Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO


1. Pendahuluan

Ilmu ekonomi adalah merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam
menggunakan sumber daya yang langka dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, untuk
kemudia menyalurkan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu
masyarakat.
Teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua kumpulan teori, yaitu : teori
ekonomi mikro dan makro. Teori ekonomi mikro adalah menganalisis perilaku masing-masing
komponen seperti industri, perusahaan dan rumah tangga. Teori ekonomi makro adalah
pembahasan yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi sebagai keseluruhan (agreget)
yaitu : seluruh dimensi daripada kehidupan ekonomi yang diteliti dalam makro ekonomi
bagaimana tingkat pertumbuhan outpun ditetapkan.

2. Sejarah Perkembangan Analisis Makro Ekonomi


Ahli-ahli ekonomi yan tegolong mazhab klasik yaitu menganut pasar bebas (kekuatan pasar)
akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang.
Great Depression. Pada tahun1929-1933 terjadi kemunduran ekonomi diseluruh dunia yang
berdampak pada tingginya pengangguran serta menurunnya output secara terus menerus. Maka
banyak ekonomi dunia mulai meninggalkan analisis tahun klasik yang menyatakan sistem pasar
bebas dapat mengatur ekonomi untuk mencapai full employment.
Pencapaian tingkat kegiatan ekonomi penting dianalisis yang hasilnya akan menunjukkan
bagaimana pengeluaran agreget dan penawaran agreget/AS yang akan menentukan tingkat
keseimbangan kegiatan suatu perekonomian dalam suatu perekonomian modern, bahwa
komponen dari pengeluaran agreget adalah AD = C + I + G +X – M ………. (1)
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi perusahaan-perusahaan
G = Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah
X –M = Pembelian dan penjualan luar negeri.

3. Masalah dan Kebijakan Makro Ekonomi


Masalah yang dihadapi setiap perekonomian adalah penganggur, kenaikan beberapa harga,
pertumbuhan perekonomian yang tidak teguh yang akan berakibat buruk pada masyarakat.
Persoalan-persoalan pokok dalam perekonomian :
- Masalah pertumbuhan ekonomi
- Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
- Masalah pengangguran dan inflasi
- Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
4. Masalah Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
yang ingin mendapatkan pekerjaan tapi belum dapat memperolehnya.
Inflasi adalah gejala dalam suatu perekonomian menunjukkan gejala kenaikan harg-harga
berlaku :
a) Tingkat pengeluaran agreget yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan barang dan jasa (AD/AS).
b) Pekerja menuntut kenaikan upah sehingga biaya produk atau ongkos produksi naik yang
akan memacu kenaikan harga-harga.

5. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran (Ekonomi Terbuka)


Eksport adalah membuka atau memperluas pasar berarti dituntut untuk lebih
mengembangkan produk bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri yang otomatis akan
menambah kesempatan kerja berarti pendapatan nasional baik.
Dalam hal ini perlu dipertahankan neraca perdagangan surplus serta neraca pembayaran yang
surplus pula. Sebagai alat pengamat prestasi kegiatan suatu perekonomian adalah :
a) Pendapatan nasional
b) Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
c) Tingkat perubahan harga-harga (inflasi)
d) Neraca perdagangan dan neraca pembayaran

6. Tujuan Kebijakan Makro Ekonomi


Kebijakan ekonomi makro yang dilakukan oleh setiap negara secara bersama-sama dilakukan
oleh pemerintah dan swasta bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dan yang
mungkin timbul dalam perekonomian.
a) Tingkat Out Put Rill Nasional dan pertumbuhan Ekonomi Yang Tinggi
Dalam hal ini juga akan kita tentukan apakah suatu negara itu mengalami pertumbuhan.
Diharapkan juga bahwa pertumbuhan ekonomi juga harus tinggi. Adapun formula untuk
mengukur pertumbuhan ekonomi adalah :
PNn−PNn−1
Gr = x 100%
PNn−1
Dimana :
Gr = Growth
PNn = Pendapatan nasional tahun ke n
PNn – 1 = Pendapatan nasional lalu (n – 1)

b) Tingkat Kesempatan Kerja Tinggi


Pada dasarnya negara manapun tidak menginginkan adanya suatu pengangguran di
negaranya. Karena pengangguran membawa dampak negatif terhadap kehidupan sosial
masyarakat, juga akan merupakan beban baru ekonomi bagi masyarakat dan akan ditanggung
oleh negara dari sudut sosial politik.
c) Kapasitas Produksi Nasional yang Tinggi
Bagi negara-negara yang tergolong masih terbelakang dan berkembang perekonomiannya, usaha
peningkatan kapasitas produksi memangla suatu keharusan,yaitu dengan cara melakukan
investasi disegala bidang sesuai dengan peruntukan dan kebutuhan yang tepat.

BAB II
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
SERTA FUNGSI KONSUMSI

1. Dasar Analitis Permintaan Agregat


Output nasional dan tingkat harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran satu pihak
ditentukan oleh permintaan agregat (kuantitas barang-barang dan jasa-jasa yang ingin dibeli oleh
masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah) dan pihak lain, ditentukan oleh penawaran agregat
(kualitas barang-barang dan jasa-jasa yang ingin dijual oleh dunia usaha).

a) Permintaan Agregat (AD)


Permintaan agregat (AD) adalah kuantitas output total atau agregat yang ing dibeli pada
tingkat harga tertentu, dimana hal lain pengeluaran yang diingin konstan. AD merupakni kan di
seluruh sektor produk: konsumsi, investasi domestik swasta, pengeluaran pemerintah untuk
barang dan jasa, dan ekspor neto terhadap empat komponen yaitu : konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, ekspor neto.

b) Pergeseran permintaan agregat


Pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap permintaan
Terhadap permintaan agreget
Variabel Pengaruh Terhadap Permintaan Agreget
Variabel kebijakan :
Kebijakan moneter Peningkatan dalam penawaran uang penurunan tingkat
suku bunga dan memperbaiki kondisi kredit serta
mengakibatkan kenaikan investasi dan konsumsi barang-
barang tahan lama pada tingkat yang lebih tinggi.

Menyebabkan Peningkatan pengeluaran untuk barang dan


Kebijakan Fiskal jasa, langsung meningkatkan pembelanjaan; pengurangan
pajak atau peningkatan subsidi menaikkan pendapatan
serta menyebabkan konsumsi menjadi lebih besar.
Variabel Eksternal :

Output luar negeri Pertumbuhan output di luar negeri menyebabkan


peningkatan ekspor netto.
Nilai modal Harga saham atau harga rumah yang meningkat,
menghasilkan kekayaan rumah tangga yang lebih besar
Penurunan harga minyak dan juga meningkatkan konsumsi;, selain itu, hal tersebut
menyebabkan turunnya harga modal dan kenaikan
investasi usaha.

Produksi minyak dunia yang lebih besar menurunkan


harga minyak dunia. Pendapatan riil konsumen dan
kepercayaan pengusaha yang lebih tinggi
meningkatkankonsumsi, pembelian mobil, dan investasi.

c) Permintaan mikro ekonomi vs makro ekonomi


Kurva permintaan mikroekonomi memiliki harga komoditi individual pada vertikal dan
produksi suatu komoditi pada sumbu horisontal, dengan semua harga lainnya dan total
pendapatan konsumen dianggap konstan sumbu Sebaiknya, dalam kurva permintaan agregat,
tingkat harga umum bervariasi sepanjang kurva AD, sedangkan pendapatan dan output konstan
untuk kurva permintaan mikroekonomi.
Kurva AD makroekonomi berbeda dari saudaranya di mikroekonomi karena kurva makro
melukiskan perubahan pada harga dan output dalam keseluruhan perekonomian sementara kurva
mikroekonomi menganalisis perilaku komoditi individual. Selain itu, kemiringan ke bawah kurva
AD terutama karena efek penawaran uang, sedangkan kemiringan ke bawah kurva permintaan
mikro karena efek substitusi pada saat pendapatan dan harga barang lain dianggap konstan.

d) Tinjauan Alternatif Permintaan Agregat


Dalam menganalisis pergerakan permintaan agregat, beberapa ekonom kan perhatian
terutama pada kekuatan-kekuatan moneter, khususnya pada peranan penawaran uang.
Menurut para ekonom yang sering disebut sebagai moneterist, penawaran uang merupakan
faktor penentu utama total nilai dolar yang dibelanjakan. Moneterist beranggapan bahwa ada
hubungan yang kuat nilai dolar jumlah yang dibeli dengan jumlah yang yang tersedia. Bila kita
identifikasikan total uang yang dibelanjakan dengan GNP nominal, maka GNP nominal
jumlahnya sebanding dengan jumlahnya penawaran uang.
Di pihak lain, para ekonom lainnya beranggapan bahwa faktor-faktor utama penentu
permintaan agregat adalah arus pendapatan dan pengeluaran. Pendekatan ini memfokuskan pada
perubahan pengeluaran pemerintah dan pajak, bersama-sama dengan perubahan dalam investasi
dan kondisi perekonomian luar negeri, dalam pemahaman mengenai siklus usaha.

e) Dasar analisis penawaran agregat


Penawaran agregat merupakan pusat (sentral) perekonomian jangka panjang dan jangka
pendek. Dalam jangka pendek, interaksi antara penawaran agregat dan permintaan agregat
menentukan tingkat output, penganggurán pemanfaatan kapasitas seperti halnya dorongan
terhadap inflasi. Dalam jangka panjang suatu dekade lebih, penawaran agregat merupakan faktor
utama dibelakang pertumbuhan ekonomi.

f) Faktor- faktor penetuan penawaran agreget


Faktor pokok penawaran agreget adalah kapasitas produk perekonomian. Apabila
perekonomian berusaha memproduksi lebih dari out put potensialnya, harga akan mulai
meningkatkan lebih cepat dan lebih tepat sewaktu sumber daya dimanfaatkan lebih intensi.
Apabila perekonomian memproduksi kurang. dari kemampuan potensialnya, tingkat pengangs
yang terlalu tinggi serta tingkat pengangguran yang terlalu tinggi adalah batas tingkat output
yang kita anggap sebagai potensial.

g) Biaya-biaya output
Beberapa faktor biaya yang mempengaruhi
Penawaran agreget
Variabel Akibat pada penawaran agreget
Output potensial :

Input Kuantitas dari modal, tenaga kerja, dan tanah yang tersedia
menentukan input ke dalam proses produksi. Output potensial
mengasumsi kan bahwa pengangguran tenaga kerja darn sumber
daya lainnya terjadi pada tingkat terendah yang konsisten
terhadap hara yang stabil. Pertumbuhan input meningkatkan
output potensial dan penawaran agregat.

Output potensial dipengaruhi oleh tingkat efisiensi dan


penggunaan teknologi oleh dunia. Efisiensi, usaha inovasi dan
Teknologi dan efisieni perbaikan dalam teknologi meningkatkan tingkat output
potensial.
Upah dan Biaya :

Upah Upah yang lebih rendah menyebabkan biaya produksi yang lebih
rendah (hal lain sama). Biaya yang lebih rendah untuk output
potensial tertentu mempunyai arti bahwa kuantitas yang
ditawarkan akan lebih tinggi pada setiap tingkat harga.

Dengan penurunan pada harga-harga luar negeri atau


peningkatan nilai tukar, nilai impor akan jatuh. Ini akan
Harga impor menyebabkan biaya produksi yang lebih rendah dan penawaran
tersedia yang lebih bear untuk produksi domestik, akan
meningkatkan penawaran agregat.

Biaya input lain Harga minyak yang lebih rendah atau pengurangan peraturan
peraturan akan menurun kan biaya produksi dan oleh sebab itu
akan meningkatkan penawaran agregat.
2. Permintaan Agregat dan Fungsi Konsumsi

Permintaan agregat merupakan konsumsi masyarakat, pemerintah, dan konsumsi perusahaan


(pengeluaran perusahaan untuk bahan baku) sebagai pelaku- pelaku ekonomi terhadap barang
dan jasa. Permintaan agregat ini menjadi permintaan efektif bila diwujudkan secara nyata di
pasar.
Untuk lebih jelasnya bagaimana hubungan pendapatan dengan pengeluaran (propensity to
konsumsi dapat disebut dengan istilah hasrat untuk konsumsi consumption), dapat
disederhanakan pada tabel 2.3
Pada tingkat pendapatan sebesar Rp. 7.000,- dan Rp. 8.000,- masih terjadi dissaving
(pencarian tabungan) sebesar Rp. 400,- dan Rp. 200,- karena tingkat pendapatan belum bisa
menutupi pengeluaran sebesar Rp. 7.400,- dan Rp. 8.200,- Pada tingkat pendapatan Rp, 10.000,-
besar konsumsi adalah Rp. 10.000,- maka pada gkat pendapatan terjadi titik ekuilibrium
(keseimbangan) antara pendapatan dengan konsumsi. Mulai dari tingkat pendapatan Rp. 15.000,-
dan Rp. 20.000,- telah terjadi tabungan sebesar Rp. 2.000,- dan Rp. 3,000,

Tabel 2.3
Contoh hubungan pendapatan dengan pengeluaran konsumsi
Pendapatan (Y) Konsumsi © Tabungan (S)
Rp. 7.000,- Rp.7.400,- (-) Rp. 400,-
Rp. 8.000,- Rp.8.200,- (-) Rp. 200,-
Rp.10.000,- Rp.10.000,- Rp. 0 ,-
Rp.15.000,- Rp.13.000,- Rp. 2.000,-
Rp.20.000,- Rp.17.000,- Rp. 3.000,-
Dalam setiap tingkat pendapatan yang terjadi akan selalu ada hasrat untuk mengkonsumsi
pendapatan yang terjadi, satu disebut average to propensity yo consumtion (APC) yaitu
besarnyakonsumsi yang terjadi dibandingkan dengan tingkat pendapatan.

¿
APC pada Y = 15.000,- = 13.000 ,− 15.000 ,−¿ ¿ ¿ = 0,78
¿
APC pada Y = 20.000,- = 17.000 ,− 20.000 ,−¿ ¿ ¿ = 0,85
BAB III
PENDAPATAN NASIONAL

1. Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional (national income accounting menunjuk kepada seperangkat
aturan (rules) dan teknik (techniques) untuk mengukur aliran seluruh output barang dan jasa
yang dihasilkan dan aliran seluruh input (faktor-faktor produksi) yang digunakan oeh seluruh
perekonomian untuk menghasilkan output barang dan jasa tersebut. Dengan perkataan lain,
perhitungan pendapatan nasional adalah merupakan suatu kerangka perhitungan (accounting
framework) yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi yang terjadi atau berlangsung di
dalam perekonomian yang terjadi atau berlangsung di dalam perekonomian.
Perhitungan pendapatan dan produk nasional mulai dikembangkan dalam tahun 1930-an
(tepatnya tahun 1929 1932), dan hasil perhitungan pendapatan nasional yang pertama berhasil
diterbitkan pada tahun 1934, sejak tahun 1934 itulah untuk yang pertama kalinya tersedia data
hasil perhitungan pendapatan nasional.

2. Arus Perputaran Output dan Pengeluaran


Arus perputaran output dan pengeluaran atau yang lebih sering dikenal dengan ekonomi
(circular/lows of economic activity) adalah suatü arus perputaran kegiatan diagram yang
menggambarkan bagaimana saling keterkaitan (interrelationships) diantara berbagai pelaku
okonomi (economic agents) seperti sektor rumah tangga (household sector), sektor perusahaan
(business sector), sektor pemerintah (govermen tsector), sektor luar negeri foreign sector); dan
berbagai pasar yang ada didalam perekonomian seperti pasar faktor produksi factor market),
pasar produk (product urkert, dan pasar keuangan atau kredit (credit market). Yang termasuk
didalam nya yaitu :
a) Rumah tangga
Rumah tangga (household) merupakan salah satu unit pengambil keputusan yang
menyediakan, dalam arti menjual atau menyewakan faktor - faktor produksi (factor production)
kepada perusahaan.
b) Perusahaan
Perusahaan (firm) adalah organisasi yang terdiri dari- produsen yang menghasilkan atau
menawarkan barang dan jasa melalui pasar produk. Barang dan jasa dihasilkan dengan faktor-
faktor yang disewa atau di beli dari rumah tangga.
c) Pemerintah
Pemerintah (goverment) adalah suatu organisasi yang memiliki dua fungsi utama yaitu (a)
menyediakan barang-barang san jasa-jasa kepada rumah tangga darn perusahaan, dan (b)
melakukan redistribusi.
d) Sektor luar negeri
Sektor luar negeri (foreign sector) direpresentasikan oleh kegiatan eskpor CX) dan impor
(M). Pengusaha luar negeri membeli barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan dalam negeri.
Sebaliknya, perusahaan dalam negeri juga membeli barang- barang dan jasa -jasa dari
perusahaan luar negeri, impor dalam hal ini menunjukkan uang keluar negeri untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan diluar negeri. Ekspor netto (Xn) adalah ekspor (X)
kurang impor (M).

Sektor luar negeri (foreign sector) direpresentasikan oleh kegiatan eskpor CX) dan impor
(M). Pengusaha luar negeri membeli barang-barang dan jasa-jasa dari perusahaan dalam negeri.
Sebaliknya, perusahaan dalam negeri juga membeli barang- barang dan jasa -jasa dari
perusahaan luar negeri, impor dalam hal ini menunjukkan uang keluar negeri untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan diluar negeri. Ekspor netto (Xn) adalah ekspor (X)
kurang impor (M).

3. Berbagai Konsep Tentang Pendapatan Nasional


a) Produk Nasional Bruto
Produk nasional bruto (gross national product, GNP) adalah total nilai atau harga pasar
(market prices) dari seluruh barang dan jasa akhir (final goods and services) yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya 1 tahun). Produk nasional bruto
merupakan salah satu ukuran atau indikator yang secara luas digunakan untuk mengukur kinerja
atau performansi ekonomi (economi performance) atau kegiatan makro ekonomi dari suatu
negara.
Pertama, adalah bahwa produk nasional bruto hanya mencakup barang-barang akhir (final
goods) dan, atau nilai tambah (value added) saja. Sedangkan barang antara atau barang setengah
jadi (intermediate or semifinished goods) tidak dimasukkan sebagai komponen dari GNP.
Kedua, adalah bahwa produk nasional bruto hanya menghitung atau memasukkan nilai dari
barang-barang yang merupakan hasil produksi yang tahun berjalan (currenr year) yaitu tahun
pada saat dilakukan perhitungan (current output).
Ketiga, adalah bahwa barang-barang dan jasa-jasa atau GNP yang dihasilkan itu dinilai
menurut harga pasar yang berlaku (at current market prices) .

b) Produk Nasional Netto


Produk nasional netto (net national product atau NNP) merupakan ukuran dari ouput netto
(barang-barang dan jasa-jasa) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dimana hanya
memperhitungkan investasi netto (net private domestic investment) Artinya penyusutan
(depreciation, D or capital consumption allowances, CCA) tidak ikut diperhitungkan. Jadi/
penyusutan atau depresiasi disini merupakan faktor yang membedakan antara GNP dan NNP.
Per defenisi, penyusutan atau depresiasi adalah yang dikeluarkan untuk menggantikan peralatan
yang rusak selama penggunaan dalam tahun yang bersangkutan. Oleh karenanya, penyusutan
atau depresiasi sering disebut juga sebagai investasi penggantian (investment for replacement).
Secara matematis, produksi nasional netto (NNP) dapat dirumuskan sebagai berikut NNP
GNP dimana D adalah penyusutan.

c) Pendapatan nasional
Pendapatan nasional. (national income, NI) sering pula digunakan sebagai suatu ekspresi
umum yang sinonim dengan GNP atau NNP. Namun demikiarn didalam perhitungan pendapatan
nasional, istilah pendapatan nasional memiliki pengertian yang lebih khusus. Pendapatan
nasional adalah pendapatan agresif yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi. Dengan
perkataan lain, pendapatan nasional mengukur pendapatan agregat yang diterima oleh gaktor-
faktor produksi sebelum men pajak langsung (direct taxes) dan pembayaran transfer (transfer
payments).
pendapatan nasional adalah produk nasional netto dikurangi pajak tidak langsung dan
kewajiban bukan pajak, pembayaran transfer oleh sektor bisnis, ditambah subsidi pemerintah dan
dikurangi lagi dengan surplus yang diperoleh perusahaan atau badan usaha milik negara
(BUMN). Secara matematis, pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
NI = NNP – IBT

d) Pendapatan Perorangan
Pendapatan perorangan (personal income, PI) merupakan agregat Cyang berasal dari
berbagai sumber) yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga (household).
Unsur terbesar dari pendapatan perorangan adalah pembayaran transfer (transfer payment),
seperti pembayaran transfer pemerintah untuk pensiun kesejahteraan, dan survivors benefits.
Secara matematis, pendapatan perorangan dapat dirumuskan sebagai berikut :

PI = NI – (CPT + UPC + SIT) + (Div + Tr)

Dimana :

CPT = pajak keuntungan perusahaan

UPC = laba perusahaan yang tidak dibagikan

SIT = pajak jaminan sosial

Div = dividen, dan

Tr = Pembayaran transfer

e) Pendapatan Disposable
Pendapatan disposable adalah jumlah pendapatan yang secara aktual tersedia bagi seseorang
atau rumah tangga untuk dibelanjakan atau digunakan, baik untuk konsumsi atau tabungan.
Pendapatan disposable ini merupakan konsep yang amat penting karena mengukur pendapatan
bersih setelah dikenakan pajak.
Secara sistematis, pendapatan disposable dapat dirumuskan sebagai berikut:

DI = PI – Ptax
Dimana : Ptax = pajak perorangan

4. Pendekatan Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional


Dalam perhitungan pendapatan nasional dikenal ada tiga pendekatan yaitu (income
pendekatan pengeluaran (expenditure approach), pendekatan pendapatan(income approach), dan
pendekatan produksi (production approach). Secara teoritis, ketiga pendekatan tersebut harus
memberikan hasil perhitungan yang sama.

5. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran adalah suatu pendekatan dimana produk nasional atau produk
domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir
final demand) atas output yang dihasilkan di dalam perekonomian, diukur pada harga pasar yang
berlaku. Dengan perkataan lain, produk nasional atau produk domestik bruto adalah penjumlahan
nilai pasar dari permintaan sektor rumahtangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa-jasa (C),
pengeluaran sektor bisnis untuk barang-barang investasi (I), pengeluaran pemerintah untuk
barang- barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk ekspor dan impor (X-
M). Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + (X-M)
Dimana :
Y = pendapatan nasional ( GNP atau GDP)
C = nilai pasar pengeluaran konsumsi barang dan jasa oleh rumah tangga
I = nilai pasar pengeluaran investasi barang-barang modal
G = nilai pasar pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa
X = nilai pasar pengeluaran atas barang dan jasa yang di ekspor
M = nilai pasar pengeluaran untuk barang dan jasa yang di impor

a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga ©


Pengeluaran konsumsi rumahtangga (personal consumption expenditure) adalah total nilai
pasar dari barang-barang dan jasa-jasa yang dibeli oleh rumahtangga dan institusi-institusi nir
laba (nonprofit institutions) dan nilai dari barang-barang dan jasa diterima oleh mereka sebagai
pendapatan.
b) Pengeluaran investasi
Pengeluaran investasi atau pembentukan modal domestik bruto (gross pribate domestic
investment) adalah total nilai pasar dari pembelian bangunan-bangunan yang baru dihasilkan-dan
peralatan-peralatan tahan lama milik produsen, ditambah nilai perubahan di dalam volume
persediaan yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan.
c) Pengelauran pemerintah untuk barang-barang dan jasa(g)
Pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa (goverment purchases of goods and
services) mencakup berbagai pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah, baik pusat maupun
daerah (Dati I dan IID, dan jenisnya meliputi pengeluaran pemerintah untuk menambah
perangkat keras (hardware) militer untuk kepentingan pertahanan negara, pengeluaran untuk
membayar gaji pegawai, pengeluaran untuk pembangunan dan perbaikan jalan, pengeluaran
pendidikan, dan lain-lain.

d) Pengeluaran ekspor netto (X-M)


Pengeluaran ekspor netto adalah nilai pasar ekspor barang-barang dan jasa-jasa dikurangi
dengan nilai pasar impor barang-barang dan jasa-jasa.

6. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan (income approach) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan
nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang
menyumbang terhadap proses produksi. dalam hubungan ini pendapatan nasional adalah
merupakan penjumlahan dari unsur-unsur atau jenis-jenis pendapatan sebagai berikut:
- Kompensasi untuk pekerja
- Keuntungan perusahaan
- Pendapatan usaha perorangan
- Pendapatan sewa
- Bunga netto

7. Pendekatan produksi
Dengan pendekatan produksi (production approach) produk nasional atau produk domestik
bruto diperoleh dengan menjumlahkan niai pasar dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai sektor di dalam perekonomian. Dengan demikian, GNP atau GDP menurut
pendekatan produksi ini adalah mrupakan penjumlahan dari harga masing-masing barang dan
jasa dikalikan dengan jumlah atau kuantitas barang atau jasa yang dihasilkan. Hal ini secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
n
Y = ∑ Pi Q 1
i=1

Dimana :
Y = produk nasional atau produk domestik bruto (GNP atau GDP)
P = harga barang dari unit ke-1 hingga unit ke-n
Q = jumlah barnag dari jeniske-1 hingga jenis ke-n

Dengan perkataan lain, GNP atau GDP diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (value
added) yang dihasilkan oleh berbagai sektor perekonomian. Dalam hal ini, GDP atau GNP
merupakan penjumlahan dari nilai tambah di sektor pertanian, ditambah nilai tambah di sektor
pertambangan, ditambah nilai tambah di sektor manufaktur, dan seterusnya.
n
GNP atau Y = ∑ V A
i−1

Dimana :
VA = nilai tambah (value added) sektor-sektor perekonomian (mulai dari sektor ke-i sampai
dengan sektor ke-n).

8. Beberapa Identitas Dalam Makro Ekonomi


a) Model dua sektor
Terdiri atas sektor rumah tangga dan sektor bisnis, identitas yang dianggap penting adalah :
Y=C+I
Dimana Y = output yang dihasilkan, dan C + I = output yang dikual didalam perekonomian.

Y=S+C
Dimana S = tabunga perorangan atau rumah tangga (private saving). Seluruh pendapatan (Y)
dialokasikan untuk konsumsi ( C) atau tabungan (S).

b) Model makro empat sektor


Dalam model makro empat sektor dimana terdapat sektor pemerintah dan luar negeri, maka
persamaan (3.10) akan mengalami perubahan menjadi sebagai berikut :
Y = C + I + C + Xn……………………………………………………………………(3.14)
Dimana komponen permintaan sekarang bertambah dengan komponen G dan Xn, yang
menunjukkan masing-masing pengeluaran pemerintah dan pengeluaran ekspor netto (Xn X - M).

Persamaan berikutnya adalah persamaan pendapatan disposable (Yd) yang dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Yd = Y + Tr – T ……………………………………………………………………….(3.15)
Dimana :
Yd = pendapatan disposable
Tr = pembayaran transfer, dan
T = pajak

Pendapatan disposable pada giliraimya dialokasikan imtuk konsumsi (C) dan tabungan (S),
atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
Yd = C + S ………………………………………………………………………..(3.16)
Lain sebagai berikut :
C + S = Yd = Y + Tr –T ………………………………………………………….(3.17)
Atau :
C = Yd – S = Y + Tr – T – S ………………………………………………………(3.18)
Persamaan (3.18) menunjukkan bahwa konsumsi adalah sama dengan pendapatan disposable
dikurang tabungan atau pendapatan nasional ditambah pembayaran transfer kemudian dikurangi
pajak dan tabungan.
Dengan mensubstitusikan persamaan (3.18) kedalam persamaan (3.14) akan diperoleh
persamaan sebagai berikut :
S – I = (G + Tr – T) + Xn
Dimana unsur (G + Tr – T) dari sisi kanan persamaan tersebut menunjukkan defisit anggaran
pemerintah dan unsur Xn sisi kanan dari persamaan menunjukkan ekspor netto barang-barang
dan jasa-jasa.

BAB IV
TABUNGAN DAN INVESTASI

1. Fungsi Tabungan
Dalam suatu masyarakat (perekonomian) bila diketahui fungsi konsumsi, maka akan dapat
diketahui pula fungsi tabungannya. Karena tabungan (saving) yang terjadi merupakan kelebihan
pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dengan demikian rumah tangga sebagai pelaku ekonomi
hanya mempunyai pilihan untuk an pendapatan yang diperolehnya. Pendapatan tersebut
dikonsumsikan semuanya, atau sebagian untuk ditabung. Kita ketahui dalam kehidupan sehari-
hari sebagian besar (seluruhnya) pendapatan akan dikonsumsi terutama masyarakat rendah.
Untuk jelasnya bagaimana persamaan fungsi saving dalam sebuah perekonomian, dapat
diketahui dengan perumusan pendapatan nasional dengan unsur konsumsi dan tabungan (saving)
seperti dibawah ini:
Y=C=S (keseimbangan) …………………………………………………….(4.3)
C = a + MPC Y (fungsi konsumsi) ……………………………………………….(4.4)
Maka :
S=Y–C
S = Y – (a+ MPC Y)
S = Y – MPC Y – a
S = (I – MPC) Y – a atau – a + MPS Y.
Karena
MPC + MPS = 1
MPS = 1 – MPC
Jadi :
S = -a + MPS Y
S = besarnya saving yang terjadi ……………………………(4.5)
a = konstanta besarnya dissaving pada saat Y = O
MPS = marginal propensity to saving (kecendrungan atau hasrat untuk menabung)

2. Investasi
Dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan perhitungan pendapatan nasional, yang
mengaitkan konsumsi dan tabungan atau konsumsi dan investasi. Ini merupakan perhitungan
pendapatan nasional secara sederhana:
Y=C+S
Y=C+I
Bila besarnya konsumsi relatif stabil tingkat pendapatan nasional akan mengalami
kegoncangan. Hal ini berkaitan erat dengan kegoncangan yang terjadi pada investasi. Unsur
investasi dalam pendapatan nasional adalah variabel yang sangat mudah mengalami
kegoncangan dan sangat tidak stabil. Karena investasi sangat dipengaruhi beberapa faktor, di
samping pertimbangan psikologis para pengusaha. Kaitan investasi dengan pendapatan nasional
demikian penting, sehingga mudah dipahami mengapa dalam pembahasan ekonomi secara
makro investasi dibahas secara mendalam, untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan naik
turunnya investasi dalam perekonomian.

3. Faktor-Faktor YangManentukan Investasi


a) Tingkat bunga
Tingkat bunga sangat berperan dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi dalam suatu
negara. Kalau tingkat bunga rendah, maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi, karena
kredit dari bank masih menguntungkan untuk mengadakan investasi. Begitu juga sebaliknya bila
suku bunga tinggi, maka investasi dari kredit bank tidak menguntungkan.
b) Marginal efficiency of capital (MEC)
MEC merupakan salah satu konsep yang dikeluarkan Keynes untuk menentukan tingkat
investasi yang terjadi dalam suatu perekonomian. MEC merupakan tingkat keuntungan yang
diharapkan dari investasi yang dilakukan (return of investment). Bila keuntungan yang
diharapkan (MEC) lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku secara nil, maka investasi
akan dilakukan. Bila keuntungan yang diharapkan (MEC) lebih kecil dari tingkat suku bunga
yang berlaku secara nil, maka investasi tidak akan dijalankan.
c) Peningkatan aktivitas perekonomian
Harapan adanya peningkatan aktivitas perekonomian dimasa yang akan datang merupakan
salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Kalau ada perkiraan akan
terjadi peningkatan aktivitas perekonomian datang, walaupun tingkat suku bunga lebih besar dari
tingkat MEC (sebagai p investasi), investasi mungkin akan tetap dilakukan oleh investor yang
instingnya tajam melihat peluang meraih keuntungan yang lebih besar di masa datang.
d) Autonomos investment
Kestabilan politik suatu negara merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk
mengadakan investasi. Jenis investasi pada dasarnya dapat dilihat dari perilaku investasi itu
sendiri, karena pelaksanaan investasi hanya 2 golongan, yaitu pemerintah dan swasta.

4. Investasi Dalam Perekonomian Indonesia


Investasi sangat diharapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia,
karena terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah. Untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi
ini, peran, investasi oleh swasta sangat diharapkan, baik investasi dari luar negeri (PMA)
maupun investasi dalam negeri (PMDN). Lebih- lebih untuk mempertahankan swasta
diharapkan, karena investasi ini sangat dipengaruhi faktor tingkat suku bunga nil, kestabilan
politik dan pertumbuhan ekonomi itu sendtri. tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia peran
investasi.
Untuk dapat menarik investasi asing (PMA) minimal sebesar investasi 1992 pemerintah tetap
melakukan promosi ke luar negeri. Keunggulan komparatif yang ditawarkan kepada investor
asing masih tetap seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu:
- Tenaga kerja yang murah
- Sumber daya alam
- Jumlah penduduk
Kendala-kendala yang dihadapi guna lebih dapat bersaing dengan negara lain (Eropa timur,
RRC, Vietnam dan lainnya) dalam menarik investasi ini perlu dihilangkan. Karena negara lain
banyak memberkan insentif guna menarik investasi asing dan realokasi industri dari negara
maju. Walaupun insentif ini bukan perimbangan utama investor untuk mengadakan investasi di
satu negara, tetapi insentif mempunyai daya tarik tersendiri baik investor. Guna menghilangkan
kendala tersebut perlu dipersiapkan.
- Infrastruktur yang lebih baik
- Iklim usaha yang lebih baik

5. Angka Pengganda (Multiplier Effect) Dari Investasi


a) Cara bekerja multiplier
Dalam sebuah perekonomian ada investasi awal sebesar Rp. 1.000,- dan ini merupakan
pendapatan bagi pihak lain dari pelaku ekonomi sehari-hari. Pendapatan pihak lain (pihak II) ini
akan dikonsumsikan, sehingga merupakan pendapatan bagi pihak in, dan ini akan bekerja secara
terus-menerus sehingga mencapai batas akhir Kalau kita misalkan MPC masyarakat 0,8,
perhitungan di atas dapat disederhanakan.

Mekanisme kerja multiplier effect


Pihak 1 investasi 1000
Pihak 2 0,8 x 1.000 800

Pihak 3 0,8 x 800 640

Pihak 4 0,8 x 512 512

Pihak 5 0,8 x 512 409,6

Pihak 6 0,8 x 409.6 327,68

Pihak 7 0,8 x 3257,68 264,44

Dan seterusnya dan seterusnya

1
x 1.000 5.000
(1−0,8)

Dari perhitungan diatas, bila kecenderungan konsumsi masyarakat (MPC) 0,8, maka akan
meningkatkan pendapatan nasional Rp. 5.000,- bila dilakukan investasi Rp. 1.000,-. Multiplier
effect bekerja, bila diasumsikan tidak terjadi gangguan untuk mekanisme kerja multiplier effect
ini. Jadi angka pengganda (multiplier effect) dapat dirumuskan:

1
∆Y = (∆ I )
(1−MPC)

6. Prinsip Akselerasi (Acceleration Principle)


Bila terjadi pertambahan pendapatn dalam masyarakat secara langsung akan menyebabkan
kenaikan konsumsi (walaupun pertambahan. konsumsi tidak. sebesar pertambahan pendapatan).
Dengan bertambahnya pengeluaran konsumsi masyarakat ini tentu perusahaan akan menaikkan
tingkat produksinya. Untuk perluasan produksi ini diperlukan pertambahan barang modal atau
investasi baru (modal kerja, faktor produksi, bahan baku). Untuk lebih jelasnya, pertambahan
investasi ini terjadi akibat adanya pertambahan permintaan masyarakat (konsumsi). Pertambahan
investasi disebabkan adanya konsumsi, ini sangat tergantung pada koefisien akselerasi
(percepatan), yaitu perbandingan antara pertambahan investasi (Al) dengan petambahan
konsumsi (AC).
∆I
Jadi akselerasi :
∆C
Untuk mempermudah pengertian tentang prinsip akselerasi ini perlu dituangkan dalam
bentuk angka-angka.sektor yang diperhitungkan merupakan salah satu sektor perekonomian, dan
setiap tahun ada penggantian mesin karena ada penyusutan. Bila ingin mempertahankan capital
output ratio (perbandingan total investasi dengan output) tetap untuk setiap tahun pada tingkat
produksinya, maka capital output ratio adalah 50/10=5. Sedangkan penggantian mesin yang
dilaksanakan sektor ini adalah 1 buah setiap tahun.
Syarat-syarat untuk dapat bekerja dalam mekanisme akselerasi adalah :
a) tidak terdapat kapasitas yang menganggur dalam struktur perekonomian.
b) Pertambahan permintaan ini bersifat sementara tidak akan ada penambahan investasi untuk
memenuhi permintaan efektif tersebut.

BAB V
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL

1. Model Keseimbangan Pendapatan Nasional dan Sektor


Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan
perusahaan. Berarti pada perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun
perdagangan luar negeri.
Aliran pendapatan mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rumah
tangga. Pemilik faktor-faktor tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji, upah,
sewa, bunga dan laba usaha.
2. Sebagian pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi akan digunakan untuk
membeli barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung
dalam institusi-institusi keuangan.
4. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga
dari institusi-institusi keuangan.
Dari sumber atau asalnya bahwa pendapatan nasional terdiri dari konsumsi dan investasi.
Jadi C + I = Y. sedangkan dari sudut penggunaannya adalah bahwa pendapatan nasional
sebagian dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan
tabungan yaitu Y = C + S.
Dengan demikian :
C+I=Y=C+S
C+I=C+S
Karena ruas kiri dan ruas kanan memiliki C maka,
I=S
Dengan demikian syarat keseimbangan perekonomian model dua sektor adalah jika S = I .

Pendapatan Nasional Ekuilibrium


Ada dua pendekatan untuk menghitung tingkat pendapatan nasional ekuilibrium yaitu :
Cara I :
Dengan menggunakan persamaan keseimbangan yaitu :
Y=C+I
Fungsi konsumsi sudah kita ketahui pada modul lalu, yaitu :
C = a +CY (karena perekonomian dua sektor)
Maka keseimbangan pendapatan nasional adalah :
Y=C+I
Y = a + CY + I
Y – CY = a + I
(1 – C) Y = a + I
1
Y= ( a+ I ) atau
1−C
a+ I
Y=
!−C

Cara II :
Dengan mengunakan pendekatan suntikan dan bocoran. Dengan persamaan S =I (syarat
keseimbangan).
Penyelesaian:
S =I
Y–C =I
Y – (s +CY) = I
Y – a – CY = I
Y – CY =a+I
( 1 – C) Y = a + I
1
Y (a + I)atau
1−C
a+ I
Y
!−C

2. Angka Pengganda (Multiplier)


Angka pengganda (multiplier) adalah bilangan dengan mana investasi harus kita kalikan,
apabila kita ingin mengetahui besarnya perubahan Pendapatan Nasional keseimbangan yang
diakibatkan perubahan investasi tersebut. Jadi kalau k menunjukkan besarnya multiplier maka
∆ Y =k ∆ I dan besarnya multiplier adalah :
∆Y
K=
∆I
Perumusan daripada angka pengganda investasi adalah sebesar ∆I yang akan mengakibatkan
Pendapatan Nasional mengalami perubahahan dari Y menjadi Y + ∆Y, maka akan diperoleh
angka pengganda tersebut dengan :
1
Y= (a+ I ) terjadi perubahan I, maka :
1−C
1
Y +∆ Y = (a+ I + ∆ I ) disederhanakan
1−C
1 1
Y + ∆Y = ( a+ I )+ (∆I).
1−C 1−C

Kalau persamaan ruas kanan dan ruas kiri kita kurangi dengan Y yang besarnya adalah Y=
1 1
(a + I) . maka hasilnya adalah ∆ Y , yaitu sebesar (∆ I ).
1−C 1−C
∆Y
Jadi karena koefisien multiplier adalah , maka
∆I
∆Y 1
(∆ I )
∆ I 1−C
1 1 1
Maka K 1 = atau
1−C 1−MPS MPS

3. Model Keseimbangan Pendapatan Nasional Tiga Sektor


Yang diartikan dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor-sektor rumah tangga perusahaan, dan pemerintah minus luar negeri.
Jadi untuk menganalisis perekonomian tiga sektor adalah pada hakekatnya perlu
memperhatikan peranan pemerintah dan pengaruhnya keatas kegiatan ekonomi. Campur tangan
pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan
keseimbangan Pendapatan Nasional, yaitu:
a) Pungutan pajak olch pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat dengan pengurangan
keatas konsumsi rumah tangga.
b) Pajak oleh pemerintah digunakan untuk belanja tentu akan menaikkan pembelanjaan
agregat, yaitu G.
Keseimbangan perekonomian akan tercapai bila dicapai penawaran agregat (AD) sama dengan
pengeluaran agregat (AD). Secara matematis bahwa persamaanya adalah
Y = AE => AE = C + I + G
Pada perekonomian dua sektor untuk menentukan besarnya pendapatan nasional
keseimbangan tiga sektor dapat melalui dua cara, yakni :
Cara 1 : melalui pendekatan keseimbangan
Y = C + I + G (keseimbangan)
C = a + b Yd
Yd = Y + Tr + Tx

Maka keseimbangan pendapatan nasional adalah :


Y=C+I+G
Y = a + bYd + I + G
Y = a + b (Y + Tr + Tx) + I + G
Y = a + b Y + bTr – bTx + I + G
Y – bY = a + bTr – bTx + I + G
(1-b) Y = a + bTr – bTx + I + G
a+bT r−bT
Y= x+ I+ G

(1−b)

Cara ke 2: bocoran = suntikan


S+ x T = I + G. + T r
Yd – C + Tx = I + G. + T r
(Y + T r+ T x ) – ( a + b Y a ) + Y x= I + G + T r
Y + T r- T r – ( a+ b (y + T r - T x )) +T x = I + G. + T r
Y + T r- T x – a – b y=b T r + bT x + T x = I + G. + T r
Y – bY = a + b T r - bT x + I + G
(1 – b )Y = a + b T r - bT x + I + G
a+b T r−b T x + I +G
Y =
(1−b)
Kalau diperhatikan kedua cara diatas hasilnya adalah sama yaitu :
a+b T r−b T x + I +G
Y =
(1−b)
Perlu diketahui bahwa investasi dan pajak pada kasus ini merupakan variabel exogen artinya
bahwa pengeluaran investasi dan pajak tidak dipengaruhi pendapatan.

4. Angka Pengganda (Multiplier) Perekonomian Tiga Sektor


Pada perekonomian model dua sektor kita hanya mengenal satu macam angka pengganda
yaitu pengganda ivestasi. Akan tetapi pada perekonomian tiga sektor kita kenal ada enam angka
pengganda yaitu :
a) Angka pengganda investasi (I)
b) Angka pengganda konsumsi (C)
c) Angka pengganda pengeluaran (G)
d) Angka pengganda transfer payment (Tr)
e) Angka pengganda anggaran belanja seimbang
Kita selesaikan angka pengganda pengeluaran pemerintah (G)
Keseimbangan awal sebelum terjadi perubahan G adalah :
a+C T r −C T x + I +G
Y=
1−b

Terjadi perubahan G → ∆ F, maka :


a+C T r −C T x + I +(G+∆ G)
Y + ∆Y =
1−b

a+C T r −C T x + I +(G+∆ G) ∆ G
Y + ∆Y = +
1−b 1−b

∆G
∆Y =
1−b

∆ Y ∆G
KG= .
∆ G 1−b

1
KG=
1−b

Anda mungkin juga menyukai