Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN PAJAK
“Dasar-Dasar Manajemen Perpajakan”

Dosen : Mike Yolanda, S.P., M.M.

Anggota Kelompok:
Al Ghiffari (19233008)
Alhutari Restu Illahi (19233015)
Ashifa Salsa Bila (19233019)
Deden Permana Nofen (19233023)
Dinda Hafiziah Azzahara (19233024)
Farahaini Novely Putri (19233030)
Ghian Riffany (19233036)

MANAJEMEN PAJAK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik serta
Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang Dasar-Dasar
Manajemen Perpajakan.

Makalah ini kami susun dari berbagai macam referensi dan bantuan dari berbagai pihak dan kami
juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak mengalami kekurangan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dan kami terima untuk
perbaikan makalah selanjutnya.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, mauapun pedoman bagi pembaca serta dapat menambah pengetahuan khususnya untuk
meningkatkan motivasi semangat belajar terhadap Mata Kuliah Manajemen Pajak.

Padang, 10 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Pajak.............................................................................................................3
B. Fungsi Manajemen Pajak...................................................................................................................4
C. Motivasi Perencanaan Pajak..............................................................................................................5
D. Manfaat Perencanaan Pajak...............................................................................................................6
E. Tujuan Perencanaan Pajak..................................................................................................................6
F. Persyaratan Tax Planning yang Baik..................................................................................................7
G. Kapan dilaksanakan Tax Planning.....................................................................................................7
H. Resistensi Pembayaran Pajak.............................................................................................................7
I. Cara-Cara Pengelakan Pajak...............................................................................................................8
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia termasuk dalam kategori negara berkembang. Indonesia masih terus
melaksanakan pembangunan negara untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga
terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan, Indonesia membutuhkan
dana yang tidak sedikit pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam penerimaan Indonesia
yang digunakan pemerintah dalam membiayai pengeluaran negara baik rutin maupun untuk
pembangunan. Pelaksanaan perpajakan di Indonesia diatur pemerintah agar tetap mampu
mempertahan penerimaan negara. Penentu kebijakan pembayaran pajak adalah wakil rakyat di
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama eksekutif yang hasilnya dituangkan dalam undang-
undang perpajakan. Tujuan dituangkannya kebijakan perpajakan itu ke dalam bentuk undang-
undang adalah untuk mengikat semua orang agar dapat mematuhi aturan yang berlaku dan
terciptanya keadilan serta kepastian hukum dalam pelaksanaannya.
Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam mensosialisasikan pentingnya pajak.
Sosialisasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesadaran warga negara untuk berpartisipasi
dalam pembangunan negara melalui pembayaran pajak. Pemerintah pun selalu melakukan
perubahan dan penyempurnaan terhadap peraturan-peraturan perpajakan di Indonesia dengan
memperbaiki sistem perpajakan dan meningkatkan jumlah penerimaan negara dibagian pajak,
yang dikenal dengan reformasi pajak. Banyak hal yang dipertimbangkan oleh pemerintah dalam
menyusun reformasi pajak. Reformasi pajak yang kurang optimal yang diperparah dengan
pertumbuhan ekonomi yang rendah, justru akan menyebabkan pemerintah semakin sulit dalam
memungut pajaknya.
Pajak merupakan sumber pendanaan bagi negara tetapi bagi perusahaan pajak akan
dihitung sebagi beban yang dapat mengurangi laba bersih suatu perusahaan. Kepentingan fiskus
yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan rutin akan bertolak belakang dengan
kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimum mungkin. Dalam
meminimumkan jumlah pajak yang harus dibayarkan, perusahaan melakukan manajemen pajak.
Manajemen pajak adalah sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah
pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang

1
diharapkan. Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu menerapkan peraturan
perpajakan secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.
Manajemen pajak disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayarkan,
namun juga memastikan bahwa perusahaan sudah memenuhi aturan perpajakan dengan benar
sehingga di kemudian hari dapat terhindar dari denda pajak. Dan salah bentuk manajemen pajak
adalah perencanaan pajak (tax planning)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa pengertian Manajemen Pajak ?
2. Apa fungsi dari Manajemen Perpajakan?
3. Apa saja motivasi dari Perencanaan Pajak?
4. Apa saja manfaat dari Perencanaan Pajak?
5. Apa Tujuan dari Perencanaan Pajak?
6. Apa saja persyaratan Tax Planning yang Baik?
7. Kapan dilaksanakan Tax Planning?
8. Apa saja Resistensi Pembayaran Pajak?
9. Bagaimana Cara-Cara Pengelakan Pajak?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Pajak
2. Untuk mengetahui fungsi dari Manajemen Pajak
3. Untuk mengetahui motivasi Perencanaan Pajak
4. Untuk mengetahui manfaat dari Perencanaan Pajak
5. Untuk mengetahui tujuan dari Perencanaan Pajak
6. Untuk mengetahui persyaratan Tax Planning yang Baik
7. Untuk mengetahui kapan dilaksanakan Tax Planning
8. Untuk mengetahui resistensi Pembayaran Pajak
9. Untuk mengetahui cara-cara Pengelakan Pajak

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pajak

Shopar Lumbantoruan yang dikutip oleh Suandy (2005) mendefinisikan Manajemen


pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban pajak dengan benar tetapi dengan jumlah pajak
yang dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Menurut R. Terry Manajemen adalah suatu proses unik dan khas yang terdiri atas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, serta penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan guna menentukan arah serta mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
melalui pemanfaatan SDM serta sumber daya lain.
Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 Pasal 1 Tentang Perpajakan pengertian
pajak adalah sebuah konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap orang ataupun
badan yang memiliki sifat memaksa, tetapi tetap berdasarkan dengan Undang-Undang dan tidak
mndapat imblaan secara langsung serta digunakan guna kebutuhan negara dan kemakmuran
rakyat.
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. Pajak merupakan iuran atau pungutan rakyat
kepada pemerintah dengan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku atau peralihan kekayaan
dari sektor swasta kepada sektor publik yang dapat untuk dipaksakan serta yang langsung
ditunjuk dan dipakai gunakan untuk membiayai kebutuhan negara.
Jadi dapat ditarik kesimpulan, manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen
untuk mengendalikan, merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi
yang dapat menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban
perpajakan secara peraturan dan perundang-undangan. Sehingga dengan adanya perencanaan
pajak yang didukung suatu konsep manajeman pajak yang jelas, diharapkan dapat
mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan. Sedangkan manajemen pajak sendiri memiliki
pengertian yaitu upaya atau sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar dalam
melakukan penghematan pajak secara legal tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen

3
perpajakan bertujuan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan
perpajakan dengan tanpa membebani cash flow perusahaan serta terhindar dari penerbitan sanksi
administrasi perpajakan dan pemeriksaan pajak.

B. Fungsi Manajemen Pajak

Adapun fungsi dari Manajemen Pajak adalah sebagai berikut:


1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak
itu sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah
pajak yang dibayarkan dapat ditekan seminimal mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas
yang diharapkan. Pada tahap perencanaan pajak ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih jenis tindakan penghematan
pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada
proses merekayasa usaha dan transaksi Wajib Pajak. Penekanan perencanaan pajak (tax
planning) adalah untuk meminimimalisasi kewajiban pajak. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
merupakan suatu perencanaan pajak sehingga dapat mencapai suatu penghematan pajak (tax
savings) dengan memanfaatkan celah hukum perpajakan. Bertujuan untuk melakukan
penghematan pajak atau juga penghindaran pajak yang diperbolehkan oleh undang-undang (tax
avoidance), tahapan Tax Planning adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)
b. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or more
possible tax plans)
c. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax plans)
e. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)
Adapun syarat-syarat perencanaan pajak adalah sebagai berikut :
1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
2. Secara bisnis dapat diterima, dan
3. Bukti-bukti pendukungnya memadai
2. Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implementation)

4
Memastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan
perpajakan yang berlaku. Apabila pada tahap perencanaan pajak telah dilakukan sesuai dengan
faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak maka langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara formal maupun material. Harus
dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam
pelaksanaanya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah
menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
3. Pengendalian Pajak (Tax Control)
Memastikan bahwa peraturan perpajakan telah dilaksanakan. Yang terpenting adalah
pengecekan pembayaran pajak. Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa
kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi
persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah
pemeriksaan pembayaran pajak.Oleh sebab itu, pengendalian dan pengaturan arus kas sangat
penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat
terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar lebih awal.
Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar
dari jumlah pajak terutang. Cara untuk mencapai tujuan manajemen pajak, memahami ketentuan
peraturan perpajakan. Dengan mempelajari undang-undang, keputusan dan edaran, kita dapat
melihat celah-celah yang menguntungkan untuk melakukan penghematan pajak.

C. Motivasi Perencanaan Pajak

Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak. Ada 3 (tiga) unsur
perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang hendak dituju
dalam sistem perpajakan. Terdapat faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan
pajak, yaitu:
a. Pajak yang akan dipungut
b. Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
c. Apa saja yang merupakan objek pajak

5
d. Berapa besarnya tarif pajak
e. Bagaimana prosedurnya

2. Undang-Undang Perpajakan (Tax Law)


Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang
mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh
ketentuan-ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut
bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan
pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya terutama masalah
perpajakan.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba
setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu
tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara menganalisis secara
cermat dan memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang
sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang
secara ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan
memanfaatkan:
a. Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
b. Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
c. Loopholes (celah) , Shelters ( berlindung)

D. Manfaat Perencanaan Pajak

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perencanaan pajak antara lain
sebagai berikut:
1. Penghematan kas keluar, perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakan
biaya bagi perusahaan.
2. Mengatur aliran kas ( cash flow ), perencanaan pajak dapat mengestimasi kebutuhan kas
untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat
menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

E. Tujuan Perencanaan Pajak

6
Secara umum tujuan dari perencanaan pajak sebagai berikut:
1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa usaha–usaha
mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan yang tidak melanggar
peraturan perpajakan.
2. Memaksimalkan laba setelah pajak.
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak oleh
fiskus.
4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien dan efektif sesuai dengan
ketentuan perpajakan.

F. Persyaratan Tax Planning yang Baik

Tax Planning merupakan tahap awal dari manajemen pajak, dimana dilakukan penelitian
terhadap peraturan perpajakan agar diseleksi jenis dan tindakan pajak yang akan dilakukan.
Untuk dapat meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara baik yang
masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang melanggar peraturan perpajakan
(unlawful) seperti tax avoidance dan tax evasion. Perencanaan perpajakan umumnya selalu
dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau
fenomena tersebut terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi
jumlah pajaknya. Selanjutnya, apakah pembayaran pajak dimaksud dapat ditunda
pembayarannya:
Pada dasarnya, perencanaan pajak harus:
1. Tidak menyimpang dari peraturan perpajakan. Apabila melanggar ketentuan perpajakan,
maka akan beresiko bagi Wajib Pajak. Hal ini dapat mengancam keberhasilan dari Tax
Planning tersebut.
2. Bukti transaksi dan data lainnya tidak fiktif (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya)
3. Dapat diterima secara bisnis dan pajak. Hal ini berkaitan erat dengan perencaan
perusahaan secara menyeluruh. Jika pelaksaan Tax Planning tidak masuk akal secara
bisnis, maka akan melemahkan perencanaan itu sendiri.

G. Kapan dilaksanakan Tax Planning

Pajak itu melihat pada subjek yang sudah terbebani sebagai wajib pajak orang pribadi
atau badan sejak awal, misalnya perusahaan baru berdiri, kemudian mulai berjalan dan,
kemudian bubar. Jadi walaupunsudah bubar, pajaknya belum selesai. Maka planning nya
dilakukan sepanjang usia perusahaan. Jadi sejak saat berdiri, aktivitas manajemen sudah dimulai,
banyak sekali tax management yang harus dilaksanakan. Pada saat perusahaan bubar ata pada
saat WP orang pribadi meninggal, masalah pajaknyamasih ada. Jadi pajak tidak habis karena WP
meninggal, karena warisan-warisan oleh fiskus masih diotak-atik.

7
H. Resistensi Pembayaran Pajak

Ada dua bentuk perlawanan pajak yang dilakukan oleh warga Negara menurut R. Santoso
Brotihardjo, yaitu:

1. Perlawana pasif : Meliputi hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak


yang erathubungannya dengan struktu ekonomi suatu Negara, perkembangan intelektual
dan moral penduduk,serta system dan cara pemungutan pajak itu sendiri.
2. Perlawan aktif : Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara
langsungditujukan kepada fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak.Dalam
kaitannya dalam perlawanan aktif, ada beberapa modus yang biasanya digunakan wajib
pajak untuk menhindari pajak, yakni :
 Tax avoidance (penhindaran pajak) adalah upaya penghindaran pajak yang
dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan
dengan ketentutan perpajakan.
 Tax evasion (penggelapan atau penyelundupan pajak) adalah upaya wajib pajak
menghindariterutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang
sebenernya.
 Tax saving (penghematan pajak) adalah upaya wajib pajak untuk mengelak utang
pajaknya dengan jalan menahan diri untuk membeli produk-produk yang ada
pajak pertambahan nilainya, atau dengansengaja mengurangi jam kerja
atau pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang benar.

I. Cara-Cara Pengelakan Pajak

1. Pergeseran pajak (tax shifting)


Pemindahan atau pentransferan beban pajak dari subjek pajakkepada pihak lain, dengan
demikian orang atau beban yang dikenakan pajak mungkin sekali tidakmenanggungnya.
Ada dua jenis pergeseran pajak:
 Pergeseran Pajak Ke Depan
Terjadi apabila pabrikan mentransfer beban pajaknya pada penyalur utama,
pedagang besar, danakhirnya kepada konsumen.
 Pergeseran Pajak Ke Belakang
Terjadi bilamana beban pajak ditransfer dari konsumen atau pembeli melalui
factor distribusi kepadapabrikan.

2. Kapitalisasi pajak
Pengurangan harga objek pajak yang besarnya sama dengan jumlah pajak yang akan
dibayarkankemudian oleh pembeli.

3. Transformasi

8
Cara pengelakan pajak yang dilakukan oleh pabrikan dengan cara menanggung beban
pajak yangdikenakan terhadapnya.

4. Tax avoidance
Menunjuk pada rekayasa tax affairs yang masih dalam bingkai ketentuan perpajakan,
sedangkan taxevasion berada diluar bingkai peraturan perpajakan.

5. Pengecualian pajak
Pengecualian pengenaan pajak yang diberikan kepada perorangan atau badan berdasarkan
undang-undang pajak.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen perpajakan adalah suatu strategi manajemen untuk mengendalikan,


merencanakan, dan mengorganisasikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang dapat
menguntungkan nilai bisnis perusahaan dengan tetap melaksanakan kewajiban perpajakan secara
peraturan dan perundang-undangan. Sehingga dengan adanya perencanaan pajak yang didukung
suatu konsep manajeman pajak yang jelas, diharapkan dapat mengoptimalkan tingkat likuiditas
perusahaan. Sedangkan manajemen pajak sendiri memiliki pengertian yaitu sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Manajemen pajak
merupakan upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal. Manajemen perpajakan
bertujuan untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perpajakan dengan
tanpa membebani cash flow perusahaan serta terhindar dari penerbitan sanksi administrasi
perpajakan dan pemeriksaan pajak.
Di dalam manajemen pajak juga menjelaskan prinsip dasar hukum manajemen pajak,
syarat-syarat perencanaan pajak, tujuan manajemen pajak, fungsi manajemen pajak, tahapan
perencanaan pajak, hal-hal yang diperlukan panajemen pajak, strategi umum yang dilakukan
dalan perencanaan pajak dan lain sebagainya.

B. Saran

Di Indonesia masih banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa membayar pajak
sangat penting bagi kemajuan dan kesejahteraan negara. Hal ini terbukti bahwa masih banyak
masyarakat atau wajib pajak yang tidak membayarkan kewajibannya kepada negara. Oleh karena
itu, penulis berharap dengan adanya makalah tentang Dasar-Dasar Manajemen Perpajakan ini

10
dapat menambah pengetahuan serta wawasan kepada penulis dan pembaca akan pentingnya
pajak.

DAFTAR PUSTAKA

Dwianka, Agustine. Modul Manajemen Perpajakan.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.

Pohan, Chairil Anwar. 2013. Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

Unknow. (2015, September 10). Pengantar Manajemen Pajak. Retrieved from Tax Planning:
http://belajartaxplanning.blogspot.com/2015/03/pengantar-manajemen-pajak.html

Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai