Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

R DENGAN TINDAKAN
HISTEREKTOMI DI RUANGAN ANGGREK

RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH

Di Susun Oleh :

NIMARESTU GIRSANG
NIM.1420120001880

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN – JALUR B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINALITA SUDAMA
MEDAN
2021
Data Dasar Pengkajian

1. Identitas Diri Klien

Klien bernama Ny.R berumur 43 tahun, lahir di Pekalongan, 21

Maret 1974 berjenis kelamin perempuan, tinggal di Jl. Medan KM 7,5,

dengan status perkawinan menikah (bercerai), agama klien islam, suku

jawa, dan pendidikan terakhir SMP, data ini didapat dari auto dan allo

anamnesa.

2. Status Kesehatan Saat Ini

Status kesehatan klien saat ini adalah klien mengatakan nyeri pasca

operasi dengan faktor pencetus tindakan pembedahan, yang mana keluhan

muncul secara bertahap , setelah 4 jam pasca operasi dan akan makin berat

dengan adanya aktivitas, dengan upaya yang dilakukan untuk mengatasi

keluhan adalah dengan memberikan injeksi analgesik (Ketorolac 1 amp),

dengan yang terlihat adanya luka yang ditutup perban secara horiziontal

dengan keadaan kassa bersih di bagian abdomen, yang mana mengganggu

keadaan dan sakit jika bergerak, skala nyeri klien 7 (0 – 10), dan klien

tampak meringis kesakitan, diagnosa medis klien adalah Histerektomi

3. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Ny.R didapat

informasi bahwa klien pernah menderita penyakit Mioma uteri sejak 2009

yang lalu, klien mendapat pengobatan di rumah sakit, klien tidak pernah
melakukan operasi, klien tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak

adanya reaksi alergi, dan klien tidak mengetahui tentang imunisasinya.

klien menarche umur 12 tahun, sirkulasi teratur banyaknya darah 2-3 kali

ganti doek lamanya 4-7 hari dan keluhan dismenore. Persalinan G: II , P :

II , A : 0.

4. Pola Pemenuhan Kebutuhan Hidup Sehari – Hari (ADL)

Dari hasil wawancara dan pengkajian yang dilakukan perawat bertanya

mengenai pola pemenuhan hidup sehari – hari (ADL) baik sebelum operasi

dan setelah operasi.

a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Hidup Sehari – Hari (ADL)

Sebelum Operasi

Hasil yang didapat untuk pola pemenuhan hidup sehari –

hari sebelum operasi didapat pola nutrisi klien, dengan tinggi badan

147 cm dan berat badan 59 kg, klien makan 3 kali sehari, dengan

jenis makanan yaitu nasi, sayur, lauk, dan tidak ada makanan

pantangan bagi klien dengan nafsu makan baik dan klien tidak

mengalami perubahan berat badan 6 bulan terakhir. Dengan pola

eliminasi klien, klien BAB dengan frekuensi 1x sehari karakteristik

kuning lembek, dan klien tidak ada riwayat penggunaan pencahar,

klien BAK dengan frekuensi 5 – 6 x sehari dengan karakteristik

kuning jernih bau amoniak. Pola tidur dan istirahat klien sebelum

operasi, klien mengatakan waktu tidur malam 22.00 – 05.00 wib,


dengan lama tidur ±7 jam, klien mengatakan tidak ada kebiasaan

pengantar tidur dan tidak ada kebiasaan selama tidur. Pola aktivitas

klien sebelum operasi, klien menonton tv disaat waktu luang dan

mudah lelah dalam melakukan aktivitas

b. Pola Pemenuhan Kebutuhan Hidup Sehari – Hari (ADL)

Setelah Operasi

Pola pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari (ADL)

sehari – hari setelah operasi, pola nutrisi klien berat badan 59 kg

dan tinggi badan 147 cm dengan frekuensi makan 3 kali sehari

dengan jenis makanan yang disarankan adalah bubur, sayur, lauk

yang dicairkan dan klien makan setelah operasi pukul 19.00 wib

dan klien tidak ada makanan pantangan, nafsu makan klien baik

dan tidak ada perubahan berat badan dalam 6 bulan terakhir dan

jenis diit klien M1. Pola eliminasi klien setelah operasi klien

mengatakan belum ada BAB setelah operasi dan BAK terpasang

kateteter, karakteristik kuning jernih bau amoniak dengan pola

tidur dan istirahat, klien tidur pukul 23.00 – 06.00 wib, dengan

lama tidur ±7 jam, dengan klien tidak adan kebiasaan dalam

pengantar tidur dan tidak ada kebiasaan selama tidur, klien

menonton tv saat waktu luang dan mengatakan nyeri bila bergerak,

dan klien mengatakan lemas.

Pola aktivitas klien, klien tampak bedrest, Keluhan dalam

pemenuhan aktivitas : klien tampak meringis kesakitan, klien


tampak memegang daerah bekas operasi saat bergerak, klien

mengatakan takut bergerak karena takut jahitan lepas, aktivitas

klien tampak dibantu oleh perawat dan keluarga.

5. Riwayat Keluarga

a. Genogram

b.

Ke t :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Cerai

: Meninggal

Klien anak ke-3 dari 3 bersaudara , klien sudah bercerai dengan

suaminya. Klien memiliki 2 anak .

6. Riwayat lingkungan

Riwayat lingkungan klien adalah rumah klien bersih, jauh

ari polusi dan jauh dari bahaya.


7. Status Psikologis Klien

Selama wawancara yang dilakukan didapat hasil dari status

psikologis klien adalah klien memiliki pola pikir secara rasional,

afek diri baik, persepsi diri baik, klien mengatakan selalu

memikirkan penyakitnya dan harapan klien sembuh dari

penyakitnya, suasana hati klien tampak cemas, klien tampak

gelisah, pola komunikasi klien baik, dan mampu berinteraksi sosial

dengan baik, dan tidak ada kesulitan yang dialami dalam

lingkungan, klien akan musyarawah dengan rekan kerja dalam

memutuskan keputusan, dan akan cerita dengan rekan kerja jika

stress, dan klien ingin merubah pola hidup nya.

Sistem nilai kepercayaan, ALLAH SWT adalah sumber

kekuataan. Klien mengatakn sholat dan berdoa sebelum sakit.

Setelah dilakukannya operasi seksio sesar klien hanya berdoa

diatas tempat tidur.

8. Tingkat Perkembangan

Dengan umur 43 tahun klien memiliki tingkat

perkembangan, klien merupakan pada fase ini individu telah

mencapai puncak perkembangan segala kemampuannya. Tugas

perkembangannya adalah mengabdikan diri guna keseimbangan

antara sifat mewarisi sesuatu kepada generasi yang akan datang


( generativitas ) dan jika tidak berbuat apa apa disebut stagnasi.

Perasaan puas pada fase ini timbul apabila mampu menghantar

seseorang menadi dewasa memberikanbantuan kepada orang

laindan kepada masyarakattentang sesuatu yang berharga,

perasaaan putus asa mungkin akan timbul ketika menyadari apa

yang dilakukan belum mencapai tujuan dan tidak penting bagi

orang lain seperti yang diinginkan sesama usia dewasa. (Tahap

perkembangan psikososial, Erik Erikson).

9. Pengkajian Fisik

Dari pengkajian fisik yang dilakukan kepada klien secara head

to toe didapatkan hasil pemeriksaan yaitu:

a. Kepala

Pengkajian fisik kepala didapatkan hasil,bentuk kepala

klien simetris bulat, klien tidak mengeluhkan apapun yang

berhubungan dengan kepala, kulit kepala klien bersih dengan

karakteristik rambut pendek, hitam dan lurus.

b. Mata

Pengkajian fisik yang dilakukan dimata didapatkan, ukuran

pupil klien normal 2 mm ka/ki, dengan reflek cahaya baik

yangmana pupil mengecil saat diberi cahaya, dengan bentuk mata

klien isokor ka/ki, dengan tidak adanya anemis di konjungtiva dan

tidak ikhterik di skelera, palbebra klien baik, dapat membuka dan


menutup dengan spontan, tidak ada tanda radang yang terlihat,

tidak dilakukan pemeriksaan visus pada klien dan klien tidak

menggunakan lensa.

c. Hidung

Dan pengkajian fisik yang dilakukan di hidung didapatkan,

bentuk hidung klien simetris, dengan tidak ada deviasi septum nasi,

dan tidak ada peradangan pada polip, klien mampu membedakan

bau – bauan yang menandakan fungsi penciuman klien baik, dan

klien tidak ada reaksi alergi, tanda perdarahan maupun tanda

peradangan sinus.

d. Mulut dan Tenggorokan

Dari pengkajian yang dilakukan di mulut dan tenggorokan

didapat gigi geligi lengkap, dengna tidak ada karies/dentis plague,

stomatitis, tidak ada peradangan tonsil, tidak ada gangguan dalam

fungsi pengecapan dan fungsi wicara, dan terlihat mukosa bibir

klien kering.

e. Leher

Dari pengkajian yang dilakukan di leher yang meliputi

pemeriksaan kelenjar thyroid didapat hasil tidak ada pembesaran,

bruit sound tidak ada, dan trakeostomy tidak ada dilakukan.


f. Pernafasan

Dari pengkajian pernafasan yang dilakukan didapat hasil,

bentuk thoraks klien simetris, dengan pergerakan pernafasan

thorakal abdominal dan pola napas reguler dengan frekuensi 22 x/i,

pemeriksaan vocal fremitus yang dilakukan didapatkan hasil

normal dan merata pada kedua lapang paru, dan perkusi lapangan

paru klien adalah resonan, dan tidak ada masalah dalam suara

abnormal paru, nyeri dada maupun batuk.

g. Sirkulasi

Dari pengkajian sirkulasi didapat, capillary refilling time

(CRT) yang dilakukan pada klien didapat normal dan kembali ≤ 2

detik, dengan tidak adanya ditensi vena jugularis, suara jantung

normal, tidak ada palpitasi yang terjadi pada klien dan HR : 80 x/i,

tidak adanya palpitasi, chest pain, edema, baal, perubahan warna

kulit, dan clubbing finger, tekanan darah klien yang didapat dari

hasil pengukuran adalah 120/80 mmHg, dan tidak terpasang nya

central vein pressure pada klien.

h. Status Nutrisi

Status nutrisi klien saat ini, TB : 147 cm dan BB : 59 kg,

RBW klien 42,3 kg – 51,7 kg , jenis diet klien sesaat sesudah

operasi adalah M2, jenis intake cairan klien IVFD RL 1500cc

(20gtt/I), thy.injeksi yang meliputi ceftriaxone 1amp/12jam,


ketorolak 1amp/8jam, ranitidine 1amp/8jam, Transamin 1amp/8

jam, minum 1500cc, makan 150 cc.

Output cairan klien meliputi urine 1400cc, darah pada

kamelux 250 cc, IWL 885cc. balance cairan pasien yang

ditemukan dalam pengkajian adalah intake 3.035cc – output

2.535cc = 500cc

i. Abdomen

Dari hasil pemeriksaan fisik di abdomen didapat, bentuk

abdomen klien simetris, dengan adanya perban yang menutupi luka

±10 cm dengan posisi horiziontal dengan keadaan kassa bersih,

dengan klien mengeluhkan adanya nyeri tekan di bagian luka

operasi, peristaltik usus 8 x/i dan klien mengatakan belum ada

flatus, tidak ada kelainan yang didapat dari hepar, limfa, masa

tumor, asites, shifting dullness, dan spider nevi, hasil perkusi yang

dilakukan di abdomen adalah tymphani, dan saat dilakukan nya

inspeksi di bagian kuadran tengah abdomen terasa padat.

j. Ano genetal

Dari pengkajian ano genital klien tidak ada kelainan, yang

mana pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan gangguan fungsi

reproduksi, libido, karakteristik mamae, keputihan, pembesaran

prostat, hernia, secret pada MUE, verikokel, hidrokokel dan wasir.


k. Neurologis

Dan juga pengkajian yang dilakukan yang dilakukan

kepada klien mengenai neurologis didapatkan hasil, tingkat

kesadaran klien kompos mentis, dan dapat berorientasi dengan baik

pada lingkungan sekitar, klien dapat mengingat kejadian masa lalu,

dengan sensorium klien baik, kemampuan wicara klien baik, saraf

kranial normal, dan juga fungsi motorik dan sensorik baik, tidak

ada kelainan dari refleks fisiologis, refleks patologis dan kaku

kuduk tidak ada keluhan.

l. Muskuloskletal

Tidak ada kelainan dan keluhan yang meliputi kekakuan,

kontraktur, spastik, flasit, dengan rentang gerak pasif, dan

terpasang infuse intravena RL 20 gtt/i di ekstermitas superior

sinistra

m. Integumen

Dan hasil pengkajian integumen yang dilakukan kepada klien

didapat hsail, warna kulit sawo matang, dengan integritas lembab,

dan turgor baik kembali ≤2 detik dan suhu tubuh klien 36,6oC.
10. Data laboratorium

Nama pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 10,0 L: 13-16 gl/dl


P: 12-14gl/dl

Hematokrit 28,8 L: 40-48%


P: 37-43%

Leukosit 12.700 5-10.103/ ul

Trombosit 255.000 150-400.103/ul

11. Data Pemeriksaan Diagnostik klien

Setelah dilakukan operasi histerektomi, klien tidak ada

dilakukan data pemeriksaan diagnostik lain

12. Terapi Medis

No Nama Obat Dosis Kegunaan

1. Ivfd RL 20 gtt/i Mengembalikan


Keseimbangan
Elektrolit pada Dehidrasi

2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam Jenis obat


sebagaiAntibiotic

3. Inj. Ranitidine 1amp/12 jam Untuk tukak lambung, usus


12 jari, refluks esofagitis

4. Inj. Keterolak 30mg /8jam Pengobatan jangka pendek


nyeri akut sedang berat
setelah operasi
DATA FOKUS

NAMA : Ny.R NO.REGISTER :044640

UMUR : 43 tahun RUANG/KAMAR: Anggrek/10

Data Subjektif Data Objektif


1. Klien mengatakan nyeri perut di 1. Klien tampak meringis kesakitan
bagian bawah bekas luka operasi ketika bergerak
jika bergerak . 2. Skala nyeri 7 ( 0-10 )
2. Klien mengatakan luka terasa 3. TD:120/80mmHG
berdenyut dan perih P:80x/i
3. Klien mengatakan kaki terasa RR:20x/i
kebas T : 36,6ºC
4. Klien mengatakan belum buang 4. Klien tampak memegang daerah
angin ( flatus ) bekas operasi saat bergerak
5. Klien mengatakan selalu 5. Terdapat verban yang menutupi
memikirkan penyakitnya luka operasi di perut kanan bawah
6. Klien mengatakan luka terasa 6. Terbalut verban kering
berdenyut 7. Klien tampak lemah
7. Klien mengatakan pusing jika 8. Klien tampak cemas
bergerak. 9. Klien tampak gelisah
10. Klien tampak takut untuk
bergerak
11. Aktivitas klien dibantu perawat
dan keluarga
12. Terpasang infus
13. Terpasang kateter.
14. Klien selalu bertanya tentang
penyakitnya
15. Klien tampak bedrest.
16. Leukosit : 12.700 µl
17. Kekuatan otot :
ANALISA DATA

NAMA : Ny.R NO.REGISTER :044640

UMUR : 43 tahun RUANG/KAMAR: Anggrek/10

NO Symptom Etiologi Problem


1. DS Trauma jaringan Gangguan rasa
- Klien mengatakan nyeri perut nyaman nyeri
bawah bekas operasi jika
bergerak. Luka operasi
- Klien mengatakan luka terasa
berdenyut dan perih
DO Histerektomi
- Klien tampak meringis
kesakitan ketika bergerak
- Klien tampak memegangi
daerah bekas operasi.
- Skala nyeri 7 ( 1-10 )
- TD : 120/80 mmHG
3) RR : 20x/i
4) T : 36.6º C

2. DS Post op Histerektomi Gangguan


- Klien mengatakan takut imobilisasi
bergerak karena takut jahitan fisik
operasinya lepas
- Klien mengatakan kaki terasa
kebas
- Klien mengatakan kepala
pusing.
- Klien mengatakan nyeri perut
bawah jika bergerak.

DO
- Klien tampak lemah
- Klien tampak meringis
kesakitan ketika bergerak
- Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
- Terpasang infus dan katerer
- Klien tampak bedrest.
3. DS Insisi pembedahan Resiko tinggi
- Klien mengatakan ada luka tehadap infeksi
perasi pada daerah abdomen
- Klien mengatakan nyeri perut
bawah jika bergerak.
DO
- Tampak verban dibagian
abdomen ±10 cm.
- Klien tampak memegang
daerah bekas operasi.
- Leukosit 12.700 / µl

4. DS Kurang pengetahuan Ansietas


- Klien mengatakan selalu tentang penyakit
memikirkan penyakitnya
- Klien mengatakan takut
bergerak karena takut jahitan
operasi lepas
-
DO
- Klien tampak lemah
- Klien tampak cemas
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak takut untuk
bergerak
- Terdapat verban yang
menutupi luka operasi di perut
kanan bawah
- Klien selalu bertanya tentang
penyakitnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

/MASALAH KOLABORATIF

NAMA : Nn.R NO.REGISTER :032530

UMUR : 43 tahun RUANG/KAMAR: Anggrek/10

NO Diagnosa keperawatan Tanggal Paraf


Ditemukan Teratasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri 10 Februari Tiopan
berhubungan dengan adanya trauma 2021
jaringan luka operasi disebabkan oleh
pembedahan histerektomi di tandai
dengan klien mengatakan nyeri perut
bawah bekas operasi,klien
mengatakan luka terasa berdenyut
dan perih,klien tampak meringis
kesakitan ketika bergerak,skala nyeri
7 (0-10) ,TD : 120/80 mmHG,RR :
20x/i,P : 80x/i,T : 36.6º C

2. Gangguan imobilisasi fisik 10 Februari Tiopan


berhubungan dengan post op 2021
histerektomi ditandai dengan klien
mengatakan takut bergerak karena
takut jahitan operasinya lepas, klien
tampak lemah, klien mengatakan kaki
terasa kebas, klien mengatakan kepala
pusing, klien tampak meringis
kesakitan ketika bergerak, klien
tampak takut untuk bergerak,
aktivitas klien dibantu oleh keluarga
dan perawat,terpasang infus dan
kateter, klien tampak bedrest ,

3. Resiko tinggi terhadap infeksi 10 Februari Tiopan


berhubungan dengan insisi 2021
pembedahanS ditandai dengan klien
mengatakan ada luka daerah
abdomen, tampak verban dibagian
abdomen, klien mengatakan nyeri
perut bawah bekas operasi, klien
tampak memengagi daerah bekas
operasi., Leukosit 12.700 / µl
4. Ansietas berhubungan dengan kurang 10 Februari Tiopan
pengetahuan tentang penyakit atau 2021
kurang informasi di tandai dengan
klien mengatakan selalu memikirkan
penyakitnya, klien mengatakan takut
bergerak karena takut jahitan operasi
lepas,klien tampak lemah, klien
tampak cemas, klien tampak gelisah,
klien tampak takut untuk bergerak.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA : Ny.R NO.REGISTER :044640

UMUR : 43 tahun RUANG/KAMAR: anggrek/10

No Diagnosa keperawatan Paraf /


Nama jelas
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya Tiopan
trauma jaringan luka operasi disebabkan oleh pembedahan
histerektomi di tandai dengan klien mengatakan nyeri perut
bawah bekas operasi,klien mengatakan luka terasa berdenyut
dan perih,klien tampak meringis kesakitan ketika
bergerak,skala nyeri 7 (0-10) ,TD : 120/80 mmHG,RR :
20x/i,P : 80x/i,T : 36.6º C

2. Gangguan imobilisasi fisik berhubungan dengan post op Tiopan


histerektomi ditandai dengan klien mengatakan takut bergerak
karena takut jahitan operasinya lepas, klien tampak lemah,
klien mengatakan kaki terasa kebas, klien mengatakan kepala
pusing, klien tampak meringis kesakitan ketika bergerak, klien
tampak takut untuk bergerak, aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat, trpasang infus dan kateter, klien tampak
bedrest ,

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan insisi Tiopan


pembedahan ditandai dengan klien mengatakan ada luka
daerah abdomen, tampak verban dibagian abdomen, klien
mengatakan nyeri perut bawah bekas operasi, klien tampak
memengagi daerah bekas operasi., Leukosit 12.700 / µl

4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang Tiopan


penyakit atau kurang informasi di tandai dengan klien
mengatakan selalu memikirkan penyakitnya, klien
mengatakan takut bergerak karena takut jahitan operasi
lepas,klien tampak lemah, klien tampak cemas, klien tampak
gelisah, klien tampak takut untuk bergerak.
RENCANA KEPERAWATAN

NAMA : Ny.R NO.REGISTER : 044640

UMUR : 43 tahun RUANG/KAMAR: Anggrek/K.10

NO DIAGNOSA TUJUAN/K. HASIL INTERVENSI RASIONAL PARAF /


DX KEPERAWATAN NAMA
JELAS
1. Gangguan rasa nyaman Tujuan : 1. Kaji skala dan karakteristik 1. Membantu dalam Tiopan
nyeri berhubungan Nyeri berkurang / nyeri. menemukan intervensi
dengan adanya trauma hilang selanjutnya.
jaringan luka operasi K.Hasil
disebabkan oleh 1. Klien mengatakan 2. Pantau tanda tanda vital. 2. Untuk mengetahui keadaan
pembedahan luka tidak lagi perih umum klien.
histerektomi di tandai dan berdenyut
dengan klien mengatakan 2. Klien sudah tidak 3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Latihan pernafasan dan
nyeri perut bawah bekas kesakitan lagi yaitu tarik nafas dalam dan teknik relaksasi menurunkan
operasi,klien mengatakan 3. Skala nyeri 0 batuk efektif. komsumsi oksigen dan
luka terasa berdenyut dan 4. Tanda-tanda vital mengurangi rasa nyeri.
perih,klien tampak dalam rentang
meringis kesakitan ketika normal 4. Pertahankan istirahat dengan 4. Gravitasi melokalisasi
bergerak,skala nyeri 7 posisi semi fowler eksudat inflamasi dalam
(0-10) ,TD : 120/80 abdomen bawah atau pelvis,
mmHG,RR : 20x/i,P : menghilangkan tegangngan
80x/i,T : 36.6º C abdomen yang bertambah
dengan posisi telentang
NO DIAGNOSA TUJUAN/ K. HASIL INTERVENSI RASIONAL PARAF /
DX KEPERAWATAN NAMA
JELAS

5. Berikan aktivitas 5. Fokus perhatian kembali


hiburan, saat nyeri meningkatkan relaksasi dan
timbul dapat meningkatkan
kemampuan koping

6. Berikan pijatan 6. Meningkatkan relaksasi dan


kenyamanan, seperti memfokuskan kembali
pijatan punggung, perhatian.
aktivitas terapeutik.

7. Berkolaborasi dengan 7. Mungkin dibutuhkan untuk


dokter dalam pemberian memberikan penghilang nyeri
obat anelgetik sesuai / ketidak nyamanan.
indikasi.
2. Gangguan imobilisasi Tujuan : 1. kaji kemampuan dalam 1. mengetahui kemampuan yang Tiopan
fisik berhubungan Klien mampu melakukan aktivitas dimiliki dan membantu
dengan post op berkatifitas dengan intervensi selanjutnya.
histerektomi ditandai normal
dengan klien mengatakan 2. Bantu klien untuk mengubah 2. Mengurangi resiko terjadinya
takut bergerak karena K.Hasil : posisi secara berkala. peningkatan tekanan didaerah
takut jahitan operasinya 1. Klien mampu boksingeus.
lepas, klien tampak beraktifitas
lemah, klien mengatakan 2. Klien tidak takut 3. Tingkatkan aktifitas 3. Partisipasi dalam perawatan diri
kaki terasa kebas, klien menggerakkan perawatan dari klien klien memperbaiki fungsi
mengatakan kepala badannya pisiologis dan mengurangi
pusing, klien tampak 3. Klien tidak lemah kecelakaan dan juga
meringis kesakitan ketika 4. Klien dapat memperbaiki harga dirinya
bergerak, klien tampak beraktifitas sendiri
takut untuk bergerak, tanpa bantuan
orang lain atau
NO TUJUAN/ K. HASIL INTERVENSI RASIONAL PARAF /
DX NAMA
JELAS
aktivitas klien dibantu perawat 4. Rencanakan periode istirahat 4. Periode istirahat teratur mungkin
oleh keluarga dan 5 .kebas pada teratur sesuai jadwal harian tubuh untuk menghemat dan
perawat, trpasang infus ektremitas bawah pasien memulihkan energy.
dan kateter, klien tampak hilang
bedrest , 5. Peningkatan aktivitas secara
5. Anjurkan untuk bertahap memungkinkan system
meningkatkan kemampuan kardilopulmonal pasien untuk
aktivitas pasien. pada status pra operasi.

6. Mencegah kekakuan sendi,


6. Tingkatkan latihan sesuai meningkatkam sirkulasi dam
indikasi. mempertahankan kekuatan otot.

3 Resiko tinggi terhadap Tujuan : 1. Pantau tanda-tanda vital 1. Demam dapat mengidentifikasi Tiopan
infeksi berhubungan Infeksi tidak tejadi. terjadinya infeksi.
dengan insisi
pembedahan ditandai K.Hasil :
dengan klien mengatakan 1.Luka insisi bebas dari 2. Lakukan pencucian tangan 2. Mengurangi resiko terjadinya
ada luka daerah tanda-tanda infeksi. sebelum dan sesudah kontak kontaminasi mikroorganisme.
abdomen, tampak verban dengan klien.
dibagian abdomen, klien 2. Mencapai pemulihan
mengatakan nyeri perut luka tepat pada 3. Kaji insisi dan balutan 3. Memberikan deteksi dini adanya
bawah bekas operasi, waktunya. luka,adanya tanda tanda infeksi dan pengawasan
klien tampak memengagi infeksi pada luka. penyembuhan luka.
daerah bekas operasi.,
Leukosit 12.700 / µl 4. Menurunkan penyebaran dan
4. Kolaborasi dengan dokter pertumbuhan mikroorganisme.
pemberikan injeksi antibiotic
NO TUJUAN/K. HASIL INTERVENSI RASIONAL PARAF /
DX NAMA
JELAS
4. Ansietas berhubungan Tujuan : 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Memberikan dasa Tiopan
dengan kurang Klien paham tentang tentang penyakit dan harapan pengetahuan pada klien
pengetahuan tentang penyakitnya dan tidak untuk sembuh. yang memungkinkan
penyakit atau kurang cemas lagi membuat pilihan untuk
informasi di tandai informasi.
dengan klien mengatakan K.Hasil :
selalu memikirkan 1. Wajah tampak tenang 2. Jadwalkan periode isterahat 2. Mencegah kepenatan dan
penyakitnya, klien 2. Klien tidak yang adekuat mengumpulkan energi-
mengatakan takut memikirkan energi untuk penyembuhan.
bergerak karena takut penyakitnya lagi
jahitan operasi 3. Memberikan sumber-sumber
lepas,klien tampak 3. Libatkan orang terdekat dalam tambahan untuk referensi
lemah, klien tampak program pengajaran setelah penghentian
cemas, klien tampak
gelisah, klien tampak 4. Agar klien dan keluarga
takut untuk bergerak. mengetahui tentang
4. Berikan informasi kepada perawatan pasien setelah
klien dan keluarga tantang operasi.
perawatan setelah operasi.

5. Mencegah regangan yang


tidak diinginkan pada luka
5. Identifikasi keterbatasan operasi.
aktivitas khusus

Anda mungkin juga menyukai