Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA

Disusun oleh:

Cindy Aulia Poetri 14.401.17.019

Desi Ainun Romadhoni 14.401.17.021

Devita Otavia 14.401.17.022

Diana Nur Cesar 14.401.17.023

Dinar Titan Gumilang 14.401.17.024

Dinda Wardani 14.401.17.025

AKADEMIKESEHATAN RUSTIDA

PRODI DIII KEPERAWATAN

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Keluarga
Berencana” Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas di Akademi Kesehatan Rustida Glenmore.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat banyak pengarahan, bimbingan


dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
membutuhkan perbaikan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa
dan mahasiswi D III Keperawatan Akademi Kesehatan Rustida Glenmore.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta
orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga
Berencana (KB)  berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang.Tanpa program KB
jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang . Keluarga Berencana
(KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia
tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau
biaya untuk memperoleh kontrasepsi.

Program KB (Keluarga Berencana) merupakan bagian integral dari


pembangunan nasional yang bertujuan melembagakan norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera. Program KB saat ini sudah merupakan suatu keharusan dalam upaya
menanggulangi pertumbuhan penduduk dunia umumnya dan penduduk Indonesia
khususnya. Dengan semakin berkembangnya program KB yang dicanangkan oleh
pemerintah, alat kontrasepsi pun semakin berkembang. Berbagai pilihan alat
kontrasepsiditawarkan kepada masyarakat, seperti alat kontrasepsi IUD dan
kontrasepsi Suntik, 2 jenis alat kontrasepsi ini sering sekali digunakan oleh
masyarakat. IUD (Intra Uterine Device) adalah salah satu alat kontrasepsi modern
dirancang
yang telah sedemikian rupa diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha
kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam
uterus.

Sedangkan Kontrasepsi Suntik adalah cara kontrasepsi wanita dimana mampu


melindungi seorang ibu terhadap kemungkinan hamil,dan metode kontrasepsi
diberikan secara suntik (BKKBN, 1996).Ada 2 jenis kontrasepsi Suntik, 1)
Kontrasepsi Suntikan Kombinasi yaitu mengandung 25mg Depo
Medroksiprogesteron Asetat dan5mg Estradiol Sipionat yang diberikan secara injeksi
intra muscular setiap sebulan sekali dan 50mg Noretindron Enantat dan 5mg
Estradiol Valerat yang juga diberikan secara injeksi intra muscular setiap sebulan
sekali. 2) Kontrasepsi Suntik Progestin,tersedia 2 jenis kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin, yaitu 1)DepoMedroksiprogesteron Asetat (Depoprovera),
mengandung 150mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu dengan
cara disuntik intra muscular. 2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat) yang
mengandung 200mg Noretisteron Enantat, diberikan setiap 2 bulan atau 8 minggu
dengan cara disuntik intramuscular.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1992, KB merupakan upaya  peningkatan
kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang  bahagia sejahtera.
Keluarga Berencana ( family planning/planned parenthood ) merupakan suatu usaha
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi.[ CITATION Ari13 \l 1033 ]
KB adalah program yang  bertujuan membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan
dengan umur suami dan istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Secara
umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur
banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah
serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang
matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
B. Jenis Kontrasepsi

1. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita,
berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pil
kombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung estrogen.
Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan,
kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat
menghambat ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.
Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama 2,7 5
di Indonesia.
a. Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.
Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon

estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa


hormon.

Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone


estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
b. Efektivitas
pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah kehamilan.
Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih mencapai
93 %.
c. Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan jika
pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia,
mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap kanker
endometrium dan ovarium.
d. Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,
cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,
peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang merokok pada
usia 35 tahun.
e. Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki anak,
Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus haid tidak
teratur, riwayat kehamilan ektopik.
f. Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi, depresi berat
dan obesitas.
g. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi luitenezing
hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya
puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak
aktif, dan pemasakan folikel terhenti. Lendir sevik juga mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga penetrasi sperma
menurun.
h. Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat badan,
perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.
i. Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat
juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah
diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.
2. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon progesterone
dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntik yang sebulan sekali
( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo propera ), akan tetapi ibu lebih suka
menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat menyebabkan
perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.
a. Suntik kombinasi 1 bulan:
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemebriannya tiap
bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai usaha pencegahan
kehamilan berupa hormon progresteron dan hormon estrogen pada wanita usia
subur.
Jenis suntikan 1 bulan:
Suntik kombinasi adalah 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM (intramuskuler) sebulan sekali
(cyclofem) dan 50mg Noretidron Enatat dan 5 mg Estradiol Valerat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.
Cara kerja KB suntik 1bulan
 Menekan ovulasi
 Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga sulit ditembus
spermatozoa
 Membuat endrometrium menjadi kurang baik untuk implantasi
 Menghambat trasnport ovum dalam tuba falopii
Efektifitas suntik 1 bulan
KB suntik 1 bulan sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
setahun pertama penggunaan.
Keuntungan
 Risiko terhadap kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
 Jangka panjang
 Efek samping sangat kecil
 Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Pemberian aman, efektif, dan realtif mudah
Kerugian KB 1 bulan
 Terjadi perubahan pola haid
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
 Dapat terjadi perubahan berat badan
 Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan, karean pasin harus
kembali setiap 30 hari untuk kunjungan ulang
Cara penggunaan suntikan 1 bulan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan, disuntik secara IM. Suntikan
ulang dapat diberikan 2 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
pendarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
 Hipertensi
 Kencing manis
 Migrain
 Menggunakan obat tuberkolosis atau obat epilepsy
 Mempunyai penyakit anemia bulan sabit.
b. Kontrasepsi Tribulan atau Progestin
Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan secara IM setiap
tiga bulan. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu
metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas tinggi atau tingkat
kelangsungan pemakaian relatif tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah
bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.
Jenis kontrasepsi tribulan
 DMPA (Depot mendoxy progresterone acetate) atau Depo Provera yang
diberikan tiga bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntik secara IM.
 Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore-tindron
Enantat.
Efektifitas
Efektifitas keluarga berencana suntik tribulan sangat tinggi, angka kegagaln
kurang dari 1%. World Health Organization (WHO) telah melakukan
penelitian pada DMPA dengan dosis standart dengan 0,7%, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.
Keuntungan
Efektifitas tinggi
 Sederhana pemakainnya
 Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun)
 Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
 Menurunkan krisis anemia bulan sabit
 Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik
Kerkurangan
 Terdapat gangguan haid seperti amenore yaitu tidak datang haid pada
setiap bulan
 Timbulnya jerawat dibadan atau di wajah disertai infeksi atau tidak bila
digunakan dalam jangka panjang
 Sakit kepala
 Berat badan bertambah 2,3 kg pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kg
selama 6 tahun
3. Kontrasepsi Susuk/Implant
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka
panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan darah.
Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen.
a. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah serviks
menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan. Dengan
konsep kerjanya adalah progesteron dapat mengahalangi pengeluaran LH
sehingga tidak terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi.
b. Jenis-jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di isi dengan 36
mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu
batabg putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang
di isi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena dan
indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan
lama kerjanya 3 tahun.
c. Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control medis
ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu tingggi, biaya
ringan.
d. Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak, meningkatnya
jumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan acne, dan
membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan membukanya.
e. Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang ingin
kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran.
f. Kontraindikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi.
g. Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada tempat
pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat badan,
jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.
h. Waktu pemasangan

Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap saat
selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan
melakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari
saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi
dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk pemasangan implant adalah
sewaktu haid berlangsung atau masa pra ovulasi dari siklus haid, sehingga
adanya kehamilan dapat disingkirkan.
i. Cara pemasangan

Cara pemasangan implant adalah :


1. Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien membersihkan
lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang digunakan.
2. Gunakan cara pencegahan infeksi
3. Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan siku di
daerah media lengan
4. Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil, hanya
sekedar menembus kulit.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
6. Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu implant
masuk kedalam bawah kulit.
7. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
8. Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi dengan
bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.
j. Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
1. Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
2. Suntikkan lidocain 5cc.
3. Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.
4. Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
5. Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
6. Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan atau lebar agar
tidak terjadi perdarahan.
4. Kontasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim.
IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung
tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak boleh
menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan merupakan kontrasepsi
jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD dapat menyebabkan perdarahan
yang lama dan kehamilan ektopik. Angka kegagalan pada tahun petama 2,2%.
a. Jenis-jenis IUD
Lippes lopp yang terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah
alat yang berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan
tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang
berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada
batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak
pada kawat tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah. Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat
pada lengan vertical.
b. Keuntungan
Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera aktif setelah
pemasangan. Metode jangka panjang, tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak
mengurangi laktasi. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di
pasang segera setelah melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami
istri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan.
c. Efek samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh
benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping
IUD antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat haid terasa sakit, perdarahan
spoting, terjadinya pedarahan yang banyak, kehamilan insitu.
d. Indikasi
Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita
yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
e. Mekanisme kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma.
f. Kerugian
Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat
pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari
rongga rahim ).
g. Kontra indikasi
Wanita yang sedang hamil, wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia,
perdarahan vagina yang tidak diketahui, wanita yang tidak dapat menggunakan
kontrasepsi IUD, wanita yang menderita PMS, wanita yang pernah menderita
infeksi rahim, wanita yang pernah mengalami pedarahan yang hebat.
h. Waktu pemasangan
Bersamaan dengan menstruasi, segera setelah menstruasi, pada masa akhir masa
nifas, bersamaan dengan seksio secaria, hari kedua dan ketiga pasca persalinan,
segera setelah post abortus.
i. Waktu pencabutan
Ingin hamil lagi, terjadi infeksi, terjadi perdarahan, terjadi kehamilan insitu.

j. Jadwal pemeriksaan ulang

- Dua minggu setelah pemasangan


- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
k. Komplikasi
• Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga
perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau
perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah
memakai IUD
• Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan
dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan aliran
darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.
5. Komplikasi kontap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi
yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada
pria 0,1% - 0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita
kurang dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan.
Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman dan
mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang
dilakukan pada wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
a. Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent. metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
melibatkan waktu yang cukup lama.
 Efektifitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100 wanita
pertahun dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus.
 Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segera
efektif setelah pemasangan.
 Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak mudah kembali kesuburan.
 Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita
yang tidak menginginkan anak lagi.
 Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan resiko
saat operasi.
 Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada resiko
tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
b. Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk banyak
pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan saluran
yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis.
 Efektifitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan
langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1
dalm 3000.
 Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen, menghilangkan
kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan, prosedur
aman dan sederhana.
 Kontraindikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah urologi,
tiadak didukung oleh pasangan.
 Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma
6. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi keluarga berencana yang terbuat dari karet dan
pemakaiannyadilakukan dengan cara disarungkan padakelamin laki-laki ketika
akan bersenggama.
Cara kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat
dicegah.Yaitumencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita.
Manfaat, keterbatasan maupun efeksamping yang ditimbulkan kondom wanita,
hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkatefektifitas kondom wanita akan
tinggi, apabila cara menggunakannya benar. Angka kegagalankontrasepsi
kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Kerugian
a.Kenikmatan terganggu
b. Alergi
c.Sulit dipasarkan pada yang berpendidikan
Keuntungan
a.Murah
b. Mudah didapat
c.Tidak memerlukan pengawasan medis
d. Berfungsi ganda
Efek samping
Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom karet.
Cara pemasangan
Tahap 1 : Kondom dipasang saat penis ereksi, dansebelum melakukan
hubungan badan.
Tahap 2 : Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke
arah tengah.Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tahap 3 : Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari
udara masuk kedalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Tahap 4 : Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis,
sambil menekan ujungkondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama
coitus, jika kondom menggulung, tarikkembali gulungan ke pangkal penis.
Tahap 5 : Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari
kontak penis dankondom dari pasangan Anda.
Tahap 6 : Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.

C. Manfaat KB
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi
akibat kehamilan yang dialami wanita.
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah
melalui program KB. Keluarga Berencana dapat mencegah munculnya bahaya-
bahaya akibat:
a. Kehamilan terlalu dini
Wanita yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat
terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena tubuhnya belum sepenuhnya
tumbuh cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagi pula, bayinya pun
dihadang oleh risikokematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
b. Kehamilan terlalu lambat
Wanita yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan
terancam banyak bahaya. Khususnya bila ibu mempunyai problem kesehatan lain,
atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
c. Kehamilan yang terlalu dekat
Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh wanita.
Jika ibu belum pulih dari satu persalinan kemudian sudah hamil lagi, tubuhnya
tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya
kematian menghadang.
d. Terlalu sering hamil dan melahirkan
Wanita yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat
pendarahan hebat dan macam-macam kelainan bila ibu terus saja hamil dan
bersalin lagi.
D. Konseling KB
a. Pengertian
Konseling KB adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan
dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayana KB dan KR.
Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Di
samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga
akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi
antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan
yang sudah ada. Sikap Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Konseling KB :

1. Memperlakukan klien dengan baik


Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan
menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara
terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas
meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien dengan
orang lain.
2. Interaksi antara petugas dan klien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien
karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda.
Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien
adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu,
petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya.
3. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar
mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai
contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan banyak
informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi perempuan dengan
usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai
metode operasi (tubektomi dan vasektomi). Sedangkan bagi pasangan muda
yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah informasi mengenai
infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan hendaknya
menggunakan alat bantu visual (ABPK).
4. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan
pilihan (informed choice). Namun tidak semua klien menangkap semua
informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang
diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi
yang penting. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan
waktu kepada klien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat.
5. Membahas metode yang diingini klien
Petugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus
tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau
menangguhkan penggunaan kontrasepsi. Di dalam melakukan konseling
petugas mengkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi,
termasuk keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya.
Konseling mengenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan
berbagai jenis kontrasepsi dalam program KB. Petugas mendorong klien untuk
berpikir melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis
kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat
suatu pilihan (informed choice). Jika tidak ada halangan dalam bidang
kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai pilihannya.
6. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya.
b. Langkah-langkah konseling KB
1. Pendahuluan
Membina hubungan baik dengan ibu dengan cara: menciptakan kontak,
pengumpulan data klien untuk mencari tahu penyebabnya
2. Bagian inti atau pokok
Mencari jalan keluar dan menentukan jalan keluar yang harus dipilih.
3. Bagian akhir
Penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan merupakan tahap penutupan
untuk pertemuan berikutnya. [ CITATION Ins03 \l 1033 ]
Menurut [ CITATION Sar11 \l 1033 ] dalam memberikan konseling, khususnya  bagi
calon KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal
dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak  perlu
dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan klien.

Kata kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut:

1. SA: Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan


Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa
percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta
jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
2. T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengenai pengalaman KB dan KR, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan
kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh
klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan
kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.
Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan
keinginan klien, kita dapat membantunya.
3. U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi
yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa kontrasepsi. Bantulah klien pada
jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan  pula jenis-jenis kontrasepsi
lain yang ada. Juga jelaskan 28 alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh
klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode ganda.
4. TU: BanTU lah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa
yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
5. J: Jelaskan secara lengkap kepada klien bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsi, apabila diperlukan  perlihatkan
alat kontrasepsinya.
6. U: Perlunya kunjungan Ulang. Diskusikan dan buat kontrak dengan klien untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi apabila dibutuhkan.
Daftar Pustaka

Bibliography
Indrawati. (2003). komunikasi kebidanan. jakarta: EGC.

Mega, r. (2013). KB keluarga berencana . yogyakarta: nuha medika.

Mulyani, N. S. (2013). keluarga berencana dan alat kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, S. (2011). ilmu kandungan. jakarta: PT Bina Pustaka.

Sulistyawati, A. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai