PENDAHULUAN
belikan di pasaran adalah jamur merang, shitake, kuping dan jamur tiram,
hal ini dikarenakan jamur-jamur ini memiliki nilai gizi yang cukup tinggi,
dan bermanfaat untuk kesehatan serta bernilai ekonomi yang tinggi. Selain itu
jamur juga disukai oleh berbagai lapisan masyarakat Salah satu jamur yang
memiliki nilai gizi tinggi dan bermanfaat untuk kesehatan serta bernilai ekonomi
tinggi adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jamur tiram putih
dapat tumbuh dengan mudah dibatang kayu atau tumpukan sampah organik.
Selain memiliki rasa yang enak, jamur juga bisa diolah menjadi obat. Kandungan
zat besi dan niasin dalam jamur tiram sangat berguna dalam pembentukan sel-
sel darah merah, kandungan polisakarida lentinan dalam jamur dipercaya mampu
1
2
Produksi jamur di Indonesia tahun 2011 adalah 43.000 ton, dengan jumlah
adalah 0,197 kg per kapita per tahun. Peningkatan total produksi jamur tersebut
jamur tiram yang semakin tinggi akan meningkatkan potensi jamur tiram untuk
tidak bisa dipungkiri keberadaan limbah kayu sengon akan menurun seiring
dengan populasi dan penggunaannya yang terbatas. Ampas tebu dan jerami padi
Media yang biasa digunakan yaitu serbuk gergaji kayu sengon yang
mempunyai kandungan selulosa 49%, lignin 26,8%, pentosa 15,6%, abu 0,6% dan
silika 0,2%. Serbuk gergaji kayu jati merupakan limbah yang masih jarang
gergaji kayu sengon (Hapsari, 2015). Menurut Hapsari (2015) kandungan kimia
serbuk gergaji kayu jati adalah selulosa 60%, lignin 28% dan zat lain (termasuk
zat gula) 12%. Dinding sel tersusun sebagian besar oleh selulosa. Lignin adalah
suatu campuran zat–zat organik yang terdiri dari zat karbon, zat air, dan oksigen.
lapisan sebelah dalam dari butiran padi termasuk sebagian kecil endosperm
berpati.
3
gergaji. Selain mudah didapat dan harganya relatif murah, serbuk gergaji
memiliki kandungan hemiselulosa, selulosa dan lignin yang cukup banyak. Bahan
media lain yang dapat digunakan untuk melengkapi kandungan unsur-unsur yang
dibutuhkan jamur adalah sabut kelapa, bekatul, kapur, tepung jagung, tepung
tapioka, sisa kapas, gips dan TSP. Serbuk gergaji adalah limbah penggergajian
Untuk meningkatkan nilai ekonomis dari serbuk kayu dan usaha mengurangi
pencemaran, serbuk kayu bisa dimanfaatkan sebagai media tanam dalam budidaya
yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh dan berkembang. Media tanam serbuk
serbuk kayu gergaji sebagai media tumbuh memiliki pengaruh yang signifikan
sekam. Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis, terdiri dari
belahan lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras
sekam akan terpisah dari penggilingan beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
Sekam padi adalah bahan buangan dari limbah hasil penggilingan yang
lignin, 17%-26% hemiselulosa dan silika 13% (Suparti & Marfuah, 2015).
Penelitian Suparti & Marfuah (2015), tentang produksi jamur tiram putih pada
penambahan media sekam padi 25% dan 75% memberikan hasil yang optimal
sumber hara, sekam juga sebagai bahan organik yang dapat mengurangi absorpsi
P pada tanah, sebab sekam mengandung silika yang cukup tinggi, yang akan
mampu melepaskan phosfat. Jadi dengan penambahan media pada jamur tiram
putih akan memberikan nutrisi tambahan bagi jamur tiram putih. Kandungan
kimia sekam padi terdiri dari lignin dan selulosa dapat membantu pertumbuhan
jamur tiram yang mengandung mineral. Penggunaan limbah serbuk gergaji kayu
jati dan sekam padi ini membantu para petani jamur tiram untuk bertani jamur
tiram putih lebih ekonomis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah media sekam dan serbuk
ilmu biologi.
3. Bagi para pelaku usaha dan penyuluh pertanian dapat menambah pengetahuan
1. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dengan tudung
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih
hingga krem. Permukaan tudung jamur tiram putih licin, agak berminyak saat
2. Sekam adalah merupakan limbah yang mengandung serat yang tinggi dengan
3. Serbuk kayu adalah limbah yang diperoleh dari hasil penggergajian kayu yang
media tanam jerami. Karbohidrat tersusun atas 3 jenis unsur, yakni carbon,
hidrogen dan oksigen. Contoh senyawa karbohidrat adalah gula, pati dan
selulosa.
7
berikut;
Produktivitas
Jamur Tiram Putih
(Pleurotus Ostreatus)
TINJAUAN PUSTAKA
salah satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang
biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.
ostreatus), jamur tiram merah muda (P. flabellatus), jamur tiram abu-abu (P.
sajor caju), dan jamur tiram abalone (P. cystidiosus) (Ayu, 2016).
warna putih pada seluruh bagian tubuhnya. Jamur tiram juga memiliki tiram atau
tudung jamur dewasa dengan ukuran 2,8-7,9 cm. Permukaan tudung licin dan
berminyak. Jamur tiram putih merupkan jenis jamur tiram yang paling populer
dan tidak asing dilidah masyarakat. Tak heran jamur tiram putih sudah lumayan
kenal. Sekujur tubuh buah berwarna putih karena sporanya tidak berwarna.
Permukaan tudung licin dan agak berminyak. Pada kondisi lembab, tepiannya
bergelombang. Rasanya enak, gurih, dan agak kenyal. Rasanya mirip daging
ayam. Ia tergolong mudah menyerap zat sehingga bila diberi bumbu, maka
8
9
lingkaran mirip dengan cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung
dan berwarna putih hingga krem. Semakin dewasa warna tudung akan semakin
jelas. Tudung jamur tiram putih memiliki permukaan yang hampir licin dengan
diameter 5-20 cm. Bagian tepi tudung membulat mulus tetapi setelah dewasa
sedikit berlekuk dan pecah. Tudung bagian bawah berbentuk bilah (lamella) yang
berikut:
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
c. Memiliki warna putih bersih. Kadang kala bisa berubah warna agak cokelat
atau kelabu. Hal ini biasanya disebabkan oleh cuaca. Udara siang yang terlalu
panas, lalu ketika disiram pada sore hari, air mengenai tubuh buah.
d. Memiliki kadar air optimal lebih tinggi dibanding jenis oystern. Jamur yang
memiliki kadar air optimum akan menghasil warna jamur putih bersih.
Namun, bila kadar air berlebihan, jamur tiram cepat mengalami kekuningan
e. Karakteristik panen dalam 100 hari pertama, tetapi cenderung baik dan stabil.
f. Jenis ini baik dijadikan sayuran, keripik jamur dan jamur goreng.
b. Ketika berusia dua hari, jamur akan terlihat kecil dan berbentuk layaknya
d. Kadar air lebih sedikit yang menyebabkan oystern relatif lebih kesat dibanding
jenis florida.
e. Memiliki karakteristik panen seperti jenis florida, tetapi kurang stabil. Pada
f. Jemur tiram ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai olahan, tetapi dijadikan
Menurut Nurhakim (2018) siklus hidup jamur tiram, diawali dari spora,
hifa, miselia, primordia, menjadi tubuh buah dan menghasilkan spora. Siklus
hidup jamur tiram putih hampir sama dengan siklus hidup jamur dari keluarga
berikut:
1. Spora
kapsul dan tetap hidup. Spora ini akan aktif ketika kondisi lingkungan
2. Hifa
Fase tumbuh ini diawali dari sejak spora jamur berkecambah, lalu
benang ini menjalar dan memanjang ke media tumbuh yang sudah tersedia nutrisi
untuk perkembangannya.
3. Miselia
Ini adalah fase pertumbuhan hifa yang intensif dan pesat. Pertumbuhan
hifa semakin memanjang, bercabang, dan saling tumpang tindih yang bisa
memenuhi media tumbuh. Tampak seperti massa benang kusut atau mirip
12
tumpukan kapas. Kita akan melihat seluruh bagian media tumbuh berwarna putih
4. Primordia
kumpulan miselia. Kumpulan miselia ini yang nantinya berkembang jadi tubuh
5. Tubuh buah
selanjutnya yaitu tumbuh dewasa dan menghasilkan spora. Nantinya spora ini
luruh, lalu diiringi tudung jamur layu. Tahap sampai layu ini butuh waktu 3-5 hari
1. Air
begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan
c. Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan
kelembaban.
2. Suhu
antara 60-70%
3. Kelembaban
60-70%
90%
4. Cahaya
d. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux
(10%)
5. Aerasi
Dua komponen penting dala udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur
yaitu oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Oksigen merupakan unsur penting
dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksida menjadi karbondioksida.
perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh
jamur lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri, pH
kembang jamur mulai dari tahap miselia sampai tahap produksi. Bila pH terlalu
terhambat. Lebih parah, media tanam terkontaminasi oleh jenis jamur lainnya.
Derajat kemasaman yang ideal sekitar 6-7. Pada tahap pertumbuhan miselia jamur
tubuh jamur tiram menyukai media tanam yang sedikit masam (Nurhakim, 2018).
15
jamur tiram mengandung protein 5,94%, karbohidrat 50,59%; serat 1,56%; lemak
0,17%; dan abu 1,14%. Setiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65
kalori; 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi; 17 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B-1; 0,75 mg
vitamin B-2; dan 12,4 mg vitamin C. Jamur tiram juga mengandung folic acid
dan protein sebesar 27%. Protein jamur mengandung leusin, isoleusin, valin,
tripotofan, lisin, fenilalanin dan beberapa jenis asam amino lainnya yang penting
bagi tubuh dan vitamin B kompleks pada jamur tiram tergolong tinggi. (Achmad,
2011).
Selain karena rasanya yang enak, jamur tiram (khususnya jamur tiram
putih) banyak digemari karena dapat diolah menjadi beberapa masakan dan
camilan dan juga diyakini sebagai makanan yang menyehatkan. Dari segi gizinya,
berbagai mineral organik, dan rendah lemak. Kadar protein dalam jamur tiram
umumnya berkisar 20-40% berat kering sehingga lebih baik bila dibandingkan
sumber protesin lain seperti kedelai atau kacang-kacangan. Selain itu, protein
jamur mudah dicerna, dan banyak mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan tubuh manusia, khususnya bila lisin dan leusin. Mineral yang
terkandung dalam jamur tiram adalah mineral makro dan mikro seperti kalsium,
16
fosfor, natrium, kalium, magnesium, besi, copper, mangaan, dan seng yang
(72-85% dari total lemak) yang terdiri atas asam lemak tidak jenuh membuat
jamur tiram cocok dikonsumsi oleh mereka yang sedang diet. Lemak jamur
terutama terdiri senyawa asam linoleat. Kandungan asam linoleat yang tinggi
inilah yang menjadikan jamur tiram sebagai makanan yang menyehatkan. Jamur
Media tanam yang bisa digunakan sebagai media tumbuh jamur tiram
adalah kombinasi dari erbuk gergaji kayu (80%), bekatul (10-15%), kapur
gergaji kayu, 10-15 kg bekatul, dan 3 kg kapur. Semua bahan tersebut diaduk
hingga rata dan ditambahkan air sekitar 60%. Adukan yang baik ditandai
dengan kondisi media yang bila digenggam tidak keluar airnya dan ketika
dilepas tidak pecah. Jumlah tersebut dapat digunakan untuk sekitar 100
baglog.
2. Fermentasi
untuk menanam jamur, yakni dengan cara didiamkan selama 5-10 hari atau
akan meningkat hingga mencapai 700 C dan selama itu pula dilakukan
pembalikan media setiap harinya agar proses pelapukan bisa merata di semua
tiram. Media yang siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna media
3. Sterilisasi
hingga berbentuk seperti botol (baglog). Selanjutnya, pada bagian atas plastik
dipasang penutup baglog agar air tidak masuk ke dalam kantong pada saat
pengukusan.
adalah drum. Satu drum dapat memuat sekitar 60 baglog. Prinsip kerja
sterilisasi adalah memanfaatkan panas uap air pada suhu 95-110 0 C dalam
waktu 8-10 jam. Ketika suhu pengukusan telah mencapai 1000 C, pertahankan
selama 5 jam. Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu 100 0 C
pengukus dibuka dan didiamkan selama lima jam agar suhu media tanam
4. Inokulasi
normal. Ruangan inokulasi harus dalam keadaan steril dan memiliki sirkulasi
udara yang baik. Hal ini penting untuk meminimalisir tercemarnya baglog dari
a. Ambil botol bibit F3, lalu semprotkan alkohol ke botol tersebut. Panaskan
sebentar mulut botol di atas api spiritus hingga sebagian kapas terbakar,
c. Masukkan bibit dari botol ke baglog hingga leher baglog penuh, lalu tutup
5. Inkubasi
jamur tiram. Idealnya ruang inkubasi memiliki suhu 24-290 C, kelembapan 90-
100%, cahaya 500-1.000 lux, dan sirkulasi udara 1-2 jam. Setelah 15-30 hari
pemanenan. Namun, bila dalam waktu 1 bulan dari masa inkubasi baglog
berhasil.
Bila bibit jamur tiram yang dibeli adalah bibit F4, Anda tidak perlu
lagi melakukan tahapan penyiapan media hingga masa inkubasi karena bibit
tubuh buah jamur akan terbentuk setelah 1-2 bulan dari penempatan baglog di
rumah kumbung.
20
dan 13% silika (Sipuhantar dalam Muchsin, 2017). Komposisi sekam tersebut
dapat digunakan sebagai campuran media tumbuh jamur tiram putih. Karena
jamur tiram putih memerlukan serat dalam proses tumbuh kembangnya (Muchsin,
2017).
(Rosnina, dkk. 2017). Menurut Suparti dan Marfuah dalam Muchsin (2017)
jumlah badan buah dan rata-rata bobot segar jamur tiram putih. Sehingga dengan
baglog.
21
harganya murah, dan mengandung sumber nutrisi yang relatif lebih baik
dibandingkan dengan media lain. Khusus untuk jamur, tumbuh pada kayu atau
serbuk kayu dari tanaman bercabang (dikotil), bertajuk rimbun, berkayu lunak,
berumur lebih dari 10 tahun, dan bukan jenis kayu yang mengandung minyak
seperti pinus. Jamur shiitake tumbuh optimal pada beberapa jenis kayu tertentu,
sehingga serbuk kayu yang digunakan sebagai media tumbuh pada pembiakan
tertentu (Widyastuti, 2008). Menurut Wahidah & Saputra (2016) media tanam
jerami. Karbohidrat tersusun atas 3 jenis unsur, yakni carbon, hidrogen dan
yang dibutuhkan jamur untuk tumbuh dan berkembang. Media tanam serbuk
serbuk kayu gergaji sebagai media tumbuh memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan jamur tiram putih Pleurotus ostreatus (Wahidah & Saputra,
2016).
Saat ini sebagian besar petani jamur menggunakan serbuk gergaji kayu
sebagai substrat utama, selain harganya yang terjangkau serbuk gergaji juga
substrat serbuk gergaji kayu alabsia + bekatul 5% dapat menaikkan bobot segar
jamur tiram putih. Namun, akan menjadi masalah apabila serbuk gergaji mulai
hutan mulai dibatasi. Sehingga perlu dicari bahan alternatif yang dapat
kadar airnya 65%, serbuk gergaji digenggam tangan. Bila serbuk dilepaskan dan
pecah berantakan, berarti masih kering dan perlu ditambah air lagi. Bila
genggaman dibuka dan serbuk bisa menggumpal berarti kadar airnya cukup, dan
bila menetes berarti kadar airnya berlebihan. Bahkan adukan tadi dimasukkan
ke dalam kantong plastik tebal (jenis polypropilene) atau ke dalam botol dan
dipadatkan. Bagian atas kantong plastik diberi cincin dari bambu atau plastik
Kayu atau serbuk gergajian yang paling baik digunakan sebagai media
tanam : kayu harus steril, yakni tidak mengandung pestisida atau bahan beracun
lainnya. Karena itu, jangan digunakan kayu awetan. Pilih serbuk gergajian dari
jenis kayu yang tidak terlalu keras, misalkan kayu sengon. Formula media tanam
jamur berupa serbuk gergaji 800 g, bekatul 170 g, molase10 g, ekstrak yeast 15 g,
METODE PENELITIAN
filsafat positivisme untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengambilan
berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh dan menguji hipotesis
murni yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, 4x4
23
24
S0 = 0 gram/baglog
S1 = 150 gram/baglog
S2 = 300 gram/baglog
S3 = 450 gram/baglog
K0 = 600 gram
K1 = 450 gram/baglog
K2 = 300 gram/baglog
K3 = 150 gram/baglog
sebagai berikut;
3 (r-1) > 15
3r - 3 > 15
3r = 15 + 3
3r = 18
r=6
25
Jumlah tubuh buah jamur tiram putih diukur dengan menjumlahkan setiap
Jamur tiram putih yang telah dipanen akan langsung ditimbang dengan
tiram putih.
berat keringnya.
Kadar air jamur tiram putih, dapat dihitung setelah menimbang berat basah
(berat awal) dan berat yang telah dikeringkan dengan menggunakan oven
hingga beratnya konstan (berat akhir), untuk menghitung kadar air, digunakan
rumus:
A−B
Kadar air (%) = x 100
A
27
Keterangan:
objek penelitian dalam penelitian ini. Perlakuan dan perawatan dilakukan dengan
menggunakan media sekam dan serbuk kayu. Pengambilan data pada penelitian
ini membutuhkan suatu formatan pengambilan data untuk memperoleh data hasil
observasi produktivitas jamur tiram putih. Adapun bahan dan alat dalam
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media, serbuk kayu,
sekam padi, pupuk TSP, dedak, tepung jagung, spora, jamur tiram putih, air
2. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Plastik tahan panas PP
(ukuran 20 x 30 cm), cincin penutup bag log (terbuat dari paralon) diameter 1
inch panjang 2,5 cm, karet gelang, kapas, autoklaf, pisau/parang, sarung
alat tulis.
28
dengan observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara
langsung objek yang diteliti yaitu jamur tiram putih. Data pengamatan yang
yang ditambah dengan sekam padi dan serbuk kayu dengan komposisi sesuai
Dimana:
b. Sekam dan serbuk kayu direndam dalam bak besar yang telah berisi air selama
24 jam.
yaitu kapur pertanian (kaptan) 200 gr, tepung jagung 400 gr, dedak 250 gr
e. Baglog yang telah media tumbuh diberilarutan pupuk TSP sesuai dengan
24 jam.
30
dari pipa paralon berdiameter 2,5 cm dan ditutup dengan potongan kapas
2. Sterilisasi
jamur tiram putih harus dilakukan sterilisasi agar media tersebut bebas dari
mikroba dan jamur lain yang tidak diinginkan. Sterilisasi dilakukan menggunakan
tiga sendok, kemudian baglog ditutup dengan kertas koran yang sudah
diberi ring.
b. Baglog yang sudah diinokulasi kemudian diinkubasi selama 20-50 hari dengan
suhu 22-280C.
c. Jika seluruh permukaan bagian dalam semua Baglog sudah rata ditumbuhi
d. Setiap pagi dan sore hari semua baglog disemprot dengan air hingga sampai
waktu panen .
Sterilisasi/ Pembungkusan
Pasteurisasi Baglog
Panen
Produktivitas;
Jumlah jamur tiram putih
Diameter jamur tiram putih
Berat Basah
Berat Kering
Kadar air
Gambar 7. Sekam 150 : Serbuk kayu 450 Gambar 8. Sekam 300: Serbuk kayu 300
Gambar 9. Sekam 250 : Serbuk kayu 350 Gambar 10. Baglog Kontrol