Anda di halaman 1dari 19

PROFESIONALISME GURU DAN GLOBALISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Ismail, M.Si

Disusun Oleh:

Kel. 6 Sem. V PAI-5

Fadhilah Batubara (NIM: 0301182090)

Maya Sari (NIM: 0301182168)

Nurul Hafizah (NIM: 0301182134)

Nur Ririn Ridha Hasini (NIM: 0301181016)

Nurul Syahrani Lubis (NIM: 0301182097)

Rizka Agustia Lubis (NIM: 0301182096)

Sariah Pasaribu (NIM: 0301181071)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Dan tak
lupa sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diharapkan
syafaat nya di hari akhir kelak.

Makalah ini berjudul “Profesionalisme Guru dan Globalisasi”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Medan, Desember 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PROFESIONALISME GURU DAN GLOBALISASI....................................3

A. Pengertian Profesionalisme, Guru dan Globalisasi...............................................3


B. Kesesuaian Pendidikan Guru dengan Pelajaran yang Diampu..............................6
C. Tantangan Guru terhadap Era Globalisasi.............................................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................14

A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus
mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat
dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara
efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita
mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang
pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam
dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu,
kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus
ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif.
Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa
sertifikasi. Dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang disertai dengan
peningkatan kesejahteraan yang layak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian profesionalisme, guru dan globalisasi?
2. Bagaimana kesesuaian pendidikan guru dengan pelajaran yang diampu?
3. Apa saja tantangan guru terhadap era globalisasi?

1
C. Tujuan Penulis

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjawab poin-poin dalam
rumusan masalah.

2
BAB II

PROFESIONALISME GURU DAN GLOBALISASI

A. Pengertian Profesionalisme, Guru dan Globalisasi

1. Profesionalisme

Profesionalisme berasal dari akar kata “profesi” . Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, profesionalisme adalah tindak, tanduk yang merupakan ciri suatu profesi.1
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin
atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademik yang intensif. Artinya, suatu pekerjaan atau jabatan
yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus2

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.3

2. Definisi Guru

Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa tidak dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran
oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan
(panutan) bagi semua muridnya.4

Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Konsep yanbg lain guru adalah tenaga profesional

1
KBBI Online, https://kbbi.kata.web.id/profesionalisme/ diakses pada 13 Desember 2020.
2
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 45.
3
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 100
4
Lalu Mukhtar dan Hully, Profesi Keguruan (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2012), h. 73

3
yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan,
pelatihan dan pengabdian kepada masyuarakat.5

Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang
mengajar berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak-anak dapat belajar
dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, hanya saja ruang
lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri maupun swasta.

Adapun pengertian guru menurut para ahli:

a. Menurut Imam Al-Ghazali, guru adalah orang yang berilmu atau orang yang
mengemban amanah dalam pembelajaran agama islam dan memiliki kepribadian yang
saleh.
b. Menurut Noor Jamaluddin, Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
c. Menurut Keputusan Men Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tanggung
jawab dan tanggung jawab oleh tanggung jawab oleh pemerintah yang melaksanakan
pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.6
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa guru adalah
seseorang yang berilmu, yang mengemban amanah dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, dan mengarahkan peserta didiknya dan menjadikannya manusia
yang terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas ketuhanan dan kemanusiaan.

5
Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan dan
Kebudayaan, 2003), h. 24
6
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Miska Galia Aksara, 2003), h.
92

4
3. Globalisasi

Tema globalisasi (globalization) telah menjadi isu populer di hampir semua


kalangan, mulai akademisi, pelajar, profesional, pejabat pemerintahan hingga masyarakat
umum. Singkatnya, hampir seluruh lapisan masyarakat mengenal istilah tersebut. Mereka
yang mungkin tidak mengenal istilah itu secara sadar atau tidak sadar sesungguhnya
sedang hidup dan berada pada pusaran globalisasi. Meskipun kita dibatasi oleh wilayah
teritorial dan undang-undang kewarganegaraan. Namun, kita dapat melihat peristiwa yang
terjadi di semua penjuru dunia dalam waktu cepat melalui televisi dan internet. Karena
itu, globalisasi merupakan suatu zaman atau kondisi yang tidak bisa dihindari oleh siapa
pun yang tinggal di muka bumi ini. Globalisasi berasal dari kata Inggris “global” yang
berarti memiliki sifat semesta atau dunia (globe, artinya bola, dunia).

Globalisasi mengandung pengertian proses perubahan menuju kesatuan dunia


(one home). Selain istilah globalisasi, sebagian ilmuwan juga menggunakan istilah
“universalisasi” (dari kata universeyang berarti dunia) yang memiliki pengertian yang
kurang lebih sama, yaitu proses menuju integrasi (penyatuan) dunia dan adanya saling
ketergantungan antara satu negara dengan negara lainnya. Sebagian lagi menggunakan
istilah “internasionalisasi” untuk menunjuk proses dan kecenderungan yang sama.
Dalam zaman globalisasi seperti sekarang ini, setiap orang di suatu negara dapat
melakukan komunikasi dengan orang lain yang berada di negara lain yang jaraknya
sangat jauh. Setiap orang juga dapat melakukan perjalanan atau pergerakan secara bebas
ke tempat-tempat yang dia kehendaki di muka bumi ini. Barang-barang juga bergerak
bebas, keluar masuk, dari negara satu ke negara yang lain.

Dengan demikian, globalisasi merujuk kepada kondisi di mana dunia ini


berkembang menjadi apa yang sering diistilahkan sebagai kampung dunia (global
village). Setiap warga dari suatu negara dapat bergaul dan berhubungan secara bebas dan
cepat dengan warga negara lain melalui satu atau lain cara dan media. Kecenderungan
globalisasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari kemajuan di bidang teknologi transportasi
dan teknologi komunikasi-informasi. Melalui alat-alat transportasi dengan teknologi
tinggi, manusia bebas bergerak atau bepergian dari satu negara ke Negara yang lain dalam
waktu yang relatif singkat. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya interaksi sosial dan
budaya di antara warga suatu negara dengan warga negara lain. Produk-produk barang
juga dapat masuk dan keluar dari satu negara ke negara lain secara cepat.

5
Meskipun belum ada definisi pasti yang disepakati tentang globalisasi, kata ini
sering dipahami sebagai proses yang mengarah kepada terjadinya integrasi (penyatuan)
sistem ekonomi, budaya, politik dan sosial dunia yang melampaui batas-batas
kewilayahan (geografis) suatu negara-bangsa. Globalisasi juga ditandai oleh adanya
pertukaran (exchange) dalam kehidupan dunia internasional yang mencakup ide-ide atau
gagasan, pengetahuan, produk barang dan jasa, serta tenaga kerja.

Di antara ciri penting lain dari globalisasi adalah kecenderungan memudarnya


batasan-batasan geografis, dan terjadinya pertukaran dalam aspek-aspek kehidupan
manusia secara cepat. Selain itu, globalisasi ditandai oleh perubahan dalam konsep
tentang ruang dan waktu yang disebabkan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi, adanya saling ketergantungan antar Negara dan.bangsa sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan dunia, meningkatnya interaksi kebudayaan melalui
perkembangan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang membawa gagasan dan
gaya hidup baru, kepribadian, mental, dan munculnya masalah-masalah global seperti
lingkungan hidup, krisis ekonomi multinasional dan inflasi regional.

Terjadinya globalisasi didorong oleh beberapa faktor, antara lain perubahan-


perubahan yang terjadi pada tatanan politik global; perkembangan pesat teknologi
komunikasi dan informasi; munculnya perusahaan-perusahaan besar (multi-national
corporations–MNC), dan kecenderungan menyatunya (integrasi) ekonomi dunia.7

B. Kesesuaian Pendidikan Guru dengan Pelajaran yang Diampu

Dalam mempersiapkan SDM, pemerintah harus memfokuskan diri pada


peningkatan kemampuan guru. Hal ini mengingat guru merupakan komponen paling
menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Delors mengatakan, bahwa
keberadaan dan peranan tenaga kependidikan bagi pengembangan sekolah, dalam konteks
ini sekolah harus: 1) memiliki kualitas yang memadai; 2) memiliki kualifikasi yang; 3)
memiliki kemampuan yang sesuai ; dan 4) memiliki kesanggupan kerja. Oleh karena itu,
pendidik harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005
menyatakan bahwa profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus

7
Abdul Mu’ti dan Ismail T. Siregar, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas XII) (Yogjakarta:
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3 UMY), dan The Asia Foundation, 2006), h. 96

6
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sesorang guru harus


memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan
sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:

1. Merencanakan melaksanakan pembelajaran yang bermutu, serta mengevaluasi hasil


pembelajaran.
2. Meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan.
3. Bertindak objektif dalam pembelajaran
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika; dan.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

Kualitas pendidikan guru yang memadai, tentunya akan berpengaruh positif


terhadap potensi peserta didik. Latar belakang pendidikan ini diartikan sebagai tingkat
pendidikan yang telah ditempuh seseorang.

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud adalah latar belakang pendidikan


minimal yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Latar belakang pendidikan guru
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kesesuaian antara bidang ilmu yang ditempuh, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28, bahwa “Pendidikan harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani
dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.8

Kualifikasi akademik dan ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru akan


mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Pengetahuan dan pemahaman tenaga
pendidik terhadap teori, metode, dan strategi pembelajaran, guru cenderung menggunakan
pembelajaran satu arah, jauh dari pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, sudah
8
Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi dan Kopetensi Guru.( Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007)

7
efektifi. Hal ini disebabkan dalam upaya meningkatkan daya saing diperlukan
pembelajaran yang lebih efektif, dan dipadu antara dimensi pengetahuan dengan dimensi
proses kognitif pembelajarannya di dalam domain empat pilar pendidikan. Strategi
pembelajaran secara terus-menerus harus dikaji, sehingga dalam pembelajaran tersebut
menyenangkan dan membuat peserta didik aktif berkreasi, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nida Aulia
(2015) yang menyebutkan bahwa pengalaman mengajar mempunyai kontribusi terhadap
peningkatan tingkat komptensi profesional guru. Penelitian tersebut menghasilkan
simpulan adanya pengaruh positif dan signifikan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru dengan hasil uji t atau parsial yang diperoleh dari tingkat
probabilitas sebesar 0,04 < 0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh pengalaman mengajar
terhadap tingkat kompetensi profesional guru.

Menurut Sumitro, hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah bahwa mereka
harus senantiasa meningkatkan pengalamannya sehingga mempunyai pengalaman yang
banyak dan kualitas yang dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Berdasarkan pendapat dan penelitian yang relevan tersebut menguatkan
bahwa pengalaman mengajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme
guru produktif kompetensi keahlian guru kelas.

Pengalaman mengajar dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu ditingkatkan


karena pengalaman mengajar dapat memudahkan guru. Maka dapat disimpulkan bahwa
latar belakang pendidikan dan pengamlaman mengajar mempunyai ketrampilan
cenderung mempunyai nilai tambah tersendiri. Kemampuan atau bakat merupakan efek
dari ketrampilan yang dimilikinya sehingga apabila kemampuannya tinggi maka bakat
yang dimilikinya juga tinggi, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap produktivitas kerja
guru tersebut. Akan tetapi secara parsial pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat
yang mempengaruhi produktivitas kerja guru, yaitu diantaranya: keterampilan/ pelatihan,
kecakapan guru dalam menyelesaikan pekerjaannya, hal ini yang dimaksudkan adalah
masa kerja bahwa semakin lama bekerja semakin banyak keterampilan yang dimiliki
sehingga produktivitasnya akan meningkat. Banyak faktor yang mempengaruhi guru
dalam mengampu mata pelajaran adalah:9
9
S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2006), h.
37

8
1. pengetahuan dalam artian relasi latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran
yang diajarkan.
2. Keterampilan
3. kemampuan (bakat) serta motivasi
4. sikap serta tanggung jawab
5. perilaku dari para guru yang ada di dalam sekolah
6. pengalaman mengajar
Di samping itu adapun faktor ekternal yang yang memberikan pengaruh dalam
hal proses belajar mengajar di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yaitu manajemen
para pimpinan lembaga, sehingga kekurangan yang terjadi pada guru bisa diatasi dengan
demikian ilmu yang sesuai dengan tuntunan kurikulum tertransfer dengan baik kepada
pesarta didik.

C. Tantangan Guru terhadap Era Globalisasi

Tema globalisasi (globalization) telah menjadi isu populer di hampir semua


kalangan, mulai akademisi, pelajar, profesional, pejabat pemerintahan hingga masyarakat
umum. Singkatnya, hampir seluruh lapisan masyarakat mengenal istilah tersebut.
Professional seorang guru dalam menghadapi pendidikan di era global tidak hanya
melaksanakan pembelajaran di kelas, melainkan mendidik, mengasuh, membimbing, dan
membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki kemampuan mempersiapkan dan
mengembangkan diri sebagai sumber daya manusia yang kritis dan kreatif. Peran guru di
era global abad 21 ini sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
dalam mewujudkan tujuan hidupnya ke arah yang lebih baik.10

Seorang pendidik diharapkan dapat memperhatikan tentang globalisasi yang


berkonsekwensi pada terjadinya perubahan paradigma pembelajaran, perlu memahami
tentang globalisasi yang dapat berdampak terhadap kemajuan peradaban dunia,
merupakan suatu pelajaran penting bagi pendidik melakukan dan mengedepankan
profesionalisme dan responsif terhadap permasalahan pembelajaran dan inovatif terhadap
adanya perubahan yang cepat agar proses pembelajaran berkualitas dan relevan (up to
date) dengan kebutuhan sumber daya manusia ( man power) teraplikasi dengan baik.11

10
Alif Mudiono, Keprofesionalan Guru dalam menghadapi Pendidikan di Era Global, Jurnal
Pendidikan, h. 43
11
Luluk Indarinul Mufidah, Tantangan Profesionalisme Guru pada Era Globalisasi, Jurnal Lentera
Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan Teknologi, h. 177-178

9
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia (SDM) jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Salah satu
komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Seorang pendidik diharapkan terus
mampu pula menghasilkan anak didik sebagai SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan
siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh percaya diri.

Beberapa Tantangan Globalisasi yang harus disikapi guru dengan


mengedepankan Profesionalisme adalah sebagai berikut 12:

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu cepat dan mendasar.

Dengan kondisi ini Guru harus bisa menyesuaikan diri dengan responsif, arif, dan
bijaksana. Responsif artinya guru harus bisa menguasai dengan baik produk iptek,
terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan
menggunakan multimedia. Tanpa penguasaan iptek yang baik, maka guru akan tertinggal
dan menjadi korban iptek.

2. Krisis moral yang melanda bangsa negara Indonesia.

Akibat pengaruh iptek dan globalisasi telah terjadi pergesaran nilai-nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tradisional yang sangat menjunjung tinggi
moralitas kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan Globalisasi. Pengaruh
hiburan cetak maupun elektronik yang menjurus pada hal-hal negatif telah menjadikan
remaja tergoda dengan kehidupan yang menjurus pergaulan bebas dan materealisme.
Mereka sebenarnya hanya menjadi korban dari globalisasi yang selalu menuntut
kepraktisan, kesenangan belaka (hedonisme) dan budaya instant.

3. Krisis sosial, seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang


terjadi dalam masyarakat.

Akibat perkembangan industri dan kapitalisme maka muncul masalah-masalah


sosial yang ada dalam masyarakat. Tidak semua lapisan masyarakat bisa mengikuti dan
menikmati dunia industri dan kapitalisme. Mereka yang lemah secara pendidikan, akses,
dan ekonomi akan menjadi korban ganasnya industrialisasi dan kapitalisme. Ini
merupakan tantangan guru untuk merespons realitas ini, terutama dalam dunia
pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidkan yang formal dan sudah mendapat

12
Kunandar, Op.cit, h. 36-40

10
kepercayaan dari masyarakat harus mampu menghasilkan peserta didik yang siap hidup
dalam kondisi dan situasi bagaimanapun.

4. Krisis Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia.

Semangat nasionalisme dibutuhkan untuk tetap eksisnya bangsa dan negara


Indonesia. Nasionalisme yang tinggi dari warga negara akan mendorong jiwa berkorban
untuk bangsa dan negara sehingga akan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Dewasa ini ada kecenderungan menipisnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti kurang apresiasinya generasi muda
pada kebudayaan asli bangsa Indonesia. Melihat realitas diatas Guru sebagai penjaga
nilai-nilai nasionalisme harus mampu memberikan kesadaran kepada generasi muda akan
pentingnya jiwa nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

5. Adanya perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun Dunia.

Kondisi di atas membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas
sumber daya manusia. Dibutuhkan SDM yang andal dan unggul yang dapat bersaing
dengan bangsa-bangsa lain di Dunia. Dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting
dan strategis dalam menciptakan SDM yang di gambarkan seperti diatas. Oleh karena itu
di butuhkan Guru yang visioner, kompeten, dan berkedikasi tinggi sehingga mampu
membekali peserta didik dengan sejumlah kompetens yang diperlukan dalam kehidupan
di tengah-tengah masyarakat yang sedang dan terus berubah.

Globalisasi telah mendorong terjadinya perubahan paradigma guru (new


paradigm) dari paradigma lama ke yang baru dimana seorang pendidik diharapkan13:

a) Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan dan


memberdayakan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kulifikasi dan
kompetensinya, baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan, seminar lokakarya
dan sejenisnya. Pendidik atau guru sedapat mungkin menghindari diri dari jebakan
jebakan yang hanya aktivitas datang, mengajar, pulang, begitu selanjutnya berulang
ulang sehingga lupa mengembangkan potensi diri secara maksimal

13
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional , Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan,
(Bandung: RosdaKarya, 2008) h. 20-30

11
b) Mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang aktif,
Inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAIKEM) yang menggairahkan motivasi
belajar peserta didik.
c) Pendidik perlu menguasai berbagai macam strategi dan pendekatan serta model
pembelajaran sehingga pemberian kesempatan pada peserta didik agar lebih berani,
mandiri, kreatif dalam proses pembelajaran.
d) Memperkaya bahan pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan sumber belajar
yang lebih bervariasi
e) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang
menyenangkan.
f) Mengikuti perkembangan imu pengetahuan dan teknologi mutakhir sehingga
memiliki wawasan yang luas dan tidak tertinggal dengan informasi terkini
g) Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat luas dengan selalu
menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji dan mempunyai integritas yang tinggi
h) Mempunyai misi ke depan dan mampu menghadapi tantangan zaman sehingga siap
menghadapi perubahan dunia yang tak menentu yang membutuhkan kecakapan dan
kesiapan yang baik.

Guru Profesional di Era Globalisasi

Syakur menjelaskan Guru Profesional di Era Globalisasi dideskripsikan sebagai


guru yang mampu 14:

1) Mengolah/menyiasati kurikulum;
2) Mengaitkan materi kurikulum dengan Iingkungan;
3) Memotivasi siswa untuk belajar sendiri;
4) Mengintegrasikan berbagai mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh;
5) Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengah-
setengah;
6) Memiliki kepribadian yang dapat diteladani;
7) Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu
pengetahuan dan teknologi;
8) Memiliki kemampuan mengajar di masyarakat yang beragam budaya dan bahasa.

14
Novita Sari, Jurnal Pendidikan, Menjadi Guru Profesional di Era Globalisasi, h. 9

12
Sebagai Profesional, Guru harus terus meningkatkan kualitas diri sebagai pengajar
dan pendidik karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era
globalisasi. Tentunya semakin besar tantangan para guru untuk mendidik siswa agar
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Guru juga tidak boleh gagap teknologi, artinya guru harus mempelajari dan
memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk mempermudah dan memperlancar
proses pembelajaran. Hal ini tentunya harus mendapat dukungan dari masyarakat dan
pemerintah, seperti adanya fasilitas yang mendukung, pelatihan-pelatihan secara merata.
Selain itu, guru juga mampu mengajar di masyarakat yang beragam budaya dan bahasa.15

Faktor beratnya Tantangan Profesi Guru

Ada beberapa Faktor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang dihadapi
oleh Profesi Keguruan dalam usaha untuk meningkatkan kewibawaannya di mata
masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Dedi Supriadi sebagai berikut:

1) Kekurangjelasan tentang definisi profesi keguruan


2) Desakan kebutuhan masyarakat dan sekolah akan guru
3) Sulitnya standar mutu guru dikendalikan dan dijaga
4) PGRI belum banyak aktif melakukan kegiatan-kegiatan yang secara sistematis dan
langsung berkaitan dengan peningkatan profesionalisme guru
5) Perubahan yang terjadi dalam masyarakat melahirkan tuntutan baru terhadap peran
(role expectation) yang seharusnya dimainkan oleh guru.

BAB III

15
Ibid, h. 9

13
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang, di mana memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Guru adalah seseorang yang berilmu yang mengemban amanah
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengarahkan peserta
didiknya dan menjadikannya manusia yang terdidik yang mampu menjalankan tugas-
tugas ketuhanan dan kemanusiaan. Sedangkan globalisasi mengandung pengertian
berupa proses perubahan menuju kesatuan dunia.
2. Kesesuaian pendidikan guru dengan pelajaran yang diampu, berkaitan dengan
kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik adalah latar belakang pendidikan yang
harus dipenuhi oleh seorang guru. Kualifikasi akademik dan ketidak sesuaian latar
belakang pendidikan guru akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.
3. Adapun beberapa yang menjadi tantangan guru dalam era globalisasi yakni: 1)
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar; 2)
krisis moral yang melanda bangsa negara Indonesia; 3) krisis sosial seperti
kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang terjadi dalam
masyarakat; 4) krisis identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia; dan sebagainya.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca agar kiranya untuk mempelajari dan


memahami materi-materi yang ada di makalah ini. Karena makalah ini memuat beberapa
sub judul yang dapat menjadi pengetahuan dasar pembaca untuk mengenal lebih jauh
mengenai profesionalisme guru dan globalisasi. Dan penulis juga berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik dan saran terhadap tulisan ini agar semakin baik
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

14
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RINEKA

CIPTA

Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun

2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kopetensi Guru.( Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional, 2007)

Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan dan Kebudayaan

Indarinul Mufidah, Luluk. Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan Teknologi.

Tantangan Profesionalisme Guru pada Era Globalisasi.

KBBI Online, https://kbbi.kata.web.id/profesionalisme/ diakses pada 13 Desember 2020.

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Mudiono, Alif. Jurnal Pendidikan. Keprofesionalan Guru dalam menghadapi Pendidikan di

Era Global.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi guru Profesional , Menciptakan pembelajaran kreatif dan

menyenangkan. Bandung: RosdaKarya

Mukhtar, Lalu dan Hully. 2012. Profesi Keguruan. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta

Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Miska Galia

Aksara

Mu’ti, Abdul dan Ismail T. Siregar, et.al. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas XII)

(Yogjakarta: Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga


Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(LP3 UMY), dan The Asia Foundation.

Sari, Novita. Jurnal Pendidikan. Menjadi Guru Profesional di Era Globalisasi

15
Wahyudi, Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka

16

Anda mungkin juga menyukai