Enjah Rahmat
Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta
Teregristasi I tanggal: 5 Mei 2006; Diterima setelah perbaikan tanggal: 11 Desember 2006; Disetujui terbit tanggal: 5 Maret 2007
pelampung 4 buah
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
10
150 m
0
m
70 m
5,5 m
1m
Jangkar
4 kg pemberat ½ kg ½ kg 1 kg
Gambar 1. Konstruksi alat tangkap pancing rawai dasar nelayan Kabupaten Barru.
65
65
BTL Vol.5 No.2 Desember 2007: 65-68
Jumlah mata pancing 430 buah dengan jarak antar 7. Agar pancing tidak terbawa arus, kemudian tali
mata pancing sejauh 5,5 m. Tali utama berupa tali tersebut diikatkan ke perahu. Pancing disetting
nylon monofilamen No.1.500 dan tali cabang adalah pada sore hari, dengan alasan bahwa ikan karang
tali nylon monofilamen No.500. Mata pancing yang mencari makan pada sore hari sampai dengan
digunakan jenis mata pancing berkait balik pada menjelang pagi.
umumnya No.6 atau 8. 8. Penurunan (setting) pancing ini memakan waktu
1 jam.
Pancing rawai dasar menggunakan 2 buah 9. Setengah jam setelah setting kemudian pancing
pemberat yang terbuat dari bahan batu dengan bobot akan ditarik kembali. Penarikkan menghabiskan
½ kg dan 1 buah pemberat 1 kg serta 1 buah jangkar waktu selama 2 j am. Panci ng rawai ini
4 kg. Pelampung yang digunakan 4 buah dipasang dioperasikan 3 kali dalam 1 malam.
pada ujung tali utama, bagian tengah tali utama, dan 10.Ikan hasil tangkapan kemudian disimpan dalam
dipangkal tali utama. keranjang ikan.
Tujuan pemasangan pemberat dan pelampung ini d. Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
adalah untuk menjaga agar pancing rawai dapat
terentang dengan sempurna sehingga dapat Daerah penangkapan pada umumnya di sekitar
menghasilkan dengan baik. Pelampung juga berfungsi perairan Kabupaten Barru sampai dengan sejauh 80
sebagai tanda pengoperasian alat tangkap ini dan Km ke arah barat. Waktu tempuh yang dibutuhkan
untuk memudahkan dalam memonitor posisi dari alat untuk mencapai daerah penangkapan tersebut sekitar
tangkap tersebut. 2 sampai dengan 4 jam. Daerah penangkapan yang
terjauh ke sekitar perairan Pulau Jangan-jangan.
c. Cara Pengoperasian Daerah penangkapan di sekitar perairan berkarang
atau berlumpur dengan kedalaman antara 30 sampai
dengan 80 m. Pada tipe dasar perairan berlumpur,
Teknik pengoperasian alat tangkap pancing rawai
ikan yang dominan tertangkap adalah jenis-jenis ikan
dasar sebagai berikut:
kakap (Lutjanidae) dan pada tipe perairan berkarang
1. Mata pancing diberi umpan terlebih dahulu,
didominasi oleh jenis-jenis ikan kerapu (Serranidae).
kegiatan ini dilakukan dalam perjalanan menuju
daerah penangkapan. Jenis-jenis ikan umpan
Pada Tabel 1 dapat dilihat beberapa daerah
segar yang digunakan adalah japuh, cumi, layang,
penangkapan nelayan rawai dasar di Kabupaten Barru
dan lain-lain.
berdasarkan pada posisi geografis.
2. Penentuan lokasi (daerah penangkapan) dengan
cara mengukur kedalaman dan memeriksa jenis
Operasi penangkapan 1 hari (one day fishing).
atau tipe dasar perairan. Alat bantu yang digunakan
Nelayan pancing Kabupaten Barru memulai aktivitas
untuk penentuan lokasi ini adalah tali yang telah
mulai pukul 15.00 WITA, berangkat dari dermaga
ditandai untuk setiap 5 m dengan suatu ikatan
tambat Sum pang Binangae (04°24’27.1"LS,
pada tali tersebut. Pada bagian ujung tali diberi
119°36’06.7"BT).
pemberat (batu). Kemudian pemberat dan tali
tersebut dijatuhkan sampai dengan mencapai
e. Hasil Tangkapan
dasar perairan sehingga kedalaman dapat diketahui
dan dari pantulan pemberat di dasar perairan para
Hasil tangkapan pancing rawai dasar didominasi
nelayan dapat mengetahui tipe dasar perairan,
oleh jenis-jenis ikan kakap dan kerapu yang juga
berlumpur, atau berkarang.
merupakan jenis ikan target penangkapan dari alat
3. Pemberat dan pelampung pertama yang terhubung
tangkap pancing rawai dasar. Sebagai contoh berikut
dengan ujung tali utama diturunkan terlebih dahulu.
ini adalah hasil tangkapan nelayan pancing rawai dasar
4. Pancing rawai yang telah diberi umpan kemudian
selama bulan April 2005, jenis-jenis ikan yang dominan
diturunkan.
tertangkap adalah jenis ikan kakap atau bambangan
5. Pelampun pada tali utama bagian tengah
(Lutjanus malabaricus, L. johnii, L. Bohar, dan L.
diturunkan.
melanostigma), kerapu (C. boenak, E. fuscoguttatus,
6. Setelah pancing rawai diturunkan semua
C. altivelis) dan ikan lencam. Sedangkan jenis-jenis
kemudian pemberat ke-2 yang terhubung dengan
ikan lain yang tertangkap adalah jenis ikan tenggiri,
pangkal tali utama dan pelampung diturunkan dan
alu-alu, kurisi, bobara, pari, dan lain-lain seperti yang
disesuaikan dengan kedalaman.
disajikan pada Gambar 2.
66
66
Penangkapan Ikan Demersal ..... di Perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Rahmat, E.)
Gambar 2. Produksi (kg) ikan hasil tangkapan nelayan pancing rawai dasar selama bulan April 2005 di
Desa Sumpang Binangae Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
67
67
BTL Vol.5 No.2 Desember 2007: 65-68
1. Pancing rawai dasar adalah alat tangkap untuk Subani, W. & H. R. Barus. 1989. Alat penangkapan
menangkap ikan yang hidup di dasar perairan. ikan dan udang laut di Indonesia (fishing gears for
marine fish and shrimp in Indonesia). Jurnal
2. Hasil tangkapan utama alat tangkap pancing rawai
Penelitian Perikanan Laut (Edisi Khusus). No.50
dasar di Kabupaten Barru, Sulawesi adalah jenis-
tahun 1988/1989. 248 hal.
jenis ikan kakap (Lutjanidae) dan jenis ikan kerapu
(Serranidae).
Widodo, J. & E. Rahmat. Interim report. Sumber daya
3. Tipe dasar perairan berlumpur merupakan daerah perikanan laut di Samarinda dan Tarakan,
penangkapan yang hasil tangkapan didominasi Kalimantan Timur. 17-23 Juni 2003. Pusat Riset
oleh jenis-jenis ikan kakap, sedangkan tipe dasar Perikanan Tangkap. (Unpublish).
perairan berkarang didominasi oleh jenis-jenis ikan
kerapu.
68
68