Anda di halaman 1dari 2

A.

Praktek Pengendalian Hama

Dalam sistem tradisional, tempat hidup dan tempat berlindung musuh alami hama
tanaman dipertahankan melalui pelestarian bagian lingkungan alami. Contohnya di Sri Lanka
yaitu pohon besar dan bedengan tinggi dengan semak-semak secara dibiarkan tumbuh di
sekitar hamparan sawah dan tempat perontokan padi sebagai tempat sarang dan istirahat
burung. Burung ini dianggap pengendalian utama serangga hama. Pada saat ulat menyerbu
tanaman menjelang matahari terbenam diberi sajen dan lampu pada potongan batang pisang
yang ditaruh pada suatu anjang-anjang (rak dari kayu atau bambu). Lampu menarik perhatian
burung. Ketika burung mencoba hinggap, makanan di atas potongan batang pisang itu jatuh.
Burung akan mengejar makan yang jatuh, kemudian akan melihat ulat-ulat pada padi dan
memakannya. Selain itu, petani jeruk di Cina adalah dengan menempatkan sarang semut
predator (Oecaphylla smaragdini) pada pohon jeruk untuk mngurangi kerusakan akibat
serangan hama.

B. Praktek Penyiangan
Para petani memahami bahwa gulma itu dibiarkan tumbuh maka akan menutupi tanah
dan akan mencegah panas dari terik matahari atau kekeringan. Keadaan ini merangsang
pertumbuhan tanaman dan mengurangi erosi selama hujan turun. Namun, berdampak negatif
pula bagi pertumbuhan tanaman. Solusinya dengan mencangkul permukaan tanah secara
dangkal dan membiarkan gulma di permukaan tanah sebagai mulsa pelindung untuk mendaur
ulang unsur hara dan untuk memungkinkan asimilasi nitrogen melalui penguraian tumbuhan
oleh bakteri. Gulma generasi berikutnya dibiarkan menutupi tanah seluruhnya dan
berkembang sampai berbiji untuk menjamin reproduksi di musim-musim yang akan datang.
Pada musim kemarau, lahan ditutupi gulma yang tinggi. Maka tanah akan tetap basah,
gembur dan kaya akan humus sehingga dalam kondisi baik untuk tanam berikutnya. Namun
pengenalan prinsip bebas gulma pupuk buatan diperlukan untuk menggantikan pengaruh
pupuk hijau dari penyiangan selektif.

C. Pengolahan Sumber Daya Genetik


Pada pertanian tradisional bercirikan besarnya keanekaragaman sumber daya
genetik. Petani LEIA yang ahli dalam mengelola keanekaragaman ini untuk menjamin
sistem pertanian berkelanjutan. Contohnya petani di Jawa Timur, Indonesia, dengan
sengaja memanfaatkan varietas kedelai yang berbeda pembudidayaannya untuk
menjamin suplai benih segar.
Sekitar 70% produksi kedelai di Jawa Timur berasal dari tanaman musim
kemarau di sawah setelah padi. Sedangkan 30% dihasilkan di lahan kering selama
musim hujan. Petani ini memanfaatkan varietas lokal yaitu lokal 29. Petani sulit untuk
menyimpan benih kedelai higga bisa bertahan lebih dari 6 minggu. Solusinya, petani
mengembangkan sistem JABAL (Jalinan Arus Benih Antar Lapang).
Dalam mengelola sumber daya genetik, bukan hanya varietas tanaman lokal,
namun keturunan ternak lokal pun membuktikan keahlian peternal tradisional.
Terutama jenis hewan bisa bertahan hidup dan memberikan hasil dalam kondisi
LEIA. Seleksi alami maupun khusus telah menghasilkan keturunan ternak lokal
dengan tingkat ketahanan atau toleransi terhadap penyakit dan mampu bertahan hidup
dengan sumber daya yang berkualitass rendah serta pakan yang langka.

D. Praktek Pengelolaaan Iklim Mikro


Iklim termasuk yang mempengaruhi nasib petani. Petani tropis
mengembangkan cara mempengaruhi iklim mikro untuk memperbaiki kondisi
tanaman dan hewan bisa hidup dalam kondisi apapun.

Anda mungkin juga menyukai