Anda di halaman 1dari 9

Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2, hlm.

1-9
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. A nalisis Biaya Pendidikan dengan Metode
Cost Volume Profit (CVP) pada SMK Swasta X di Surakarta. Agustus, 2018

ANALISIS BIAYA PENDIDIKAN DENGAN METODE COST VOLUME PROFIT (CVP) PADA
SMK SWASTA X DI SURAKARTA
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, Nurhasan Hamidi*
*Pendidikan Akuntansi, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 57126, Indonesia
inamasanna11@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) cara perhitungan unit cost pada SMK Swasta X di Surakarta
dengan menggunakan metode variable costing; (2) break even point biaya pendidikan pada SMK Swasta X
di Surakarta dengan menggunakan analisis cost volume profit. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan
sampel yang dipilih adalah kepala sekolah, wakil kepala bagian sarana prasarana dan bendahara sekolah.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Validitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan teknik analisis
interaktif. Prosedur penelitian meliputi tahap pra lapangan, tahap lapangan, dan tahap analisis data. Hasil
penelitian adalah sebagai berikut: Pertama, metode variable costing dapat diterapkan pada SMK Swasta X di
Surakarta dengan langkah identifikasi komponen biaya, deskripsi dan penggolongan biaya, pemisahan biaya
semi variabel, rekapitulasi pemisahan biaya, dan perhitungan unit cost. Kedua, rasio margin kontribusi
sebesar 31,64%, hal tersebut menunjukkan bahwa penerimaan sekolah pada tahun pelajaran 2016/2017
memberikan kontribusi sebesar 31,64% untuk menutup biaya tetap setelah menutup biaya variabel dan break
even point jumlah siswa sejumlah 378 siswa.

Kata Kunci: biaya pendidikan, variable costing, cost volume profit

ABSTRACT

The objectives of this research are to investigate: (1) the unit calculation method at Vocational High
School Swasta X of Surakarta with the variable costing; and (2) the break even point of tuition at Vocational
High School Swasta X of Surakarta with the cost volume profit analysis. This research employed a descrip-
tive qualitative method with case study approach. Purposive sampling technique was used to determine its
samples. They consisted of Principal, Vice Principal of Facility and Infrastructure Affairs, and Treasurer of
the school. The data of the research were collected through documentation, in-depth interview, and observa-
tion. They were validated by using the data source and method triangulations and validated by using the in-
teractive model of analysis. The research procedure included pre-field stage, field stage, and data analysis
stage. The result of the search are as follows: Firstly, the variable costing method could be applied at Voca-
tional High School Swasta X of Surakarta through cost component identification, cost description and clas-
sification, semi-variable cost separation, cost separation recapitulation, and unit cost calculation respec-
tively. Secondly, the rasio of the contribution margin was 31.64%, indicating that the school revenue in Aca-
demic Year 2016/2017 was 31.64% to cover the fixed cost following the coverage of variable cost, and the
break even point of the number of students was 378.

Keywords: Tuition, variable costing, cost volume profit


2 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2

PENDAHULUAN memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah


Pendidikan menjadi kunci sebuah perubahan daripada nilai keluarannya, dengan demikian
kehidupan berbangsa dan bernegara (Hidayati, pihak manajemen tidak mengetahui ada atau
2016:205). Melalui pendidikan manusia akan tidaknya sisa hasil usaha dalam usaha tersebut.
memiliki pengetahuan yang luas, pola berpikir Dengan adanya sisa hasil usaha maka lembaga
yang kreatif dan berkualitas serta akhirnya akan pendidikan dapat mempertahankan kegiatan
menghasilkan karya dan budaya yang baik. usahanya dalam jangka panjang.
Memasuki era globalisasi, pendidikan di Menurut Juanda dan Lestari (2012) terdapat
Indonesia memiliki peranan yang kuat dalam sebuah tuntutan atas akuntabilitas keuangan
rangka pembangunan sebuah negara. Lembaga lembaga pendidikan sebagai organisasi non-
pendidikan merupakan salah satu organisasi profit. Dengan adanya akuntabilitas keuangan,
sektor publik yang diatur oleh undang-undang, maka akan tercipta keseimbangan antara
yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 kepentingan pihak manajemen dan stakeholders
Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan (peserta didik, orang tua, pemerintah, maupun
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang badan penyelenggara). Juanda (2004)
Standar Nasional Pendidikan Untuk mewujudkan menjelaskan bahwa variabel diterminan yang
pendidikan yang berkualitas dan memenuhi dapat mewujudkan akuntabilitas keuangan pada
tujuan pendidikan maka terdapat berbagai standar lembaga pendidikan adalah analisis biaya satuan
yang harus terpenuhi sebagaimana yang telah pendidikan (unit cost). Analisis unit cost dapat
diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional untuk menciptakan aktivitas penambah nilai.
pendidikan meliputi (1) standar kompetensi Salah satu tujuan utama sekolah adalah
lulusan, (2) standar isi, (3) standar proses, (4) memperoleh jumlah siswa yang optimal atau
standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) mencapai target yang diharapkan. Johnson dan
standar sarana dan prasarana, (6) standar Kiani (2010) menjelaskan bahwa untuk mencapai
pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) sebuah target maka diperlukan perencanaan dan
standar penilaian pendidikan. Biaya merupakan keahlian manajemen dalam membuat keputusan
salah satu indikator terpenting yang untuk mengelola sekolah, sehingga sekolah dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan menekan biaya secara efisien dan menetapkan
Opu, dkk (2015), mengemukakan bahwa tarif biaya pendidikan dengan wajar. Disamping
informasi mengenai biaya sangat diperlukan oleh itu sekolah juga harus mengatur dan mengawasi
lembaga pendidikan sebagai sebuah organisasi pengeluaran biaya yang digunakan dalam proses
non-profit. Tanpa adanya informasi mengenai pembelajaran. Permasalahan biaya yang
biaya, pihak manajemen tidak dapat mengetahui dikeluarkan oleh sekolah berkaitan dengan
dengan jelas apakah masukan yang dikorbankan kegiatan operasional sekolah, biaya-biaya
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. A nalisis Biaya Pendidikan dengan 3
Metode Cost Volume Profit (CVP) pada SMK Swasta X di Surakarta. Agustus, 2018.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2, hlm. 1-9

tersebut apabila dijumlahkan akan membentuk perubahan pada setiap tahun, maka sekolah tidak
harga pokok produksi. Istilah harga pokok dapat mencapai target yang direncanakan dan
produksi lebih cenderung digunakan pada sektor hal tersebut akan berdampak pada jumlah
manufaktur, sedangkan pada sektor jasa seperti penerimaan dan pelayanan sekolah. Untuk
lembaga pendidikan disebut sebagai harga mempertahankan penerimaan dan pelayanan
pokok jasa pendidikan. sekolah tentunya berhubungan dengan
Menurut Mulyadi (2014:17) penentuan harga penentuan harga pokok jasa pendidikan oleh
pokok jasa pendidikan dapat dilakukan dengan pihak sekolah.
dua metode, yaitu metode full costing dan Dalam penentuan harga pokok jasa
variable costing. Pada metode full costing pendidikan SMK Swasta X di Surakarta
seluruh komponen biaya baik yang bersifat tetap menggunakan metode full costing. Penggunaan
maupun variabel diperhitungkan untuk metode full costing dengan pertimbangan bahwa
penentuan harga pokok jasa pendidikan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus
sedangkan pada metode variable costing yang dibebankan kepada siswa, hal tersebut
diperhitungkan untuk penentuan harga pokok digunakan untuk menjaga kelangsungan usaha
jasa pendidikan hanya biaya variabel saja. sekolah. Haryono (2014) menjelaskan bahwa
Penentuan harga pokok jasa pendidikan yang metode full costing tidak cukup memadai untuk
tepat dapat membantu pihak sekolah untuk penerapan analisis CVP dalam rangka
mengetahui jumlah biaya yang akan dikeluarkan perencanaan, pengendalian dan pengambilan
dan membantu penetapan unit cost dengan tepat, keputusan, sehingga perhitungan biaya
sehingga pihak sekolah mampu mencapai target pendidikan lebih rendah daripada yang
yang diharapkan. seharusnya dibebankan kepada siswa. Lain
SMK Swasta X di Surakarta merupakan halnya dengan metode variable costing yang
lembaga pendidikan yang mempunyai target memisahkan antara biaya variabel dan biaya
untuk dicapai, yaitu mempunyai kuota jumlah tetap, sehingga memadai untuk penerapan
siswa yang diharapkan dapat terpenuhi pada analisis CVP. Dengan adanya analsis CVP dapat
setiap tahunnya sebanyak 288 siswa. Pada memudahkan pihak sekolah dalam melakukan
kenyataannya jumlah siswa di sekolah tersebut perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
setiap tahun selalu mengalami perubahan, hal ini keputusan dengan tepat.
dipengaruhi oleh faktor internal maupun Beberapa penelitian terdahulu yang
eksternal. Sumber dana utama bagi sekolah menerapkan analisis CVP adalah Osazevbaru
swasta berasal dari orang tua atau wali peserta (2014) yang menerapkan analisis CVP pada
didik. Apabila jumlah siswa mengalami organisasi nirlaba, Shim (1997) menyatakan
4 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2

bahwa idealnya, kinerja dalam organisasi nirlaba penerimaan sebesar 0,8%.


berada pada posisi impas dan mencoba untuk Menurut Hansen & Mowen (2009:4), analisis
menangani masalah perencanaan organisasi biaya-volume-laba (cost volume profit)
nirlaba dengan analisis CVP. Penelitian tentang merupakan alat yang digunakan untuk
analisis CVP pada sektor pendidikan melakukan perencanaan dan pengambilan
diantaranya, Johnson dan Kiani (2010) yang keputusan. Analisis biaya volume laba dapat
menyatakan bahwa kepala sekolah harus bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan
membuat keputusan penting beserta besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi dan
perencanaannya untuk mempertahankan kualitas membantu memberikan penyelesaiannya.
pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut Menurut Carter & Usry (2005:271), analisis
sekolah harus memiliki stabilitas keuangan biaya-volume-laba (cost volume profit)
dengan menerapkan perencanaan laba atau merupakan alat yang menyediakan informasi
teknik penganggaran yang dikelola secara mengenai hubungan antara biaya, laba, bauran
efisien terkait dengan titik impas antara produk, dan volume penjualan bagi pihak
pendapatan dan biaya, Haryono (2014) manajemen. Analisis biaya-volume-laba
melakukan analisis break even point di tingkat menggunakan asumsi bahwa semua biaya dapat
SMK dengan hasil penelitian yang menunjukkan dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya
bahwa kondisi faktual dari perhitungan biaya variabel. CVP bertujuan untuk menentukan
pendidikan yang dilakukan di sekolah besarnya volume penjualan dan bauran produk
menunjukkan pola dengan pendekatan yang diperlukan untuk memenuhi terget laba.
tradisional dan biaya pendidikan yang dipungut Target laba dalam hal ini adalah sama dengan
kepada setiap siswa ternyata masih sangat nol atau dalam keadaan impas. Salah satu
rendah dibandingkan dengan biaya yang elemen analisis CVP yang penting adalah
seharusnya dibebankan. Hal tersebut disebabkan analisis titik impas (break even point).
oleh faktor bantuan pemerintah yang masih Hansen & Mowen (2009:4) menjelaskan
dominan dalam pembiayaan pendidikan. Selain bahwa titik impas (break even point) adalah titik
itu, Nuryati (2014) melakukan analisis biaya yang menunjukkan total pendapatan sama
pendidikan per siswa dengan metode cost dengan nol serta laba sama dengan nol. Keadaan
volume profit studi kasus pada SMK Swasta X di ini dapat menyebabkan perusahaan tidak akan
Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian memperoleh laba atau rugi, dengan kata lain
tersebut menunjukkan penerimaaan sekolah keuntungan atau kerugian perusahaan sama
Tahun Pelajaran 2011/2012 sudah melewati dengan nol.
Break Even Point (BEP) dan mempunyai surplus
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. A nalisis Biaya Pendidikan dengan 5
Metode Cost Volume Profit (CVP) pada SMK Swasta X di Surakarta. Agustus, 2018.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2, hlm. 1-9

METODE PENELITIAN Identifikasi komponen biaya pendidikan


Penelitian ini menggunakan metode merupakan proses awal dalam perhitungan
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini unit cost dengan metode variable costing.
dilaksanakan pada SMK Swasta X di Surakarta. Pengidentifikasian komponen biaya
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendidikan dilakukan dengan wawancara
deskriptif kualitatif. Pendekatan penelitian yang kepada pihak manajemen sekolah dan
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi terhadap data-data keuangan.
pendekatan studi kasus. Data yang dikumpulkan Pada tahap ini diperoleh informasi mengenai
bersumber dari kata-kata atau tindakan, sumber rincian komponen biaya yang dikeluarkan
tertulis, dan data statistik. Teknik pengambilan oleh pihak sekolah pada tahun pelajaran
sampel yang digunakan adalah teknik purposive 2016/2017.
sampling. Teknik pengumpulan data yang b. Deskripsi dan Penggolongan Biaya
digunakan adalah wawancara, observasi, dan Pengidentifikasian biaya dilakukan dengan
dokumentasi. Uji validitas data menggunakan cara menganalisa dan mendeskripsikan biaya
triangulasi sumber dan triangulasi metode. -biaya yang terjadi secara faktual dalam satu
Teknik analisis data menggunakan teknik periode. Berdasarkan deskripsi biaya
analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, selanjutnya biaya digolongkan ke dalam
penyajian data, dan verifikasi. biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi
variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN c. Pemisahan Biaya Semi Variabel
Perhitungan Unit Cost dengan Metode Analisis Cost V olume Profit (CV P)
Variable Costing merupakan suatu analisis yang dibatasi oleh
Perhitungan unit cost pada penelitian ini asumsi bahwa semua biaya diklasifikasikan
merupakan perhitungan total biaya pendidikan sebagai biaya variabel dan biaya tetap,
pada setiap siswa. Total biaya pendidikan per sehingga biaya semi variabel harus dipilah
siswa merupakan perhitungan keseluruhan biaya menjadi biaya variabel dan tetap. Biaya semi
yang dikeluarkan oleh masing-masing siswa variabel dalam penelitian ini adalah biaya
selama mengikuti proses pembelajaran pada jasa listrik, biaya jasa PDAM, dan biaya gaji.
SMK Swasta X di Surakarta. Unit cost pada d. Rekapitulasi Pemisahan Biaya Tetap dan
penelitian ini dihitung menggunakan metode Biaya Variabel
variable costing, yang terdapat beberapa Tahapan berikutnya adalah melakukan
langkah sebagai berikut: rekapitulasi terhadap pemisahan biaya tetap
a. Identifikasi Komponen Biaya dan biaya variabel.
6 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2

e. Perhitungan unit cost biaya tetap yang lebih besar daripada biaya
Perhitungan unit cost dengan metode variable variabel. Biaya tetap tersebut dikeluarkan
costing didasarkan pada rekapitulasi biaya tanpa memperhatikan jumlah siswa yang
pada tahap sebelumnya. Ada dua macam unit dimiliki, sehingga pada saat jumlah siswa
cost yang ditentukan pada penelitian ini, menurun secara otomatis jumlah penerimaan
yaitu unit cost per tahun dan unit cost per sekolah juga mengalami penurunan, tetapi
bulan. jumlah biaya tetap tidak akan berubah. Hal
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan tersebut menyebabkan sekolah dapat
bahwa total biaya pendidikan terdiri dari mangalami defisit anggaran, karena harus
biaya variabel sebesar 41% dan biaya tetap menutup biaya yang bersifat tetap. SMK
sebesar 59%. Dengan membandingkan Swasta X di Surakarta banyak bergantung
persentase biaya variabel dan biaya tetap, pada biaya tetap karena apabila biaya tetap
maka dapat diprediksi potensi resiko pada tidak terpenuhi akan mengganggu proses
SMK Swasta X di Surakarta. Apabila biaya pembelajaran. Oleh karena itu sekolah harus
pendidikan di sekolah mayoritas adalah biaya menemukan alternatif cara untuk mengatasi
variabel artinya sekolah memiliki unit cost biaya tetap yang tinggi tersebut. Komponen
yang lebih stabil, dengan asumsi jumlah biaya tetap yang paling besar adalah biaya
siswa yang dimiliki juga stabil, sehingga penyusutan yaitu sebesar 67% dari total biaya
aliran surplus dari biaya pendidikan akan tetap. Secara faktual dalam pengelolaan
lebih kokoh. Namun, apabila biaya keuangan sekolah belum memperhitungkan
pendidikan di sekolah mayoritas adalah biaya biaya penyusutan, namun dalam penelitian ini
tetap, maka dapat merusak kesehatan telah memperhitungkan biaya penyusutan
keuangan sekolah. Hal tersebut disebabkan yang seharusnya dikeluarkan oleh sekolah.
biaya tetap tidak menurun secara otomatis Alternatif cara untuk mengurangi resiko
ketika jumlah siswa menurun, maka sekolah kerugian dapat dilakukan dengan
yang terlalu banyak mempunyai biaya tetap meningkatkan jumlah siswa dan
dapat menanggung kerugian. Idealnya sebuah meminimalkan pembelian aset tetap berupa
sekolah harus berusaha mencari peralatan dan meubeler.
keseimbangan antara biaya variabel dan biaya Break Even Point Menggunakan Analisis
tetap untuk meminimalkan resiko yang akan Cost Volume Profit (CVP)
dihadapi. a. Perhitungan Margin Kontribusi
SMK Swasta X di Surakarta tahun Berdasarkan perhitungan biaya aktual
pelajaran 2016/2017 mempunyai proporsi pada SMK Swasta X di Surakarta tahun
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. A nalisis Biaya Pendidikan dengan 7
Metode Cost Volume Profit (CVP) pada SMK Swasta X di Surakarta. Agustus, 2018.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2, hlm. 1-9

pelajaran 2016/2017, maka dapat


dilakukan analisis margin kontribusi.
Perhitungan margin kontribusi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Margin Kontribusi

dibulatkan menjadi 378 siswa


Dimana:
R (BE) : Break even pendapatan

Sumber: Data diolah 2017


Q (BE) : Break even point per unit

Berdasarkan perhitungan diperoleh margin F : Biaya Tetap

kontribusi sebesar Rp 193.520.456,00 dan V : Biaya Variabel

rasio margin kontribusi sebesar 31,64% P : Biaya persiswa

yang menunjukkan bahwa SMK Swasta X MC : Margin kontribusi

di Surakarta hanya dapat menutup biaya


tetap sebesar 31,64%. BEP dalam rupiah sebesar

b. Perhitungan Break Even Point (BEP) Rp1.876.825.575,00 artinya SMK Swasta X

Perhitungan break even point dapat dicapai di Surakarta akan mengalami kondisi impas

apabila total penerimaan dapat menutup pada saat jumlah penerimaan sebesar

semua biaya yang terjadi. Rp1.876.825.575,00 dan biaya pendidikan

BEP pendapatan: yang dibebankan kepada siswa masih sangat


rendah. Kondisi tersebut disebabkan adanya
bantuan dari pemerintah dan pihak yayasan.
BEP dalam jumlah siswa sebesar 378 siswa,
hal tersebut berarti SMK Swasta X di
Surakarta mengalami kondisi impas apabila
mempunyai jumlah siswa sebesar 378,
sedangkan jumlah siswa pada tahun pelajaran
2016/2017 hanya sebesar 123 siswa. Kondisi
tersebut terdapat selisih sejumlah 255 siswa,

BEP per unit (jumlah siswa): yang disebabkan oleh pihak manajemen
sekolah belum memperhitungkan biaya
penyusutan dalam anggaran belanja. Bagi
8 Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2

sekolah dengan reputasi yang kurang baik Rp193.520.456,00 dan rasio margin kontribusi
memperoleh jumlah siswa sebanyak 378 sebesar 31,64%. Hal ini menunjukkan
siswa bukanlah hal yang mudah. Oleh karena kemampuan sekolah untuk menutup pengeluaran
itu, untuk memperkecil titik impas dapat biaya tetap hanya sebesar 31,64%. BEP pada
dilakukan dengan cara memperkecil biaya SMK Swasta X di Surakarta terdapat dua jenis,
tetap dalam satu periode. Sekolah sebaiknya yaitu BEP dalam rupiah sebesar Rp
mengurangi pembelian peralatan dan 1.876.825.575,00 dan BEP dalam jumlah siswa
meubeler yang dianggap kurang memberikan adalah 378 siswa. Hasil analisis tersebut
manfaat bagi proses pembelajaran. menunjukkan bahwa pada tahun pelajaran
2016/2017 jumlah penerimaan SMK Swasta X
SIMPULAN DAN SARAN di Surakarta berada dibawah titik BEP, sehingga
Perhitungan biaya pendidikan pada SMK dalam hal ini terjadi defisit anggaran sebesar
Swasta X di Surakarta dilakukan menggunakan Rp400.267.500,00. Defisit anggaran tersebut
analisis CVP yang berdasarkan keadaan disebabkan oleh pihak manajemen sekolah
sesungguhnya memperoleh hasil biaya satuan belum memperhitungkan biaya penyusutan
pendidikan sebesar Rp1.011.940.635,96 per bangunan serta peralatan dan meubeler. Batas
tahun yang terdiri dari biaya tetap sebesar titik impas jumlah siswa sejumlah 378 siswa dan
Rp593.787.955,96 per tahun dan biaya variabel pada tahun pelajaran 2016/2017 jumlah siswa
sebesar Rp 418.152.680,00 per tahun. Hasil yang dimiliki hanya 123 siswa. Hal ini berarti
perhitungan unit cost pertahun dengan metode jumlah siswa berada di bawah titik impas.
variable costing sebesar Rp 3.399.615,28 dan Berdasarkan simpulan penelitian yang telah
unit cost per bulan sebesar Rp283.301,27. Biaya diungkapkan maka dapat diuraikan saran bagi
pendidikan pada SMK Swasta X di Surakarta pihak-pihak terkait antara lain bagi SMK Swasta
lebih dominan dengan unsur biaya tetap yaitu X di Surakarta sebagai bahan masukan untuk
59% dari total biaya. Biaya tetap yang tinggi menggunakan metode variable costing sebagai
akan menimbulkan resiko yang tinggi pula pada alternatif menghitung unit cost pendidikan.
pihak sekolah, karena sekolah harus Penerapan metode variable costing mendukung
menanggung jumlah yang cukup besar secara adanya analisis CVP yang dapat digunakan
tetap tanpa memperhitungkan jumlah siswa yang sebagai alat untuk memprediksi jumlah siswa
dimiliki. yang harus dipenuhi untuk menutup pengeluaran
Hasil perhitungan margin kontribusi pada biaya tetap pada satu tahun pelajaran, mencegah
SMK Swasta X di Surakarta pada tahun adanya kerugian atau defisit anggaran dan
pelajaran 2016/2017 adalah sebesar sebagai dasar penentuan kebijakan yang
Inamas Anna Sholekhah, Sigit Santoso, dan Nurhasan Hamidi. A nalisis Biaya Pendidikan dengan 9
Metode Cost Volume Profit (CVP) pada SMK Swasta X di Surakarta. Agustus, 2018.
Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 4, No. 2, hlm. 1-9

berkaitan dengan operasional sekolah. Business Case Studies – July/August 2010.


Volume 6, Number 4.
Bagi masyarakat, diharapkan dapat
memberikan gambaran mengenai besaran biaya Juanda, A. (2004). Manfaat Perhitungan Unit
Cost Pendidikan Tinggi. Malang
pendidikan yang harus ditanggung oleh peserta
didik, dengan demikian masyarakat dapat Juanda, Ahmad dan Lestari N.V. (2012).
Biaya Satuan (Unit
bersikap bijaksana dan berpartisipasi aktif dalam Cost)
pembiayaan pendidikan sekolah swasta. Kasus Pada Fakultas

Bagi pemerintah, penelitian ini dapat Jurnal Reviu Akuntansi dan Keu-
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam hal angan. ISSN: 2088-0685. 2 (1), 227-241.

menetapkan alokasi anggaran bagi sekolah Mulyadi, (2014). Akuntansi Biaya. Edisi ke-5.
swasta, sehingga dapat mengurangi biaya yang Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

dibebankan kepada orangtua siswa. Nuryati, P. (2014). Analisis Biaya Pendidikan


Per Siswa dengan Metode Cost Volume
Profit Studi Kasus Pada SMK Swasta X Di
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Karanganyar. Thesis Tidak
Dipublikasikan. FEB Universitas Sebelas
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah No. 19 Maret, Surakarta.
Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Opu, dkk (2015). Analisis Biaya Satuan (Unit
Cost) Mahasiswa Berdasarkan Activity
Depdiknas. 2005. Undang-Undang No. 20 Based Costing Pada Politeknik “ X” Di
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Balikpapan. ISSN: 2406-8810 Jurnal Sains
Nasional Jakarta: Depdiknas. Terapan. 1 (2), 78-90.

Carter & Usry. (2005). Akuntansi Biaya. Buku Osazevbaru, H.O. (2014). Financial Modeling in
2. Terj. Krista. Jakarta: Salemba Empat. Non-Profit Organizations: The Cost
Volume Profit Approach. Journal of
Hansen, D.R & M.M Mowen. (2009). Akuntansi Finance and Accounting. ISSN 2222-2847.
Manajerial. Buku 2. Terj. Deny Arnos Vol 5, No 6.
Kwary. Jakarta: Salemba Empat.
Shim, Jae K. (1997). Break even and cost
Haryono, S. (2014). Analisis Break Even Point volume revenue analysis for nonprofit
di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun organizations. Academy of Accounting and
Pelajaran 2012/2013. Jurnal Akuntansi dan Financial Studies Journal. Januari, 1997
Sistem Teknologi Informasi Vol. 10, No. Volume 1, Issue 1.
1. April 2014: 88-96

Hidayati, N. (2016). Konsep Integrasi Tripusat


Pendidikan Terhadap Kemajuan
Masyarakat. Jurnal Penelitian Pendidikan
Islam. Vol. 11, No. 1. 203-224.

Johnson, Gordon & Kiani, Raj. (2010). Case


Study: Alex Charter School. Journal of

Anda mungkin juga menyukai