Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 1

Sebutkan dan jelaskan secara singkat 5 pandangan dasar tentang manusia


yang mendasari teori Adler.
1. The Individual as a Unified and Self-Consistent Entity

Gagasan yang disampaikan adalah bahwa manusia merupakan organisme


yang selaras dan konsisten, gagasan tersebut merupakan asumsi paling mendasar
dari Adler (Adler, 1927a). Fakta bahwa gagasan tersebut merupakan asumsi
paling mendasar Adler adalah ketika Adler mengemukakan teorinya yaitu
individual psychology, individual dalam bahasa Latin berarti tidak terpisahkan dan
tidak dapat dibagi. Adler secara spesifik berpendapat bahwa ekspresi kehidupan
manusia tidak dapat dilihat secara terpisah dari kepribadian, melainkan harus
selalu dihubungkan dengan kepribadian manusia secara utuh. Manusia adalah
kesatuan yang tak terpisahkan dalam hal hubungan pikiran, tubuh, berbagai
aktivitas, dan fungsi pikiran. Adler percaya bahwa tantangan terpenting yang
dihadapi oleh individual psychology adalah untuk membuktikan kesatuan dalam
setiap individu, seperti : pikiran, perasaan, perilaku, sesuatu yang conscious dan
unconscious dalam setiap ekspresi kepribadian. Adler menyampaikan bahwa
konsistensi dan keselarasan dari struktur kepribadian diciptakan sebagai gaya
hidup seseorang, yang mana menunjukkan bahwa manusia merupakan suatu
kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan dari kepribadiannya.

2. Human Life as Dynamic Striving for Perfection

Pandangan ini menganggap manusia sebagai unsur organik yang


memerlukan prinsip psikodinamika. Adler berpendapat  bahwa kehidupan tidak
dapat dipahami tanpa segala pergerakan yang sedang berlangsung pada saat ini
karena, pergerakkan menjadi bukti yang menunjukkan adanya pertumbuhan dan
perluasan dalam kehidupan manusia. Hanya gerakan yang menuju pada tujuan
yang dapat diidentifikasi. Dalam mengupayakan kesempurnaan, Adler beralasan
bahwa orang tidak hanya didorong atau dimotivasi dari belakang, tetapi lebih

1
kepada ditarik atau dimotivasi dari depan, manusia selalu bergerak menuju tujuan
kehidupan yang signifikan. Adler menyampaikan bahwa setiap individu dapat
memilih sendiri jalan kehidupannya dan menentukan tindakan apa yang akan
diambil untuk mencapai tujuan kehidupannya.

3. The Individual as a Creative and Self-Determined Entity

Dalam mempelajari pentingnya faktor hereditas dan lingkungan dalam


pembentukkan kepribadian, Adler (1964) bersikeras berpendapat bahwa setiap
individu memiliki kekuatan kreatif yang membuat individu tersebut dapat
mengendalikan hidup mereka. Free dan conscious activity adalah karakter utama
dari manusia. Kreatifitas berdampak dalam kehidupan manusia, yaitu dalam
mempengaruhi bagaimana mereka mempersepsi, memori, berimajinasi, berfantasi,
dan bermimpi. Kreatifitas membuat seorang individu menjadi seorang arsitek atau
seseorang yang membangun dan mendesain kehidupannya sendiri. Kepercayaan
pada kreativitas dan kebebasan manusia, mendorong banyak psikolog untuk
merujuk Adler sebagai cikal bakal psikologi humanistik modern.

4. The Social Embeddedness of the Individual

Adler memiliki visi holistik tentang sifat alami manusia sebagai individu
yang komprehensif. Adler melihat seorang individu tidak hanya sebagai suatu
keselarasan, tetapi juga sebagai bagian kecil dari sistem yang lebih besar, seperti
keluarga, komunitas, bahkan kemanusiaan itu sendiri. Berdasar pada teori
Adlerian, diyakini bahwa setiap kepribadian terlibat di dalam konteks sosialnya.
Setiap individu memiliki bakat alami dalam community feeling atau social
interest, yaitu suatu kemampuan yang merupakan hasil hereditas untuk terlibat
dalam hubungan sosial timbal balik yang kooperatif. Individual psychology
mengasumsikan seberapa penting harmoni dari kooperatifitas di antara individu
dan masyarakat, dengan konflik yang dianggap sebagai konflik yang tidak wajar.

2
Pengaruh dari social determinants of behaviour telah membawa Adler menjadi
psikolog sosial modern pertama dalam sejarah personologi.

5. Individual Subjectivity

Adler berpendapat bahwa perilaku selalu bergantung pada pendapat orang


lain tentang diri. Individu hidup di dunia yang mereka buat sendiri, sesuai dengan
"skema persepsi" mereka sendiri. Selain itu Adler berpendapat bahwa orang-
orang termotivasi oleh tujuan-tujuan fiksi - keyakinan pribadi tentang peristiwa
sekarang dan masa depan - yang mengatur perilaku. Sebagai contoh, seseorang
dapat hidup dengan kredo "kejujuran adalah kebijakan terbaik" atau "setiap orang
untuk dirinya sendiri" atau dengan keyakinan akan kehidupan setelah kematian
yang akan menghargai orang yang saleh dan menghukum orang jahat. Orang-
orang digambarkan berperilaku sesuai dengan kepercayaan pribadi ini, apakah
mereka nyata secara objektif atau tidak: "Ini memiliki efek yang sama pada saya
apakah ular beracun benar-benar mendekati kaki saya atau apakah saya hanya
percaya bahwa itu adalah ular beracun" (dikutip dalam Ansbacher, 1971).

TUGAS 2

Ssebutkan dan jelaskan tiga cacat (kondisi sulit pada masa kanak-kanak)
yang berkontribusi pada terjadinya inferiority complex.

1. Organic Inferiority

Anak yang lahir dengan inferior organs dapat menciptakan inferiority


feeling. Kelemahan fisik yang diakibatkan karena kecelakaan maupun penyakit,
dapat menyebabkan perasaan subjektif yang timbul karena tubuh yang tidak
sempurna. Perasaan ini hasil dari daya kreatif. Kelemahan fisik mengarah pada
perasaan inferior. Adler percaya bahwa keterbatasan fisik mempengaruhi

3
pembentukan kepribadian seseorang karena orang tersebut harus
menyeimbangkan kekurangan yang dimiliki. Orang dengan kelemahan fisik yang
berlebihan terkadang membentuk perasaan inferior yang berlebihan karena
mereka berusaha untuk melakukan kompensasi terhadap kelemahan mereka.
Mereka cenderung menjadi terlalu peduli pada dirinya sendiri dan kurang
mempertimbangkan keadaan orang lain. Mereka meyakini bahwa masalah utama
dalam hidup dapat diselesaikan hanya dengan sikap mementingkan diri sendiri.

2. Spoiling

Anak-anak yang dimanjakan oleh orang tuanya biasanya tidak


mendapatkan atau jarang mendapatkan penolakan terhadap permintaan mereka,
menjadi pusat perhatian di rumah, sehingga secara alami menganggap bahwa
mereka adalah orang paling penting dalam situasi apapun. Ketika anak-anak
seperti ini memasuki masa sekolah, mereka menyadari bahwa mereka bukanlah
pusat perhatian seperti sebelumnya. Mereka mengalami kesulitan dalam
menghadapi perubahan tersebut karena tidak siap untuk berbagi perhatian dengan
anak lainnya. Selain itu, mereka juga tidak sabar terhadap temannya, kurang
merasa empati, dan kesulitan untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain.
Selama mengalami proses ini, anak- anak yang dimanja mulai percaya bahwa
mereka memiliki kekurangan dalam diri (personal deficiency). Menurut Adler,
kepercayaan inilah yang menumbuhkan inferiority complex.

Gaya hidup manja kebanyakan ada dalam hidup orang-orang neurotik.


Orang-orang yang manja memiliki minat sosial yang lemah, namun punya hasrat
yang kuat untuk terus mempertahankan hubungan yang bersifat parasit, seperti
hubungan yang mereka miliki sebelumnya dengan salah satu atau kedua orang tua
mereka. Mereka mengharapkan orang lain untuk merawat, melindungi, dan
memuaskan kebutuhan mereka. Karakteristik yang menonjol dari mereka adalah
putus asa yang berlebihan, kebimbangan oversensitive, tidak sabar, dan emosi
yang berlebihan, terutama kecemasan. Mereka memandang dunia dengan

4
kacamata pribadi dan meyakini bahwa mereka berhak untuk menjadi yang
pertama dari segalanya (Adler, 1927, 1964).

Anak-anak yang manja tidak menerima terlalu banyak kasih sayang.


Sebaliknya, mereka merasa tidak dicintai. Orang tua mereka memperlihatkan
kurangnya kasih sayang dengan cara melakukan terlalu banyak untuk anaknya dan
memperlakukan mereka seolah-olah mereka tidak mampu untuk menyelesaikan
masalah mereka sendiri. Oleh karena anak-anak ini merasa dimanja, maka mereka
membentuk gaya hidup yang manja pula. Anak-anak ini mungkin juga merasa
diabaikan. Terbiasa dilindungi oleh orang tua yang kenakan-kanakan sehingga
mereka takut untuk berpisah dengan orang tua itu seperti itu. Ketika mereka harus
mengurus diri mereka sendiri, mereka merasa ditinggalkan, diperlakukan tidak
baik, dan diabaikan. Pengalaman-pengalaman seperti itu menambah timbunan
perasaan inferior.

3. Neglect

Faktor eksternal ketiga yang menyebabkan ketidakmampuan


menyesuaikan diri adalah pengabaian. Anak-anak yang merasa tidak dicintai dan
tidak diinginkan akan membentuk gaya hidup yang terabaikan. Pengabaian adalah
konsep relative. Tidak ada orang yang merasa benar-benar diabaikan atau tidak
diinginkan. Kenyataan bahwa seorang anak bisa melewati masa bayi adalah bukti
bahwa seseorang merawat anaknya dan bahwa benih minat sosial telah ditanam
(Adler, 1927).

Anak-anak yang disiksa dan diperlakukan tidak baik mempunyai minat


sosial yang minim dan cenderung menciptakan gaya hidup terabaikan. Mereka
hanya sedikit memiliki rasa percaya diri dan membuat perkiraan yang terlalu jauh
yang berkaitan dengan masalah-masalah utama dalam hidup. Mereka tidak
percaya pada orang lain dan tidak mampu bekerja sama untuk kebaikan bersama.
Mereka melihat masyarakat sebagai musuh, merasa terasing dari orang lain, dan
mengalami rasa iri yang kuat terhadap keberhasilan orang lain. Anak-anak yang

5
terabaikan punya banyak karakteristik seperti anak-anak manja, tetapi secara
umum mereka lebih mudah curiga dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
membahayakan orang lain (Adler, 1927).

Inferiority yang tumbuh pada anak berawal dari keadaan anak yang
merasa dirinya tidak diinginkan, ditolak, dan perlakuan berbeda dari orangtua atau
orang yang mengasuhnya. Kondisi ini melahirkan sebuah perasaan ditolak
lingkungan dan perasaan tidak diinginkan, sehingga anak yang terlantar biasanya
kekurangan cinta, kasih sayang, dan menemukan dirinya merasa tidak aman dan
nyaman dengan lingkungan. Anak mengembangkan perasaan tidak berharga dan
tidak percaya pada lingkungan. Hal ini yang berpotensi berkembangnya perasaan
inferior yang dapat menjadi inferiority complex.

TUGAS 3

Sebutkan dan jelaskan karakteristik dari empat personality types menurut A


dler

Adler berpendapat bahwa style of life seseorang dapat menjelaskan konsist


ensi kepribadian seseorang sepanjang hidup dan juga orientasi umum seseorang te
rhadap dunia luar. Ia mencatat bahwa bentuk sesungguhnya dari style of life dapat
terlihat dari cara seseorang melakukan pendekatan dan pemecahan masalah-masal
ah tertentu dalam kehidupan. Pekerjaan, persahabatan, dan cinta adalah tiga masal
ah universal yang tidak dapat dihindari dan harus dihadapi setiap orang dalam keh
idupan. Adler juga menekankan bahwa tidak ada satu pun dari tiga hal tersebut ya
ng dapat berdiri sendiri, karena ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Adler mengusulkan empat dasar personality types untuk menghadapi tiga


masalah tersebut. Diantaranya adalah :

1. The Rulling Type


Individu yang termasuk dalam tipe ini adalah individu yang asertif, agresif
dan aktif dengan sedikit kesadaran atau minat sosial. Individu dengan tipe seperti

6
ini aktif tetapi dengan cara unsocial, dan karenanya ia berperilaku tanpa memerhat
ikan kesejahteraan orang lain. Mereka memiliki sikap yang mendominasi kearah d
unia luar dan berhadapan dengan tugas hidup utama dalam bermusuhan dan sikap
antisosial. Pelaku kenakalan remaja dan pecandu narkoba adalah dua contoh dari a
pa yang dianggap Adler sebagai individu dengan The Rulling Type.

2. The Getting Type


Menurut Adler, tipe ini adalah tipe yang paling umum pada manusia. Indiv
idu yang termasuk dalam tipe ini adalah individu yang berhubungan dengan dunia
luar secara parasitic, yaitu bergantung pada individu lain untuk memenuhi sebagi
an besar kebutuhan hidupnya. Individu seperti itu tidak memiliki minat sosial. Per
hatian utama mereka dalam hidup adalah mendapatkan sesuatu sebanyak-banyak
nya dari individu lain. Hal tersebut karena mereka memiliki tingkat aktivitas yang
rendah. Namun mereka tidak mungkin akan menyakiti orang lain.

3. The Avoiding Type


Individu dengan kecenderungan pada tipe ini tidak memiliki minat sosial a
tau aktivitas untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Mereka lebih takut akan
gagal dibandingkan dengan menginginkan kesuksesan. Hidup mereka ditandai ole
h perilakut tidak berguna secara sosial untuk melarikan diri dari tugas-tugas dalam
kehidupan. Dengan kata lain, tujuan mereka adalah untuk menghindari semua mas
alah kehidupan, sehingga mereka menghindari kemungkinan untuk gagal.

4. The Socially Usefull Type


Menurut Adler tipe ini, merupakan lambang dari kedewasaan. Individu de
ngan the socially usefull type dapat mewujudkan tingkat kepentingan sosial dan ak
tivitas yang tinggi. Berorientasi sosial, individu dengan tipe ini mengekspresikan
kepedulian dan persatuan yang tulus dengan orang lain.

Tugas 4

7
A. Jelaskan karakteristik dari urutan kelahiran

Penelitian Adler tentang karakteristik seorang anak berdasarkan urutan


kelahirannya menjadi perdebatan. Banyak ilmuwan lain berpendapat bahwa
urutan kelahiran tidak memiliki hubungan dengan karakteristik seseorang dan
terkadang sama sekali tidak memiliki efek dalam kehidupan seorang individu.
Banyak peneliti yang meragukan bahwa teori Adler memang terbukti benar,
karena teori tersebut juga cukup sulit untuk dibuktikan mengingat jenis kelamin,
jarak kelahiran juga mempengaruhi teori urutan kelahiran.

Anak pertama memiliki sebuah perasaan yang kuat akan superiority, memiliki
kecemasan yang tinggi, dan memiliki kecenderungan untuk menjadi individu yang
overprotective. Anak pertama akan mengalami perubahan yang besar dalam
hidupnya, terutama dalam cara ia memandang dunianya setelah ia memiliki adik.
Adler mengungkapkan bahwa lahirnya seorang adik merupakan hal yang
traumatik bagi kehidupan anak pertama, karena seketika perhatian orangtuanya
beralih kepada adiknya yang baru lahir. Jika sang anak pertama telah berusia 3
tahun atau lebih dan mereka telah mengembangkan gaya hidup yang berpusat
pada diri mereka sendiri maka, mereka mungkin saja akan mengembangkan
sebuah perasaan tidak suka terhadap adiknya dan terkadang hal itu bisa
berlangsung sampai mereka beranjak dewasa (terjadi pada anak di bawah 3 tahun)
yang akan mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan adiknya dikemudian
hari. Anak pertama yang telah ditanamkan sikap untuk bekerjasama sedari mereka
kecil, maka akan mengambil sikap yang sama yaitu ia mau untuk bekerjasama
dengan adiknya dikemudian hari.

Menurut Adler anak kedua lahir dalam kondisi lingkungan yang


memungkinkan untuk berkembangnya kemampuan bekerjasama dan
berkembangnya kemampuan interaksi sosial yang baik. Kepribadian anak kedua
dibentuk oleh persepsi mereka tentang sikap anak yang lebih tua terhadap mereka.
Jika sikap ini dipenuhi permusuhan dan balas dendam yang ekstrim maka, anak
kedua mungkin akan tumbuh menjadi anak yang sangat kompetitif atau menjadi

8
anak yang cenderung tidak terlalu berani. Meskipun begitu karakteristik yang
telah dijabarkan diatas, pada kenyataanya tidak berkembang dalam diri anak
kedua. Anak kedua tumbuh dengan sikap kompetitif, memiliki keinginan untuk
bersaing secara sehat dengan kakaknya. Jika tujuan dari anak kedua berhasil
dicapai pada saat mereka masih kecil, maka mereka akan mengembangkan sikap
revolusioner dan merasa bahwa ia bisa menantang segala kebijakan atau aturan
yang ada.

Adler percaya bahwa anak bungsu adalah anak yang paling sering dimanjakan
dan konsekuensi dari hal tersebut adalah resiko yang tinggi bahwa anak bungsu
akan menjadi anak yang bermasalah. Anak kedua memiliki perasaan yang tinggi
akan inferiority dan kurangnya kemandirian. Anak bungsu memiliki motivasi
yang tinggi untuk bisa melampaui kemampuan kaka-kakanya, seperti menjadi
pelari tercepat, menjadi musisi terbaik, menjadi atlet terbaik, atau menjadi murid
yang paling ambisius.

Anak tunggal memiliki cara yang unik dalam berkompetisi, yaitu mereka
berkompetisi dengan ayah dan ibunya. Karena mereka menghabiskan lebih
banyak waktu dengan orang tua, maka mereka cenderung akan mengembangkan
perasaan superiority yang cenderung dilebih-lebihkan dan meningkatnya self-
concept pada diri anak tunggal. Menurut Adler (1931) anak tunggal mungkin
memiliki kekurangan dalam mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama
dan kemampuan untuk berinteraksi sosial, mengembangkan sikap ketergantungan
terhadap orang lain, serta mengharapkan orang lain untuk terus memanjakan dan
melindungi mereka.

Urutan Kelahiran Sifat Positif Sifat Negatif


Anak Pertama  Rapih  Memiliki kecemasan
 Protektif terhadap yang tinggi
orang lain  Melebih-lebihkan
kekutannya

9
 Secara tidak sadar
mrmiliki
kecenderungan untuk
memusuhi seseorang
 Berjuang agar
mendapatkan
penerimaan dari
lingkungan
 Harus selalu menjadi
yang paling benar dan
orang lain selalu salah
 Kecenderungan untuk
mengkritisi orang lain
 Sulit untuk diajak
bekerjasama
Anak ke dua  Memiliki motivasi  Keinginan yang tinggi
yang tinggi untuk berkompetisi
 Dapat diajak  Mudah putus asa
bekerjasama dengan
baik
 Cenderung kompetitif
Anak Bungsu  Memiliki ambisi yang  Benrgantung pada
realistis oranglain
 Ambisi yang
terkadang tidak
realistis
 Keinginan untuk
menguasai segala hal
 Memiliki gaya hidup
yang dimanjakan
Anak Tunggal  Matang secara sosial  Melebih-lebihkan

10
perasaan superiority
 Kemampuan
bekerjasama yang
rendah
 Memiliki gaya hidup
yang dimanjakan
 Sense of self yang
meningkat

B. Jelaskan kedudukan Teori individual psychology dalam enam dimensi


concept of humanity

Biological vs Social Influence on Personality

Adler percaya bahwa pada dasarnya setiap individu adalah self-


determined dan mereka membentuk kepribadian mereka berdasarkan arti dari
pengalaman mereka. Adler mengungkapkan bahwa ukuran kemampuan
seseorang lebih penting daripada kuantitas kemampuan tersebut. Faktor
keturunan memberi individu  kesempatan untuk meningkatkan kemampuan
tersebut, namun individu tersebut akhirnya juga bertanggung jawab atas
penggunaan kemampuan tersebut.

Pessimism vs Optimism

Adler juga percaya bahwa penafsiran orang atas pengalaman lebih penting
daripada pengalaman itu sendiri. Baik masa lalu maupun masa depan tidak
menentukan perilaku seseorang pada saat ini. Sebaliknya, orang termotivasi oleh
persepsi mereka tentang masa lalu dan harapan tentang masa depan (optimism).

11
Persepsi-persepsi ini tidak selalu sesuai dengan kenyataan, dan seperti yang
dinyatakan oleh Adler (1956),

Uniqueness vs Similarities

Orang-orang yang bergerak maju, termotivasi oleh goals mereka di masa


depan alih-alih oleh naluri atau kekuatan sebab akibat. Cita-cita masa depan ini
biasanya kaku dan tidak realistis, tetapi kebebasan pribadi orang-orang
memungkinkan mereka membentuk kembali tujuan mereka dan dengan demikian
mengubah kehidupan mereka. Orang menciptakan kepribadian mereka dan
mampu mengubah kepribadian mereka dengan mempelajari sikap baru. Sikap ini
merupakan suatu pemahaman bahwa perubahan dapat terjadi, tidak ada
seorangpun atau suatu keadaan pun yang bertanggung jawab atas diri seseorang
dan bahwa tujuan pribadi harus merujuk pada kepentingan sosial.

Conscious vs Unconscious Determinants

Meskipun tujuan akhir seorang individu relatif tetap selama masa kanak-
kanak, namun seorang individu tetap bebas mengubah gaya hidupnya kapan saja.
Karena sebuah goals bersifat fiksi dan tidak disadari. Kita bisa membuat dan
mengejar goals sementara. Goals sementara ini tidak dibatasi secara kaku oleh
goals yang menjadi tujuan akhir tetapi diciptakan oleh seorang individu hanya
sebagai solusi sementara. Dengan kata lain, meskipun goals akhir seorang
individu ditetapkan selama masa kanak-kanak, namun seorang individu mampu
mengubahnya dalam setiap titik kehidupannya. Adler menegaskan bahwa tak
semua pilihan kita harus melalui pilihan conscious maupun unconscious. 

Determinism vs Free Choice

12
Adler percaya bahwa pada akhirnya setiap individu lah yang bertanggung
jawab atas setiap kepribadian mereka. Kemampuan kreatif seseorang mampu
mengubah perasaan ketidak setaraan yang bertentangan menjadi kepentingan
sosial atau menjadi tujuan yang egois untuk superiority pribadi. Kapasitas ini
berarti setiap orang tetap bebas memilih antara kesehatan psikologis dan
neuroticism. Orang yang sehat memiliki minat sosial yang tinggi, tetapi sepanjang
hidup mereka, mereka tetap bebas untuk menerima atau menolak setiap hal yang
wajar bagi orang lain dan menjadi apa yang mereka inginkan.

Dalam enam dimension for a concept of humanity, Adler sangat tinggi dalam
free choice dan optimism, social factors dan uniqueness of individuals. Sangat
rendah dalam causality, serta unconscious influences yang sedang.

13
Daftar Pustaka

Hjelle, L. A. and Ziegler, D. J. 1981. Personality Theories: Basic Assumption


Research, and Application 2nd Edition. Tokyo: Mc Graw- Hill Kogakusha
Ltd.
Schultz, Duane P & Schultz, Sydney E. 2015. Theories of Personalities Eleventh
Edition. Boston: Cengage Learning
Feist, J., Feist, G., & Roberts, T.-A. (2013). Theories of Personality . McGraw
Hill. Inc.

14
Daftar Rujukan
Theories of School Counseling for the 21st Century, edited by Collete T.

Dollarhide, Matthew E

15

Anda mungkin juga menyukai