Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ILMU POLITIK (RINGKASAN)

NAMA : JESIKA KOJO


NIM : 20081103022
KELAS : ILMU PEMERINTAHAN GENAP
DOSEN : Dr Alfon Kimbal S,Sos,M.Si

Kamis,26 november 2020


Kuliah Tamu , Tema : Tata Kelola Pemerintahan pada Masa PILKADA Serentak dan Pandemi
Covid-19

Upaya Penanggulangan Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Minut


1. Pengalokasian dana untuk penanganan covid ( refocusing anggaran)
2. Inteks dan korut melaksanakan sosialisasi untuk masyarakat
3. Mengoptimalkan refuse anggaran
4. Tindakan lanjut dari pemerintah pusat seperti melaksanakan gebrak masker

Pemerintah Minut melakukan operasi yusisi = Operasi gabungan dengan forum komunikasi
pimpinan daerah = Operasi bisa dilakukan ditempat,gunanya untuk mengkoordiner masyarakat
yang melanggar protokol kesehatan ( operasi masker ) dan juga yang melanggar lalu lintas.

 Karena covid-19,ekonomi masyarakat banyak terhalang untuk itu masyarakat didorong


untuk mencari peluang-peluang pencarian baru dan dibantu oleh pemerintah dari Sulut.
 Upaya pemerintahan untuk menyemangati masyarakat sebagai pelaku usaha untuk
mengembangkan usaha tapi terhalang karena pandemi,pemerintah mendorong untuk
bekerja sama dengan beberapa unsure yang ada.Seperti denan pihak Bank Sulut Go atau
alat pembayaran elektronik lainnya seperti Dana,untuk boleh mengendors para UMKM
untuk lebih bersemangat mengembangkan usaha.

Konteks Pemilu di Minut : Pemerintah membangun komunikasi aktif dengan pemanggu


kepentingan yang ada untuk menjaga tahapan-tahapan pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah agar berjalan lancer,sehat,aman dari covid-19.
Dukungan juga lewat penerapan protokol-protokol kesehatan dan himbawan kepada petugas-
petugas (PPS) yaitu untuk memperkecil lingkaran aktivitas supaya potensi atau resiko tertular
covid-19 rendah.

3 langka strategis jangka panjang pemerintah Minut :


1. Standarisasi pelayanan aman
2. Digitalisasi birokrasi
3. Meningkatkan profesionalisme dan etos kerja.
Dinamika Tata Kelola Pemerintah :
 Kebijakan
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ternyata tidak cukup jadi solusi bagi Indonesia
menuntaskan pandemi covid-19 serta dampak-dampak yang mengikutinya (kompas.com
09/2020)
Pandemi covid-19 “jadi tantangan pembuatan kebijakan public,dari sisi kesehatan ,dari masalah
sosial,dari sisi solvabilitas usaha kecil menengah,korporasi,sector keuangan,semuanya
menimbulkan implikasi kepada manusianya” (Sri Mulyani)
Melakukan evaluasi dan revisi kebijakan dari pemerintah pusat,Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Desa.
Sehebat apapun pilkada yang dhasilkan dari suatu system politik,tetapi jika system politik yang
demokratis itu tidak mampu menghasilkan kebijakan public yang unggul maka tidak akan ada
gunanya.Kebijakan merupakan output paling nyata dan paling utama dari sebuah system
politik.
 Tata Kelola Pemerintah:
Tata kelola pemerintah yang baik sebagai suatu tanggung jawab dari kewenangan
ekonomi,kewenangan administrasi dan kewenangan politik untuk mengatur masalah-masalah
sosial negara.
Dari pengertian tersebut,terlihat tiga sector utama dari kewenangan pemerintah yang
kemudian digunakan untuk sebesar-besar kepentingan rakyat.
 Keuangan:
Penanganan dampak pamdemi covid-19 masih menjadi prioritas alokasi dana dalam APBD
perubahan 2020 sulut.Dimulai dengan melakukan refocusing.
Dasar regulasi:Instruktur Presiden No.4/2020 tentang refocusing kegiatan,realokasi
anggaran,serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan covid-19.
Refocusing anggaran di Sulut : APBD Provinsi,APBD 15 kabupaten/kota,APBD 1507 Desa.
 Birokrasi:
Birokrasi digital,standardisasi pelayanan dan profesionalisme SDM aparatur menjadi strategi
jangka pendek dalam menjalankan birokrasi pada masa pandemi
 Pelayanan Publik:
Publik menyayangkan banyak kantor pelayanan tutup dan tak menyediakan alternative agar
proses layanan mereka tetap diakses.
Bagi public,masih sedikit instansi layanan yang memiliki kreasi dan inovasi.
Senin,30 November 2020
Kuliah Tamu, Tema : Perkembangan Politik Lokal di Indonesia

Reformasi,Demokrasi dan Desentrasi


 Reformasi di tahun 1998 melahirkan demokrasi di Indonesia
 Demokratisasi di tingkat nasional membuka peluang pengelolaan negara beralih dari
sentralisasi menuju desentralisasi
 Desentralisasi dianggap membuka ruang bagi pengelolaan yang lebih
responsitif,transparan dan partisipatif
 Demokrasi di Indonesia segera disongsong dengan aspirasi dan aturan hokum
desentralisasi.
Tujuan Desentralisasi
1. Pendidikan Politik
2. Latihan Kepemimpinan Politik
3. Stabilitas Politik
4. Kesamaan Politik
5. Akuntabilitas
6. Responsiveness
7. Efisiensi dan Efektifitas
Orde Baru
Pemilu dan pilkada orde baru :
 Partai politik peserta pemilu hanya 3,itupun satu mengaku bukan partai.
 Urutan pemegang pemilu sudah biasa dipastikan:Golkar,PPP dan PDI
 Kepala daerah dipilih ole DPRD dalam pemilihan tidak langsung.Pencalonan mesti
direstui presiden/mendagri,begitupun hasil akhir.Pemenang bisa dibatalkan jika tidak
sesuai keinginan presiden/mendagri.
 Sebagian besar kepala daerah berasal dari unsure militer aktif.
Apa yang terjadi dalam Politik Lokal 1999-2004 ?
 Munculnya kelompok-kelompok kekerasan di tingkat local berbasis etnis dan agama :
FBR,FPI,BPPKB,dll
 Pilkada tidak langsung dibumbui oleh praktek karantina,money politics,intimidasi dan
kekerasan
 Munculnya bibit oligarki local yang bersitemali dengan kelomok-kelompok kekerasan
dan praktek monopoli proyek-proyek pemerintah serta korupsi
 Restu bukan lagi dari pemerintah tapi dari ketua umum partai politik
UU 32 2004 Pilkada Langsung :
 Pilkada langsung,dianggap panacea untuk kekerasan dan money politics
 Kekerasan jauh berkurang,money politics pindah dari gedung DPRD ke masyarakat
secara langsung
 Pemilihan langsung dianggap melahirkan raja kecul,Local Stringmen atau Dinasti
Politik.Namun fondasi lahirnya oligarki local tersebut sesungguhnya berakar dari pilkada
tidak langsung yang sarat politik uang dan kekerasan
Pilkada Langsung :
 Memberi ruang bagi rakyat untuk terlibat dalam proses menetukan pemimpin walaupun
sulit terlibat dalam proses pencalonan di partai politk.
 Melahirkan oligarki local dalam berbagai bentuk,terutama yang paling menonjol adalah
dinasti politik
 Namun harus dipahami bahwa dinasti politik yang terbangun akarnya justru terbangun
dan terpupuk subur sejak pilkada tak langsung 2000-2004
Dinasti Politik
 Sampai tahun 2016 terdapat 65 pemerintah daerah yang merupakan bagian dari politik
Dinasti
 Dalam pilkada 2017 terdapat 8 kepala/wakil kepala daerah baru yang merupakam
bagian dari dinasti politik
 Di provinsi banten,dari 9 pemerintah daerah hanya 2 yang terlepas dari dinasti politik
(kota tanggerang dan kota serang)
 Dalam pilkada 2018 salah satu trend yang dilakukan oleh dinasti politik khususnya
incumbent adalah memborong partai politik sehingga hanya melawan kotak kosong.
Mengapa terjadi trend calon tunggal ?
 BIaya politik calon partai “mahal”
 Menjadi Calon melalui jalur independent,sulit
 Partai politik cenderung pragmatis dan membentuk kartel politik
 Biaya borng partai dan mengendalikan kartel walaupun mahal,lebih menjamin
kemenangan dan bisa jadi lebih murah dibandingkan dengan berkompetesi dengan
calon lain
7 Ms (coronel,2007)
 Money
 Marriage
 Merger
 (political) Machine
 Murder and Mayhem
 Media and/or Movie
 Myt
Populisme
 Populisme adalah anti-status yang menyederhanakan ruang politik dengan membagi
masyarakat secara simbolis antara orang-orang dan yang lainnya (sebagai underdog)
/dan yang lainnya (oligarchs/Established Regime) (Panizza,Laclau,2005)
 Populisme paling baik dilihat sebagai daya tarik bagi rakyat bertentangan dengan
struktur kekuasaan yang sudah mapan dan gagasan serta nilai dominan masyarakat
 Di negara demokrasi yang mapan (mereka) mengklaim bahwa mereka berbicara
mewakili mayoritas orang biasa yang diam,yang berkepentingan dan mendapatnya
(mereka klaim) secara teratur di kalahkan oleh elit yang arogan,politisi yang korup dan
minoritas yang keras (Cannovan,1993,p.3)
Tend Lain :
 Politk Uang
 Politik Korporasi di Daerah
 Internet dan Politik
 Relawan Politik
 dll
 Desentralisasi sebetulnya berhasil memperkuat stabilitas politik,persatuan nasional dan
munculnya jenjang karir kepemimpinan local bahkan ke tingkat nasional
 Problem demokrasi local utamanya terletak di partai politik yang cenderung pragmatis
dan membentuk kartel politik.Butuh penguatan kelembagaan partai yang meliputi
proses pembuatan keputusan,identitas nilai,pengelolaan sumber daya,mekanisme
penyelesaian konflik dan kemampuan menyesuaikan diri (survival)
 Pendidikan Politik bagi masyarakat juga mendesak.Jika parpol adalah supply untuk
berbagai problem dalam politik local,maka demand ada di masyarakat
 Civil society termasuk media massa memegang peran besar dalam mendorong politik
local lebih baik

Anda mungkin juga menyukai