Di susun Oleh
MIRIAM BAERSADY
2007.14901.309
Di Susun Oleh
MIRIAM BAERSADY
2007.14901.309
Disetujui Oleh
B. Etiologi
Prolaps uteri sering disebabkan kehamilan dan kelahiran. Semakin sering
Anda hamil, semakin rentan Anda. Janin besar, persalinan yang lama, dan
menggunakan kekuatan berlebihan saat melahirkan akan meningkatkan risiko.
1. Dasar panggul yang lemah, karena kerusakan dasar panggul pada
persalinan yangterlampau sering dengan penyulit seperti ruptura
perineum atau karena usia lanjut.
2. Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap
3. Ekspresi yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta
4. Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan
(obslipasi ataustriktura pada traktus urinarius).
5. Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan congenital berupa
kelemahan jaringan penyokong uterus yang sering pada nullipara.
6. Lanjut usia dan menopauseg
7. Riwayat persalinan tinggI
D. Patofisiologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat, dari yang paling ringan
sampai prolapsus uteri totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya
persalinan pervagina yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan
ligament yang tergolong dalam fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-fasia
dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intra abdominal yang meningkat
dan kronik akan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus otot-
otot mengurang seperti pada penderita dalam menopause.
Serviks uteri terletak diluar vagina, akan tergeser oleh pakaian wanita dan
lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia di
bagian depan dinding vagina kendor biasanya trauma obstetric, ia akan
terdorong oleh kandung kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding
depan vagina kebelakang yang dinamakan sistokel. Sistokel yang pada
mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya
yang kurang lancar, atau yang diselesaikan dalam penurunan dan
menyebabkan urethrokel. Urethrokel harus dibedakan dari divertikulum urethra.
Pada divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal hanya
dibelakang urethra ada lubang yang membuat kantong antara urethra dan
vagina.kekendoran fasia dibagian belakang dinding vagina oleh trauma
obstetric atau sebab-sebab lain dapat menyebabkan turunnya rectum kedepan
dan menyebabkan dinding belakang vagina menonjol kelumen vagina yang
dinamakan retrokel. Enterokel adalah hernia dari kavum Douglasi. Dinding
vagina bagian belakang turun dan menonjol ke depan. Kantong hernia ini dapat
berisi usus atau omentum Winkjosastro,Hani(2015)
Patofisiologi Prolapsus Uteri
PROLAPSUS UTERI
Dinding anterior vagina Dinding superior posterior vagina Facia dinding posterior
menurun menurun vagina menurun
Enterokel Rektok
Penonjolan dinding el
anterior vagina keposterior Gangguan pola
Inkarserata Obstipas eliminasi BAB
usus halus i
sistokel
Hemoroid
Nyeri Akut
- BAK sedikit dan sering
- Stress inkontinen PROLAPSUS UTERI
- Perasaan kandung kemih Gangguan eliminasi urine
tidak kosong
Gangguan keseimbangan
cairan
Nyeri Akut
Kerusakan integritas kulit Ansietas Resiko infeksi
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Penderita pada posisi jongkok diminta untuk mengejan dan ditemukan
dengan pemeriksaan jari, apakah portio pada normal atau portio
sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri sudah keluar dari
vagina.
2. Penderita berbaring pada posisi litotomi, ditentukan pula panjangnya
serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari biasanya
dinamakan Elongasio kolli.
3. Pada sistokel dijumpai di dinding vagina depan benjolan kistik lembek
dan tidak nyeri tekan. Benjolan ini bertambah besar jika penderita
mengejan. Jika dimasukkan kedalam kandung kencing kateter logam,
kateter itu diarahkan kedalam sitokel, dapat diraba kateter tersebut
dekat sekali pada dinding vagina. Uretrokel letaknya lebih kebawah
dari sistokel.
Menegakkan diagnosis retrokel dapat dilihat dari menonjolnya rectum
kelumen vagina 1/3 bagian bawah. Penonjolan ini berbentuk lonjong,
memanjang dari proksimal kedistal, kistik dan tidak nyeri.
Untuk memastikan diagnosis, jari dimasukkan kedalam rectum,
dan selanjutnya dapat diraba dinding retrokel yang menonjol kelumen
vagina. Enterokel menonjol kelumen vagina lebih keatas dari retrokel.
Pada pemeriksaan rectal, dinding rectum lurus, ada benjolan ke
vagina terdapat di atas rectum.
F. Penatalaksanaan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan: keadaan umum pasien, umur,
masih bersuami atau tidak, tingkat prolapsus, beratnya keluhan,
keinginan memiliki anak lagi dan ingin mempertahankan haid.
Penanganan dibagi atas :
1. Pencegahan
Faktor-faktor yang mempermudah prolapsus uteri dan dengan anjuran
:
a) Istirahat yang cukup, hindari kerja yang berat dan melelahkan gizi
cukup
b) Pimpin yang benar waktu persalinan, seperti : Tidak mengedan
sebelum waktunya, Kala II jangan terlalu lama, Kandung kemih
kosongkan, episiotomi agar dijahit dengan baik, Episiotomi jika
ada indikasi, Bantu kala II dengan FE atau VE
2. Pengobatan
a) Pengobatan Tanpa Operasi
Caranya : Latihan otot dasar panggul, Stimulasi otot dasar
panggul dengan alat listrik, Pemasangan pesarium, Hanya bersifat
paliatif, Pesarium dari cincin plastik.
Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas
vagina sehingga uterus tak dapat turun melewati vagina bagian
bawah. Biasanya dipakai pada keadaan: Prolapsus uteri dengan
kehamilan, Prolapsus uteri dalam masa nifas, Prolapsus uteri
dengan dekubitus/ulkus, Prolapsus uteri yang tak mungkin
dioperasi: keadaan umum yang jelek
b) Pengobatan dengan Operasi
Prolapsus uteri biasanya disertai dengan prolapsus vagina. Maka,
jika dilakukan pembedahan untuk prolapsus uteri, prolapsus
vagina perlu ditangani juga. ada kemungkinan terjadi prolapsus
vagina yang membutuhkan pembedahan,padahal tidak ada
prolapsus uteri,atau prolapsus uteri yang tidak ada belum perlu
dioperasi.Indikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus vagina
adalah adanya keluhan.
Indikasi untuk melakukan operasi pada prolapsus uteri tergantung
dari
beberapa factor,seperi umur penderita,keinginanya untuk
mendapat anak
atau untuk mempertahankan uterus,tingkat prolapsus dan adanya
keluhan
Beberapa pembedahan yang dilakukan antara lain :
1) Operasi Manchester/Manchester-Fothergill
2) Histeraktomi vaginal
3) Kolpoklelsis (operasi Neugebauer-La fort)
4) Operasi-operasi lainnya :Ventrofiksasi/hlsteropeksi, Interposisi
G. Konsep Askep
1. Pengkajian
a) Data subjektif
1) Biodata
Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua dan wanita yang bekerja berat.
2) Keluhan utama
Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat
individual. Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps
uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,
sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai
banyak keluhan. Keluhan-keluhan yang hampir sering
dijumpai.
Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau
menonjol
Rasa sakit di pinggul dan pinggang, biasanya jika
penderita berbaring, keluhan menghilang dan menjadi
kurang
3) Riwayat kebidanan
Haid
Awal menstruasi (menarche) pada usia 11 tahun atau
lebih muda. Siklus haid tidak teratur, nyeri haid luar biasa,
nyeri panggul setelah haid atau senggama (Wiknjosastro,
2010:346).
Riwayat kehamilan
Faktor resiko yang menyebabkan prolaps uteri jumlah
kelahiran spontan yang banyak, berat badan berlebih,
riwayat operasi pada area tersebut, batuk dalam jangka
waktu lama saat hamil.
Riwayat persalinan
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering,
partus dengan penyulit merupakan penyebab prolapsus
genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada.
Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan
belum lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai pada
nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan
berupa kelemahan jaringan penunjang uterus
(Wiknjosastro, 2007).
Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan
menopouse. Persalinan yang lama dan sulit, meneran
sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina
bawah pad kala II, penatalaksanaan pengeluaran
plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik.
Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang
sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan
melemah (Wiknjosastro, 2007).
S O A P I
Data Subjektif : Data Objektif : Nyeri akut b.d agen SKLI: L08066 SIKI: Manajemen nyeri
Pasien mengatakan nyeri Hasil pemeriksaan Keadaan pencedera fisik Setelah dilakuakn tindakan keperawatan 1 Observasi :
umum baik Kesadaran SDKI (0079)
pada perut sebelah x 24 jam diharapakn nyeri pasien dapat Identifikasi skala nyeri
compos mentis, Ibu gelisah
kanan bagian bawah 2 meringis, berkurang Identifikasi respon nyeri non verbal
minggu yang lalu.
TD : 202/109 mmHg,
Kriterian hasil; Idetifikasi pengetahuan dan keyakinan
Indikator 1 2 3 4 5 tentang nyeri
N : 95x/menit,
1. keluhan nyeri identifikasi faktor yang yang
RR : 20/menit, 2. Meringis memperberat dan memperingan nyeri
S : 36,5°C 3. Gelisah
Terapeutik :
S O A P I
pasien mengeluh TTV : Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan SIKI: Promosi dukungan keluarga
kemeng teraba TD :107/65mmHg pengetahuan b.d selama 1x 24 jam pengetahuan ibu bertambah Observasi :
o
benjolan di vagina S: 36, 3 C ketidaktaun Kriteria hasil: Tingkat Pengetahuan ( SLKI Identifikasi sumber daya fisik emosional dan pendidikan
sudah 1 bulan N: 81X/M menemukan :12111) keluarga
RR: 20X//M sumber informasi Indikator 1 2 3 4 5 Mengidentikikasi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
Pemeriksaan vagina (SDKI : D.0111)
1.Kemampuan Identifikasi persepsi tentang situasi,pemicu kejadian
Pemeriksaan area menjelaskan perasaan dan perilaku pasien
servik normal pengetahuan Terapeutik :
tentang suatu
topic Diskusikan jenis perawatan dirumah
2.Perilaku sesuai Disuksikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan
dengan
Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga
pengetahuan
3.Pertanyaan Edukasi :
tentang masalah Jelaskan keluarga tentang perawatan dan pengobatan
dihadapi
yang dijalani pasien
Indikator 1 2 3 4 5
1. Perilaku