Ilmu ekonomi adalah merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam
menggunakan sumber daya yang langka dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk
kemudia menyalurkan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu
masyarakat.
Teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua kumpulan teori, yaitu : teori
ekonomi mikro dan makro. Teori ekonomi mikro adalah menganalisis perilaku masing-masing
komponen seperti industri, perusahaan dan rumah tangga. Teori ekonomi makro adalah
pembahasan yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi sebagai keseluruhan (agreget)
yaitu : seluruh dimensi daripada kehidupan ekonomi yang diteliti dalam makro ekonomi
bagaimana tingkat pertumbuhan outpun ditetapkan.
BAB II
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
SERTA FUNGSI KONSUMSI
g) Biaya-biaya output
Beberapa faktor biaya yang mempengaruhi
Penawaran agreget
Variabel Akibat pada penawaran agreget
Output potensial :
Input Kuantitas dari modal, tenaga kerja, dan tanah yang tersedia
menentukan input ke dalam proses produksi. Output potensial
mengasumsi kan bahwa pengangguran tenaga kerja darn sumber
daya lainnya terjadi pada tingkat terendah yang konsisten
terhadap hara yang stabil. Pertumbuhan input meningkatkan
output potensial dan penawaran agregat.
Upah Upah yang lebih rendah menyebabkan biaya produksi yang lebih
rendah (hal lain sama). Biaya yang lebih rendah untuk output
potensial tertentu mempunyai arti bahwa kuantitas yang
ditawarkan akan lebih tinggi pada setiap tingkat harga.
Biaya input lain Harga minyak yang lebih rendah atau pengurangan peraturan
peraturan akan menurun kan biaya produksi dan oleh sebab itu
akan meningkatkan penawaran agregat.
2. Permintaan Agregat dan Fungsi Konsumsi
Tabel 2.3
Contoh hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi
Pendapatan (Y) Konsumsi © Tabungan (S)
Rp. 7.000,- Rp.7.400,- (-) Rp. 400,-
Rp. 8.000,- Rp.8.200,- (-) Rp. 200,-
Rp.10.000,- Rp.10.000,- Rp. 0 ,-
Rp.15.000,- Rp.13.000,- Rp. 2.000,-
Rp.20.000,- Rp.17.000,- Rp. 3.000,-
Dalam setiap tingkat pendapatan yang terjadi akan selalu ada hasrat untuk mengkonsumsi
pendapatan yang terjadi, satu disebut average to propensity yo consumtion (APC) yaitu
besarnyakonsumsi yang terjadi dibandingkan dengan tingkat pendapatan.
¿
APC pada Y = 15.000,- = 13.000 ,− 15.000 ,−¿ ¿ ¿ = 0,78
¿
APC pada Y = 20.000,- = 17.000 ,− 20.000 ,−¿ ¿ ¿ = 0,85
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL
1. Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional (national income accounting menunjuk kepada seperangkat
aturan (rules) dan teknik (techniques) untuk mengukur aliran seluruh output barang dan jasa
yang dihasilkan dan aliran seluruh input (faktor-faktor produksi) yang digunakan oeh seluruh
perekonomian untuk menghasilkan output barang dan jasa tersebut. Dengan perkataan lain,
perhitungan pendapatan nasional adalah merupakan suatu kerangka perhitungan (accounting
framework) yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi atau berlangsung di
dalam perekonomian yang terjadi atau berlangsung di dalam perekonomian.
Perhitungan pendapatan dan produk nasional mulai dikembangkan dalam tahun 1930-an
(tepatnya tahun 1929 1932), dan hasil perhitungan pendapatan nasional yang pertama berhasil
diterbitkan pada tahun 1934, sejak tahun 1934 itulah untuk yang pertama kalinya tersedia data
hasil perhitungan pendapatan nasional.
Sektor luar negeri (foreign sector) direpresentasikan oleh kegiatan eskpor CX) dan impor
(M). Pengusaha luar negeri membeli barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan dalam negeri.
Sebaliknya, perusahaan dalam negeri juga membeli barang- barang dan jasa -jasa dari
perusahaan luar negeri, impor dalam hal ini menunjukkan uang keluar negeri untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan diluar negeri. Ekspor netto (Xn) adalah ekspor (X)
kurang impor (M).
c) Pendapatan nasional
Pendapatan nasional. (national income, NI) sering pula digunakan sebagai suatu ekspresi
umum yang sinonim dengan GNP atau NNP. Namun demikiarn didalam perhitungan pendapatan
nasional, istilah pendapatan nasional memiliki pengertian yang lebih khusus. Pendapatan
nasional adalah pendapatan agresif yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi. Dengan
perkataan lain, pendapatan nasional mengukur pendapatan agregat yang diterima oleh gaktor-
faktor produksi sebelum men pajak langsung (direct taxes) dan pembayaran transfer (transfer
payments).
pendapatan nasional adalah produk nasional netto dikurangi pajak tidak langsung dan
kewajiban bukan pajak, pembayaran transfer oleh sektor bisnis, ditambah subsidi pemerintah dan
dikurangi lagi dengan surplus yang diperoleh perusahaan atau badan usaha milik negara
(BUMN). Secara matematis, pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
NI = NNP – IBT
d) Pendapatan Perorangan
Pendapatan perorangan (personal income, PI) merupakan agregat Cyang berasal dari
berbagai sumber) yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga (household).
Unsur terbesar dari pendapatan perorangan adalah pembayaran transfer (transfer payment),
seperti pembayaran transfer pemerintah untuk pensiun kesejahteraan, dan survivors benefits.
Secara matematis, pendapatan perorangan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
Tr = Pembayaran transfer
e) Pendapatan Disposable
Pendapatan disposable adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi seseorang
atau rumah tangga untuk dibelanjakan atau digunakan, baik untuk konsumsi atau tabungan.
Pendapatan disposable ini merupakan konsep yang amat penting karena mengukur pendapatan
bersih setelah dikenakan pajak.
Secara sistematis, pendapatan disposable dapat dirumuskan sebagai berikut:
DI = PI – Ptax
Dimana : Ptax = pajak perorangan
5. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk nasional atau produk
domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir
final demand) atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian, diukur pada harga pasar yang
berlaku. Dengan perkataan lain, produk nasional atau produk domestik bruto adalah penjumlahan
nilai pasar dari permintaan sektor rumahtangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa-jasa (C),
pengeluaran sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I), pengeluaran pemerintah untuk
barang- barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk ekspor dan impor (X-
M). Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X-M)
Dimana :
Y = pendapatan nasional ( GNP atau GDP)
C = nilai pasar pengeluaran konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga
I = nilai pasar pengeluaran investasi barang-barang modal
G = nilai pasar pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa
X = nilai pasar pengeluaran atas barang dan jasa yang di ekspor
M = nilai pasar pengeluaran untuk barang dan jasa yang di impor
6. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan (income approach) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan
nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
menyumbang terhadap proses produksi. dalam hubungan ini pendapatan nasional adalah
merupakan penjumlahan dari unsur-unsur atau jenis-jenis pendapatan sebagai berikut:
- Kompensasi untuk pekerja
- Keuntungan perusahaan
- Pendapatan usaha perorangan
- Pendapatan sewa
- Bunga netto
7. Pendekatan produksi
Dengan pendekatan produksi (production approach) produk nasional atau produk domestik
bruto diperoleh dengan menjumlahkan niai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai sektor di dalam perekonomian. Dengan demikian, GNP atau GDP menurut
pendekatan produksi ini adalah mrupakan penjumlahan dari harga masing-masing barang dan
jasa dikalikan dengan jumlah atau kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
n
Y = ∑ Pi Q 1
i=1
Dimana :
Y = produk nasional atau produk domestik bruto (GNP atau GDP)
P = harga barang dari unit ke-1 hingga unit ke-n
Q = jumlah barnag dari jeniske-1 hingga jenis ke-n
Dengan perkataan lain, GNP atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value
added) yang dihasilkan oleh berbagai sektor perekonomian. Dalam hal ini, GDP atau GNP
merupakan penjumlahan dari nilai tambah di sektor pertanian, ditambah nilai tambah di sektor
pertambangan, ditambah nilai tambah di sektor manufaktur, dan seterusnya.
n
GNP atau Y = ∑ V A
i−1
Dimana :
VA = nilai tambah (value added) sektor-sektor perekonomian (mulai dari sektor ke-i sampai
dengan sektor ke-n).
Y=S+C
Dimana S = tabunga perorangan atau rumah tangga (private saving). Seluruh pendapatan (Y)
dialokasikan untuk konsumsi ( C) atau tabungan (S).
Persamaan berikutnya adalah persamaan pendapatan disposable (Yd) yang dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Yd = Y + Tr – T ……………………………………………………………………….(3.15)
Dimana :
Yd = pendapatan disposable
Tr = pembayaran transfer, dan
T = pajak
Pendapatan disposable pada giliraimya dialokasikan imtuk konsumsi (C) dan tabungan (S),
atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Yd = C + S ………………………………………………………………………..(3.16)
Lain sebagai berikut :
C + S = Yd = Y + Tr –T ………………………………………………………….(3.17)
Atau :
C = Yd – S = Y + Tr – T – S ………………………………………………………(3.18)
Persamaan (3.18) menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapatan disposable
dikurang tabungan atau pendapatan nasional ditambah pembayaran transfer kemudian dikurangi
pajak dan tabungan.
Dengan mensubstitusikan persamaan (3.18) kedalam persamaan (3.14) akan diperoleh
persamaan sebagai berikut :
S – I = (G + Tr – T) + Xn
Dimana unsur (G + Tr – T) dari sisi kanan persamaan tersebut menunjukkan defisit anggaran
pemerintah dan unsur Xn sisi kanan dari persamaan menunjukkan ekspor netto barang-barang
dan jasa-jasa.
BAB IV
TABUNGAN DAN INVESTASI
1. Fungsi Tabungan
Dalam suatu masyarakat (perekonomian) bila diketahui fungsi konsumsi, maka akan dapat
diketahui pula fungsi tabungannya. Karena tabungan (saving) yang terjadi merupakan kelebihan
pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dengan demikian rumah tangga sebagai pelaku ekonomi
hanya mempunyai pilihan untuk an pendapatan yang diperolehnya. Pendapatan tersebut
dikonsumsikan semuanya, atau sebagian untuk ditabung. Kita ketahui dalam kehidupan sehari-
hari sebagian besar (seluruhnya) pendapatan akan dikonsumsi terutama masyarakat rendah.
Untuk jelasnya bagaimana persamaan fungsi saving dalam sebuah perekonomian, dapat
diketahui dengan perumusan pendapatan nasional dengan unsur konsumsi dan tabungan (saving)
seperti dibawah ini:
Y=C=S (keseimbangan) …………………………………………………….(4.3)
C = a + MPC Y (fungsi konsumsi) ……………………………………………….(4.4)
Maka :
S=Y–C
S = Y – (a+ MPC Y)
S = Y – MPC Y – a
S = (I – MPC) Y – a atau – a + MPS Y.
Karena
MPC + MPS = 1
MPS = 1 – MPC
Jadi :
S = -a + MPS Y
S = besarnya saving yang terjadi ……………………………(4.5)
a = konstanta besarnya dissaving pada saat Y = O
MPS = marginal propensity to saving (kecendrungan atau hasrat untuk menabung)
2. Investasi
Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan perhitungan pendapatan nasional, yang
mengaitkan konsumsi dan tabungan atau konsumsi dan investasi. Ini merupakan perhitungan
pendapatan nasional secara sederhana:
Y=C+S
Y=C+I
Bila besarnya konsumsi relatif stabil tingkat pendapatan nasional akan mengalami
kegoncangan. Hal ini berkaitan erat dengan kegoncangan yang terjadi pada investasi. Unsur
investasi dalam pendapatan nasional adalah variabel yang sangat mudah mengalami
kegoncangan dan sangat tidak stabil. Karena investasi sangat dipengaruhi beberapa faktor, di
samping pertimbangan psikologis para pengusaha. Kaitan investasi dengan pendapatan nasional
demikian penting, sehingga mudah dipahami mengapa dalam pembahasan ekonomi secara
makro investasi dibahas secara mendalam, untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan naik
turunnya investasi dalam perekonomian.
1
x 1.000 5.000
(1−0,8)
Dari perhitungan diatas, bila kecenderungan konsumsi masyarakat (MPC) 0,8, maka akan
meningkatkan pendapatan nasional Rp. 5.000,- bila dilakukan investasi Rp. 1.000,-. Multiplier
effect bekerja, bila diasumsikan tidak terjadi gangguan untuk mekanisme kerja multiplier effect
ini. Jadi angka pengganda (multiplier effect) dapat dirumuskan:
1
∆Y = (∆ I )
(1−MPC)
BAB V
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
Cara II :
Dengan mengunakan pendekatan suntikan dan bocoran. Dengan persamaan S =I (syarat
keseimbangan).
Penyelesaian:
S =I
Y–C =I
Y – (s +CY) = I
Y – a – CY = I
Y – CY =a+I
( 1 – C) Y = a + I
1
Y (a + I)atau
1−C
a+ I
Y
!−C
Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah Y=
1 1
(a + I) . maka hasilnya adalah ∆ Y , yaitu sebesar (∆ I ).
1−C 1−C
∆Y
Jadi karena koefisien multiplier adalah , maka
∆I
∆Y 1
(∆ I )
∆ I 1−C
1 1 1
Maka K 1 = atau
1−C 1−MPS MPS
(1−b)
a+C T r −C T x + I +(G+∆ G) ∆ G
Y + ∆Y = +
1−b 1−b
∆G
∆Y =
1−b
∆ Y ∆G
KG= .
∆ G 1−b
1
KG=
1−b