Fakultas
nomi dan Bisnis H. Sonny Indrajaya. Ir. MM
Program Studi
Manaajemen
www.mercubuana.ac.id
TEORI PERILAKU KONSUMEN : ORDINAL UTILITY APPROACH
( NILAI GUNA)
Adapun salah satunya kelebihan yang paling menonjol ialah berupa lebih
mudahnya isi konsepsi cardinal untuk diselami,khususnya bagi mereka
yang pertama kali mudah dimengerti mengapa dalam kebanyakan buku
teks menggunakan pendekatan kardinal yang mandahului uraian
mengenai teori konsumen yang menggunakan pendekatan ordinal.
Asumsi – asumsi dibawah ini merupakan asumsi – asumsi dasar yang khas
untuk teori konsumen yang menggunakan pendekatan cardinal yaitu :
a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
Kata utilitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu utility. Utilitas memiliki
satuan yang disebut util. Utilitas yang diperoleh konsumen dalam
mengonsumsi dapat berupa utilitas total (total utility) dan utilitas marjinal
(marginal utility).
Teori utilitas menyatakan utilitas barang dan jasa tertentu tidak bisa
diukur dengan skala objektif, konsumen berwenang dalam memberikan
peringkat terhadap beberapa alternatif yang berbeda.
Dalam pendekatan ini, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility
(MU). Untuk memahami penerapan pendekatan utilitas kardinal ini, misalnya
setelah berolahraga, Anda akan merasa haus.
Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih
suka (prefer) dan sama-sama disukai (indifference). Misalnya, ada dua barang X
dan Y, konsumen mengatakan X lebih disukai daripada Y (X > Y) atau X sama-
sama disukai seperti Y (X = Y). Tanpa sikap ini perilaku konsumen sulit dianalisis.
Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang
ntuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan
oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:
Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-
menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap
ambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang
emakin kecil.”
Utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada saat
Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util.
Selanjutnya, pada saat Anda meminum air dalam gelas kedua nilai tingkat
tilitas Anda meningkat menjadi 11util.
Demikian juga, pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat
tilitas Anda naik lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk
elas keempat nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai
ngkat utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya
adalah 21 util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21 util.
Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel akan tampak sebagai
berikut.
Tabel 1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
0 0 –
1 6 6
2 11 5
3 15 4
4 18 3
5 20 2
6 21 1
7 21 0
Dari Tabel 1. terlihat bahwa utilitas total akan naik sejalan dengan kenaikan
konsumsi air, tetapi laju kenaikannya yang semakin menurun.
Pada saat Anda mengonsumsi 4 gelas air minum, utilitas total adalah 18 util.
Jumlah dari utilitas marjinal hingga Anda mengonsumsi 4 gelas air minum
adalah 6 + 5 + 4 + 3 = 18 util.
Jadi, utilitas total adalah jumlah seluruh utilitas marjinal yang diperoleh
hingga ke titik tertentu. Jika data dari Tabel 1. dibuat kurva akan tampak
sebagai berikut
Kurva 1. Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
Hukum Gossen 2
Jadi, Fatimah akan mencapai utilitas maksimum pada saat mengonsumsi dua
unit barang X, tiga unit barang Y, dan lima unit barang Z. Secara ringkas, hal
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
This is the rendered form of the equation. You can not edit this
directly. Right click will give you the option to save the image, and
in most browsers you can drag the image onto your desktop or
another program.
Keterangan:
MUX = marginal utility barang X
MUY = marginal utility barang Y
MUZ = marginal utility barang Z
PX = price (harga) barang X
PY = price (harga) barang Y
PZ = price (harga) barang Z
Sebagai contoh, barang yang dikonsumsi Fatimah memiliki harga yang
berbeda-beda, yaitu barang X harga per unit Rp500,00, barang Y harga per
unit Rp5.000,00, dan harga barang Z harga per unit Rp10.000,00.
Utilitas maksimum akan dicapai oleh Fatimah jika setiap unit barang
memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang
dibelanjakan. Kondisi tersebut tercapai pada saat nilai MU barang X adalah
5, nilai MU barang Y adalah 50, dan nilai MU barang Z adalah 100.
Pada 1854, beliau menulis karya ilmiah yang berjudul Enwicklung der Gesetze
des Menschlichen Verkers und die Darausfliessenden Regeln fuer
Menschliches Handeln. Karya ilmiah tersebut merupakan pendahulu dari
pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh para pakar Neo-Klasik.