1
kepada ditarik atau dimotivasi dari depan, manusia selalu bergerak menuju tujuan
kehidupan yang signifikan. Adler menyampaikan bahwa setiap individu dapat
memilih sendiri jalan kehidupannya dan menentukan tindakan apa yang akan
diambil untuk mencapai tujuan kehidupannya.
Adler memiliki visi holistik tentang sifat alami manusia sebagai individu
yang komprehensif. Adler melihat seorang individu tidak hanya sebagai suatu
keselarasan, tetapi juga sebagai bagian kecil dari sistem yang lebih besar, seperti
keluarga, komunitas, bahkan kemanusiaan itu sendiri. Berdasar pada teori
Adlerian, diyakini bahwa setiap kepribadian terlibat di dalam konteks sosialnya.
Setiap individu memiliki bakat alami dalam community feeling atau social
interest, yaitu suatu kemampuan yang merupakan hasil hereditas untuk terlibat
dalam hubungan sosial timbal balik yang kooperatif. Individual psychology
mengasumsikan seberapa penting harmoni dari kooperatifitas di antara individu
dan masyarakat, dengan konflik yang dianggap sebagai konflik yang tidak wajar.
2
Pengaruh dari social determinants of behaviour telah membawa Adler menjadi
psikolog sosial modern pertama dalam sejarah personologi.
5. Individual Subjectivity
TUGAS 2
Ssebutkan dan jelaskan tiga cacat (kondisi sulit pada masa kanak-kanak)
yang berkontribusi pada terjadinya inferiority complex.
1. Organic Inferiority
3
pembentukan kepribadian seseorang karena orang tersebut harus
menyeimbangkan kekurangan yang dimiliki. Orang dengan kelemahan fisik yang
berlebihan terkadang membentuk perasaan inferior yang berlebihan karena
mereka berusaha untuk melakukan kompensasi terhadap kelemahan mereka.
Mereka cenderung menjadi terlalu peduli pada dirinya sendiri dan kurang
mempertimbangkan keadaan orang lain. Mereka meyakini bahwa masalah utama
dalam hidup dapat diselesaikan hanya dengan sikap mementingkan diri sendiri.
2. Spoiling
4
kacamata pribadi dan meyakini bahwa mereka berhak untuk menjadi yang
pertama dari segalanya (Adler, 1927, 1964).
3. Neglect
5
terabaikan punya banyak karakteristik seperti anak-anak manja, tetapi secara
umum mereka lebih mudah curiga dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
membahayakan orang lain (Adler, 1927).
Inferiority yang tumbuh pada anak berawal dari keadaan anak yang
merasa dirinya tidak diinginkan, ditolak, dan perlakuan berbeda dari orangtua atau
orang yang mengasuhnya. Kondisi ini melahirkan sebuah perasaan ditolak
lingkungan dan perasaan tidak diinginkan, sehingga anak yang terlantar biasanya
kekurangan cinta, kasih sayang, dan menemukan dirinya merasa tidak aman dan
nyaman dengan lingkungan. Anak mengembangkan perasaan tidak berharga dan
tidak percaya pada lingkungan. Hal ini yang berpotensi berkembangnya perasaan
inferior yang dapat menjadi inferiority complex.
TUGAS 3
6
ini aktif tetapi dengan cara unsocial, dan karenanya ia berperilaku tanpa memerhat
ikan kesejahteraan orang lain. Mereka memiliki sikap yang mendominasi kearah d
unia luar dan berhadapan dengan tugas hidup utama dalam bermusuhan dan sikap
antisosial. Pelaku kenakalan remaja dan pecandu narkoba adalah dua contoh dari a
pa yang dianggap Adler sebagai individu dengan The Rulling Type.
Tugas 4
7
A. Jelaskan karakteristik dari urutan kelahiran
Anak pertama memiliki sebuah perasaan yang kuat akan superiority, memiliki
kecemasan yang tinggi, dan memiliki kecenderungan untuk menjadi individu yang
overprotective. Anak pertama akan mengalami perubahan yang besar dalam
hidupnya, terutama dalam cara ia memandang dunianya setelah ia memiliki adik.
Adler mengungkapkan bahwa lahirnya seorang adik merupakan hal yang
traumatik bagi kehidupan anak pertama, karena seketika perhatian orangtuanya
beralih kepada adiknya yang baru lahir. Jika sang anak pertama telah berusia 3
tahun atau lebih dan mereka telah mengembangkan gaya hidup yang berpusat
pada diri mereka sendiri maka, mereka mungkin saja akan mengembangkan
sebuah perasaan tidak suka terhadap adiknya dan terkadang hal itu bisa
berlangsung sampai mereka beranjak dewasa (terjadi pada anak di bawah 3 tahun)
yang akan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan adiknya dikemudian
hari. Anak pertama yang telah ditanamkan sikap untuk bekerjasama sedari mereka
kecil, maka akan mengambil sikap yang sama yaitu ia mau untuk bekerjasama
dengan adiknya dikemudian hari.
8
anak yang cenderung tidak terlalu berani. Meskipun begitu karakteristik yang
telah dijabarkan diatas, pada kenyataanya tidak berkembang dalam diri anak
kedua. Anak kedua tumbuh dengan sikap kompetitif, memiliki keinginan untuk
bersaing secara sehat dengan kakaknya. Jika tujuan dari anak kedua berhasil
dicapai pada saat mereka masih kecil, maka mereka akan mengembangkan sikap
revolusioner dan merasa bahwa ia bisa menantang segala kebijakan atau aturan
yang ada.
Adler percaya bahwa anak bungsu adalah anak yang paling sering dimanjakan
dan konsekuensi dari hal tersebut adalah resiko yang tinggi bahwa anak bungsu
akan menjadi anak yang bermasalah. Anak kedua memiliki perasaan yang tinggi
akan inferiority dan kurangnya kemandirian. Anak bungsu memiliki motivasi
yang tinggi untuk bisa melampaui kemampuan kaka-kakanya, seperti menjadi
pelari tercepat, menjadi musisi terbaik, menjadi atlet terbaik, atau menjadi murid
yang paling ambisius.
Anak tunggal memiliki cara yang unik dalam berkompetisi, yaitu mereka
berkompetisi dengan ayah dan ibunya. Karena mereka menghabiskan lebih
banyak waktu dengan orang tua, maka mereka cenderung akan mengembangkan
perasaan superiority yang cenderung dilebih-lebihkan dan meningkatnya self-
concept pada diri anak tunggal. Menurut Adler (1931) anak tunggal mungkin
memiliki kekurangan dalam mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama
dan kemampuan untuk berinteraksi sosial, mengembangkan sikap ketergantungan
terhadap orang lain, serta mengharapkan orang lain untuk terus memanjakan dan
melindungi mereka.
9
Secara tidak sadar
mrmiliki
kecenderungan untuk
memusuhi seseorang
Berjuang agar
mendapatkan
penerimaan dari
lingkungan
Harus selalu menjadi
yang paling benar dan
orang lain selalu salah
Kecenderungan untuk
mengkritisi orang lain
Sulit untuk diajak
bekerjasama
Anak ke dua Memiliki motivasi Keinginan yang tinggi
yang tinggi untuk berkompetisi
Dapat diajak Mudah putus asa
bekerjasama dengan
baik
Cenderung kompetitif
Anak Bungsu Memiliki ambisi yang Benrgantung pada
realistis oranglain
Ambisi yang
terkadang tidak
realistis
Keinginan untuk
menguasai segala hal
Memiliki gaya hidup
yang dimanjakan
Anak Tunggal Matang secara sosial Melebih-lebihkan
10
perasaan superiority
Kemampuan
bekerjasama yang
rendah
Memiliki gaya hidup
yang dimanjakan
Sense of self yang
meningkat
Pessimism vs Optimism
Adler juga percaya bahwa penafsiran orang atas pengalaman lebih penting
daripada pengalaman itu sendiri. Baik masa lalu maupun masa depan tidak
menentukan perilaku seseorang pada saat ini. Sebaliknya, orang termotivasi oleh
persepsi mereka tentang masa lalu dan harapan tentang masa depan (optimism).
11
Persepsi-persepsi ini tidak selalu sesuai dengan kenyataan, dan seperti yang
dinyatakan oleh Adler (1956),
Uniqueness vs Similarities
Meskipun tujuan akhir seorang individu relatif tetap selama masa kanak-
kanak, namun seorang individu tetap bebas mengubah gaya hidupnya kapan saja.
Karena sebuah goals bersifat fiksi dan tidak disadari. Kita bisa membuat dan
mengejar goals sementara. Goals sementara ini tidak dibatasi secara kaku oleh
goals yang menjadi tujuan akhir tetapi diciptakan oleh seorang individu hanya
sebagai solusi sementara. Dengan kata lain, meskipun goals akhir seorang
individu ditetapkan selama masa kanak-kanak, namun seorang individu mampu
mengubahnya dalam setiap titik kehidupannya. Adler menegaskan bahwa tak
semua pilihan kita harus melalui pilihan conscious maupun unconscious.
12
Adler percaya bahwa pada akhirnya setiap individu lah yang bertanggung
jawab atas setiap kepribadian mereka. Kemampuan kreatif seseorang mampu
mengubah perasaan ketidak setaraan yang bertentangan menjadi kepentingan
sosial atau menjadi tujuan yang egois untuk superiority pribadi. Kapasitas ini
berarti setiap orang tetap bebas memilih antara kesehatan psikologis dan
neuroticism. Orang yang sehat memiliki minat sosial yang tinggi, tetapi sepanjang
hidup mereka, mereka tetap bebas untuk menerima atau menolak setiap hal yang
wajar bagi orang lain dan menjadi apa yang mereka inginkan.
Dalam enam dimension for a concept of humanity, Adler sangat tinggi dalam
free choice dan optimism, social factors dan uniqueness of individuals. Sangat
rendah dalam causality, serta unconscious influences yang sedang.
13
Daftar Pustaka
14
Daftar Rujukan
Theories of School Counseling for the 21st Century, edited by Collete T.
Dollarhide, Matthew E
15