Anda di halaman 1dari 6

B. S.

Mulyatno, Analisis perubahan

Analisis Perubahan Resistivitas Batuan terhadap Porositas Reservoar


Batupasir Daerah Lampung Timur

Bagus Sapto Mulyatno


Jurusan Fisika FMIPA Unila
Jl. Sumantri Brodjonegoro no.1 Bandar Lampung

Abstract

It has been done an investigation about relation between change of rock resistivity and
sandstone reservoir have variation in porosity that saturated with brine water. Three
samples have been measured come from same formation. Data processing consist of
two resistivity and porosity measurement. The result of investigation showed that
relation between resistivity toward porosity are linier. In wich resistivity would be
decreased in linear manner, when sandstone porosity growed up.

Keywords: resistivity, porosity, reservoir

Pendahuluan batuan tersebut. Reservoar batupasir yang


beranekaragam nilai porositasnya, me-
Reservoar migas merupakan wadah di nyebabkan beranekaragamnya nilai re-
bawah permukaan bumi yang sistivitas batuan.
mengandung minyak dan gas bumi yang
bersifat poros dan permeabel. Batuan Berdasar permasalahan tersebut, maka
reservoar terbesar di Indonesia adalah diperlukan analisis perubahan resistivitas
batupasir, bahkan 60% reservoar di dunia batuan terhadap porositas batuan reser-
yang telah ditemukan merupakan voar migas, agar dapat memprediksi/ me-
batupasir1. nilai keadaan reservoar batupasir serpihan
tersebut3.
Untuk mengetahui kualitas/penilaian
reservoar, mulai dari perhitungan kan- Geologi Daerah Penelitian
dungan awal di tempat sampai masalah
efisiensi pengurasannya maupun persen- Morfologi daerah penelitian merupakan
tase minyak dan gas yang tidak dapat daerah landai. Penyebaran batupasir
diambil, dapat dilihat dari parameter menempati bagian yang cukup luas,
batuan reservoar minyak dan gas bumi, batupasir ini banyak nampak di per-
sehingga parameter batuan mempunyai mukaan, dengan penampakan tersebut,
peranan penting dalam penilaian re- maka diperkirakan daerah ini memiliki
servoar2. potensi berupa deposit batupasir yang
bernilai ekonomis. Batupasir mempunyai
Beberapa parameter batuan reservoar sifat-sifat geologi yaitu tekstur menengah
dapat ditinjau dengan menggunakan sifat kasar, warna krem cerah, pemilahan
resistivitas batuan, dimana tiap-tiap kurang bagus hingga sedang. Batupasir
reservoar batupasir mempunyai parameter terdapat di timur laut lembar Tanjung
yang berbeda-beda (salah satu parameter karang. Pada umumnya batupasir berada
batuan reservoar, yaitu: porositas) akibat di permukaan dan berketebalan kurang
proses geologi yang mempengaruhi lebih 40 meter.

118 ©2004 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., Agustus 2004, Vol. 10, No. 2

Lembar Tanjungkarang dapat dibedakan selama Tersier Bawah sampai Resen telah
dalam tiga satuan morfologi yaitu, menimbulkan busur magma yang luas,
dataran bergelombang di bagian timur tetapi litologi sepanjang Sumatera yang
dan timur laut, pegunungan kasar bagian ada hubungannya dengan busur tersebut
tengah dan barat daya, dan daerah pantai menimbulkan dugaan bahwa penunjaman
berbukit sampai datar. Daerah dataran ke bawah Sumatera telah berlangsung
bergelombang menempati lebih dari 60% sejak perem akhir. Dengan demikian
luas lembar Tanjungkarang ini, dan terdiri geologi lembar ini mencakup batuan alas
dari endapan volkanoklastika Tersier- malihan pra-Mesozoikum, batuan beku
Kuarter dan aluvium dengan ketinggian Mesozoikum-Kenozoikum dan runtunan
beberapa puluh meter di atas mukalaut. batuan gunung api dan sedimen tersier-
Pegunungan Bukit Barisan menempati Kuarter4.
lebih-kurang 25-30% luas Lembar, terdiri
dari batuan alas beku dan malihan serta Dari peta geologi (Gambar 1) dipakai
batuan gunung api muda. Lereng-lereng ukuran untuk menentukan satuan geologi
umumnya curam dengan ketinggian potret yang berbeda dengan ukuran untuk
antara 500-1.680 m di atas mukalaut. menentukan satuan litostratigrafi, maka
Daerah pantai bertopografi beraneka tidak terdapat korelasi yang tepat, satuan-
ragam dan seringkali terdiri dari satuan geologi potret disusun dan sedapat
perbukitan kasar, mencapai ketinggian mungkin dikorelasikan dengan satuan-
500m di atas muka laut dan terdiri dari satuan yang teramati di lapangan seperti
batuan gunung api Tersier dan Kuarter di bawah ini,
serta batuan terobosan. Seperti daerah Endapan permukaan Q1 – Q2
lainnya di Sumatera Selatan, secara Batuan sedimen S1 – S7
regional Lembar Tanjungkarang terletak Batuan gunungapi V1 – V7
di dalam jalur iklim Indo-Australia, Batuan terobosan II - 14
bercirikan suhu yang umumnya tinggi, Batuan malihan M1
kelembaban dan curah hujan yang Secara umum batuan kristalin terdapat di
berubah-ubah. Musim hujan berlangsung bagian barat dan baratdaya, endapan
dari Oktober/November sampai permukaan dan batuan gunungapi di
Maret/April dan musim kemarau dari Juni bagian timurlaut Lembar ini 4.
sampai September. Curah hujan tertinggi
umumnya tercatat pada Januari/Februari4. Diskripsi Batuan

Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Dalam mendiskripsikan batuan, para-


Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan meter yang digunakan adalah nama
Lempeng Eurasia ke daratan Asia batuan, warna, kekerasan, besar butir,
Tenggara dan merupakan bagian dari derajat kebundaran, pemilahan dan
busur Sunda, Kerak Samudera yang kandungan mineral ikutan. Diskripsi
mengalasi Samudera Hindia dan sebagian batuan dapat berfungsi dalam mem-
Lempeng India-Australia telah menunjam prediksi parameter reservoar yang akan
miring di sepanjang Parit Sunda di lepas diteliti atau diskripsi batuan dapat juga
barat Sumatera. Lajur Pertemuan miring sebagai pengontrol benar-salahnya dalam
ini termasuk dalam sistem Parit Busur analisis parameter reservoir.5
Sunda yang membentang lebih dari 5.000
km dari Birma sampai Indonesia bagian Diskripsi batuan dari keenam batupasir
Timur. Penunjaman ke bawah Sumatera serpihan tersebut, yaitu pada Tabel 1.

©2004 FMIPA Universitas Lampung 119


B. S. Mulyatno, Analisis perubahan

Gambar 1. Peta Geologi Daerah Penelitian 4

Tabel 1 Data Diskripsi Batupasir Serpih

No Diskripsi Batuan
1 SD, Bright Creem, Fm, Fgr, Sb-rdd, Mod-srtd, Kaulinite
2 SD, Bright Creem, Fri, Cgr, Sb-ang, Mod-srtd, Kaulinite
3 SD, Dark Creem, Fri, Cgr, Sb-ang, Mod-srtd, Kaulinite

120 ©2004 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., Agustus 2004, Vol. 10, No. 2

Berdasarkan Tabel 1 data diskripsi pengukuran porositas diperoleh


batupasir yang diteliti, yaitu: beberapa parameter dasar, yaitu
a. Kode sampel 2 Grain Density, Pore Volume, dan
Kode sampel 2 merupakan Bulk Volume.
batupasir kuarsa, mempunyai
warna Bright-Creem (krem 2. Pengukuran Resistivitas Batuan
terang), sedangkan kekerasannya Batuan yang diukur resistivitasnya,
dalam skala Fm (agak keras). merupakan batupasir terjenuhi oleh
Sampel tersebut mempunyai air brine. Pada penelitian ini,
ukuran butir Fgr (0.125-0.25mm) konsentrasi air brine yang digunakan
dengan bentuk kebundaran yang dalam proses resaturasi (penjenuhan
tanggung serta pemilahannya kembali) batuan sebesar 20.000 ppm
sedang (Mod-srtd), batu ini NaCl. Air brine yang digunakan
mengandung mineral lempung mengandung NaCl, karena larutan
kaulinite. NaCl merupakan zat elektrolit. Di
b. Kode sampel 11 dan 12 dalam lapisan bumi, batuan-batuan
Sampel berupa batupasir kuarsa, banyak mengandung mineral-mineral
mempunyai warna Bright-Creem elektrolit yang terbentuk secara alami
(krem terang) dan kekerasannya dari proses-proses kimia di dalam
dalam skala Fri (mudah diremas). bumi, sehingga pada penelitian ini
Sampel tersebut mempunyai NaCl digunakan sebagai bahan
ukuran butir Cgr (0.5-0.1 mm) pembuatan air brine (Air formasi
dengan derajat kebundaran Sb-ang buatan). Pada saat batupasir serpihan
(menyudut tanggung) serta tersaturasi 100% air brine,
pemilahannya kurang bagus selanjutnya resistivitas batuan (Ro)
(Mod-srtd) serta mengandung diukur dengan menggunakan alat
mineral lempung kaulinite. resistivitymeter. Setelah Ro diperoleh,
kemudian saturasi batuan diturunkan.
Metode Penelitian Pada tiap-tiap penurunan saturasi,
resistivitas batuan (Rt) diukur sampai
Sampel batuan yang dianalisis adalah saturasi batuan tidak dapat diturunkan
batupasir yang berasal dari sampel core lagi.
yang diambil dari satu formasi yang
sama. Pada penelitian ini digunakan 3 Pengolahan Data
sampel core batupasir yang mempunyai
porositas yang beranekaragam. Setelah Pengolahan data pada penelitian ini,
sampel diambil dari sumur, dilakukan yaitu:
preparasi, yaitu pemotongan core, 1. Perhitungan porositas
pencucian dan pengeringan sampel Tahapan perhitungan dalam
batuan. Setelah sampel selesai penentuan porositas, yaitu:
dipreparasi, selanjutnya dilakukan a. Volume Bulk (BV)
pengukuran, yaitu: Volume bulk diperoleh secara
1. Pengukuran Porositas langsung dari data hasil pengukuran
Pada pengukuran porositas, alat yang panjang (L) dan diameter (D) batuan,
diperlukan, yaitu Helium Gas yaitu :
Porosimeter-HGP 200. Dengan alat 1
porosimeter tersebut, maka dari BV = πD 2 L (1)
4

©2004 FMIPA Universitas Lampung 121


B. S. Mulyatno, Analisis perubahan

b. Menentukan porositas dimana rt merupakan resistansi


Porositas (φ ) diperoleh dari data pore batuan dalam kondisi tersaturasi
volume (PV) dan bulk volume (BV), sebagian Sw ≠ 100%
yaitu:
PV Hasil dan Pembahasan
φ= x100% (2)
BV
Porositas mempengaruhi besarnya nilai
2. Perhitungan resistivitas batuan resistivitas batuan. Jika porositas semakin
Langkah-langkah dalam perhitungan besar maka air formasi yang menjenuhi
resistivitas batuan adalah sebagai pori batuan tersebut semakin banyak. Air
berikut: formasi bersifat konduktif, sehingga
semakin banyak air formasi yang
a. Menentukan resistivitas air brine menjenuhi batuan tersebut akan
(Rw). Rw didapat dari grafik meningkatkan nilai konduktivitas batuan
Schlumberger (L.I.) untuk 20.000 dan menurunkan nilai resistivitas batuan.
ppm pada suhu 77 0F, yaitu 0,291 Hubungan tersebut dapat dilihat dari data
Ohm-m. Ro dengan porositas batupasir serpihan,
b. Menentukan resistivitas batuan yaitu pada Tabel 2.
tersaturasi 100% air brine (Ro).
Ro dihitung dari hasil pengukuran Hubungan Ro dengan porositas
dengan persamaan : berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
A meningkatnya porositas akan menu-
Ro = ro . (3) runkan nilai Ro. Data Ro dan porositas
L
jika diplot dalam grafik akan memberikan
hubungan seperti pada Gambar. 2.
dimana ro merupakan resistansi
batuan dalam kondisi 100% jenuh air
Hubungan Ro dengan porositas
formasi (yang terukur).
berdasarkan Gambar 2 memperlihatkan
3. Menentukan Rt
hubungan yang linier mengikuti per-
Rt dihitung dari hasil pengukuran
samaan y = -0.2288 x + 9.7739 dengan
dengan persamaan :
tingkat korelasi sebesar R2 = 0.9999. Dari
Gambar 2 menunjukkan nilai Ro akan
A
Rt = rt . (4) menurun secara linier, jika porositas
L batupasir serpih membesar.

Tabel 2. Data Ro dan porositas


No R A/L Ro=rxA/L Rw Porositas
(Ohm) (m) (Ohm-m) (Ohm-m) (%)
1 354 0.012 4.252 0.291 24.121
2 263 0.016 4.208 0.291 24.327
3 350 0.013 4.550 0.291 22.832

122 ©2004 FMIPA Universitas Lampung


J. Sains Tek., Agustus 2004, Vol. 10, No. 2

4.6

4.55
4.5
4.45
Ro (Ohm-m)
4.4

4.35
y = -0.2288x + 9.7739
4.3 R2 = 0.9999
4.25
4.2

4.15
22.5 23 23.5 24 24.5
Porositas (%)

Gambar 2. Grafik Hubungan Ro dengan porositas

Kesimpulan dan Saran 2. Adim, H., 2003, Korelasi antara


Faktor Sementasi (m) dan Eksponen
- Hubungan perubahan resistivitas Saturasi (n) Batuan Reservoar Migas
batuan Ro terhadap porositas di Indonesia, Lembar Publikasi
memperlihatkan hubungan yang LEMIGAS, Jakarta
linier. Nilai Ro akan menurun secara
linier, jika porositas batupasir 3. Hastowidodo, 2000, Cara Baru
membesar. Karakterisasi Reservoar Batupasir
Serpihan (shallysand), Lembar
- Untuk meningkatkan validitas hasil Publikasi LEMIGAS, Jakarta
penelitian jumlah sampel perlu
ditambah. 4. Mangga, A., 1994, Lembar Geologi
Tanjung Karang, P3G, Bandung
Daftar Pustaka
5. Tim Eksplorasi,1999, Metote Uji
1. Koesoemadinata, R.P., 1978, Geologi Pengukuran Porositas, Lab.
Minyak dan Gas Bumi, Penerbit Eksploitasi PPPTMGB LEMIGAS,
ITB,Bandung Jakarta

©2004 FMIPA Universitas Lampung 123

Anda mungkin juga menyukai