Disusun oleh:
AKADEMIKESEHATAN RUSTIDA
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Keluarga
Berencana” Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas di Akademi Kesehatan Rustida Glenmore.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
membutuhkan perbaikan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa
dan mahasiswi D III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida Glenmore.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta
orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga
Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang.Tanpa program KB
jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang . Keluarga Berencana
(KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1992, KB merupakan upaya peningkatan
kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera.
Keluarga Berencana ( family planning/planned parenthood ) merupakan suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi.[ CITATION Ari13 \l 1033 ]
KB adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami dan istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Secara
umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang
matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
B. Jenis Kontrasepsi
1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,
berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil
kombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen.
Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan,
kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat
menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.
Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,7 5
di Indonesia.
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat
selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari
saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi
dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant adalah
sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan.
i. Cara pemasangan
C. Manfaat KB
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi
akibat kehamilan yang dialami wanita.
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah
melalui program KB. Keluarga Berencana dapat mencegah munculnya bahaya-
bahaya akibat:
a. Kehamilan terlalu dini
Wanita yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat
terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena tubuhnya belum sepenuhnya
tumbuh cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagi pula, bayinya pun
dihadang oleh risikokematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
b. Kehamilan terlalu lambat
Wanita yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan
terancam banyak bahaya. Khususnya bila ibu mempunyai problem kesehatan lain,
atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
c. Kehamilan yang terlalu dekat
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh wanita.
Jika ibu belum pulih dari satu persalinan kemudian sudah hamil lagi, tubuhnya
tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya
kematian menghadang.
d. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Wanita yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan macam-macam kelainan bila ibu terus saja hamil dan
bersalin lagi.
D. Konseling KB
a. Pengertian
Konseling KB adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayana KB dan KR.
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Di
samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga
akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi
antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan
yang sudah ada. Sikap Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Konseling KB :
Bibliography
Indrawati. (2003). komunikasi kebidanan. jakarta: EGC.
Mulyani, N. S. (2013). keluarga berencana dan alat kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.