Oleh:
Siti Afiyah
0320047
MOJOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
A. Pengertian Gout
yang ditandai dengan hiperurisemi dan serangan sinovitis akut berulang- ulang.
Penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut dan
wanita pasca menopause (Amin & Hardhi 2015). Penyakit ini berhubungan
dengan tingginya kadar asam urat dalam darah. Asam urat merupakan hasil
metabolisme yang tidak boleh berlebihan di dalam tubuh, setiap manusia memiliki
kadar asam urat di dalam tubuhnya yang merupakan hasil dari metabolisme
sedangkan pemicu lainnya yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah
senyawa yang banyak mengandung purin . Penyakit ini terjadi jika timbunan
tersebut dapat disebabkan ginjal yang mengalami gangguan membuang asam urat
dalam jumlah yang banyak. Gout arthritis dapat bersifat primer maupun sekunder.
Gout arthritis primer terjadi secara langsung akibat pembentukan asam urat tubuh
yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat. Gout arthritis sekunder terjadi
akibat pembentukan asam urat berlebih atau ekskresi asam urat berkurang,
disebabkan oleh proses penyakit lain atau pemakaian obat - obatan tertentu (Price
ragam yang berhubungan dengan efek genetik pada proses metabolisme purin atau
hiperurisemia. Pada keadaan yang dapat terjadi oversekresi asam urat atau defek
renal yang mengakibatkan menurunnya ekskresi asam urat, atau kombinasi dari
keduanya, ditandai dengan meningkatnya kristal asam urat didalam plasma. Kadar
normal asam urat pada pria : 3,0 - 7,1 mg/dL dan wanita : 2,6 - 6,0 mg/dL
B. Etiologi
ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU, gout)
dan kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD, pseudogout) dan pada tahap yang lebih
2. Gout Sekunder
retikularis)
sulfonamid
- Keadaan-keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidisme dan
pada miksedema
Faktor predisposisi terjadinya gout arthritis yaitu umur, jenis kelamin lebih
sering terjadi pada pria, iklim, herediter, dan keadaan- keadaan yang
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout arthritis yang tidak diobati :
asam urat serum laki- laki meningkat dan tanpa gejala selain dari
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
3. Stadium ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritis. Tidak
terdapat gejala- gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium empat adalah tahap gout kronik dengan timbunan asam urat
yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
E. Pemeriksaan Penunjang
perubahan sendi
F. Penatalaksanaan
dan penanganan hiperurisemia pada pasien gout atritis kronik. Ada 3 tahapan
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada
Terapi Farmakologi
Serangan Akut
200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi pertama dalam
menangani serangan akut gout arthritis, asalkan tidak ada kontra indikasi
dengan asam urat dan dapat memperparah serangan akut gout. Keputusan
memilih NSAID atau kolkisin tergantung pada keadaan pasien, misalnya ada
penyakit penyerta lain atau komorbid, obat lain yang juga diberikan pada
pasien pada saat yang sama, dan fungsi ginjal. Kolkisin merupakan obat
hipertensi, pasien yang mendapat diuretik untuk gagal jantung dan pasien
yang mengalami toksisitas gastrointestinal, kecenderungan perdarahan atau
Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat
serangan akut.
1. NSAID, NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk klien
harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 24-48 jam
untuk serangan Akut Gout Arthritis, dengan dosis awal 75-100 mg/hari.
pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis
yang dilisensikan untuk mengatasi serangan Gout Arthritis Akut. Obat ini
efektif tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk klien yang tidak
karena awal kerjanya (onset) lebih lambat dan efek samping lebih sering
dijumpai.
memperburuk infeksi.
keterlibatan ginjal dan pembentukan batu Asam Urat. Kapan mulai diberikan
ginjal normal dosis awal Allopurinol tidak boleh melebihi 300 mg/24 jam.
Urat dalam serum pada 2 hari setelah terapi dimulai dan maksimum
setelah 7-10 hari. Kadar Asam Urat dalam serum harus dicek setelah 2-3
Urat.
berlebihan. Obat ini tidak efektif pada klien dengan fungsi ginjal yang
A. Pengkajian
mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari
yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan
pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atau Tofi pada
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit
Gout Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien
akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan akan program pengobatan dan
dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang
maladaptif.
7. Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
8. Pemeriksaan Fisik
ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah
sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan
mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan
posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada
kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah
beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan
9. Pemeriksaan Diagnosis
4) Pemeriksaan Radiologi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan
tentang masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang
mungkin terjadi (potensial) (Iqbal dkk, 2011). Menurut NANDA (2015) diagnosa
yang dapat muncul pada klien Gout Arthritis yang telah disesuaikan dengan SDKI
(2017) adalah:
1) Nyeri akut
3) Hipertemia
C. Intervensi Keperawatan
asuhan keperawatan
1. Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri hilang
karakteristik, durasi,
atau terkontrol dengan
frekuensi, kualitas,
kriteria hasil :
intensitas nyeri, skala
1. Kemampuan
nyeri.
menuntaskan aktivitas
2. Identifikasi faktor
meningkat
yang memperberat
2. Keluhan nyeri
dan memperingan
menurun
nyeri.
3. Meringis menurun
3. Identifikasi skala
nyeri
4. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
5. Indentifikasi respons
Teraupetik
farmakologis untuk
(misalnya: terapi
pijat, aroma terapi,
dingin).
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
3. Pertimbangkan jenis
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab
nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
3. Anjurkan memonitor
menggunakan
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
bantu ( misalnya
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi
dilakukan ( misalnya
hasil : penggunaan
akibat hipertermia.
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan
yang dingin
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
permukaan tubuh
antipiretik atau
aspirin
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
kontraindikasi
meningkatkan
drainage
4. Motivasi melakukan
5. Hindari menempatkan
dapat meningkatkan
nyeri
Edukasi
1. Informasikan saat
akan dilakukan
perubahan posisi
2. Ajarkan cara
menggunakan postur
baik selama
melakukan perubahan
posisi.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
perlu
5. Gangguan Setelah dilakukan Observasi
2. Lakukan pemijatan
3. Hindari produk
berbahan dasar
kering
4. Gunakan produk
berbahan ringan/alami
kulit sensitif
Edukasi
1. Anjurkan
menggunakan
pelembab
2. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
Kolaborasi
-
6. Gangguan Setelah dilakukan Observasi
yang dikonsumsi.
Terapeutik
1. Modifikasi
lingkungan
3. Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidru
rutin
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
sakit
2. Anjurkan menepati
3. Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang menganggu
tidur
nonfarmakologi
lainnya.
Kolaborasi ‘
D. Implementasi
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
E. Evaluasi
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).
ASUHAN KEPEAWATAN PADA Ny. S DENGAN GOUT ARTHRITIS
NIM : 0320047
I. IDENTITAS
Umur : 84 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Kec.Tongas, Kab.Probolinggo.
1. Keluhan Utama
Pengkajian nyeri :
P : mengatakan nyeri.
Q : rasanya sengkring-sengkring.
S : Skala 4
Beberapa hari yang lalu pasien mengeluh kakinya sakit dan pasien sulit
dan pasien juga melakukan sholat dengan posisi duduk. Kemudian pada
sore hari jam 17.00 WIB pasien dibawa ke tempat praktik perawat
setempat. Setelah di periksa, kadar asam urat pasien tinggi tetapi pasien
lupa berapa hasilnya. Pada tanggal 11 Januari 2021 pada saat dilakukan
hipertensi.
c. Tanda-tanda vital :
- Nadi : 110x/menit
- Temp : 36,80C
- RR : 20x/menit
- Kepala
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, rambut beruban.
- Leher
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
e. Pemeriksaa Mata
f. Pemeriksaan Telinga
ada kotoran.
g. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada cuping hidung, bersih.
h. Pemeriksaat Mulut
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada sianosis, terdapat karang gigi, bibir
sedikit kering.
i. Pemeriksaan Integumen
j. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada bantu otot pernapasan.
Perkusi : suara sonor diseluruh lapang paru.
Palpasi : ictus cordis teraba, getaran paru normal antara kanan dan kiri.
k. Pemeriksaan Abdomen
- Ekstremitas atas
- Ektremitas bawah
5 5
3 3
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
P : mengatakan nyeri.
Q : rasanya sengkring-
sengkring.
kiri.
S : Skala 4
T : Saat melakukan
mendadak.
DO :
4. TTV:
TD : 180/100 mmHg
N : 110x/menit
2. DS : Nyeri Gangguan
2. Pasien mengatakan
posisi duduk.
DO :
5 5
3 3
2. Ektremitas bawah
digerakkan.
menurun. nyeri.
meredakan nyeri.
Edukasi:
pemicu nyeri.
secara tepat.
Kolaborasi:
jika perlu.
S : skala 4
mendadak.
2. Mengobservasi TTV:
TD : 160/110 mmHg
N : 106x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,80C
tinggi).
4. Menjelaskan strategi meredakan
S : skala 4
mendadak.
2. Mengobservasi TTV:
TD : 140/90 mmHg
N : 97x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
3. Menganjurkan menggunakan
mg 3x1).
S : skala 3
mendadak.
2. Mengobservasi TTV:
TD : 140/100 mmHg
N : 89x/menit
RR : 20x/menit
S : 370C
X. EVALUASI KEPERAWATAN
P : Nyeri lutut
Q : Rasanya sengkring-sengkring
O:
- K/U : Baik
- TTV :
TD : 160/110 mmHg
N : 106x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,80C
meredakan nyeri.
P : Intervensi dilanjutkan:
- Mengidentifikasi nyeri
- Mengobservasi TTV
secara tepat.
P : Nyeri lutut
Q : Rasanya sengkring-sengkring
S : Skala 4
T : saat beraktivitas / secara mendadak
O:
- K/U : Baik
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
N : 97x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
mg 3x1.
dalam).
P : Intervensi dilanjutkan:
- Mengidentifikasi nyeri.
- Mengobservasi TTV
P : Nyeri lutut
Q : Rasanya sengkring-sengkring
O:
- K/U : Baik
- TTV :
TD : 140/100 mmHg
N : 89x/menit
RR : 20x/menit
S : 370C
mg 3x1.
bingung.
P : Intervensi dilanjutkan:
- Mengidentifikasi nyeri.
- Mengobservasi TTV
- Pemberian obat
Iqbal, dkk. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Medika.
DPP PPNI
DPP PPNI
DPP PPNI
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah