u
JALAN PERKOTAAN
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
DAN
JALAN LUAR KOTA
N A D ARM A
-GU A
EL AP A DU
-K OS AN
S - K
-KO
RUANG A
LINGKUP
CONTOH PERHITUNGAN
Tit
Title in E
JALAN PERKOTAAN B
METODOLOGI
here
RUANG LINGKUP
G un
a
d
a
Ruang lingkup
rm
a
an,
ganwalaupun
lahan ataumungkin
bukan. Jalan
terdapat
di atau
beberapa
dekat perkembangan permanen
pusat perkotaan dengan penduduk
seperti rumah
lebih dari
makan, pabrik,
100.000 sel
Tipe Jalan
G un
a
d
a
rm
a
Jalan Perkotaan
Jalan Luar Kota
Cara Perhitungan
Jalan Perkotaan Jalan Luar Kota
lan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu. Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat
G un
a
d
Geometrik : Cont
a
rm
a
qBahu:
garuhi penggunaan bahu, berupa penambahan kapasitas, dan kecepatan pada arus tertentu, akibat p
ambah sedikit dengan bertambahnya lebar bahu. Kapasitas berkurang jika terdapat penghalang teta
Geometrik : Cont
G un
a
d
a
rm
a
hankan
ngi gesekan
kecepatan yang
arus aman
bebas. denganyang
Tanjakan permukaan jalan.mengurangi
curam juga Lengkung horisontal
kecepatan dan
arus vertikal dapat din
bebas. Karena sec
ya, makin lambat kendaraan bergerak di tanjakan (ini biasanya tidak diimbangi di turunan) dan jug
G u
un
a
Fungsi Jalan dan Guna Lahan
n d
a a
d r
rm
a
m
a
nis perjalanan yang terjadi di jalan. Ada hubungan yang kuat antara kelas fungsional dan kelas adm
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
METODOLOGI
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
Pendekatan Umum
qTipe Perhitungan
qTingkat Analisa
qPeriode Analisa
lah
alanlajur
yangyang
direncanakan.
diperlukan untuk jalan rencana, tetapi nilai arus diberikan hanya berupa perkiraan L
t diperkirakan atau didasarkan pada nilai normal yang direkomendasikan.
ggambarkan kondisi umum lengkung horisontal dan vertikal dari segmen: datar, bukit atau gunung.
merkecil kapasitas dalam kedua arah mendaki dan menurun dan dapat mempunyai pengaruh kinerj
G un
Jalan Terbagi dan Tak-Terbagi
a
d
a
rm
a
q Kapasitas
q Derajat Kejenuhan
q Kecepatan
q Perilaku Lalu-lintas
G un
Arus dan Komposisi Lalu Lintas
a
d
a
rm
a
dimana:
FV = Kecepatan arus bebas (km/jam)
D = Kerapatan(smp/km) (dihitung
sebagaiQ/V)
D j = Kerapatan pada saat jalan
mengalami kemacetan total
(smp/km)
DO = Kerapatan pada kapasitas (smp/km)
l,m = Konstanta
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
Hubungan Kecepatan – Arus – Kerapatan
G un
a
d
a
rm
a
Jalan Luar Kota
dimana:
FV = Kecepatan arus bebas (km/jam)
D = Kerapatan(smp/km) (dihitung
sebagaiQ/V)
D j = Kerapatan pada saat jalan
mengalami kemacetan total
(smp/km)
DO = Kerapatan pada kapasitas (smp/km)
l,m = Konstanta
Hubungan Antara Derajat Kejenuhan dan
G un
a
d
a
rm
a
Derajat Iringan (Jalan Luar Kota)
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
rm
a
Cont
Pemilihan Tipe dan Penampang Melintang Jalan
Umum
Dokumen standar jalan Indonesia menunjuk padati pejalan dan penampang
melintang yang ditetapkan diatas untuk jalan baru tergantung dari faktor
sebagai berikut:
qFungsi jalan (arteri, kolektor)
qKelas jalan
qTipe Medan : datar, perbukitan, pegunungan
Jalan Luar Kota
Tipe jalan dan penampang melintang tertentu dapat dipilih untuk analisa
dengan alasan sebagai berikut:
1.Untuk memenuhi dokumen standar jalan yang ada dan/atau praktek rekayasa
setempat
2.Untuk memperoleh penyelesaian yang paling ekonomis
3.Untuk memperoleh perilaku lalu-lintas yang ditentukan
4.Untuk memperoleh angka kecelakaan yang rendah.
G un
a
d
a
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
rm
a
Cont
Pertimbangan ekonomi
Jalan Perkotaan Jalan Luar Kota
vKonstruksi baru : Tipe alinyemen dan kelas
Asumsi umur rencana 23 tahun hambatan samping
untuk dua hal yang berbeda:
v Pelebaran jalan yang ada vPembuatan jalan baru,
(peningkatan jalan) dengan umur rencana
Asumsi : 23 tahun
üJalan akan vPelebaran jalan yang
diperlebar dalam ada, dengan umur
beberapa tahap segera rencana 10 tahun
setelah layak secara
ekonomis
üUmur rencana 10
tahun
Jalan Perkotaan
G un
a
d
a
rm
a
Jalan Luar Kota
G un
a
d
a
rm
a
Jalan Luar Kota
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
G u
un
a
n d
a a
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
d r
rm
a
m
a Cont
Pertimbangan Keselamatan Lalu Lintas
Jalan Perkotaan
q Pelebaran lajur mengurangi tingkat kecelakaan antara 2-15% permeter
pelebaran (angka yang tinggi menunjuk pada jalan yang sempit).
q
q Pelebaran dan perbaikan kondisi permukaan bahu meningkatkan
keselamatan lalu-lintas, walaupun dengan derajat yang lebih kecil
dibandingkan pelebaran jalan.
q
q Median mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 30%.
q
q Median penghalang (digunakan jika tidak ada tempat yang cukup untuk
membuat median yangnormal) mengurangi kecelakaan fatal dan luka
berat sebesar 10-30%, tetapi menaikkan kecelakaan kerugian material.
q
q Batas kecepatan, jika secara tepat dilaksanakan, dapat mengurangi
tingkat kecelakaan sesuai dengan faktor (Vsesudah /Vsebelum )2
G u
un
a
n d
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
a a
d r
rm
a
m
a Cont
Pertimbangan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Luar Kota
Pengaruh umum dari rencana geometrik terhadap tingkat kecelakaan dijelaskan sebagai
berikut :
qPelebaran lajur akan mengurangi tingkat kecelakaan antara 2 - 15% permeter pelebaran
(nilai yang besar mengacu ke jalan kecil/sempit).
qPelebaran atau peningkatan kondisi permukaan bahu meningkatan keselamatan lalu-
lintas, meskipun mempunyai tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan pelebaran
lajur lalu-lintas.
qLajur pendakian pada kelandaian curam mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 25 -
30%.
qLajur menyalip (lajur tambahan untuk menyalip pada daerah datar) mengurangi tingkat
kecelakaan sebesar 15 - 20 %.
qMeluruskan tikungan tajam setempat mengurangi tingkat kecelakaan
kecela kaan sebesar 25 - 60 %.
qPemisah tengah mengurangi tingkat kecelakaan sebesar 30 %.
qMedian penghalang (digunakan jika terdapat keterbatasan ruang untuk membuat pemisah
tengah yang lebar) mengurangi kecelakaan fatal dan luka berat sebesar 10-30%, tetapi
menambah kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan material.
qBatas kecepatan, jika dilaksanakan dengan baik, dapat mengurangitingkat kecelakaan
sebesar faktor (Vsesudah /Vsebelum )
G un
a
d
a
Panduan Rekayasa Lalu Lintas
rm
a
Cont
Pertimbangan Lingkungan
Tujuan
Untuk menentukan
derajat kejenuhan Untuk menentukan
sehubungan dengan arus derajat iringan pada
lalu-lintas sekarang atau jalan tersebut (untuk
yang akan datang; jalan luar kota).
LANGKAH-A : DATA MASUKAN
G un
a
d
a
rm
a
A – 1 : Data Umum
A – 2 : Kondisi Geometrik
A – 4 : Hambatan Samping
LANGKAH A-1: DATA UMUM
G un
a
d
a
rm
a
a) Penentuan segmen
Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan yang mempunyai
karakteristik yang hampir sama. Titik dimana karakteristik jalan berubah secara
berartimenjadi batas segmen. Setiap segmen dianalisa secara terpisah.
§
Dicatat dalam formulir data masukan yang terpisah.
Untuk jalan perkotaan :
v UR-1 dan UR-2
v Formulir analisa terpisah (UR-3)
v
Untuk jalan luar kota :
v IR-1 dan IR-2
v Formulir analisa terpisah (IR-3, jika perlu IR-3 SPEC)
G u
un
a
n d
a a
d r
rm
a
m
a
Untuk jalan perkotaan :
Isi data geometrik yang sesuai untuk segmen yang diamati ke dalam ruang yang
Jalan
Jalan tak
tak terba
terbagi
gi : WS = (W
(WSA
SA + WS
WSB)
B)/2
/2
Jalan terbagi : Arah 1 = WS1
= WSAO + WSA1
Arah 2 = WSBO + WSB1
Jalan satu arah : WS = WSA + WSB
Jika jalan mempunyai median, catat kesinambungan median sebagai
berikut:
1) Tanpa bukaan
2) Sedikit bukaan (ada bukaan, tetapi kurang dari satu per 500 m)
3) Banyak bukaan (satu atau lebih bukaan per 500 m)
G un
a
d
a
rm
a
Untuk jalan luar kota :
G un
a
d
a
rm
a
§ Isikan lebar efektif rata-rata lajur lalu-lintas untuk sisi A dan sisi B pada tempat
yang tersedia dalam Tabel dibawah sketsa.
§ Isikan juga,
WS lebar bahu efektif = lebar rata-rata bahu untuk jalan dua lajur tak terbagi,
WS = jumlah bahu luar dan dalam per arah untuk jalan terbagi
dan
WS = jumlah lebar dan bahu kedua sisi untuk jalan satu arah
seperti di bawah:
Jalan tak terbagi : = WS
= WSA + WSB/2
Jalan terbagi : Arah 1 = WS1
= WSAO + WSA1;
Arah 2 = WSBO +WSBI
Jalan satu arah: = WS
= WSA + WSB
G un
a
d
a
rm
a
c) Kondisi pengaturan lalu-lintas
Isi informasi tentang pengaturan lalu-lintas yang diterapkan pada segmen
jalan yang diamati seperti:
Ø Batas kecepatan (km/jam);
Ø Pembatasan masuk dihubungkan dengan tipe kendaraan tertentu;
Ø Pembatasan parkir (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang
hari);
Ø Pembatasan berhenti (termasuk periode waktu jika tidak sepanjang
hari);
Ø Alat/peraturan pengaturan lalu-lintas lainnya.
G un
a
d
a
rm
a
1. Jalur-jalur lalu-lintas
Parkir:
Darurat :
lebar bahu yang diperkeras harus ditambahkan pada lebar jalur lalu-lintas jika menghitung
lebar efektif jalur lalu-lintas dalam tabel penampang melintang dalam Formulir IR-1.
Secara konsekuen lebar yang sama juga harus dikurangkan dari lebar bahu jika
perhitungan lebar bahu efektif dilakukan dalam tabel yang sama
G un
a
d
a
rm
a
masukkan persentase panjang segmen yang berjarak pandang
minimum 300 m (jika tersedia). Dari informasi ini Kelas Jarak Pandang
(KJP) dapat ditentukan sebagaimana ditunjukan dalam Tabel A2:1 di
bawah, atau dapat diperkirakan dengan taksiran teknis (jika ragu
gunakan nilai normal (patokan) = B). Masukkan hasil KJP ke dalam
kotak di bawah sketsa alinyemen horisontal pada Formulir IR-1.
G un
a
Diagram
d
a
rm
a
1 2 3
Tentukan emp untuk Masukkan data arus Hitung parameter
arah menurun lalu lintas yang telah arus lalu-lintas yang
(arah2) digolongkan diperlukan untuk
analisa. dengan
cara yang sama
seperti untuk
alinyemen umum
langkah a-3
www.themegallery.com
LANGKAH A-4: HAMBATAN SAMPING
G un
a
d
a
rm
a
Tentukan Kelas Hambatan Samping, Jika tersedia data rinci tentang hambatan
akan datang) mengenai frekwensi kejadian hambatan samping perjam per 200
m pada kedua sisi segmen yang dipelajari, ke dalam Kolom (23) Formulir IR-2
Ø Jumlah pejalan kaki berjalan sepanjang atau menyeberang jalan.
Ø Jumlah penghentian kendaraan dan gerakan parkir.
Ø Jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke/keluar dari lahan samping jalan dan
jalan samping.
Ø Arus kendaraan lambat, yi. arus total (kend/jam) sepeda, becak, delman, pedati
dsb.
2. Kalikan frekwensi kejadian pada Kolom 23 dengan bohot relatif dari jenis
Jalan perkotaan :
G un
a
d
a
rm
a
faktorpada Kolom (4), (5) dan (6) dari Formulir UR-3/IR-3 dan masukkan
hasilnya ke dalamKolom 7:
dimana:
dimana:
FFV=Penyesuaian kecepatanarus bebas LV (km/jam)
FVO =Kecepatanarus bebas dasar LV(km/jam)
FV=Kecepatan arus bebas LV(km/jam)
FVMHV,O =Kecepatan arus bebas dasar HV (km/jam) (dari Tabel B-1:1)
LANGKAH B -6:KECEPATAN ARUS BEBAS PADA
G un
a
d
a
rm
KELANDAIAN KHUSUS, 2/2UD (jalan luar kota)
a
khusus.
Kondisi datar= arah 0; Mendaki=arah 1; menurun=arah 2.
2.Tentukan kecepatan arus bebas dasar FVO kendaraan ringan untuk kondisi datar sbb:
Masukkan dalam Kolom 2 kecepatan untuk alinyemen horisontal pada baris terpisah
untuk arah 0:
a)dariTabelB-1:2 jika data lengkung horisontal(rad/km) tersedia, dengan
menggunakan naik +turun=5m/km;
b)dari Tabel B-1:1jikadatalengkung horisontal(rad/km) tidak teesedia,
Jikadatakelas jarak pandang juga tidak tersedia, anggaplah SDC=B.
G un
a
d
a
rm
a
FVDH,O secara terpisah dari Tabel B-6:1 di bawah. Kecepatan FV UH,O dan
FVDH,O adalah fungsi dari kelandaian dan panjang kelandaian dan
berdasarkan pada kecepatan pendekat 68 km/jam untuk kelandaian
tersebut. Masukkan hasilnya ke dalam Kolom2 pada harus untuk arah 1
(mendaki) danarah 2 (menurun).
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
5. Bandingkan kecepatan arus bebas untuk kondisi datar pada Kolom 7dengan kecepatan
b). JikaFVDATAR > FVUH,O maka hitungkecepatan arus bebas mendaki untuk kelandaian khusus
dimana:
dihitung diatas.
C Capacity (pcu/h)
C0 Base capacity (pcu/h)
FCW Adjustment factor for carriageway width
FCSP Adjustment factor for directional split
FCSF Adjustment factor for side friction
•
LUAR KOTA
C – 6 Penentuan Kapasitas
G un
a
d
a
rm DALAM KOTA
a
dimana:
q C = Kapasitas
q CO =Kapasitas dasar (smp/jam)
q FCW =Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas
Masukkan hasilnya ke UR – 3 Kolom
q FCSP =Faktor penyesuaian pemisahan arah
q FCSF =Faktor penyesuaian hambatansamping
Length 0,5 km
3.000
/ all slopes
DALAM KOTA
LUAR KOTA
D – 1 Derajat Kejenuhan
G un
a
d
a
rm
a
DS = Q/C
ngan LHRT atau arus jam rencana (Q DH ) tertentu. Interpolasi linier dapat dilakukan untuk nilai aru
rus lalu-lintas yang dapat ditampung oleh berbagai tipe jalan dalam batas derajat kejenuhan dan ke
G un
a
d
a
rm
a
mposisi lalu-lintas tidak sesuai dengan kondisi yang diamati, Tabel 4-2:1 dapat digunakan dengan
ngubah kend/jam menjadi smp/jam dengan menggunakan komposisi lalu-lintas dan emp (lihat For
ØKondisi lapangan:
act = (LVact % × empLV +MHVact % × empMHV +LBact % × empLB + LTact % × empLT MCact % × e
G un
a
d
a
rm
a
Pass = (LVass % × empLV +MHVass % × empMHV +LBass % × empLB + LTass % × empLT MCass %
ANALISA OPERASIONAL JALAN DUA-LAJUR DUA-ARAH
Geometri :Lebar jalur lalu-lintasefektif 6,0 m
Lebar bahu efektif pada kedua sisi 1,0 m (rata
dengan jalan)
Lalu-lintas :Pemisahan arah 70-30
Lingkungan :Ukuran kota700.000penduduk
Banyak angkutan kota Banyakpejalankaki
Beberapa kendaraan menggunakan akses sisi
jalan.
Pertanyaan :1.Berapa kapasitas segmen jalan (smp/jam)?
2.Berapa arus maksimum lalu-lintas (smp/jam)
yang dapat dilalui pada kecepatan30 km/jam ?
Formulir UR - 1
G un
a
d
a
rm
a
Formulir IR - 1
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
Formulir IR - 2
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
Formulir IR - 3
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
G un
a
d
a
rm
a
PENYELESAIAN:
Soal A:1994:
- Kecepatan arus bebas = 58km/jam
- Kapasitas = 2.709 smp/jam
- Derajat kejenuhan = 0,81
- Kecepatan = 34 km/jam
- Derajat iringan = 0,86
TERIMA KASI
G un
a
d
a
rm
a
N A D ARM A
-GU A
EL AP A DU
-K OS AN
S - K
-KO