(NIM : 13710141)
1. Untuk membedakan lensa, tanpa lensa tanam (Afakia) dan lensa tanam
(Pseudofakia)
AFAKIA :
1) Visus 1/60 atau lebih rendah jika afakia tidak ada komplikasi
2) Limbal skar yang dapat ditemukan pada afakia akibat pembedahan
3) Pasien mengalami penurunan tajam penglihatan (biasanyahiperopia yang sangat
tinggi) yang dapat dikoreksi dengan lensa positif.
4) Bilik mata depan dalam
5) Iris tremulans akibat tidaka danya lensa di dalam bilik mata belakang, maka iris
tida ada sandaran ke belakang sehingga terjadi iris tremulans dimana iris
bergoyang pada setiap pergerakan mata.
6) Pupil : jet black pupil
7) G. Test bayangan purkinje hanya memperlihatkan 2 bayangan(normalnya 4
bayangan)
8) H. Pemeriksaan fundus memperlihatkan diskus kecil hipermetropi.
9) Retinoskopy memperlihatkan hipermetropi tinggi.
10) Biasanya terlihat bekas operasi
11) Jika sudah mengalami komplikasi dapat ditemukan edema kornea, peningkatan
Tio, iritis, kerusakan iris, (cystoid macular edem).
PSEUDOFAKIA
1) Surgical scar, biasanya dapat dilihat di dekat limbus
2) COA biasanya sedikit lebih dalam dibandingkan dengan mata normal
3) Iridodonesis ringan.
4) Pupil berwarna kehitaman tetapi ketika di sinar dengan senter kearah pupil,
akanterlihat pantulan reflex. Ada atau tidaknya IOL dapat dikonfirmasi dengan
mendilatasi pupil.!5.Status visus dan refraksi dapat bervariasi sesuai dengan IOL
yang ditanam.
Sumber : Nurul A, 2012. Pseudofakia
2. Evaluasi Pasien Post Operasi Katarak
Kornea
Perhatikan dengan penlight apakah terjadi kelainan pada kornea seperti udem
kornea
Kebocoran luka
COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang
keluar dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma
dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan
daerah sentral yang bersih paling sering)
Iris prolaps
Iris dapat mengalami protusi melalui insisi bedah pada periode pasca operasi.
Terlihat sebagai derah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil mengalami
distorsi.
Hyphema
Pendarahan pada bilik anterior dapat terjadi bila iris robek saat melakukan insisi
H Peningkatan TIO
Peningkatan tekanan intraokuler oleh bahan viskoelastik hialuronat yang
tertinggal didalam bilik mata depan
Dislokasi IOL
Lensa tanam (IOL) tidak pada tempatnya
Sumber : Bella K., ddk, 2017. Ilmu penyakit mata Evaluasi Pasca Operasi Katarak
Pada Layanan Primer.
3) Katarak
Diabetes dapat membuat kadar gula didalam lensa mata menjadi naik
sehinga membuat zat sorbitol ikut naik dan menumpuk pada lensa. Hal ini
dapat membuat lensa mata mejadi kurang jernih dan menjadi kelainan pada
mata.
4) Glukoma
Cairan yang terdapat di mata tidak dapat terdistribusi dengan baik dan
pada akhirnya menyebabkan cairan itu menumpuk sehingga dapat
menyebabkan Glukoma. Hal ini membuat saraf dan pembuluh di mata menjadi
rusak karena tertekan cairan yang menumpuk tersebut sehingga menyebabkan
terganggunya penglihatan.
Beberapa gejala yang muncul pada penyakit mata akibat diabetes antara lain :
Adanya floater atau bayangan pada objek yang dilihat.
Muncul titik gelap pada objek yang dilihat
Penglihatan kabur atau berbayang kadang penglihatan menurun secara
perlahan.
Kesulitan melihat di malam hari.
Mata merah atau nyeri.
Sumber : Diana T. Dkk.,2018. PENGOLAHAN CITRA FUNDUS
DIABETIK RETINOPATI EDISI 2
4 Proses terjadinya Arcus Senilis
Corneal arcus atau arcus senilis atau gerontoxon adalah bentuk degenerasi
kornea yang paling sering ditemui. Frekuensi kejadian arcus senilis pada pria
meningkat seiring bertambah usia dimulai dari usia 40 tahun, dan biasanya terjadi
pada semua pria usia lebih dari 80 tahun, onset lebih lambat 10 tahun pada wanita.
Arcus senilis terlihat sebagai opasifikasi perifer kornea berwarna abu-abukeputihan,
terkadang kekuningan, terdiri atas titik-titik halus yang mempunyai batas jelas dengan
limbus di perifernya dan batas yang kabur pada bagian sentral. Arcus diawali pada
superior dan inferior kemudian menyebar melibatkan seluruh perifer. Corneal arcus
terdiri atas deposisi lipoprotein dari ester steroid ekstraseluler, paling 10 sering adalah
densitas rendah. Deposit dimulai pada stroma bagian dalam dan progresif melibatkan
stroma superficial. Corneal arcus kadang kala dapat mengindikasikan adanya
peningkatan kolesterol plasma dan lipoprotein densitas rendah (low density
lipoprotein), terutama jika terjadi pada pria usia kurang dari 50 tahun (arcus juvenilis).
Arcus pada usia muda terkadang berguna sebagai indikasi untuk evaluasi lipid dan
fungsi kardiovaskular. Arcus pada usia tua tidak berkaitan dengan mortalitas.
Sumber: Read SA, Swann PG. Unilateral pseudogerontoxon. Clin Exp Optom. 2009
Mar;92(2):150-3. doi: 10.1111/j.1444-0938.2008.00332.x. PMID: 19278464.
B. Pseudogerontoxon
Pseudogerontoxon adalah deposit lipid local di kornea perifer yang terjadi
pada pasien dengan riwayat penyakit alergi pada mata seperti VKC (vernal
keratokonjungtivitis). Kekeruhan ini tampak mirip secara klinis dengan arcus
kornea sehingga diberi nama pseudogerontoxon. Deposit lipid dalam
pseudogerontoxon dianggap terjadi sebagai akibat infiltrat limbal berkepanjangan
dan peningkatan permeabilitas limbal yang menyertai VKC (vernal
keratokonjungtivitis), sebaliknya pada arcus senilis terjadi peningkatan kadar
lipid serum di arcus kornea.
Sumber: Read SA, Swann PG. Unilateral pseudogerontoxon. Clin Exp Optom. 2009
Mar;92(2):150-3. doi: 10.1111/j.1444-0938.2008.00332.x. PMID: 19278464.
7. CD Ratio normal
Untuk hasil pemeriksaan normal yang bisa dilihat adanya diskus optik
berbentuk bulat sedikit oval dengan warna pink karena adanya kapiler yang sangat
kecil. Tepi diskus harus tajam (tegas)dandibagiantengahada cekungan yangd disebut
physiologic cup. Perbandingan antara diskus dengan cup di tengahnya pada keadaan
normal berkisar antara 0.3-0.4 yang disebut cup disc ratio. Pembuluh darah retina
harus terlihat bercabang ke arah 4 kuadran retina.Hal yang paling penting untuk
dilihat adalah perbandingan ukuran antara Vena dan arteri adalah 3:2 dengan posisi
yang saling sejajar tidak bersilangan. Dengan tekstur halus tidak ada penggembungan
di bagian manapun. Retina normal akan berwarna orange kemerahan karena pigmen
yang dimiliki. Refleks makula terletak di temporal diskus optikus.
Sumber : I Wayan Eka Sutyawan I.W.E., dkk., 2017. Ilmu Kesehatan Mata.