Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(RPP)
Sekolah : SMP N 7 Purworejo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/1
Materi Pokok : Teks Cerita Fantasi
Alokasi Waktu : 12 x 40 menit (6 x Tatap Muka )
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang teori.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Setelah mengikuti pembelajaran tentang cerita fantasi, siswa diharapkan dapat:
1. Menemukan ciri-ciri teks cerita fantasi
2. Menentukan jenis cerita fantasi
Pertemuan Kedua
Setelah mengikuti pembelajaran tentang cerita fantasi, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan unsur-unsur pembangun teks cerita fantasi
2. Menjelaskan penokohan, latar, alur, dan tema dalam cerita fantasi yang dibaca
serta menunjukkan buktinya
Pertemuan Ketiga
Setelah mengikuti pembelajaran tentang cerita fantasi, siswa diharapkan dapat:
1. Menjawab pertanyaan tentang isi cerita fantasi yang dibaca.
2. Menyimpulkan tokoh dan latar pada cerita fantasi yang dibaca.
Pertemuan Keempat
Setelah mengikuti pembelajaran tentang cerita fantasi, siswa diharapkan dapat:
1. Menyimpulkan urutan cerita(alur) cerita fantasi yang dibaca.
2. Menceritakan kembali secara tertulis cerita fantasi yang dibaca.
Pertemuan Kelima
Setelah mengikuti pembelajaran tentang cerita fantasi, siswa diharapkan dapat:
1. Menentukan teknik bercerita di depan umum.
2. Menceritakan kembali secara lisan cerita fantasi yang dibaca.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian dan contoh-contoh teks cerita fantasi unsur-unsur teks cerita
fantasi
2. Struktur teks cerita fantasi
3. Teknik bercerita
4. Penceritaan kembali isi teks cerita fantasi
E. METODE/MODEL PEMBELAJARAN
- Saintifik
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Pertemuan Ketiga
Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Waktu
Tahap
Pendahuluan - Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan 10’
berdoa.
- Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
- Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
- Guru memotivasi siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
- Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan dan penilaian
untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan Inti - Siswa menerima teks cerita fantasi 60’
- Siswa membaca teks cerita fantasi secara
individu.
- Dengan dipandu guru, menjawab pertanyaan
tentang isi cerita fantasi yang dibaca.
- Siswa berkelompok (satu kelompok 4-5 siswa)
- Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
tentang isi cerita fantasi yang dibaca.
- Siswa berdiskusi menyimpulkan tokoh dan latar
pada cerita fantasi yang dibaca.
- Siswa lain diberi kesempatan untuk
menyampaikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lain.
Penutup - Guru memberi penguatan terkait dengan materi 10’
yang telah dipelajari.
- Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
- Siswa mendapat tugas untuk mencari teks narasi
menjawab pertanyaan tentang isi cerita fantasi
dan menyimpulkan tokoh dan latar pada cerita
fantasi yang dibaca.
- Siswa merefleksi proses KBM yang
berlangsung.
- Guru beserta siswa mengakhiri kegiatan belajar
mengajar dengan mengucap syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa.
PERTEMUAN KEEMPAT
Langkah/ Kegiatan Pembelajaran Waktu
Tahap
Pendahuluan - Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan 10’
berdoa.
- Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
- Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
- Guru memotivasi siswa agar semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
- Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan dan penilaian
untuk mencapai kompetensi.
Kegiatan Inti - Siswa menerima teks cerita fantasi 60’
- Siswa membaca teks cerita fantasi secara
individu.
- Dengan dipandu guru, menjawab pertanyaan
tentang isi cerita fantasi yang dibaca.
- Siswa berkelompok (satu kelompok 4-5 siswa)
- Siswa menyimpulkan urutan cerita(alur) cerita
fantasi yang dibaca.
- Siswa menceritakan kembali secara tertulis
cerita fantasi yang dibaca.
- Siswa lain diberi kesempatan untuk
menyampaikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lain.
Penutup - Guru memberi penguatan terkait dengan materi 10’
yang telah dipelajari.
- Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah berlangsung.
- Siswa mendapat tugas untuk mencari teks narasi
menyimpulkan Siswa merefleksi proses KBM
yang berlangsung.
- Guru beserta siswa mengakhiri kegiatan belajar
mengajar dengan mengucap syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa.
Pertemuan Kelima
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan
dan/atau pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk
tugasmengerjakan soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas
buku-buku referensi dan mewawancarai narasumber.
Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat penting untuk
melatih kreativitas. Berfantasi secara aktif bisa mengasah kreativitas. Jadi dapat
disimpulkan bahwa cerita fantasi adalah cerita yang berisi khayalan atau imajinasi.
2. Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis, tidak dibatasi oleh
realitas atau kehidupan nyata. Ide juga berupa irisan dunia nyata dan dunia
khayali yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang bersifat sederhana tapi
mampu menitipkan pesan yang menarik.Tema cerita fantasi adalah majic,
supernatural atau futuristik. Contoh, pertempuran komodo dengan siluman
serigala untuk mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon
kenari yang melemparkan tokoh ke zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan
karena tumbukan meteor, kehidupan saling cuek dalam dunia teknologi canggih
pada 100 tahun mendatang.
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang
masih ada dalam kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada
kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan.
Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos
dimensi ruang dan waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada
beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan
sebagainya). Jalinan peristiwa pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai
latar yang melintasi ruang dan waktu.
5. Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bias
diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi.
Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi Agustono diilhami hasil observasi
penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar difantasikan dari
hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi
fantasi pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
6. Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol.
Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan
(bukan bahasa formal). Cerita fantasi ada yang berisi fantasi pada semua unsur
cerita (tokoh fantasi, latar fantasi, peristiwa juga fantasi tidak terjadi pada dunia
nyata. Selain itu, cerita fantasi bisa menggunakan nama-nama dalam kehidupan
nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa
pernah terjadi pada dunia nyata.
Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata ada dua
kategori fantasi total dan fantasi sebagian (irisan). Pertama, kategori cerita fantasi
total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori ini
semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya,
cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama
kota benar-benar rekaan pengarang.
Kedua, cerita fantasi irisan yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi
tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan
nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia
nyata.
Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu
latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Latar sezaman berarti latar yang
digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa
yang akan datang/ futuristik). Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan
dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa
kini dan 40 tahun mendatang/ Futuristik).
C. Teknik Bercerita.
Dalam menceritakan kembali teks cerita fantasi menggunakan teknik-teknik
sebagai berikut.
1. Menggunakan kata-kata yang komunikatif atau tidak kaku.
2. Mengucapkan kalimat-kalimat dalam cerita dengan lafal yang tepat dan jelas.
3. Menggunakan intonasi, nada, dan jeda yang tepat.
4. Penerapan gestur dan mimik yang tepat.
5. Menyampaikan cerita dengan runtut.
1. Penilaian Sikap
Petunjuk:
a. Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap
pertemuan.
b. Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik
yang positif maupun negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan perilaku
kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang
diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum
menonjol)
Bentuk
No Materi Indikator No.Soal
tes
1. Menceritaka Disajikan teks cerita fantasi, siswa Uraian
n kembali isi mampu 1
teks cerita 1. Menjelaskan pengertian cerita
fantasi secara fantasi 2
tulis dan 2. Mengidentifikasi sumber cerita
lisan fantasi yang dibaca 3
3. Menentukan keajaiban yang
dimunculkan dalam cerita fantasi 4
yang dibaca
4. Menentukan ciri-ciri teks cerita 5
fantasi
5. Menentukan jenis cerita fantasi
yang dibaca
d. Butir soal :
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas
kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan.
Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di dalam hati,
mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di
hati seluruh binatang.. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk
membela tanah air tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala
yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh
panglima memberi isyarat untuk tidak panik. Pasukan siluman serigala mulai
menginjak Pulau Tana Modo, susul menyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar
dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan
kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan.
Mereka tidak menyadari bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap
tenang menunggu aba-aba dari Nataga.“Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-
menyambung dengan seluruh panglima.
Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera mengepung para
serigala dengan lemparan bola api. Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya.
Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala karena lemparan bola api.
Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala langsung mengatur kembali
anak buahnya pada posisi siap menyerang.
Mereka tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola api yang
padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka,
mereka meniup bola api yang terbang menuju arah mereka. “Hai ....! Tak ada
gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot mata
merah penuh amarah. Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala
dalam jumlah dua kali lipat bahkan lebih dari pasukan binatang, mulai bergerak
maju, seolah hendak menelan binatang-binatang yang mengepung. Binatang-
binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan para serigala.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak
bola api yang padam, Nataga segera memberi aba-aba berhenti melempar dan
mundur kepada seluruh pasukan. Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh
binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya. Mendadak, ekor
Nataga mengeluarkan api besar.Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras,
membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus.
Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan
api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru.
Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang terbakar.
Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu. Selesai pertempuran
Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima. Levo,
Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum
Tentukan:
Pedoman penskoran
No
Deskriptor Skor
.
1. Dapat menjelaskan ciri-ciri cerita fantasi 5
2. Dapat menjelaskan jenis cerita fantasi 5