ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu penyebab AKI adalah komplikasi kehamilan diantaranya
Hyperemesis Gravidarum yaitu mual-mual yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan mual-muntah bisa
menyebabkan dehidrasi dan dapat mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui karakteristik kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit
Pusri Palembang Tahun 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskritif analitik dengan
pedekatan “Retrospektif”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Pusri Palembang pada Tahun 2017 yang berjumlah 337
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simplerandom sampling, jumlah sampel
penelitian ini sebanyak 183 responden. Hasil: Berdasarkan hasil Uji chi-square untuk umur ibu
dengan p value (0,000), paritas dengan p value (0,000), pekerjaan dengan p value (0,021) <0,05. Ada
hubungan antara umur, paritas, dan pekerjaan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum. Saran:
Penelitian ini diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan
konseling mengenai hiperemesis gravidarum pada ibu hamil, serta dapat meningkatkan standar
pelayanan kesehatan sehingga tidak terjadi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Kata Kunci: Hiperemesis Gravidarum, umur, paritas, pekerjaan.
ABSTRACT
Background: One of the causes of AKI is pregnancy complications including Hyperemesis
Gravidarum, which is excessive nausea more than 10 times in 24 hours, so it can cause carbohydrate
reserves and fat to be used up for energy needs. Lack of fluids taken and loss of fluid nausea can cause
dehydration and can affect fetal development in the womb. Objective: The aim of this study was to
determine the characteristics of of hyperemesis gravidarum incidence at Pusri Hospital Palembang
2017. Methods:This study used descriptive analytic method with Retrospective approach .The
population in this study were all pregnant mother who came to check their pregnancies at the Pusri
Hospital Palembang 2017 with totaling 337 people. The sampling taken was conducted by
simplerandom samplingmethod, the number of samples of this study was 183 respondents. Results:
Based on the results of chi-square test for maternal age with p value (0,000), the parity with p value
(0,000), occupation with p value (0,021) <0,05. There was a relationship among age, parity, and
occupation to the hyperemesis Gravidarumincidence. Conclusion: This study is expected that health
workers can improve the implementation of ellucidation and counseling regarding hyperemesis
gravidarum on pregnant mother, and can improve health service standards so that hyperemesis
gravidarum does not occur on pregnant mother.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kejadian Hiperemesis Geravidarum,
Umur, Paritas dan Pekerjaan ibu
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kejadian Hiperemesis
Gravidarum 36 19,7
- Ya 147 80,3
- Tidak
Jumlah 183 100
2. Umur
- risiko 34 18,6
- tidak risiko 149 81,4
Jumlah 183 100
3. Paritas
- risiko 47 25,7
- tidak risiko 136 74,3
Jumlah 183 100
4. Pekerjaan
- ya 55 30,1
- tidak 128 69,9
Jumlah 183 100
Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 183 dengan ibu hamil paritas risiko yaitu
ibu hamil, variabel kejadian hiperemesis sebnyak 136 responden (74,3%). Distribusi
Gravidarum didapatkan bahwa jumlah ibu frekuensi berdasarkan pekerjaan
hamil yang tidak mengalami kejadian didapatkan bahwa dari 183 ibu hamil,
hiperemesis gravidarum lebih banyak jika jumlah ibu hamil yang tidak bekerja
dibandingkan dengan ibu hamil yang lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu
mengalami kejadian hiperemesis hamil yang bekerja yaitu sebanyak 128
gravidarum yaitu sebnyak 147 ibu hamil ( responden (69,9).
80,3 %). Distribusi frekuensi berdasarkan Analisis Bivariat
umur didapatkan bahwa dari 183 ibu Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
hamil, jumlah ibu hamil dengan umur tidak adanya hubungan antara variabel independen
berisiko lebih banyak jika dibandingkan (umur, paritas dan pekerjaan) dengan variabel
dengan umur ibu hamil yang berisiko yaitu dependen (kejadian hiperemesis gravidarum).
sebanyak 149 responden (81,4%). Uji statistik yang digunakan adalah chi square,
Distribusi frekuensi berdasarkan dengan batas kemaknaan bila p-value<α =
paritas didapatkan bahwa dari 183 ibu (0,05) artinya ada hubungan yang bermakna
(signifikan) antara variabel dependen dengan
hamil, jumlah ibu hamil dengan paritas
variabel indepeden dan sebaliknya.
tidak risiko lebih banyak jika dibandingkan
Tabel 2.
Hubungan antara Variabel Umur, Paritas, Pekerjaan dengan
Kejadian Hiperemesisi Gravidarum
Kejadian Hiperemisis
Gravidarum
Variabel Total P value
Ya Tidak
1) Umur
29 5 34
Risiko
83,5% 14,7% 100% 0,001
7 142 149
Tidak risiko
4,7% 95,3% 100%
2) Paritas
26 21 47
Risiko
56,3% 44,7% 100% 0,029
10 125 136
Tidak Risiko
7,4% 92,6% 100%
3) Pekerjaan
17 38 55
Positif 0,007
30,9% 69,1% 100%
19 109 128
Negatif
14,8% 85,2% 100%
ini bisa mempengaruhi emosi ibu sehingga Menurut Wiknjosastro (2012), paritas
terjadi konflik mental yang membuat ibu 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau
kurang nafsu makan. Bila ini terjadi dapat dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
menye-babkan iritasi pada lambung paritas > 3 mempunyai kematian maternal
sehingga terjadi muntah. Hyperemesis lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
gravidarum yang terjadi di atas umur 35 tinggi kematian maternal. Mual dan
tahun juga tidak terlepas faktor psikologis muntah terjadi pada 60-80% primigravida
yang disebabkan oleh karena ibu tidak siap dan 40-60% multigravida, perasaan mual
hamil lagi atau tidak menginginkan ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
kehamilan lagi. Sehingga akan merasa hormon estrogen dan hormon choironic
sedemiki-an tertekan dan menimbulkan gonodotropin (HCG) mungkin karena
stress pada ibu yang dapat menyebabkan sistem saraf pusat atau pengosongan
Hiperemesis gravidarum. lambung yang berkurang. Paritas adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan teori banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
maka peneliti berasumsi bahwa umur oleh seorang wanita Paritas dapat
merupakan salah satu faktor yang dibedakan menjadi primipara, multipara
mempengaruhi terjadinya hiperemesis dan grandemultipara (Winkjosastro, 2009).
gravidarum. Karena pada saat umur ibu Berdasarkan hasil penelitian dan teori
kurang dari 20 tahun organ tubuh seperti maka peneliti berasumsi bahwa paritas
rahim yang belum maksimal untuk dibuahi merupakan salah satu faktor yang
dan otot rahim yang terlalu lemah dalam mempengaruhi terjadi hiperemesis
proses involusi, sehingga lebih mudah gravidarum neonatorum. Hal ini terlihat
mengalami komplikasi salah satunya dari hasil penelitian dimana kejadian
adalah hiperemesis gravidarum hiperemesis gravidarum lebih besar terjadi
Hubungan antara Paritas dengan pada paritas risiko tinggi dibandingkan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum dengan paritas risiko rendah. Karena pada
Hasil uji statistik Chi-Square (p-
paritas risiko tinggi (paritas 1 dan > 3),
value=0,000), menunjukkan bahwa ada
kehamilan yang berulang-ulang akan
hubungan yang bermakna antara paritas
menimbulkan kerusakan pada pembuluh
dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
darah dinding uterus yang mempengaruhi
Penelitian yang dilakukan oleh
fungsi lambung yang membuat asam
Ochtarina (2016), didapatkan bahwa ada
lambung tidak stabil sehingga
hubungan antara paritas dengan kejadian
menyebabkan mual pada ibu hamil.
hiperemesis gravidarum (p-value = 0,017).
Hubungan antara Pekerjaan dengan Dari hasil penelitian dan teori maka
Kejadian Hiperemesis Gravidarum peneliti berasumsi bahwa kehamilan yang
Berdasarkan hasil penelitian
sehat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, ibu
didapatkan, ibu hamil dengan paritas
yang bekerja lebih berisiko mengalami
resiko sebanyak 17 responden (30,9%).
gangguan saat hamil seperti mengalami
Hasil uji statistik Chi-Square nilai p-value
hiperemesis gravidarum karena pada ibu
= 0,000 < α = 0,05 menunjukan bahwa ada
bekerjaan kondisi fisik ibu lebih terbeban
hubungan yang bermakna antara paritas
karena pekerjaan yang dilakukan serta
dengan kejadian hiperemisis gravidarum.
psikis ibu mengalami tekanan karena
Penelitian ini sejalan dengan Surya
pekerjaan sehingga berisiko mengalami
dalam Mursyida (2013), faktor pekerjaan
hiperemesis gravidarum.
juga mempengaruhi tingkat kejadian
Hyperemesis gravidarum sebanyak 86%
KESIMPULAN DAN SARAN
pada ibu yang bekerja di luar rumah
Kesimpulan
sedangkan sebanyak 14% pada ibu yang
Dari hasil penelitian yang telah
bekerja di rumah (IRT). Disamping itu
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
juga kehamilan kurang mendapat
kesimpulan sebagai berikut :
kebijakan oleh perusahaan karena mereka
1. Sebagian besar responden tidak
mengang-gap kehamilan akan
mengalami hiperemesis gravidarum
mengakibatkan wanita itu tersingkir dari
sebanyak 147 responden (80,3%),
promosi atau tertahan di suatu posisi
responden dengan umur tidak risiko
karena pada saat hamil kemungkinan dapat
sebanyak 149 responden (81,4%),
menimbulkan kesulitan-kesulitan (penyakit
responden dengan paritas tidak risiko
kehamilan) tertentu bagi wanita yang
sebanyak 136 responden (74,3%) dan
bekerja (Surya dalam Mursyida, 2013).
responden tidak bekerja sebanyak 128
Pekerjaan adalah kegiatan rutin ibu
responden (69,9%)
yang dilakukan berdasarkan keinginan dan
2. Ada hubungan antara umur dengan
kemampuan mendapatkan upah atau gaji
kejadian hiperemesis gravidarum
(Notoatmodjo, 2005).
dengan p value 0,000 < 0,05.
Pekerjaan dalam penelitian adalah
3. Ada hubungan antara paritas dengan
ibu Hiperemesis Gravidarum sangat besar
kejadian hiperemesis gravidarum
mempengaruhi pekerjaan pada wanita
dengan p value 0,000 < 0,05.
hamil yang bekerja diluar rumah sehingga
4. Ada hubungan antara pekerjaan
kehilangan waktu dalam bekerja.
dengan kejadian hiperemesis
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin R, . 2012. Studi kasus kontrol biomedis terhadap kejadian hiperemesis ibu hamil
di Puskesmas Bantimurung
Anton. 2015.Angka Kematian Ibu menurut WHO.(Online) (http://www.suara
pembaharuan.com//angka-kematian-ibu).
Charlima, Simare-Mare. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian HEG di RS
Bhayangkara Palembang. Jurnal. STIKES Mitra Adiguna Palembang.
Dinkes. 2015. Profil Kesehatan Kota Palembang. Palembang: Dinkes
Fauziyah Yulia. 2012. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Medika
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes