Gender mengidentifikasi hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki, yang tidak ditetapkan
oleh perbedaan biologis, tetapi lebih dipertajam oleh pembedaan pembelajaran dan nilai-nilai
budaya. Pembedaan biologis menetapkan apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dilakukan
oleh perempuan menurut kesepakatan masyarakat. Gender yang didasarkan pada pembedaan
nilai-nilai menentukan peran perempuan dalam semua aspek kehidupan dan kesetaraan
perempuan.
Women’s Studies Encyclopedia menyatakan bahwa :
Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat
perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari nilai dan
perilaku.
Peran gender adalah sekumpulan pola-pola tingkah laku atau sikap-sikap yang dituntut oleh
lingkungan dan budaya tempat individu itu berada untuk ditampilkan secara berbeda oleh laki-
laki dan perempuan sesuai jenis kelaminnya.
• Keluarga tradisional menganggap kedudukan laki-laki lebih dominan daripada perempuan dan
mengharapkan perempuan untuk berperan sebagai isteri dan ibu di rumah.
• Konsep androgini juga memiliki cara pandang yang lebih egaliter karena individu tersebut
memiliki sifat yang cenderung lebih fleksibel dan lebih kaya dalam tingkah laku.
Teori Psikoanalisa perkembangan peran
gender pada anak terjadi karena adanya proses
identifikasi anak pada orang tua yang berjenis
kelamin sama.
• Orang tua
• Guru
• Teman sebaya
• Media massa
• Pendidikan
• Perkawinan
• Tempat kerja
Gender Sex (Jenis Kelamin)
Merupakan perbedaan peran, hak dan kewajiban, Merupakan perbedaan biologis antara laki – laki
kuasa dan kesempatan antara laki – laki dan dan perempuan.
perempuan dalam kehidupan masyarakat.
Gender tidak sama di seluruh dunia, tergantung Perbedaan sex sama di seluruh dunia bahwa
dari budaya dan perkembangan masyarakat di perempuan bisa hamil sementara laki – laki tidak,
satu wilayah, sifatnya lokal. sifatnya universal.
Gender berubah dari waktu ke waktu. Setiap Prbedaan sex tidak berubah dari waktu ke waktu.
peristiwa dapat merubah hubungan antara laki – Dari dulu hingga sekarang dan masa datang, laki
laki dan perempuan dalam masyarakat. – laki tidak mengalami menstruasi dan tidak
dapat hamil.
Kesetaraan Gender
Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan (politik, hukum,
ekonomi, sosial budaya, pendidikan, dan lainnya).
Keadilan Gender
perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki, sehingga tidak ada
marginalisasi, subordinasi, pembakuan peran, beban ganda, dan
kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.
• Marginalisasi proses peminggiran
• Subordinasi menilai peran jenis kelamin lain lebih rendah
• Pelabelan/Citra Baku/Stereotype pelabelan/citra baku yang
bersifat negatif
• Beban Ganda/Double Burden beban ganda pada salah satu jenis
kelamin
• Tindak Kekerasan/Violence tindak kekerasan, baik fisik maupun
nonfisik
Tingginya AKI di Indonesia karena lemahnya posisi tawar perempuan perempuan
dalam kesehatan kesehatan reproduksi.
• Hak mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi
• Hak menentukan kapan dan jarak antar kehamilan/kelahiran,
menentukan jumlah anak,
• Hak pelayanan keluarga berencana
Pelayanan Keluarga Berencana
Perempuan dikorbankan untuk pencapaian target kependudukan dan penelitian
penelitian di puskesmas-puskesmas.
6. Perempuan masih dianggap the second class yang sering disebut sebagai
“warga kelas dua” yang keberadaannya tidak begitu diperhitungkan
Suku Banjar menganut sistem patrilineal, dimana pria mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dari pada wanita baik dalam
kehidupan rumah tangga maupun dalam kehidupan masyarakat.
Ajaran agama Islam sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat
banjar. Salah satu ajaran islam yang banyak dianut oleh
masyarakat banjar adalah, keutamaan memilih pemimpin laki-laki
dibanding perempuan.
Keluarga suku dayak mengenal sistem parental/bilateral
Tempat tinggal pasangan setelah perkawinan pada umumnya
adalah matrilokal (suami mengikuti istri)
Peran perempuan Dayak lebih mendominasi pekerjaan domestik,
sedangkan laki-laki mendominasi pekerjaan publik.
Kehadiran seorang laki-laki baru dalam keluarga perempuan
memiliki nilai positif karena dapat menjadi tenaga kerja tambahan
dalam keluarga perempuan.
Identik dengan sistem kekerabatan patrilineal
Perbedaan status serta peran laki-laki dan perempuan pada masyarakat
Bali sudah diperlihatkan sejak masih kecil atau anak-anak.
Masyarakat memberi nilai yang lebih tinggi terhadap anak laki-laki
dibandingkan dengan anak perempuan.
Perempuan Bali menjadi kajian utama dalam permasalahan gender ini
karena adat dan tradisi Bali sangat membelenggu kaum perempuan,
bahkan anak perempuan Bali boleh disebutkan sebagai “kelas dua”
setelah lelaki.
Masyarakat mengenal dua bentuk budaya yaitu patriarkhi atau
patrilineal dan matriarkhi atau matrilineal. Pada budaya patriarkhi
misalnya budaya Batak, lebih mengunggulkan laki-laki dari pada
perempuan. Selain itu, Perempuan dianggap lebih rendah daripada
laki-laki, dan perempuan bukan merupaka individu yang bebas dan
otonom, namun sebagai sub-ordinat atau perpanjangan tangan laki-
laki.
Sistem patriarki yang ada di masyarakat Batak tidak membuat peran
perempuan di Suku Batak tidak penting
Untuk mengkaji ulang usaha-usaha perlindungan konstitusi dan hukum bagi wanita,
menyarankan langkah-langkah penanggulangan legislatif, memfasilitasi pemberian
ganti rugi atas pengaduan; dan memberikan nasihat kepada Pemerintah tentang semua
masalah kebijakan yang mempengaruhi wanita
Kegiatan Komisi ini meliputi:
• Penilaian negara keadilan gender
• Penilaian pernikahan anak-anak
• Program kesadaran hukum
• Pengkajian ulang undang-undang
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Indonesia
(Komnas Perempuan)