Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Disusun Oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Dan tak
lupa sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diharapkan
syafaat nya di hari akhir kelak.
Makalah ini berjudul “Profesionalisme Guru dan Globalisasi”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
A. Kesimpulan..........................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus
mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat
dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara
efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita
mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang
pintar dan bermoral.
Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat berperan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam
dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan formal. Oleh karena itu,
kebijakan sertifikasi bagi guru dan dosen memang suatu langkah yang strategis untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Kompetensi guru merupakan seperangkat penguasaan kemampuan yang harus
ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja secara tepat dan efektif.
Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Guru merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Sudah selayaknya seorang guru itu diberikan kesejahteraan berupa
sertifikasi. Dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat
pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang disertai dengan
peningkatan kesejahteraan yang layak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian profesionalisme, guru dan globalisasi?
2. Bagaimana kesesuaian pendidikan guru dengan pelajaran yang diampu?
3. Apa saja tantangan guru terhadap era globalisasi?
1
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menjawab poin-poin dalam
rumusan masalah.
2
BAB II
1. Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari akar kata “profesi” . Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, profesionalisme adalah tindak, tanduk yang merupakan ciri suatu profesi.1
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin
atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademik yang intensif. Artinya, suatu pekerjaan atau jabatan
yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus2
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.3
2. Definisi Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan
ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa tidak dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran
oleh semua murid. Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan
(panutan) bagi semua muridnya.4
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Konsep yanbg lain guru adalah tenaga profesional
1
KBBI Online, https://kbbi.kata.web.id/profesionalisme/ diakses pada 13 Desember 2020.
2
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
Dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 45.
3
Imam Wahyudi, Pengembangan Pendidikan ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), h. 100
4
Lalu Mukhtar dan Hully, Profesi Keguruan (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2012), h. 73
3
yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan,
pelatihan dan pengabdian kepada masyuarakat.5
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang
mengajar berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak-anak dapat belajar
dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, hanya saja ruang
lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri maupun swasta.
a. Menurut Imam Al-Ghazali, guru adalah orang yang berilmu atau orang yang
mengemban amanah dalam pembelajaran agama islam dan memiliki kepribadian yang
saleh.
b. Menurut Noor Jamaluddin, Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi,
sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
c. Menurut Keputusan Men Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tanggung
jawab dan tanggung jawab oleh tanggung jawab oleh pemerintah yang melaksanakan
pendidikan di sekolah.
d. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.6
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa guru adalah
seseorang yang berilmu, yang mengemban amanah dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, dan mengarahkan peserta didiknya dan menjadikannya manusia
yang terdidik yang mampu menjalankan tugas-tugas ketuhanan dan kemanusiaan.
5
Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan dan
Kebudayaan, 2003), h. 24
6
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Miska Galia Aksara, 2003), h.
92
4
3. Globalisasi
5
Meskipun belum ada definisi pasti yang disepakati tentang globalisasi, kata ini
sering dipahami sebagai proses yang mengarah kepada terjadinya integrasi (penyatuan)
sistem ekonomi, budaya, politik dan sosial dunia yang melampaui batas-batas
kewilayahan (geografis) suatu negara-bangsa. Globalisasi juga ditandai oleh adanya
pertukaran (exchange) dalam kehidupan dunia internasional yang mencakup ide-ide atau
gagasan, pengetahuan, produk barang dan jasa, serta tenaga kerja.
7
Abdul Mu’ti dan Ismail T. Siregar, et.al. Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas XII) (Yogjakarta:
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3 UMY), dan The Asia Foundation, 2006), h. 96
6
yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme.
7
efektifi. Hal ini disebabkan dalam upaya meningkatkan daya saing diperlukan
pembelajaran yang lebih efektif, dan dipadu antara dimensi pengetahuan dengan dimensi
proses kognitif pembelajarannya di dalam domain empat pilar pendidikan. Strategi
pembelajaran secara terus-menerus harus dikaji, sehingga dalam pembelajaran tersebut
menyenangkan dan membuat peserta didik aktif berkreasi, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nida Aulia
(2015) yang menyebutkan bahwa pengalaman mengajar mempunyai kontribusi terhadap
peningkatan tingkat komptensi profesional guru. Penelitian tersebut menghasilkan
simpulan adanya pengaruh positif dan signifikan pengalaman mengajar terhadap
profesionalisme guru dengan hasil uji t atau parsial yang diperoleh dari tingkat
probabilitas sebesar 0,04 < 0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh pengalaman mengajar
terhadap tingkat kompetensi profesional guru.
Menurut Sumitro, hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah bahwa mereka
harus senantiasa meningkatkan pengalamannya sehingga mempunyai pengalaman yang
banyak dan kualitas yang dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya. Berdasarkan pendapat dan penelitian yang relevan tersebut menguatkan
bahwa pengalaman mengajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme
guru produktif kompetensi keahlian guru kelas.
8
1. pengetahuan dalam artian relasi latar belakang pendidikan dengan mata pelajaran
yang diajarkan.
2. Keterampilan
3. kemampuan (bakat) serta motivasi
4. sikap serta tanggung jawab
5. perilaku dari para guru yang ada di dalam sekolah
6. pengalaman mengajar
Di samping itu adapun faktor ekternal yang yang memberikan pengaruh dalam
hal proses belajar mengajar di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yaitu manajemen
para pimpinan lembaga, sehingga kekurangan yang terjadi pada guru bisa diatasi dengan
demikian ilmu yang sesuai dengan tuntunan kurikulum tertransfer dengan baik kepada
pesarta didik.
10
Alif Mudiono, Keprofesionalan Guru dalam menghadapi Pendidikan di Era Global, Jurnal
Pendidikan, h. 43
11
Luluk Indarinul Mufidah, Tantangan Profesionalisme Guru pada Era Globalisasi, Jurnal Lentera
Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan Teknologi, h. 177-178
9
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia (SDM) jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Salah satu
komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Seorang pendidik diharapkan terus
mampu pula menghasilkan anak didik sebagai SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan
siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh percaya diri.
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang begitu cepat dan mendasar.
Dengan kondisi ini Guru harus bisa menyesuaikan diri dengan responsif, arif, dan
bijaksana. Responsif artinya guru harus bisa menguasai dengan baik produk iptek,
terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan
menggunakan multimedia. Tanpa penguasaan iptek yang baik, maka guru akan tertinggal
dan menjadi korban iptek.
Akibat pengaruh iptek dan globalisasi telah terjadi pergesaran nilai-nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tradisional yang sangat menjunjung tinggi
moralitas kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan Globalisasi. Pengaruh
hiburan cetak maupun elektronik yang menjurus pada hal-hal negatif telah menjadikan
remaja tergoda dengan kehidupan yang menjurus pergaulan bebas dan materealisme.
Mereka sebenarnya hanya menjadi korban dari globalisasi yang selalu menuntut
kepraktisan, kesenangan belaka (hedonisme) dan budaya instant.
12
Kunandar, Op.cit, h. 36-40
10
kepercayaan dari masyarakat harus mampu menghasilkan peserta didik yang siap hidup
dalam kondisi dan situasi bagaimanapun.
5. Adanya perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun Dunia.
Kondisi di atas membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas
sumber daya manusia. Dibutuhkan SDM yang andal dan unggul yang dapat bersaing
dengan bangsa-bangsa lain di Dunia. Dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting
dan strategis dalam menciptakan SDM yang di gambarkan seperti diatas. Oleh karena itu
di butuhkan Guru yang visioner, kompeten, dan berkedikasi tinggi sehingga mampu
membekali peserta didik dengan sejumlah kompetens yang diperlukan dalam kehidupan
di tengah-tengah masyarakat yang sedang dan terus berubah.
13
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional , Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan,
(Bandung: RosdaKarya, 2008) h. 20-30
11
b) Mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang aktif,
Inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan (PAIKEM) yang menggairahkan motivasi
belajar peserta didik.
c) Pendidik perlu menguasai berbagai macam strategi dan pendekatan serta model
pembelajaran sehingga pemberian kesempatan pada peserta didik agar lebih berani,
mandiri, kreatif dalam proses pembelajaran.
d) Memperkaya bahan pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan sumber belajar
yang lebih bervariasi
e) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang
menyenangkan.
f) Mengikuti perkembangan imu pengetahuan dan teknologi mutakhir sehingga
memiliki wawasan yang luas dan tidak tertinggal dengan informasi terkini
g) Mampu menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat luas dengan selalu
menunjukkan sikap dan perbuatan yang terpuji dan mempunyai integritas yang tinggi
h) Mempunyai misi ke depan dan mampu menghadapi tantangan zaman sehingga siap
menghadapi perubahan dunia yang tak menentu yang membutuhkan kecakapan dan
kesiapan yang baik.
1) Mengolah/menyiasati kurikulum;
2) Mengaitkan materi kurikulum dengan Iingkungan;
3) Memotivasi siswa untuk belajar sendiri;
4) Mengintegrasikan berbagai mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh;
5) Memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengah-
setengah;
6) Memiliki kepribadian yang dapat diteladani;
7) Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu
pengetahuan dan teknologi;
8) Memiliki kemampuan mengajar di masyarakat yang beragam budaya dan bahasa.
14
Novita Sari, Jurnal Pendidikan, Menjadi Guru Profesional di Era Globalisasi, h. 9
12
Sebagai Profesional, Guru harus terus meningkatkan kualitas diri sebagai pengajar
dan pendidik karena pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era
globalisasi. Tentunya semakin besar tantangan para guru untuk mendidik siswa agar
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Guru juga tidak boleh gagap teknologi, artinya guru harus mempelajari dan
memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk mempermudah dan memperlancar
proses pembelajaran. Hal ini tentunya harus mendapat dukungan dari masyarakat dan
pemerintah, seperti adanya fasilitas yang mendukung, pelatihan-pelatihan secara merata.
Selain itu, guru juga mampu mengajar di masyarakat yang beragam budaya dan bahasa.15
Ada beberapa Faktor yang berkaitan dengan beratnya tantangan yang dihadapi
oleh Profesi Keguruan dalam usaha untuk meningkatkan kewibawaannya di mata
masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Dedi Supriadi sebagai berikut:
BAB III
15
Ibid, h. 9
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang, di mana memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Guru adalah seseorang yang berilmu yang mengemban amanah
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, dan mengarahkan peserta
didiknya dan menjadikannya manusia yang terdidik yang mampu menjalankan tugas-
tugas ketuhanan dan kemanusiaan. Sedangkan globalisasi mengandung pengertian
berupa proses perubahan menuju kesatuan dunia.
2. Kesesuaian pendidikan guru dengan pelajaran yang diampu, berkaitan dengan
kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik adalah latar belakang pendidikan yang
harus dipenuhi oleh seorang guru. Kualifikasi akademik dan ketidak sesuaian latar
belakang pendidikan guru akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.
3. Adapun beberapa yang menjadi tantangan guru dalam era globalisasi yakni: 1)
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar; 2)
krisis moral yang melanda bangsa negara Indonesia; 3) krisis sosial seperti
kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan yang terjadi dalam
masyarakat; 4) krisis identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia; dan sebagainya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA
Indarinul Mufidah, Luluk. Jurnal Lentera Kajian Keagamaan, Keilmuan, dan Teknologi.
Era Global.
Mukhtar, Lalu dan Hully. 2012. Profesi Keguruan. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta
Mukhtar. 2003. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Miska Galia
Aksara
Mu’ti, Abdul dan Ismail T. Siregar, et.al. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan (Kelas XII)
15
Wahyudi, Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka
16