Anda di halaman 1dari 13

PERANCANGAN SISTEM PERAWATAN MESIN CORRUGATED

CARTON BOX DENGAN METODE RCM PADA PT. INTAN


USTRIX GRESIK

Dyah Tantri
Wiwin Widiasih
Siti Muhimatul Khoiroh
Program Studi Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
dytantri@gmail.com

ABSTRAK
PT. Intan Ustrix adalah perusahaan dengan produk kardus kemasan. Dimana
memiliki mesin yaitu mesin Corrugated Carton Box. Sistem perawatan di perusahaan ini
hanya pelumasan secara rutin dan corective maintenance. Namun, dengan sistem
perawatan seperti ini terdapat satu mesin yang mengalami kerusakan paling tinggi yaitu
mesin corrugating 3 sehingga proses produksinya terhambat. Dengan ini dilakukan
penelitian guna membuat perawatan mesin yang optimal. Metode yang digunakan yaitu
perawatan prediktif berdasarkan analisa keandalan (reliability) dengan pendekatan metode
Reliability Centered Maintenance agar dapat meningkatkan hasil produksi. Hasil dari
Reliability Centered Maintenance didapatkan komponen kritis yaitu B flute, C flute, hot
plate, NC cutter dan NC slitter dengan analisa kerusakannya serta penyebak kerusakan ini
terjadi. Selanjutnya penentuan interval waktu perawatan dengan merpertimbangkan
reliability, availability dan total cost minimum. Hasil interval perawatan tiap komponen
yaitu B flute selama 3 hari, C flute selama 4 hari, hot plate selama 18 hari, NC cutter
selama 18 hari dan NC slitter selama 7 hari. Dengan interval waktu tersebut terjadi
peningkatan nilai reliability antara 2% hingga 48%, nilai availability antara 1,36% hingga
4,66% dan juga penghematan biaya. Penjadwalan perawatan mesin corrugating 3 dalam 1
tahun juga dihasilkan pada penelitian ini.

Kata Kunci: Mesin Corrugating, Reliability Centered Maintenance, Keandalan,


Ketersediaan, Total Biaya Minimum

ABSTRACKT
PT. Ustrix Intan is a company with packaging cardboard products. Where has a
machine that is Corrugated Carton Box machine. The maintenance system in this company
is only lubrication routinely and corective maintenance. However, with this treatment
system there is one machine that suffered the most damage that is corrugating 3 machine
so that the production process is inhibited. With this done research to make optimal
machine maintenance. The method used is predictive treatment based on reliability
analysis with reliability centered maintenance method approach in order to total cost
minimum. The result of reliability centered maintenance is got critical component that is B
flute, C flute, hot plate, NC cutter and NC slitter with its damage analysis and modes
failure happened. Furthermore, the determination of treatment time interval by
considering the reliability, availability and total minimum cost. The result of treatment
interval of each component is B flute for 3 days, C flute for 4 days, hot plate for 18 days,
NC cutter for 18 days and NC slitter for 7 days. With that time interval there is an increase
of reliability value between 2,21% to 48,60%, availability value between 1.36% to 4.66%
and also cost savings. In this research also has scheduling results of Corrugating 3
machine for one year.

Keywords: Mesin Corrugating, Reliability Centered Maintenance, Reliability, Availability,


Total Cost Minimum

PENDAHULUAN
PT. Intan Ustrix merupakan perusahan penghasil karton kardus yang berada di
kawasan Industri kota Gresik. Perusahaan tersebut memproduksi cartoon box, sheet, dan
single/double wall. Produk yang diproduksi oleh PT. Intan Ustrix berdasarkan oleh
permintaan pesanan dari pelanggan, hingga varian produk yang dihasilkan beragam.
Selama proses produksi menggunakan bahan baku berupa Rol Kertas. Rol kertas akan
diproses melalui tiga proses yaitu proses pembentukan, proses pencetakan dan finishing.
Pada proses pembentukan rol kertas dibentuk bergelombang dan disatukan menjadi
lembaran karton kardus. Selanjutnya lembaran karton kardus akan melalui proses
pencetakan yang awalnya di creasing (pemberian pola bentuk kardus) lalu setelahnya akan
masuk pada proses printing yang bertujuan untuk memberikan gambar/cover. Karton
kardus yang sudah dicetak akan diberi tambahan seperti stiching dan pemberian lem pada
proses finishing kemudian akan diikat dan disimpan.
Untuk menunjang proses produksi agar selalu baik PT. Intan Ustrix melakukan
perawatan. Perawatan diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan fasilitas pabrik serta
mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi yang sesuai dengan yang direncanakan (Assauri,1993). Sistem perawatan
pada PT. Intan Ustrix terdapat dua kegiatan perawatan yaitu pelumasan mesin secara rutin
dan perbaikan disaat terjadi kerusakan pada mesin. Setiap mesin saling berkaitan apabila
salah satu mengalami kerusakan maka akan mempengaruhi mesin lainnya sehingga dapat
menghambat proses produksi, karenanya perlu dilakukan perawatan mesin keseluruhan.
Selama Tahun 2017 didapatkan data kerusakan yang terjadi pada proses produksi
bahwa mesin yang paling banyak mengalami kerusakan adalah mesin corrugating 3
dengan waktu kerusakan 625,67 jam. Kerusakan pada corrugating 3 sangat tinggi,
sehingga mesin berikutnya akan menunggu material selama corrugating 3 diperbaiki.
Karena mesin corrugating 3 adalah bagian utama dari proses produksi karton kardus,
mesin inilah yang mengolah kertas menjadi karton, hasil output tersebut akan diproses
pada proses pencetakan. Hal ini membuat proses peroduksi tidak berjalan dengan efektif.
Kerusakan yang tinggi dapat diatasi dengan sistem perawatan yang tepat. Untuk
menentukan waktu perawatan yang tepat dapat menggunakan metode Reliability Centered
Maintenance (RCM). Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan perawatan
setiap aset fisik mesin dalam konteks operasinya yang ditunjau dari kondisi aset dan faktor
kegagalannya. Sehingga dapat mengurangi kerusakan yang terjadi selama proses produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk melaakukan identifikasi kerusakan, menentukan tugas
perawatan, menghitung nilai reliability dan biaya perawatan untuk menentukan
penjadwalan perawatan prediktif.

MATERI DAN METODE


Menurut Corder (1988), perawatan didefinisikan sebagai suatu kombinasi untuk
menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
Kegiatan perawatan faktor pendukung dari proses produksi, karena kegiatan perawatan
berhubungan dengan peralatan, mesin, dan fasilitas lain serta harus selalu diawasi dan
dikendalikan.
Menurut Moubray (1997) Reliability Centered Maintenance adalah sebuah proses yang
digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua
mesin terus melakukan apa yang pengguna ingin lakukan dalam kondisi operasinya. Dalam
penerapan Proses RCM dilakukan langkah-langkah yang dilakukan dengan menanyakan
tujuh pertanyaan tentang asset ataupun sistem yang sedang diamati, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah fungsi dan standar kinerja terkait dari asset dalam konteks operasi saat ini?
2. Dalam hal apa kegagalan memenuhi fungsinya?
3. Apakah penyebab dari setiap kegagalan fungsi?
4. Apakah yang akan terjadi saat kegagalan berlangsung?
5. Dalam hal seperti apa setiap kegagalan menjadi sebuah masalah?
6. Apakah dapat dilakukan prediksi atau pencegahan tiap kerusakan?
7. Apakah hal yang akan dilakukan jika proaktif task tidak dapat ditemukan?
Metode ini secara luas digunakan untuk menganalisa sistem rekayasa yang sehubungan
dengan keandalan dan mungkin hanya digambarkan sebagai pendekatan untuk melakukan
analisis setiap penyebab kegagalan sistem untuk memeriksa pengaruhnya terhadap sistem
total (Dhillon, 2006). Dengan metode ini akan dianalisa kerusakan, penyebab kerusakan
dan dampak dari kerusakan yang terjadi. Setelahnya menghitung Risk Priority Number
(RPN) dengan tujuan menentukan prioritas tindakan atau prioritas komponen kritis, dengan
menentukan nilai Severity, Occurance dan Detection. Rumus perhitungan RPN pada
FMEA ini ialah (Bangun dkk, 2014):
𝑹𝑷𝑵 = 𝑺 × 𝑶 × 𝑫
Dengan :
S = Severity, O = Occurance, D = Detection

Menurut Ebiling, variabel penting dalam keandalan adalah waktu. Waktu kerusakan
yang terjadi bersifat acak (random) sehingga kerusakan dapat ditulis sebagai probabilitas
kerusakan yang mengikuti distribusi tertentu. Untuk menghitung tingkat keandalan suatu
keandalan terdapat beberapa distribusi umum yang sering digunakan
Distribusi eksponensial banyak digunakan untuk erusakan peralatan yang disebabkan
kerusakan komponen penyusun alat tersebut. Menurut Lewis, pada distribusi ini rumus
perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:
PDF → f(t) =
Fungsi keandalan → R(t) =
F(t) → = 1 -
Laju kerusakan → h(t) = λ
MTTF = 1/λ
Distribusi Normal sering digunakan untuk menghitung probabilitas distribusi dan
juga dikenal dengan sebutan Guassian Distribusi setelah Carl Friedrich Gauss (1777-1855).
Pada distribusi normal menggunakan µ sebagai rata-rata dan σ sebagai standar deviasi
(Dhillon,2006). Distribusi ini menggunakan persamaan sebagai berikut:

PDF → f(t) = ∫ [ ]

Fungsi keandalan → R(t) = 1-( ( ))

F(t) → = ( )
Laju kerusakan → λ(t) =
( )

MTTF =
Distribusi weibull sering digunakan dalam teknik perhitungan keadalan. Dalam
distribusi ini, terdapat dua parameter kemiringan (β) dan parameter skala (θ). Menurut
Ebeling (1997), Distribusi ini menggunakan persamaan sebagai berikut:

PDF → f(t) =

Fungsi keandalan → R(t) =


F(t) → = 1 -
Laju kerusakan → h(t) =
MTTF → ( )
Distribusi lognormal memiliki Time to Failure (t) dari suatu komponen dengan
persamaan y=ln(t), mengikuti distribusi normal dengan rata-rata t0 dan variannya adalah s.
Menurut Lewis, berikut persamaan yang digunakan untuk distribusi ini :
PDF → f(t) =

Fungsi keandalan → R(t) = ( )

F(t) → = ( )

Laju kerusakan → (t) =


MTTF → exp (t0+ 0,5 s2)

Menurut Ansori dan Mustajib (2013) Mean Time to Failure (MTTF) adalah angka
yang menyatakan ekspetasi masa pakai sistem atau alat dan Mean Time to Repair (MTTR)
merupakan nilai rata-rata waktu perbaikan kerusakan yang terjadi. Rumus untuk
menghitung MTTF dan MTTR memerlukan parameter yang harus disesuaikan dengan
distribusi dari data kerusakan.
Availability (ketersediaan) didefinisikan sebagai peluang sebuah komponen atau sistem
dapat bekerja sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan pada waktu tertentu yang berada pada
kondisi normal (Ebeling, 1997). Availability dapat dihitung dengan rumus:
Availability =

Keterangan : MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan mesin


MTTR = waktu rata-rata pebaikan
Perawatan mesin yang sering dilakukan akan meningkatkan biaya perawatan,
sebaliknya apabila perawatan tidak dilakukan maka dapat mengurangi kinerja mesin
tersebut (Lyonnet, 1991). Kerusakan yang terjadi akan menimbulkan biaya kerusakan
(failure cost), semakin rendah biaya kerusakan maka akan tinggi level perawatannya
(Maintenance level). Semakin tingginya Maintenance level juga menyebabkan biaya
perawatan yang keluar semakin besar sehingga total biaya meningkat juga. Biaya
perawatan mesin pada komponen mesin terbagi menjadi dua macam yaitu biaya
pencegahan (preventive cost) dan biaya kerusakan (failure cost), biaya-biaya tersebut
digunakan untuk menghitung total cost minimum (Tc).
1. Preventive Cost (Cp)
Cp = (A+B) x C+D
2. Failure Cost (Cf)
Cf = (A+B) x C +
3. Total Biaya Minimum (Tc)
Tc =

NOTASI
A= Biaya Kehilangan Produksi F(t) = Fungsi distribusi kumulatif
B = Biaya Tenaga Kerja = Fungsi Padat Probabilitas
C = MTTF/MTTR t = interval waktu (hari)
Cf = biaya kerusakan (failure cost) = mean
Cp = biaya perawatan (preventive cost) e/θ = parameter skala (Scale parameter)
D = Harga Komponen β = parameter kemiringan (shape parameter)
R(t) =Fungsi Keandalan MTTF = waktu rata-rata antar kerusakan mesin
λ (t) = Fungsi laju kerusakan MTTR = waktu rata-rata pebaikan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini proses dari mesin Corrugating 3 ditampilkan dalam Functional
Block Diagram. Dimana fungsi dari tiap komponen dijabarkan dan disusun menjadi
diagram blok. Berikut ini analisis kerusakan dan penyebab kerusakan Mesin Corrugating 3
yang disajikan dalam RCM Information Worksheet, dimana juga dijabarkan tentang efek
dari kerusakan yang terjadi. Perhitungan Risk Priority Number (RPN) menggunakan
penilaian kriteria dari severity, occurance dan detection. Berikut kriteria nilai severity,
occurance dan detection yang telah disesuaikan dengan kondisi lapangan.
RCM Information Worksheet
Failure Modes and Effects Analysis
Komponen Fungsi Kegagalan Fungsi Penyebab Kegagalan Efek Kegagalan S O D RPN

B Flute B Membuat 1 Hasil a Uap panas tidak Sangat proses 8 8 7 448


material kertas gelombang mengalir karena pembentukan
saluran uap
menjadi kertas tidak gelombang pada
rusak/bocor
bergelombang bagus kertas kurang
berukuran besar panas sehingga
lekukan tidak rapi
b Hidrolis bak Kertas gelombang 8 8 6 384
penampung kolot dan kertas dasar
(lem) bocor kurang menempel
C Flute C Memproses 1 Hasil a Uap panas tidak Sangat proses 8 8 7 448
material kertas gelombang mengalir karena pembentukan
saluran uap
menjadi kertas tidak gelombang pada
rusak/bocor
bergelombang bagus kertas kurang
berukuran kecil panas sehingga
lekukan tidak rapi
b Hidrolis bak Kertas gelombang 8 8 6 336
penampung kolot dan kertas dasar
(lem) bocor kurang menempel
Double G Menggabungkan 1 Double Face a Bearing copot Double face tidak 3 3 5 45
Face lapisan Single macet sehingga Roll speed berlajan lancar
Wall macet
2 Saluran uap a Selang flexible Penempelan 6 4 5 120
bocor penyalur uap ke kertas tidak bagus
Double Face rusak karena karena
kurang panas
Hot Plate H Mengeringkan 1 Hot Plate a Rol penggerak Hot Plate tidak 6 6 5 180
Lem pada Macet bearingnya rusak berjalan proses
karton produksi
terhambat.
NC Slitter I Memotong 1 Pisau Slitter a Pisau Aus karena Kertas tidak 6 7 5 210
karton secara putus faktor usia terpotong dengan
memanjang dan pemakaian produksi baik
RCM Information Worksheet
Failure Modes and Effects Analysis
Komponen Fungsi Kegagalan Fungsi Penyebab Kegagalan Efek Kegagalan S O D RPN

memberi alur 2 Timing belt a Puley timing kotor 1 5 4 20


lekukan putus dan faktor usia
pemakaian
NC Cutter J Memotong 1 Pisau tidak bisa a Pisau tidak Hasil potongan 5 7 5 175
karton secara memotong tajam/tumpul karna jadi jeribis (tidak
melintang faktor usia rapi) sehingga
menjadi pemakaian produksi material kertas
lembaran karton jadi rusak

Komponen kritis merupakan komponen yang sering mengalami kerusakan pada suatu
mesin selama beroperasi. Untuk menentukan komponen kritis dapat dilakukan dengan
membandingkan diagram Pareto dari data hasil perhitungan Risk Priority Number
(RPN).

Pareto Chart of Komponen


3000
100
2500
80
2000

Percent
60
Count

1500
40
1000

500 20

0 0
Komponen e te r e r ce ue r ll er
ut lu lit
te at tte Fa Gl ke Ro th
Fl F S t Pl Cu e tac ill O
B C le l
NC Ho NC ub ub n
S M
Do Do ow
D
to
Au
Count 832 784 230 180 175 165 150 135 120 109
Percent 28,9 27,2 8,0 6,3 6,1 5,7 5,2 4,7 4,2 3,8
Cum % 28,9 56,1 64,1 70,3 76,4 82,2 87,4 92,0 96,2 100,0

Pada diagram pareto didapatkan hasil bahwa 70% kerusakan mesin corrugating 3
disebabkan oleh lima komponen yaitu B flute, C flute, Hot Plate, NC Cutter dan NC slitter.
Lima komponen yang mengalamai kerusakan tertinggi akan diberikan penanganan
perawatan yang akan dianalisa pada decision worksheet.
RCM Decision Worksheet
Informatio H1 H2 H3
Consequenc S1 S2 S3 Default
n
e Evaluation Action Porposed Task
Reference O1 O2 O3
F FF FM H S E O N1 N2 N3 H4 H5 H6
B 1 a Y Y N N N N Y ScheduLed Discard Task
B 1 b Y N N Y N N Y ScheduLed Discard Task
C 1 a Y Y N N N N Y ScheduLed Discard Task
C 1 b Y N N Y N N Y Scheduled Discard Task
H 1 a Y N N Y N N Y Scheduled Discard Task
I 1 a Y N N Y Y Schedulued On-condition Task
I 2 a Y N N Y N N Y Scheduled Discard Task
J 1 a Y N N Y Y Schedulued On-condition Task

Sebelum melakukan perhitungan reliability harus dilakukan uji distribusi dengan


menggunakan aplikasi minitab 14, penentuan distribusi dari data interval kerusakan dan
waktu perbaikan menggunakan uji Goodness of fit test. Dari uji goodness of fit test
menunjukan hasil dari plot probabilitas (probability plot), uji anderson-darling dan
pearson correlation coeficient. Lalu kemudian dicari parameter distribusi yang akan
digunakan untuk menghitung nilai reliability, MTTF dan MTTR dengan memilih overview
plot, sehingga didapat data sebagai berikut:
Tabel Hasil Distribusi data waktu interval kerusakan
Komponen Distribusi Median Loc Shape Scale
B Flute Lognormal 7,39 2,0 - 1,11
C Flute Lognormal 8,612 2,15 - 1,07
Hot Plate Lognormal 14,04 2,64 - 1,617
NC Cutter Weibull 14,48 - 1,117 20,1
NC Slitter Eksponensial 9,386 - - -

Tabel Hasil Distribusi data waktu perbaikan mesin


Komponen Distribusi Median Loc Shape Scale
B Flute Lognormal 1,81 0,596 - 0,869
C Flute Lognormal 2,53 0,92 - 0,847
Hot Plate Lognormal 2,62 0,96 - 0,82
NC Cutter Lognormal 1,26 0,23 - 0,96
NC Slitter Lognormal 0,93 -0,06 - 0,617

Reliability adalah kemampuan suatu mesin untuk beroperasi sesuai fungsinya jika
mesin dapat memenuhinya akan dikatakan handal. Nilai keandalan sendiri berupa
probabilitas. Untuk menghitung nilai probabilitas menggunakan rumus sesuai dengan
distribusi dari data yang akan dihitung. Sebagai contoh, berikut adalah perhitungan nilai
reliabilitas dari komponen B flute dengan distribusi data lognormal dengan nilai parameter
scale (s) sebesar 1,11 dan nilai median (tmed) sebesar 7,39 dengan interval waktu 1 hari,
maka disapatkan nilai keandalan sebagai berikut:

R(t) = ( )

= ( )

=1 = 0,9642
Pada perhitungan diatas didapatkan nilai reliabilitas komponen B flute sebesar 0,9642,
yang artinnya dengan interval waktu 1 hari keandalan komponen ini mencapai 96,42 %.
Dimana saat interval waktu 1 hari merupakan interval untuk nilai keandalan tertinggi.
MTTF (Mean Time to Failure) adalan nilai rata-rata dari interval waktu antar
kerusakan dari sebuah distribusi data kerusakan. Penentuan MTTF bertujuan kemampuan
dari mesin yang digunakan dan untuk mengetahui kinerja. Perhitungan MTTF memerlukan
parameter dari distribusi yang sesuai yang dihitung sebelumnya. Setiap MTTF memiliki
hasil perhitungan yang berbeda tergantung dengan parameter yang sesuai dengan distribusi
data dari masing-masing komponen mesin.
MTTR (Mean Time to Repair) ialah nilai rata-rata dari waktu perbaikan kerusakan yang
terjadi. Untuk menghitung MTTR sama dengan perhitungan MTTF yang memerlukan
parameter dari distribusi waktu perbaikan yang sesuai dengan hasil yang berbeda-beda.
Availability (ketersediaan) diaet sebagai peluang sebuah komponen atau sistem dapat
bekerja sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan pada waktu tertentu yang berada pada
kondisi normal. Cara menghitung availability yaitu MTTF dibagi dengan MTTF ditambah
MTTR. Hasil dari perhitungan nilai availability ditampilkan pada tabel berikut:
Komponen Availability
B Flute 92,14%
C Flute 92,88%
Hot Plate 97,79%
NC Cutter 96,04%
NC Slitter 93,04%
Dalam menghitung biaya perawatan terdapat biaya-biaya yang perlu diprtimbangkan
antara lain: biaya kerugian produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya komponen (spare part).
Biaya-biaya tersebut akan diunakan untuk menghitung failure cost, preventive cost dan
total cost minimum. Perhitungan total cost minimum akan ditampilkan dalam grafik biaya
perawatan berikut ini:

Total Cost Minimum


Rp550.000.000
Rp540.000.000
Rp530.000.000
Rp520.000.000
Rp510.000.000
Rp500.000.000
Rp490.000.000
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

B Flute C Flute Hot Plate NC Cutter NC Slitter

Gambar XX Grafik Total Cost Minimum

Dari grafik di atas dapat kita ketahui total cost minimum dari tiap komponen yang
dihitung berdasarkan periode tertentu, periode dengan biaya terkecil akan dijadikan
interval perbaikan usulan. Interval komponen C Flute 3 hari, B Flute 4 hari, hot Plate 18
hari dan NC Cutter 18 hari. Namun pada komponen NC Slitter interval 2 harri diganti
menjadi 7 hari karena mempertimbanngkan rangkaian komponen yang terpasang seri
dengan NC Slitter.
KESIMPULAN
1. Kerusakan komponen diprioritaskan dengan menggunakan diagram pareto hasil perhitungan
RPN yang berdasarkan analisis FMEA. Kompoen kritis dari mesin corrugating 3 yaitu B
flute, C flute, Hot Plate, NC Cutter dan NC Slitter.
2. Tindakan perawatan yang diusulkan untuk masing-masing komponen yaitu:
a. B flute : Schedulled Discard task dengan interval penjadwalan selama 3 hari
b. C flute : Schedulled Discard task dengan interval penjadwalan selama 4 hari
c. Hot Plate : Schedulled Discard task dengan interval penjadwalan selama 18 hari
d. NC Slitter : Schedulled Discard task dan Schedulled On-Condition task dengan interval
penjadwalan selama 7 hari
e. NC Cutter : Schedulled On-Condition task dengan interval penjadwalan selama 18 hari
3. Setelah dilakukan predictive maintenance nilai reliability keandalan dan availability
(ketersediaan) tiap komponen meningkat, yaitu:
a. Komponen B flute nilai reliability sebelum sebesar 30,57% menjadi 79,17% dan nilai
availability sebelum sebesar 92,14% menjadi 96,51%
b. Komponen C flute nilai reliability sebelum sebesar 30,23% menjadi 76,34%, dan nilai
availability sebelum sebesar 92,88% menjadi 96,39%
c. Komponen Hot Plate nilai reliability sebelum sebesar 21,26% menjadi 42,57%, dan nilai
availability sebelum sebesar 97,79 menjadi 99,15%
d. Komponen NC Cutter nilai reliability sebelum sebesar 39,11% menjadi 41,32%, dan nilai
availability sebelum sebesar 96,04% menjadi 99,54%
e. Komponen NC slitter nilai reliability sebelum sebesar 38,29% menjadi 59,60%, dan nilai
availability sebelum sebesar 93,04% menjadi 99,33%
4. Pada biaya total perawatan setelah dilakukan predictive maintenance merupakan biaya
minimal dari masing-masing komponen, kecuali untuk NC Slitter karena
mempertimbangkan komponen tersebut yang terangkai seri.
5. Saran yang dapat diberikan adalah diperlukannya perawatan secara prediktif pada
komponen kritis mesin Corrugating 3 yaitu B flute, C flute, Hot Plate, NC Cutter dan NC
Slitter, yang agar meningkatkan keandalan mesin dan ketersedian mesin. Perawatan
dilakukan dengan interval dari hasil perhitungan yang berdasarkan total biaya minimum
perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, N., dan Mustajib, M. Imron.2013. Sistem Perawatan Terpadu. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI.
Dhillon, B.2006. Maintainability, Maintenance, and Reliability for Engineers. CRC Press.
Ebiling, Charles E.1997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering.
Singapore : McGraw Hill
Gupta, S. M., dan Pochampally K.K., 2013. Reliability Analysis with MINITAB. CRC
Press.
Koentjaraningrat. Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta : Gramedia 1994). h. 130.
Kuntadi, Ananto.2013. Perencanaan Sistem Perawatan Mesin Rotary Lobe Pump Melalui
Reliability Centered Maintenance, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta
Lyonnet, P., Mainteance Planning Mathematic and Methods, Chapman & Hall, London,
1991.
Moubray, John. 1997. Realibility Centered Maintenance. Industrial Press Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai