Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN JALAN LAPIS SAND SHEET

Pekerjaan :
Lokasi :
Tahun Anggaran :
Satuan Kerja :

PASAL 1
UMUM

1. Semua bahan dan mutu pekerjaan harus menggunakan Standar Nasional (SNI) antara
lain:
a. SK.SNI T-15-1990-03 (Hal. 45 No. 4 Bidang Permukiman)
b. SK.SNI S-19-1990-03
c. SK.SNI T-22-1990-03 (Hal. 38 No. 5 Bidang Jalan)
d. SK.SNI M-150-1990-03 (Hal. 31 N0. 10 Bidang Jalan)
e. SK.SNI T-07-1990-F (Hal. 1 No. 8 Bidang Pengairan)

dan peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan tersebut. Apabila


standar Nasional Indonesia tidak ada, maka boleh menggunakan standar lain yang setara,
yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Direksi yang akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang digunakan sesuai untuk
maksud tersebut, dalam hal ini keputusan Pengawas Lapangan pasti dan menentukan.
Jika terjadi perselisihan paham pemeriksaan bahan-bahan dalam biaya dibebankan pada
kontraktor.
2. Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja / tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
b. Alat – alat bantu seperti : Theodolite / Waterpass, Mistar ukur, Truck, beton mollen,
Vibrator, Pemotong besi beton, Genator Set, Bor Aluminium, las listrik, Stamper,
pompa air, dan peralatan lain yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang
akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.
3. Semua peralatan dan bahan yang diperlukan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum
Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagaimana diuraikan selanjutnya. Uraian tersebut
tidak membatasi luas ruang lingkup pekerjaan secara keseluruhan sebagaimana telah
ditentukan dalam spesifikasi dalam gambar-gambar, tetapi hanya merupakan uraian
secara umum.
2. Lingkup Pekerjaan
- Pembangunan Jalan Lingkungan ( Jalan Lapis Shand Sheet)
3. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini terletak di
4. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan –
ketentuan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat ( RKS ), gambar rencana, Berita
Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknik.
Pada akhir kerja Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan area
pekerjaan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa – sisa
material bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.

PASAL 3
MACAM PEKERJAAN

1. Detail pekerjaan yang dilaksanakan adalah :


a. Pekerjaan Persiapan, antara lain : bouwplank / pengukuran, sewa barak kerja,
dokumentasi, pekerjaan pembongkaran
b. Pekerjaan Propelering: pekerjaan lapis batu 3/4

2. Macam-macam pekerjaan tersebut di atas akan disesuaikan dengan BOQ (RAB) yang
ada.
a. Pekerjaan tersebut di atas dilengkapi dengan:
 Mendatangkan, mengangkut dan menyediakan bahan-bahan dan alat-alat yang
dipergunakan untuk proyek tersebut;
 Mendatangkan dan menyediakan tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidang
konstruksi sipil dan beton;
 Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran pekerjaan selama dilangsungkan;
 Membuat gambar lapangan oleh pemborong atas perubahan pekerjaan yang
dikerjakan.

b. Bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan :


 Semua bahan-bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
diusahakan sendiri oleh pemborong;
 Semua peralatan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan
sendiri oleh pemborong;
 Setelah pekerjaan ini selesai seluruhnya, pemborong wajib menyingkirkan sisa-
sisa bahan bangunan sampai bersih;
 Bahan-bahan yang dipergunakan memenuhi persyaratan yang ditentukan atau
yang berlaku.
PASAL 4
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan
Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan :
No. 472 / Kpb XII / 80, No. 64 / MENPAN / 1980, Tanggal 23 Desember 1980.

PASAL 5
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat – syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan di bawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Undang – undang No. 1 tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum pada pasal ini berlaku dan
mengikat bila :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas dan Unsur Teknis termasuk juga gambar – gambar detail
pelaksanaan ( shop drawing ) yang telah diselesaikan oleh Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan dan sudah disahkan / disetujui Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat – syarat.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ).
e. Jadual Pelaksanaan ( Time Schedule ) yang telah disetujui Pengawas Lapangan /
Tim Pemeriksa dan Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL 6
PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pekerjaan ini diselesaikan/dilaksanakan menurut:


1. Uraian dan syarat-syarat pekerjaan (RKS) ini;
2. Gambar kerja yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini
diperaturan lain yang disyaratkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau instansi lain yang
ditunjuk;
3. Petunjuk-petunjuk / perubahan yang terjadi sewaktu diadakan penjelasan dan penunjukan;
4. Petunjuk dari TBPK dan Konsultan Pengawas sewaktu pekerjaan dilaksanakan;
5. Menurut peraturan pemerintah setempat yang berlaku;
6. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) terutama Bidang Prasarana Transportasi dan
Bidang Konstruksi dan Bangunan maupun peraturan SNI lainnya yang terkait.
PASAL 7
PERBEDAAN-PERBEDAAN

1. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja
dan Syarat – syarat ( RKS ) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanvulling ).
2. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar dan RKS, maka RKS-lah yang
mengikat;
3. Apabila di dalam gambar tertulis, tetapi dalam RKS tidak tercantum, maka gambarlah
yang mengikat;
4. Apabila ukuran-ukuran belum tercantum pada gambar dan RKS ini, maka pemborong
wajib dan harus segera melaporkan kepada Direksi / Pengawas Lapangan, untuk dapat
diadakan pemecahan;
5. Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah SPMK, pemborong diharuskan memulai pekerjaan
sesuai gambar dan RKS, dan perubahan-perubahan dalam penjelasan. Dan apabila
masalah kejanggalan, perbedaan gambar dan sebagainya, pemborong diwajibkan
konsultasi Pejabat Pembuat Komitmen ( Konsultan Pengawas ) jika ada hal ini bisa
dibicarakan penyelesaiannya dengan perencana.

PASAL 8
PEKERJAAN PERSIAPAN DI LAPANGAN

Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan Direksi Keet dengan perlengkapan,
yaitu 1 set meja – kursi tamu, 3 set meja – kursi kerja, almari buku, papan tempel gambar
beserta alat – alat tulis, buku Konsultan Pengawas antara lain : buku tamu, laporan harian,
perintah kerja, konsultasi, pengawasan berskala perencana, PPPK dan lainnya yang
diperlukan. Selain itu Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan ruangan
beserta perlengkapannya untuk mengadakan rapat koordinasi lapangan antar pihak yang
terkait, rapat diadakan paling lambat 2 minggu sekali.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus membuat bangsal kerja dan perlengkapannya
untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang – barang yang dapat dikunci, tempatnya
akan ditentukan oleh TBPK atau Konsultan Pengawas.

PASAL 9
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian – bagian pekerjaan berupa Bar Chart
dan Curve untuk bahan dan tenaga.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas paling lambat dalam waktu 7 ( tujuh ) hari kalender setelah Surat Perintah
Mulai Kerja ( SPMK ) diterima Penyedia Barang / Jasa Pemborongan.
Rencana kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pengelola Kegiatan
akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib memberikan salinan Rencana
Kerja rangkap 4 ( empat ) kepada Konsultan Pengawas. Satu salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada dinding di bangsal Penyedia Barang / Jasa Pemborongan di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan ( prestasi kerja ).
4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PASAL 10
KUASA PENYEDIA BARANG / JASA PEMBORONGAN DI LAPANGAN

1. Untuk koordinasi kegiatan di lapangan, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib


menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang / Jasa Pemborongan atau biasa disebut
Pelaksana Kepala / “ Site Coordinator “ yang cukup berpengalaman untuk lingkup
pekerjaan yang akan dikerjakan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan, berpendidikan minimum : Sarjana Teknik Sipil pengalaman praktek
minimum 5 tahun, dan harus dibantu oleh sekurang – kurangnya Pelaksana dengan
pendidikan sekurang – kurangnya STM dan pengalaman minimum 5 tahun.
2. Dengan adanya Kepala Pelaksana, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa Pemborongan lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajiban / pelaksanaan
pekerjaan.
3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib memberitahu secara tertulis kepada TIM
PEMERIKSA dan Konsultan Pengawas : Nama, Jabatan, salinan ijasah yang disahkan
dan pengalaman kerja Tenaga Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari, menurut pendapat TIM PEMERIKSA dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Penyedia Barang / Jasa Pemborongan secara tertulis untuk
mengganti / menambah Pelaksana.
5. Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia
Barang / Jasa Pemborongan harus menunjuk Pelaksana baru atau Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan sendiri ( penanggung jawab / Direktur Perusahaan ) yang akan memimpin
pelaksanaan.

PASAL 11
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

1. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap


barang – barang milik kegiatan, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan – bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas
akibatnya, baik yang berupa barang – barang maupun keselamatan jiwa. Agar disediakan
alat pemadam kebakaran yang siap pakai yang ditempatkan di tempat – tempat yang
akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 12
JAMINAN KESELAMATAN KERJA

1. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diwajibkan menyediakan obat – obatan menurut


syarat pertolongan pertama pada kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi petugas
pekerjaan lapangan.
2. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib menyediakan air minum yang cukup bersih
dan memenuhi syarat – syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di
bawah kekuasaan Penyedia Barang / Jasa Pemborongan.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Penyedia Barang / Jasa Pemborongan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku ( dalam hal ini JAMSOSTEK ).

PASAL 13
ALAT – ALAT PENUNJANG PELAKSANAAN

Semua alat yang akan digunakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
oleh Penyedia Barang / Jasa Pemborongan, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam
keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
1. Stom walss yang jumlahnya ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
2. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
3. Dan alat – alat lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.

PASAL 14
SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan yang didatangkan harus tetap mengacu / berpedoman pada Pasal 23
mengenai Standar Bahan.
2. Jika ada Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Penyedia Barang /
Jasa Pemborongan wajib memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan yang telah mendapatkan persetujuan harus ditandai dengan paraf Konsultan
Pengawas jika ada atau pihak yang ditunjuk lalu disimpan di rak sample.
5. Bahan yang telah disetujui untuk dipakai tidak boleh dibawa keluar kegiatan.
6. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Penyedia Barang / Jasa Pemborongan di
lapangan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
7. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan tetapi ternyata ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia Barang / Jasa Pemborongan dalam waktu
yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 15
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan lanjutan, Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diwajibkan


minta kepada Konsultan Pengawas melakukan pemeriksaan. Baru apabila Konsultan
Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut. Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan dapat meneruskan pekerjaannya.
2. Bila permintaan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam ( dihitung dari jam diterimanya
surat permohonan pemeriksaan ) tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas
( kecuali terhalang hari libur ), yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
Konsultan Pengawas.
Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta perpanjangan waktu.
3. Bila Penyedia Barang / Jasa Pemborongan melanggar pasal ini, Konsultan Pengawas
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Penyedia
Barang / Jasa Pemborongan.

PASAL 16
UKURAN-UKURAN POKOK

Ukuran-ukuran pokok dapat dilihat dalam gambar kerja, sedang bila ukuran-ukuran tersebut
belum tercantum dalam gambar kerja, maka ukuran-ukuran tersebut dapat diminta TBPK /
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

PASAL 17
TIMBANGAN DUGA

Timbangan duga (peil) sesuai dengan gambar perencanaan sebagai pedoman 0.00 adalah
1. permukaan lantai yang disesuaikan permukan lantai bangunan yang disambung bagi
pekerjaan konstruksi
2. elevasi tanah dasar atau yang ditunjukkan Direksi / Pengawas Lapangan/KOnsultan
Pengawas untuk pekerjaan jalan lingkungan dan drainase.

PASAL 18
PENGUKURAN DAN PEMATOKAN

1. Pemborong / Kontraktor harus melakukan pengukuran dengan alat ukur oleh tenaga
ahlinya serta melakukan pematokan-pematokan yang sesuai dengan kebutuhan atau yang
telah ditentukan sesuai dengan gambar kerja, namun demikian Pemborong / Kontraktor
harus mengecek secara keseluruhan mengenai kebenaran ukuran-ukuran tersebut sebelum
melakukan pematokan / pemasangan bouwplank;
2. Pematokan dan pemasangan bouwplank harus menggunakan pesawat penyipat datar
(water pass);
3. Patok-patok dan papan bouwplank harus dibuat dari kayu-kayu yang lurus dan kering;
4. Untuk membuat bouwplank harus dengan kayu tahun yang baik, serta satu sisi diketam
halus sebagai dasar muka yang ditentukan yang dimaksud harus disetujui oleh
TBPK/Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas;
5. Pemborong / Kontraktor harus membuat patok-patok tetap dengan letak ditentukan oleh
TBPK/Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas.

PASAL 19
PEKERJAAN PENEMPATAN KOMPONEN PEKERJAAN

Pembangunan Jalan Longkungan dan drainase letak-letak dan ukuran disesuaikan dengan
gambar, situasi dan gambar-gambar detail.

PASAL 20
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Penyediaan ruang untuk koordinasi untuk kelancaran pekerjaan.


2. Pembersihan meliputi pembersihan lokasi dan lain-lainnya yang mengganggu kelancaran
kerja proyek.
3. Menyediakan peralatan kerja dan fasilitasnya untuk :
a. Ruang Koordinasi
 Meja tulis satu buah, terbuat dari kayu lengkap dengan laci dan kunci-kuncinya
dengan dua kursi;
 Almari arsip satu buah;
 Meja tamu lengkap dengan kursinya;
 Buku-buku harian dan buku-buku catatan yang diperlukan;
 Penanggalan yang masih berlaku;
 Membuat jadwal proyek ( time schedule) dan disyahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
 Papan penempelan gambar-gambar pada dinding Ruang Koordinasi;
 Kotak PPPK lengkap dengan obatnya.

b. Ruang kerja pelaksanaan berikut para stafnya


 Meja kursi sesuai dengan kebutuhannya;
 Almari arsip satu buah;
 Buku pencatat yang diperlukan, apabila perlu ditambah meja gambar berikut
mistarnya, hal ini untuk memudahkan penggambaran jika terdapat kekurangan
gambar kerja.

PASAL 21
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Permukaan jalan dibersihkan dari kotoran dan tanah apabila


permukaan belum rata harus dibuat rata dengan cara memasang plofelering hingga
permukaan rata pemasangan plofelering dengan batu pecah 3/4 di susun rapi dengan
tenaga harian dan diberi batu pengunci batu pecah 2/3 dan baru di gilas dengan stom
wals berat minimal 6 ton setelah rata dan padat diatas diberi lem aspal sebanyak 0,8 kg
baru diatasnya di gelar lapisan sand sheet setebal yang ditentukan.
2. Sand sheet digelar setelah campuran pasir kering yang
dipanaskan ( digoreng ) dengan suhu 150 – 160 derajat celsius.
3. Cara pencampuran : aspal dipanaskan sampai mendidih baru
kemudian dimasukan pasir ayakan dengan perbandingan 1 : 8 dengan perbandingan
berat.
Dengan cara diaduk-aduk sampai rata, baru kemudian gorengan di gelar dipermukaan
jalan yang sudah diberi aspal lem. Dengan cara meratakan memakai profil kayu (blebes)
dengan ketebalan lepas 2,4 cm baru kemudian digilas dengan motor wals sambil
dibasahi dengan tujuan lapisan cepat dingin dan tidak lengket.
Sand sheet setebal 2 cm yang dibutuhkan aspal 1,25 kg/m2 termasuk teak coatnya
4. Pekerjaan Akhir (Finishing)
Pada akhir kerja Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diharuskan membersihkan area
pekerjaan dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa – sisa
material bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.

PASAL 22
PENETAPAN PENCAMPURAN BAHAN

1. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syarat-syarat dari penjelasan-penjelasan dalam


peraturan ini. Gambar-gambar yang termasuk di dalamnya, gambar-gambar detail serta
penjelasan-penjelasannya yang dibuat oleh perencana, serta gambar-gambar perubahan
yang mungkin terjadi dan telah mendapatkan pengesahan dari pihak Bouwher / Pemberi
Tugas.
2. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan didasarkan peraturan daerah setempat yang
berlaku;
3. Pekerjaan ini diselesaikan dengan menggunakan tenaga setempat, dan apabila perlu dapat
mendatangkan dari tempat lain dengan pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh;
4. Pemborong harus memakai bahan yang sesuai PUBB 1956 dan PBI 1971 serta PKKI
1971.

PASAL 23
STANDART BAHAN.
1. Dalam menggunakan bahan-bahan berdasarkan PUBI 1982 dan standart yang dipakai di
Indonesia, seperti terurai di bawah ini :
1.1. Pasir.
Pasir harus bersih, kadar lumpur maximum 5% tidak mengandung zat-zat organik
dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm minimal 15% sekulitas krasak.
1.2. Batu Belah
Batu kali pecah ukuran 3/4, 2/3, (30-40)mm, (10-20)mm dan 10 mm yang digunakan
bersih, tidak boleh bulat, tidak berpori.
1.3. Aspal
Aspal yang digunakan adalah aspal berkulitas baik dan buatan dalam negeri
PASAL 24
SYARAT-SYARAT BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Bahan-bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan dari PPK TBPK/Konsultan


Pengawas ( Jika ada ) terlebih dahulu dengan memperlihatkan dari beberapa contoh yang
telah pernah diajukan;
2. Di dalam mendatangkan bahan-bahan Pemborong harus mengatur sedemikian, sehingga
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan;
3. Bahan-bahan yang ternyata oleh Direksi ditolak harus dikeluarkan dari proyek dalam
waktu 2 x 24 jam, apabila dalam jangka waktu tersebut Pemborong tidak memindahkan
bahan-bahan tersebut maka Direksi akan memindahkan;
4. Bahan-bahan yang ada dalam proyek selama jangka waktu pelaksanaan tidak boleh
dipindahkan ke proyek lain tanpa mendapatkan persetujuan dari Direksi;
5. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah produksi dalam negeri dengan kualitas baik.

Anda mungkin juga menyukai