Anda di halaman 1dari 1

KAJIAN LEPAS SUBUH (KALES)-3:

WASPADA PENURUNAN MUTU GENERASI

Era pandemi sudah hampir setahun, banyak hal yag perlu direfleksi dan dievaluasi.
Khususnya tentang sebarapa jauh efektivitas belajar di rumah (BDR) anak-anak kita? Ketika
semua sekolah tutup, anak-anak “dipaksa” belajar di rumah, sementara di rumah tidak ada
persiapan, begitu juga guru-guru terkaget-kaget harus mengajar jarak jauh. Hal ini sangat
merugikan anak.

Bagi anak usia dini, pendampingan dalam rangka pengasuhan dari guru dan orang tua adalah
teramat penting. Pendampingan guru dan orang tua akan sangat menentukan bagi tumbuh
kembang anak. Mereka memiliki peran sangat fundamental bagi kehidupan anak dimasa
mendatang. Pemberian sentuhan, dekapan, perhatian, kasih sayang, dan stimulasi lain dapat
mempercepat akselerasi aktualisasi segenap potensi yang dimiliki anak, baik aspek moral-
keagamaan, bahasa, sosial-emosional, kognitif, serta fisik-motorik. Perkembangan potensi
anak tersebut menuntut adanya keseimbangan yang proporsional dan optimal di dalam
pengasuhan tersebut.

Namun demikian, dengan adanya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia,
menyebabkan adanya masalah dalam proses pengasuhan tersebut. Biasanya pengasuhan
diterima anak dari guru dan orang tua, sekarang peran guru tereliminasi dan dipinggirkan.
Praktis hanya pengasuhan dari orang tua di rumah. Biasanya pengasuhan orang tua lebih
bersifat repetifif dan komplementatif dari yang sudah diterima anak di sekolah, namun
sekarang orang tua berperan secara totalitas mengasuh dan mendampingi anak.

Banyak anak dirumah yang hanya di damping oleh eyangnya, kakaknya, bahkan
pembantunya ataupun hanya oleh tetangganya. Tentu saja, pola pengasuhan mereka terhadap
anak sangat berbeda dibandingkan dengan orang tuanya. Dimungkinkan kualitas pengasuhan
mereka sangat jauh mutunya dibandingkan dengan pengasuhan oleh orang tuanya. Bersama
pengasuh artificial ini, mayoritas anak hanya diberi HP untuk membuka aplikasi “game” dan
video-video yang kurang edukatif. Hal ini tentu sangat fatal karena dapat berdampak pada
kesalahan persepsi dan imaginasi, disamping juga kurangnya sosialisasi yan dialami oleh
anak. Akibat jangka panjangnya adalah, akan muncul “penurunan kualitas generasi”
(degradation of generation quality) yang berarti “hilangnya generasi emas” (gold generation
lost).

Anda mungkin juga menyukai