Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2020

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TIROTOKSIKOSIS

OLEH :

IlvaSukardi

111 2019 2111

SUPERVISOR PEMBIMBING :

dr.RatnaDewiArtati,Sp.A(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangandibawahinimenyatakanbahwa :
Nama : IlvaSukardi
NIM : 111 2019 2111
LaporanKasus : DemamTifoid
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Maret 2020


Pembimbing

dr.RatnaDewiArtati,Sp.A(K)

2
KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmat, hidayah,


sertainayah-NyakepadapenyusunsehinggaLaporan yang berjudul “DemamTifoid”
inidapatterselesaikansesuairencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas
Kepaniteraan
Kliniksertagunamenambahilmupengetahuanmengenaipermasalahanpenyakitpadaa
nakkhususnyaDemamTifoid.
Penyusunmenyadaribahwalaporankasusinibelumlahsempurna.Untuk itu,
saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan
laporan ini.Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima
kasih.
Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca
serta rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan di
bidang kedokteran.

Makassar, Maret 2020


Penyusun

IlvaSukardi

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan

oleh Salmonella typhi. Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat dengan jumlah kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan

menyebabkan 216.000–600.000 kematian.1

Di Indonesia, tifoid harus mendapat perhatian serius dari berbagai pihak,

karena penyakit ini bersifat endemis dan mengancam kesehatan masyarakat.

Permasalahannya semakin kompleks dengan meningkatnya kasus-kasus karier

(carrier) atau relaps dan resistensi terhadap obat-obat yang dipakai, sehingga

menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan.1

Penyakit tifoid berdasarkan Riskesdas tahun 2015 secara nasional di Sulawesi

Selatan, tersebar di semua umur dan cenderung lebih tinggi pada umur dewasa.

Prevalensi klinis banyak ditemukan pada kelompok umur sekolah yaitu 1,9%,

terendah pada bayi yaitu 0,9%. Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014,

penderita demam typoid sebanyak 16.743 penderita yaitu laki-laki sebanyak 7.925

dan perempuan sebanyak 8.818.1

4
BAB II

STATUS PASIEN

2.1. IDENTITAS PASIEN


1. Nama : An. X
2. Usia : 16 Tahun
3. Tanggal Lahir :-
4. JenisKelamin : Perempuan
5. Alamat :-
6. Suku / Ras :-
7. Agama :-
8. Nomor RM :-
9. Tanggal Masuk RS :-
10. Anak (Ke1 dari–2 bersaudara)
No. Jenis Kelamin Umur Sehat / Sakit
1. Perempuan 16 Tahun Sakit
2. Perempuan 10 Tahun Sehat

11. Identitas Orang Tua :


Nama Ayah : Tn. H NamaIbu : Ny. SR
Umur : 55 tahun Umur : 48 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Status kesehatan :Sehat Status kesehatan : Sehat

2.1. STATUS UMUM

5
Pembuatan status didasarkan pada alloanamnesis dari keluargapasien ibu
pasien).
a. Keluhan Utama : nyeri di leher depan yang membesar secara
perlahan
b. Anamnesis Terpimpin
Anaklaki-lakiumur 9 tahundatangke IGD
RumahSakitdengankeluhandemam.Demamdialamipasiensejak4
harisebelummasukrumahsakit.Demam yang dirasakanbersifatnaikturun,
danteutamadirasakanpadamalamharidanturunpadapagihari.Demamturund
enganobatpenurunpanaskemudiandemamkembalilagi.Padamalamhariana
kseringmengigau.Mengigiltidakada,riwayatkejangtidakada,Batuktidakada
, sesaktidakada. Mualdanmuntahsejak 3hari yang lalufrekuensi 2-4
kali/hariberisicairansisamakanan,
anakmalasmakantetapiminummasihkuat.Nyeriuluhatiada. BAB
belumpernahhinggamasukrumahsakit,Baklancar,warnakuning,kesancuku
p, tidaknyeripadasaatbuang air
kecil.Tidakadakeluhannyeriototataunyeripinggang.Tidakadariwayat di
keluarga yang menderitasakit yang
sama.Riwayatbepergiankedaerahendemis malaria
tidakdijumpai.Riwayatjajansembarangtidakdiketahui.
c. RiwayatPenyakitSebelumnya : Tidak ada
d. RiwayatPenyakitKeluarga : Tidak ada
2.3 PENILAIAN STATUS GIZI
BB : 25 kg
TB : 135 cm
BB/TB : 84,5%(GiziKurang)
BB/U : 84,7%(BB Kurang)
TB/U : 100,4%(Perawakan Normal)

6
2.4 STATUS IMUNISASI & RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Booste
Imunisasi Belum Pernah 1 2 3 4 5
r
Hepatitis B ✓ -
Polio ✓ ✓ -
BCG ✓ -
DPT ✓ -
HiB ✓ -
Campak ✓ -
MMR ✓ -
PCV ✓ -
Rotavirus ✓ -
Influenza ✓ -
Tifoid ✓ -
Hepatitis A ✓ -
Varicella ✓ -
HPV ✓ -

 Riwayattumbuhkembang
Berjalansendiri : Sudah SatuSukuKata :6 bulan
Meraih Benda : 5 bulan Menunjuksatugambar: Sudah
Tengkurapsendiri: 4bulan Gigi pertama : 6bulan
2.5 PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaanumum : sakitsedang / gizikurang / composmentis
2. Tanda vital
Tekanandarah : 100/70 mmHg Nadi :86 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit Suhu :37,70C
3. Kulit
Warnakulit : sawomatang Skar BCG:ada
Turgor : CepatKembali Sianosis:tidakada
4. Kepala :
Bentuk dan ukuran : Normochepal, deformitas (-), mesocephal
5. Rambut :Warna hitam, sukar dicabut
6. Mata :Konjungtivatidakpucat, skleratidakikterik.

7
7. Hidung : Rhinorrhea (-), napascupinghidung (-)
8. Mulut : sianosis (-)
9. Lidah : kotor (+), Tremor (-)
10. Tenggorokan : Tonsil T1/T1 tidakhiperemis.
12. Leher : Tidak ada pembesaran KGB
13. Thorax :
Paru-paru
 Inspeksi : simetriskanandankiri, adaretraksi subcostal
 Palpasi : vokal fremitus kanandankiri normal.
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
 Auskultasi : Bunyivesikuler, tidakditemukanronkhinyaring di
kedualapangparu, wheezing tidakada
Jantung
 Inspeksi : iktuskordistidakterlihat.
 Palpasi : iktuskordiskuatangkat tidak teraba.
 Pekusi : redup, batas jantung tidak melebar.
 Auskultasi : bunyijantungmurni I dan II, tidakditemukan gallop
atau murmur.
Abdomen
 Inspeksi : datar, tidak ada benjolan.
 Auskultasi : Bising usus (+) menurun
 Palpasi : nyeridaerahepigastrika, hepardan lien
tidakteraba.
 Perkusi : Timpani dikeempatkuadran abdomen.
13. Ekstremitas : Akralhangat, capillary refill time < 2 detik.
14. Columnavertebralis
Skoliosis : tidak ada
Gibbus : tidakada
15. Kelenjarlimfe : tidakadapembesaran

8
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap
Tabel 1.1:PemeriksaanDarahLengkap (tanggal16April2020)
Pemeriksaan Hasil Ket.
Hematologi
Hb 11,5 g/dL Normal
Leukosit 5,58 x 103/uL Normal
Eritrosit 4,32 x 106/uL Normal

2.6 RESUME
a) Anamnesis :
Anaklaki-lakiumur
9tahundatingkerumahsakitdatangdengankeluhandemam yang dialami 4 hari
yang lalu. Demam yang
dirasakannaikturun,naikpadamalamharidanturunpadapagihari.Demamturund
enganobatpenurunpanaskemudiandemamnaikkembali.
Padamalamharianakseringmengigau.Mengigiltidakada,riwayatkejangtidakad
a,Batuktidakada, sesaktidakada. Mualdanmuntahadasejak 3hari yang
laluberisicairansisamakananfrekuensi 2-4 kali/hari,
anakmalasmakantetapiminummasihkuat.Nyeriuluhatiada.
BABbelumpernahhinggamasukrumahsakit,BAKlancar,warnakuning,kesanc
ukup, tidaknyeripadasaatbuang air kecil. Tidakadariwayat di keluarga yang
menderitasakit yang sama. Riwayatjajansembarangtidakdiketahui.
b) PemeriksaanFisik :
PadapemeriksaanfisikdidapatkankeadaanumumSakitSedang,TekananDarah:
100/70 mmHg, Nadi:86 x/menit, Napas : 25x/menit, Suhu, 37,70C,Lidah
Kotor (+),Tonsil T1-T1 Tidakhiperemis, Faring
tidakhiperemis,tidakadaretraksi Subcostal, Paru : BunyiNapasvesikuler,
tidakadaRonkhinyaringpadakedualapanganparu, Wheezing tidakada.

9
JantungKesan Normal, Abdomen di
dapatkannyeriepigastrikdanbisingususmenurun.

c) PemeriksaanPenunjang :
 DarahLengkap :
Hb : 11,5 g/dL
WBC : 5,58 x 103/uL
Eritrosit : 4,32 x 106/ uL

2.7 DIAGNOSA
Diagnostic : SuspectDemamTifoid
Diagnostic Sekunder : Campak, DBD, Malaria, ISK
2.8 PENATALAKSANAAN
Non Farmakoterapi:
 KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi):
Preventif :
o Menjagakebersihanlingkungandanpribadi
o Meningkatkankualitasdankuantitasmakanan
o Tirah Baring
o Diet lunak,rendahserat,tidakmerangsangsalurancerna,tinggikalori,tinggi
protein.

Farmakoterapi:
o IVFD D5 ¼ NS 1625/68/17 tetesmakro/menit
o Paracetamol400 mg 3x1
o Kloramphenikol 500 mg 4 x 1 selama 10-14 hari

2.9 PROGNOSIS
o Quo ad Vitam : dubia ad bonam
o Quo ad Functionam : dubia ad bonam

10
o Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

11
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Purba,Ivan E dkk. Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia :


tantangan dan peluang. 2016. Vol.26. Media Litbangkas. Universitas Sari
Mutiara Indonesia, Medan, Sumatera Utara.
2. Pedoman Praktik Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Undata. 2015.
DepartemenIlmuKesehatanAnak.
FakultasKedokteranUniversitasTadulako. Palu. Halaman 5-10
3. Pramitasari, OP. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada
Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2018. Volume 2. Nomor 1. Tahun 2018

17
4. Sahrir, Agusyanti dkk. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2015. Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2015. Halaman 31-32
5. Pudjiadi, AH, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Edisi II. 2017. Halaman 47-49

6. Bula-Rudas, F.J., Rathore, M.H., and Maraqa, N.F. 2015. Salmonella


Infections in Childhood. Advances In Pediatrics, 62(1): 29-58.
7. Nelwan, RHH. Tatalaksana Terkini Demam Tifoid. Divisi Penyakit Tropis
dan Infeksi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017. Jakarta
8. Hadinegoro, SR dkk. Update Management of Infectious Disease and
Gastrointestinal Disorders. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2015. Halaman 1-1

18
5

Anda mungkin juga menyukai