuah dadu, apakah suatu kepastian bahwa


frekuensi setiap mata dadu = 1/6 ? Mengapa ?
2. Berapakah nilai ruang sampel untuk pelemparan 2 buah mata
dadu ?
3. Hitung besar frekuensi nisbi berikut :
A = {2, 5, 6} = ……………
B = {1, 3, 5} = ……………
C = {1, 2, 3} = ……………
A∪B = ? A∪C = ? B∪C = ?
A∩B = ? A∩C = ? B∩C = ?
6
4. Tunjukkan bahwa∑ p i=1, dimana pi = frekuensi nisbi timbulnya
i=1

kejadian dasar.

JAWAB

1. Dalam pelemparan dadu, berpeluang muncul adalah 1 sisi mata dadu


pada 1 kali pelemparan. Jumlah seluruh ruang sampel pada sebuah
sampel pada sebuah dadu adalah 6 dikarenakan dadu memiliki 6 sisi.
Atau engan kata lain pada pelemparan sebuah mata dadu, terdapat 6
ruang sampel (S = 6). Sehingga apabila kejadian munculnya masing-
masing angka (sampel 1, 2, 3,…., 6), dapat dituliskan bahwa masing-
masing angka memiliki peluang 1/6.
2. Besar nilai ruang sampel untuk pelemparan 2 buah mata dadu adalah 40
3. Frekuensi nisbi :
23 17 20
 A = {2,5,6} = + + = 0,5
120 120 120
20 25 17
 B = {1,3,5} = + + = 0,515
120 120 120
20 23 25
 C = {1,2,3} = + + = 0,565
120 120 120

A∪B = P(A) + P(B) A∩B = 1 - A∪B

= 0.5 + 0.515 = 1 – 1.015

= 1,015 = -0.015

A∪C = P(A) + P(C) A∩C = 1 - A∪C

= 0.5 + 0.565 = 1 – 1.065

= 1.065 = -0.065

6
4. Bahwa∑ p i=1, dimana pi = frekuensi nisbi timbulnya kejadian dasar.
i=1

f ( A) frekuensi kejadian A
fi (A) = =
f (U ) frekuensi kejadian dalam ruang sampel u
6
1+ p 2+ p 3+ p 4 + p 5+ p 6
∑ p i=1 =
frekuensi
=1
i=1

20+23+25+15+17+ 20
=
120
=1
E. Kesimpulan

Probabilitas atau dengan bahasa sehari hari sering disebut peluang,


merupakan banyaknya kemungkinan-kemungkinan bahwa suatu kejadian
akan terjadi berdasarkan frekuensinya. Peluang terjadinya sebuah peristiwa
adalah bernilai 1 (pasti terjadi), berkisar pada angka 0 (tidak mungkin terjadi)
hingga angka 1. Dimana masing-masing sampel yang ada padaruang sampel
memiliki peluang yang berbeda antara 1 dengan yang lainnya.
dua kejadian dapat saling berpengaruh, yaitu lewat irisan 2 kejadian
dengan symbol ∩ dan gabungan 2 kejadian yang dilambangkan dengan ∪ .
Dimana untuk mencari sebuah probabilitas dari gabungan 2 kejadian A dan
B, dapat digunakan persamaan P ( A∪B) = P(A) + P(B), sedangkan untuk
menghitung probabilitas dari irisan 2 kejadian A dan B, dapat digunakan
persamaan sebagai berikut : P(A∩B) = 1 - P (A∪B).

F. Daftar Pustaka

http://sainsmatika.blogspot.com/2012/03/probabilitas-
peluang.html#:~:text=Probabilitas%20didifinisikan%20sebagai%20peluang
%20atau,akan%20terjadi%20di%20masa%20mendatang.&text=Dan%20jika
%20kita%20mengatakan%20bahwa,maka%20peristiwa%20tersebut%20pasti
%20terjadi.

https://saintif.com/rumus-peluang-dan-contoh-contoh-soalnya/

https://id.wikipedia.org/wiki/Peluang_(matematika)

Anda mungkin juga menyukai