Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

Nama : Faisha Virdana

Kelas : XII Analis Kimia A

Rombel :I

Tempat Percobaan :-

Tanggal Percobaan :-

I. Judul

Analisa kadar DO

II. Sub Judul

Analisa Dissolved Oxygen (Oksigen terlarut) denga metode Titrasi Winkler

III. Tujuan

Untuk mengetahui besarnya oksigen terlarut di dalam air.

IV. Prinsip

Prinsip penentuan kadar oksigen dalam air berdasarkan titrasi yodometri


yang di-perkenalkan oleh WINKLER adalah sebagai berikut : dalam larutan yang
bersifat basa kuat, MnSO4 bereaksi dengan basa (OH¯) membentuk endapan
Mn(OH)2 yang berwana putih. Endapan Mn(OH)2 dalam larutan yang bersifat
basa kuat, merupakan senyawa yang tidak stabil, sehingga segera dioksidasi oleh
oksigen yang terdapat dalam larutan contoh menjadi Mn(OH)3.

MnSO4 + 2 OH- 2 Mn(OH)3 … (1)

2 Mn(OH)2 + 1/2 O2 + H2O Mn(OH)2 + SO4 … (2)


V. Dasar Teori

Oksigen terlarut adalah jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air.
oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis oleh fitoplankton
dan tanaman air atau dari difusi udara. kadar oksigen terlarut dapat ditentukan
dengan titrasi maupun alat ukur elektronik DO meter. Cara winkler yang
didasarkan pada dua reaksi oksidasi – reduksi digunakan secara meluas dan
merupakan cara standar dalam penentuan oksigen terlarut. Cara ini berdasarkan
pada kenyataan bahwa natrium oksida bereaksi dengan mangan sulfat,
menghasilkan endapan putih dan mangan hidroksida.
MnSO4 + 2 NaOH ——> Mn(OH)2 + Na2SO4

Dengan adanya oksigen dalam larutan yang sangat basa, mangan hidroksida
putih dioksidasi menjadi mangan oksihidrat (coklat). Jadi jumlah oksigan yang
kira-kira ada dapat diperkirakan dari intensitas warna coklat dari endapan. Dalam
media yang sangat asam, ion-ion mangan dibebaskan dan bereaksi dengan ion-
ion yod bebas dari kalium yodida membentuk yod bebas. Jumlah yod bebas
ekuivalen dengan jumlah oksigen yang ada dalam sampel. Jumlah yod dapat
ditentukan melaui titrasi dengan natrium tiosulfat.

Dissolved oxygen (kadar oksigen) merupakan kadar ukuranrelatif suatu


oksigen yang terlarut dalam suatu media tertentu yangdibutuhkan semua makhluk
hidup untuk pernapasan,pertumbuhan,metabolisme. Sumber oksigen utama media
cair adalah proses difusi dari lingkungan sekitar media tersebut dan juga
prosesfotosintesis dari tumbuh tumbuhan yang ada didalamnya proses difusidapat
dipengaruhi kecepatanya oleh parameter parameter lainnya
sepertisuhu,salinitas,pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan
pasang surut. Sehingga diperlukan alat ukur untuk membantu mengetahuiindikasi
nilai dari kondisi real kandungan kualitas airnya oleh .hal ini dapatdiukur dengan
menggunakan alat ukur oksigen terlarut oleh karenaitudalam praktikum kali ini
kami memanfaatkan dissolved oxygen denganmenggunakan alat DO meter
(Soeseno, 1970).

Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu,tekanan parsial gas-
gas yang ada di udara maupun yang ada di air, salinitasserta persenyawaan unsur-
unsur mudah teroksidasi di dalam air. Kelarutantersebut akan menurun apabila
suhu dan salinitas meningkat, oksigenterlarut dalam suatu perairan juga akan
menurun akibat pembusukan- pembusukan dan respirasi dari hewan dan
tumbuhan yang kemudiandiikuti dengan meningkatnya CO2 bebas serta
menurunnya pH (Nybakken,1992).

Kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan


normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik) (Swingle,1968) atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Airmenegaskan bahwa kadar DO
minimum yang harus ada pada air adalah >2mg O2/lt. Idealnya, kandungan
oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan
sedikitnya pada tingkat kejenuhansebesar 70% (Huet, 1970).

Metode titrasi dengan cara Winkler secara umum banyak digunakanuntuk


menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya denganmenggunakan titrasi
iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebihdahulu ditambahkan larutan
MnCl2 dan NaOH atau KI, sehingga akanterjadi endapan MnO2. Dengan
menambahkan H2SO4 atau HCl makaendapan yang terjadi akan larut kembali dan
juga akan membebaskanmolekul iodium ( I2 ) yang ekivalen dengan oksigen
terlarut. Iodium yangdibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar
natrium tiosulfat ( Na2SO4 ) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji)
(Anonim,2011).

Kelebihan metode Winkler dalam menganalisis DO (Dissolved Oxygen),yaitu:

1. Dengan mengikuti prosedur yang tepat dan standarisasi tio secaraanalitis,


akandiperoleh hasil penentuan oksigen terlarut yang akurat.
2. Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi
penentuanoksigen terlarut dengan cara DO meter.
3. Dibandingkan dengan metode titrasi, peranan kalibrasi alat DO
metersangat menentukan akurasinya hasil penentuan pengukuran
(Anonim,2011).

Kelemahan metode Winkler dalam menganalisis DO (Dissolved Oxygen),yaitu:

1. Penambahan indikator amilum harus dilakukan pada saat mendekati


titikakhir titrasi agar amilum tidak membungkus I2 karena
akanmenyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke senyawa
semula.
2. Proses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal inidisebabkan
karena I2 mudah menguap dan ada yang harus diperhatikandari titrasi
iodometri yang biasa dapat menjadi kesalahan padatitrasi iodometri yaitu
penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi I2 oleh endapan (Anonim,
2011).
VI. Alat, Bahan dan Prosedur

- Alat

No Alat Spesifikasi Fungsi

1. Gelas Ukur 100 mL Untuk mengukur


volume cairan

2. Pipet Tetes Kaca Untuk


memindahkan suatu
cairan dari suatu
wadah ke wadah
yang lain dengan
jumlah yang sangat
sedikit.

3. Cawan Petri Kaca Untuk membiakkam


sel.

4. Erlenmeyer 250 mL Untuk mengukur


dan mencapur cairan
.

5. Pipet Ukur 50 mL Untuk


memindahkan cairan
ke dalam wadah
berbagai ukuran.

6. Botol Winkler Kaca Untuk mengikat


oksigen sehingga
terjadi endapan.

7. Buret & Statif Kaca dan besi Untuk melakukan


titrasi

8. Beaker Glass 250 mL Untuk


mencampurkan
cairan yang
digunakan.
- Bahan

No Bahan Spesifikasi Fungsi

1. Sampel Air limbah rumah Secukupnya Sebagai bahan yang


tangga digunakan untuk
sampel.

2. MnSO4 1 mL Penambahan larutan


akan membentuk
Mn(OH)2 jika
direaksikan dengan
alkali azida. Dimana
Mn(OH)2 berfungsi
untuk mengikat
oksigen yang
terdapat dalam air.

3. Pereaksi oksigen (alkali 1 mL Untuk membentuk


azida) Mn(OH)2.

4. H2SO4 1 mL Berfungsi sebagai


katalis untuk
mempercepat reaksi
dan menciptakan
suasana asam pada
larutan.

5. Na2SO4 Secukupnya Berfungsi sebagai


(0.0125 N) larutan standar dan
juga indikator
bersama dengan
Amilum.

6. Indikator Amilum 1% 3-5 Tetes Berfungsi sebagai


indikator

- Prosedur

Tuang sampel ke dalam botol Winkler


Tambahkan 1 Ml MnSO4

Tambahkan 1 mLAlkali Azida

Gojog bolak balik botol Winkler

Biarkan botol Winkler hingga sampel


mengendap kurang lebih 5-10 menit

Tambahkan 1 Ml H2SO4 Pekat

Gojog kemabli botol beberapa kali

Isi buret dengan Thiosulfate 0,0125 N

Tuang sampel sebanyak 100 mL kedalam


Erlenmeyer

Titrasi hingga warna berubah menjadi


kuning muda

Tambahkan 3-5 tetes indikator Amilum


Titrasi kembali dengan Thiosulfate 0,0125
N

Hentikan titrasi saat warna biru hilang

Catat volume Thiosulfate

Hitunglah sesuai dengan rumus

VII. Data Pengamatan

No Larutan Volume

1. Titran 12,6 ml

2. Larutan Thio 0,0125 N

3. Sampel 100 ml

Perhitungan

DO (mg/L) = 1000 x ml Titran x N Thio x 8


ml Sampel
= 1000 x 12,6 x 0,0125 x 8

100

= 12,6 mg/L
VIII. Pembahasan

Pada percobaan kali ini membahas mengenai analisa oksigen terlarut atau
DO. Oksigen terlarut itu, kadar oksigen yang erdapat dalam air sehingga
kualitas air dapat diketahui. Untuk mengetahui kualitas air dapat digunakan
parameter DO ini. Pengukuran DO bertujuan untuk melihat sejauh mana biota
iar dapat bertampung didalamnya.

Sampel yang digunakan dalam praktikum ini berupa air limbah rumah
tangga. Bahan-bahan yang digunakan seperti MnSO4, pereaksi oksigen (Alkali
Azida), Asam Sulfat. Amilum, serta Natrium Tiosulfat. MnSO4 akan
membentuk Mangan Hidroksida apabila direaksikan dengan alkali azida,
kemudian Mangan Hidroksida bereaksi dengan Oksigen dalam air membentuk
endapan Mangan Tetravalen. Kemudian barulah ditambahkan dengan Asam
Sulfat yang berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi dan juga untuk
pelarut endapan, yang terbentuk dan membebaskan molekul lodium yang
ekuivalen dengan oksigen terlarut. Amilum berfungsi sebagai indikator,
Indikator sendiri merupakan senyawa organik asam atau basa yang mempunyai
warna molekul yang berbeda, Amilum juga berfungsi sebagai indikator senyawa
oksigen dalam air dimana positif mengandung oksigen ia akan merubah warna
kuning menjadi warna biru pekat mengidentifikasi oksigen dalam suatu sampel
air. Dan juga Natrium Tiosulfat berfungsi sebagai larutan standar dan juga
indikator bersama dengan Amilum.

Berdasarkan percobaan kali ini dapat diketahui bahwa kadar oksigen terlarut
dalam sampel air limbah rumah tangga sebesar 12,6 mg/L. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO minimum
yang harus ada pada air adalah >2 mg O2/L, jadi kualitas air limbah rumah
tangga adalah baik karena kandungan DO nya memenuhi baku standar, yaitu
12,6 mg O2/L. Adapun reaksi yang terjadi selama proses titrasi seperti berikut:

MnSO4 + 2 NaOH Mn(OH)2 + Na2SO4

2 Mn(OH)2 + O2 2 MnO2 + 2 H2O


MnO2 + 2 KI + 2 H2SO4 I2 + MnSO4 + K2SO4 + 2 H2O

I2 + Na2S2O3 2 NaI + Na2S4O6

IX. Kesimpulan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahu 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO
minimum yang harus ada pada air adalah >2 mg O2/L, jadi kualitas air limbah
rumah tangga adalah baik karena kandungan DO nya memenuhi baku standar,
yaitu 12,6 mg O2/L.

X. Daftar Pustaka

https://www.tneutron.net/blog/metode-titrasi-dengan-cara-winkler/

https://www.academia.edu/36128386/PENENTUAN_KADAR_OKSIGEN_TER
LARUT

Anda mungkin juga menyukai