Anda di halaman 1dari 7

RUMAH ADAT SIKKA

Lepo Gete

Sikka, Kampung Sikka atau Sikka Natar terletak di pantai Selatan Kabupaten Sikka, di Kecamatan
Lela, berjarak 27 Km dari kota Maumere . Sikka Natar ini kelihatan sederhana, namun sesungguhnya
mengandung suatu perjalanan sejarah yang sangat berarti. Di kampung inilah terdapat sebuah rumah
yang disebut Lepo Gete.

Lepo Gete ini menjadi istana kerajaan Sikka dan sekaligus pusat pemerintahan kerajaan Sikka
dalam rentan waktu yang cukup lama terutama dalam masa penjajahan Portugis abad ke XVI dan Belanda
abad ke XVII. Dengan demikian Lepo Gete pernah menjadi pusat kontak budaya antara penduduk lokal
Sikka pada umumnya dan orang asing.
MAKANAN KHAS DAERAH SIKKA

1. MAGE WAIR

Kalau diIndonesiakan sama dengan Kuah Asam. Bahan utamanya adalah ikan mentah segar.
Bersihkan dan potong-potong sesuai selera. Masak air sampai mendidih, masukkan bawang merah,
bawang putih, kunyit, halia, dan lombok besar yang sudah dihaluskan. Masukkan air asam dan kemangi,
garam kemudian masukkan ikannya. So… dimasak deh samp matang the…. Mage wair enaknya dimakan
dengan nasi atau dijadikan makanan Lepeng (makanan penyerta saat minum  Moke)

2. WOGI

Bahan utamanya adalah ikan teri merah yang hanya muncul di perairan daerah Paga dan
sekitarnya pada bulan Oktober sampai Desember. Ikan teri merah ini diawetkan dengn cara di campur
garam dan dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat. Dibiarkan 3 hari sampai 1 minggu baru bisa di
santap dengan campuran-campuran bahan lain seperti cabe, kecap, kemangi. Wogi ini sangat nikamat
kalau dimakan dengan ubu bakar atau pisang bakar.

3. OHU AI PUNGAN

Merupakan makanan tradisional masyarakat Kabupaten Sikka, khususnya Etnis Sikka Krowe dan
Muhang Tana Ai.  Makanan ini terbuat dari ubi kayu kering yang ditumbuk, kelapa parut, sedikit garam,
ikan teri kering.  Caranya :  semua bahan dicampur lalu dikukus sampai matang, setelah itu siap disajikan.
4. LEKUN

Merupakan makanan tradisional masyarakat Kabupaten Sikka, khususnya etnis Sikka Krowe yang
mendiami wilayah Kecamatan Kewapante, Kec. Hewokloang, Kec. Bola.  Makanan ini terbuat dari tepung
beras ketan hitam, kelapa parut, larutan air gula dan pisang masak.  Caranya :  Semua bahan dicampur
dan dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar.  Selain menjadi makanan pokok disajikan pula pada
upacara-upacara adat dan acara penerimaan tamu.

5. LAWAR

Merupakan makanan tradisional masyarakat Kab. Sikka pada umumnya, makanan ini terbuat dari
daun singkong, bunga papaya, daun papaya.  Bumbunya berupa kelapa parut setengah tua, bawang
putih, bawang merah, halia, daun kemangi, lombok, terasi, jeruk nipis / purut, garam secukupnya. 
Caranya :  daun singkong, bunga papaya dan daun papaya diiris lalu direbus sampai matang, kemudian
peras airnya, semua bumbu dihaluskan dan dicampur bersama sayuran sampai rata, setelah itu
ditambahkan air jeruk nipis / purut.

6. FILU

Merupakan makanan tradisional masyarakat Kabupaten Sikka khususnya Etnis Lio yang mendiami
wilayah Kec.Paga, Kec. Mego dan Kec. Tana Wawo.  Terbuat dari tepung beras, gula pasir / gula merah,
sedikit arak dan minyak goreng.  Caranya :  Semua bahan dicampur sampai rata lalu digoreng satu
persatu membentuk sesuai selera.
MAKANAN TRADISIONAL KHAS BALI

1. Bebek Betutu

Konon, bebek betutu yang berasal dari Kuta, Bali ini adalah makanan kesukaan para raja di Bali. Cara
memasaknya cukup unik, yaitu daging bebek yang telah dibumbui harus dipijat-pijat terlebih dahulu.
Katanya, dengan dipijat-pijat maka daging bebek akan menjadi empuk dan bumbunya meresap hingga ke
tulang. Bebek yang telah dipijat lalu dibungkus dengan menggunakan daun pisang atau daun pinang lalu
dipanggang dalam api sekam. Proses memasak bebek betutu membutuhkan waktu berjam-jam sehingga
bebek betutu hanya dimasak ketika ada acara adat atau upacara keagamaan. Selain bebek betutu, ada
juga ayam betutu. Perbedaan keduanya hanya dari dagingnya saja. Salah satu produsen betutu adalah
Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

2. Babi Guling

Semua pasti sudah pernah mendengar makanan tradisional khas Bali yang ini. Babi guling (be guling)
terbuat dari anak babi yang perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, misalnya daun ketela pohon, lalu
dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang. Awalnya babi guling digunakan
untuk sajian upacara adat atau keagamaan. Namun kini babi guling dapat ditemukan dengan mudah di
berbagai rumah makan, warung, dan hotel-hotel di Bali. Babi guling yang paling terkenal berasal dari
Kabupaten Gianyar.
3. Bubur Mengguh

Bubur mengguh merupakan bubur khas dari daerah Bali utara (Buleleng) yang sering disajikan saat
upacara adat. Bubur mengguh terbuat dari beras dan santan yang disajikan dengan ayam suwir yang
dibumbui lalu disiram kuah ayam kental dan urap sayur yang disajikan terpisah. Citarasanya sangat
komplit, perpaduan gurih dan agak pedas dengan renyahnya sayur urap.

4. Srombotan

Srombotan merupakan sayuran khas Klungkung, Bali berupa lalapan sayur seperti kangkung, kacang
panjang, dan kubis yang diberi bumbu yang disebut kalas. Kalas yaitu santan yang diberi kunyit tumbuk,
lengkuas, bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sedikit kencur lalu dimasak hingga kental. Kalas
inilah yang menjadi ciri khas srombotan. Srombotan ini harus disajikan dengan bumbu kacang dan
bumbu pedas yang dicampur hingga merata.

5. Nasi Jinggo
\Nasi jinggo (atau nasi jenggo) merupakan makanan khas Bali berupa nasi putih yang disajikan dalam
bungkus daun pisang dengan lauk pauk dan sambal. Nasinya disajikan seukuran kepalan tangan saja dan
lauk pauknya biasanya adalah sambal goreng tempe, serundeng dan ayam suwir. Konon kata jinggo
(jenggo) berasal dari bahasa Hokkien jeng go yang berarti seribu lima ratus. Sebelum krisis moneter tahun
1997, nasi jinggo ini memang dijual Rp 1.500,00 per porsi. Porsinya yang kecil mengingatkan pada nasi
kucing khas angkringan Jawa Tengah.

6. Lawar

Ini bukan kelelawar, ya! Lawar adalah masakan berupa campuran sayur-sayuran yang direbus, kelapa yang
dipanggang, dan daging cingcang yang dibumbui. Daging yang digunakan adalah daging sapi, babi,
ayam, itik, dan penyu. Sementara sayurnya adalah buah nangka muda, pepaya muda, daun jarak, dan
kacang-kacangan. Ada bermacam-macam lawar. Bila dilihat dari warnanya, ada lawar putih dan lawar
merah. Lawar merah adalah lawar yang menggunakan campuran darah dari daging yang digunakan. Ada
juga lawar yang dinamai sesuai dengan jenis daging atau jenis sayuran yang digunakan, semisal lawar
babi dan lawar nangka.

7. Nasi Tepeng

Nasi tepeng adalah makanan tradisional khas Bali dari Gianyar, Bali. Rasanya pedas dan berempah karena
dimasak dengan basa genep, yaitu campuran lengkap rempah-rempah (spices and herbs). Nasi tepeng
disajikan dengan sayur-sayuran seperti kacang panjang, kacang merah, nangka muda, terong, daun kelor,
dan kelapa parut. Nasi tepeng yang disajikan dengan menggunakan daun pisang ini menjadi salah satu
jenis sarapan wajib warga Gianyar.
8. Sate Plecing

Sate plecing di Bali ada yang menggunakan daging ayam, babi, ataupun ikan laut. Keunikan sate plecing
adalah jika sate pada umumnya disajikan dengan bumbu kacang, maka sate plecing disajikan dengan
bumbu plecing. Plecing sendiri merupakan makanan khas Indonesia dari Lombok dan Bali. Plecing
merupakan sambal tomat yang dibuat dari cabai rawit, garam, terasi, tomat, dan terkadang diberi tetesan
jeruk limau.

9. Sate Lilit

Sate lilit terbuat dari ikan yang dihaluskan lalu diberi tepung serta bumbu-bumbu khas Bali. Sate lilit
dibuat dengan cara melilitkan daging ikan pada batang serai. Rasanya sangat khas, berpadu antara pedas,
wangi, manis dan gurih dengan aroma dari batang serai. Bukan hanya sekedar nikmat, sate lilit pun sehat
karena rendah lemak.

10. Tum Ayam

Tum ayam adalah makanan tradisional khas Bali yang pembuatannya sama seperti pepes. Daging ayam
yang dicincang dibumbui dengan berbagai rempah dan santan, lalu dibungkus dengan daun pisang dan
dikukus.

Anda mungkin juga menyukai