Anda di halaman 1dari 10

Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

ANALISIS KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)


BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA

Sri Handayani1, Ummi Aiman2

Program Studi Kebidanan, STIKES ‘Aisyiyah Palembang


handayani.annisa84@yahoo.com1
ummiaiiman@yahoo.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu penyebab AKI adalah komplikasi kehamilan diantaranya
Hyperemesis Gravidarum yaitu mual-mual yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan mual-muntah bisa
menyebabkan dehidrasi dan dapat mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui karakteristik kejadian hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit
Pusri Palembang Tahun 2017. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskritif analitik dengan
pedekatan “Retrospektif”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Pusri Palembang pada Tahun 2017 yang berjumlah 337
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simplerandom sampling, jumlah sampel
penelitian ini sebanyak 183 responden. Hasil: Berdasarkan hasil Uji chi-square untuk umur ibu
dengan p value (0,000), paritas dengan p value (0,000), pekerjaan dengan p value (0,021) <0,05. Ada
hubungan antara umur, paritas, dan pekerjaan dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum. Saran:
Penelitian ini diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan pelaksanaan penyuluhan dan
konseling mengenai hiperemesis gravidarum pada ibu hamil, serta dapat meningkatkan standar
pelayanan kesehatan sehingga tidak terjadi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.
Kata Kunci: Hiperemesis Gravidarum, umur, paritas, pekerjaan.

ABSTRACT
Background: One of the causes of AKI is pregnancy complications including Hyperemesis
Gravidarum, which is excessive nausea more than 10 times in 24 hours, so it can cause carbohydrate
reserves and fat to be used up for energy needs. Lack of fluids taken and loss of fluid nausea can cause
dehydration and can affect fetal development in the womb. Objective: The aim of this study was to
determine the characteristics of of hyperemesis gravidarum incidence at Pusri Hospital Palembang
2017. Methods:This study used descriptive analytic method with Retrospective approach .The
population in this study were all pregnant mother who came to check their pregnancies at the Pusri
Hospital Palembang 2017 with totaling 337 people. The sampling taken was conducted by
simplerandom samplingmethod, the number of samples of this study was 183 respondents. Results:
Based on the results of chi-square test for maternal age with p value (0,000), the parity with p value
(0,000), occupation with p value (0,021) <0,05. There was a relationship among age, parity, and
occupation to the hyperemesis Gravidarumincidence. Conclusion: This study is expected that health
workers can improve the implementation of ellucidation and counseling regarding hyperemesis
gravidarum on pregnant mother, and can improve health service standards so that hyperemesis
gravidarum does not occur on pregnant mother.

Keywords: Hyperemesis Gravidarum, age, parity, occupation.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 99


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

PENDAHULUAN kematian), sedangkan pada tahun 2015


Kehamilan dan kelahiran merupakan angka kematian ibu meningkat menjadi
kejadian normal dalam kehidupan, 143 kematian ibu.
walaupun hal tersebut adalah suatu yang Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota
normal tetapi potensi terjadinya patologi Palembang tahun 2013 sebesar 53 per
pada wanita tetap ada, semua individu 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2014
mempunyai resiko/potensial terjadinya terdapat 20 per 100.000 kelahiran hidup,
patologis (Hani, 2011). sedangkan tahun 2015 sebesar 31 per
Tingginya angka kematian ibu sangat 100.000 kelahiran hidup tahun(Dinkes
bervariasi, dari beberapa sumber yang Kota Palembang, 2015).
salah satunya menurut World Health Menurut Amiruddin bahwa salah satu
Organization (WHO) pada tahun 2014 penyebab AKI adalah komplikasi
memperkirakan sebanyak 536.000 kehamilan diantaranya Hyperemesis
perempuan meninggal dunia akibat Gravidarum yaitu mual-mual yang
masalah kehamilan, persalinan dan nifas. berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24
Kejadian ini dapat berakibat 99% kematian jam,sehingga dapat mengakibatkan
ibu terjadi di negara-negara berkembang cadangan karbohidrat dan lemak habis
(Anton, 2015). terpakai untuk keperluan energi.
Masalah di indonesia kematian dan Kekurangan cairan yang diminum dan
kesakitan ibu merupakan masalah besar kehilangan cairan mual-muntah bisa
negara-negara dimana warga perempuan menyebabkan dehidrasi dan dapat
memiliki kemungkinan 20-60 kali lipat mempengaruhi perkembangan janin dalam
dibanding. Indonesia yang termasuk negara kandungan (Amiruddin, 2012).
berkembang, AKI di Indonesia pada tahun Hiperemesis gravidarum merupakan
2015 adalah 102 kematian per 100.000 mual dan muntah dengan intensitas lebih
kelahiran hidup, kematian ibu diakibatkan dari 10 kali dalam 24 jam, sering terjadi
kehamilan,persalinan dan nifas sampai gestasi sekitar 16 minggu. Mual
(Kemenkes, 2015). dan muntah merupakan gejala umum,
Berdasarkan laporan Dinas mulai dari rasa tidak enak sampai muntah
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, yang berkepanjangan. Dalam kedokteran
Angka kematian ibu (AKI) tahun 2013 sering dikenal morning sickness karena
adalah 84,1 per 100.000 kelahiran hidup munculnya seringkali pagi hari. Mual dan
(131 kematian), tahun 2014 adalah 86,1 muntah diperberat oleh makanan yang
per 100.000 kelahiran hidup (131 baunya menusuk dan juga oleh emosi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 100


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

penderita yang tidak stabil (Kusmiyati, jalan memberikan penerapan tentang


2012). kehamilan dan persalinan sebagai suatu
Penyebab dari Hiperemesis proses yang fisiologis, memberikan
Gravidarum ini sendiri belum diketahui keyakinan .bahwa mual dan kadang-
secara pasti namun ada beberapa faktor kadang muntah merupakan gejala
yang ditemukan seperti faktor predisposisi fisiologis pada kehamilan muda dan akan
seperti primigravida, molahidatidosa, dan hilang setelah kehamilan 4 bulan (Wilcox,
kehamilan ganda. Faktor masuknya Vili 2012)
Khorialis dalam sirkulasi maternal dan Menurut Wiknjosastro (2012), paritas
perubahan metabolik akibat hamil serta 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau
resistensi yang menurun dari pihak ibu dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
terhadap perubahan ini merupakan faktor paritas > 3 mempunyai kematian maternal
organik. Faktor alergi salah satu respons lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
dari jaringan ibu dan anak. Kemudian tinggi kematian maternal. Pada umumnya
faktor psikologik memegang peranan yang ibu hamil yang mengalami perasaan mual
penting pada penyakit ini, rumah tangga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut hormon estrogen dan hormon choironic
terhadap kehamilan dan persalinan, takut gonodotropin (HCG) mungkin karena
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, sistem saraf pusat atau pengosongan
dapat menyebabkan konflik mental yang lambung yang berkurang.
dapat memperberat mual muntah sebagai Faktor pekerjaan juga mempengaruhi
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan tingkat kejadian Hyperemesis gravidarum
menjadi hamil atau sebagai pelarian sebanyak 86% pada ibu yang bekerja di
kesukaran hidup (Winkjosastro, 2012). luar rumah sedangkan sebanyak 14% pada
Umumnya puncak terjadinya ibu yang bekerja di rumah (IRT).
hiperemesis gravidarum terjadi pada usia Disamping itu juga keha-milan kurang
kehamilan < 16 minggu dikarenakan akibat mendapat kebijakan oleh perusahaan
turunnya berat badan, defesiensi gizi dan karena mereka mengang-gap kehamilan
kelainan cairan dan tingkat keasaman akan mengakibatkan wanita itu tersingkir
lambung yang tidak seimbang dan dari promosi atau tertahan di suatu posisi
meningkatnya kadar estrogen karena karena pada saat hamil kemungkinan dapat
keluhan ini terjadi pada trimester pertama. menimbulkan kesulitan-kesulitan (penyakit
Pencegahan terhadap hiperemesis kehamilan) tertentu bagi wanita yang
gravidarum perlu dilaksanakan dengan bekerja (Surya dalam Mursyida, 2013).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 101


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

Penelitian yang dilakukan Charlina pekerjaan dengan kejadian hiperemisis


(2015), didapatkan hasil bahwa ada gravidarum. Alat ukur yang dinggunakan
hubungan bermakna antara umur dengan adalah mencatat dari rekam medik dengan
kejadian hiperemesis gravidarum (ρ-value alat bantu check list. Analisis dibagi dalam
=0,009). Hal ini dikarenakan ibu hamil tiga bentuk yaitu analisis univariat untuk
pada usia di bawah 20 tahun atau lebih 35 melihat gambaran masing-masing variabel,
tahun merupakan faktor risiko terjadinya analisis bivarat untuk melihat hubugan
hiperemesis gravidarum yang dapat bebas dan terikat menggunakan Chi-
menyebabkan gangguan kehamilan dan Square dengan derajat kepercayaan 95%
pertumbuhan janin (a=0,05). Bila p <0,05 menunjukkan
Berdasarkan latar belakang di atas bahwa ada hubungan yang bermakan
hiperemesis gravidarum sebagai salah satu antara variabel bebas dengan variabel
komplikasi akibat langsung kehamilan, terikat.
maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Karakterstik kejadian Hiperemesis
HASIL PENELITIAN
Gravidarum di Rumah Sakit Pusri
Univariat
Palembang Tahun 2017”.
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dan
METODE PENELITIAN presentase dari variabel dependen
Desain penelitian ini menggunakan
(kejadian hiperemesis gravidarum) dan
metodedeskriptif analitik dengan
variabel independen (umur, paritas dan
menggunakan pendekatan kuantitatip dan
pekerjaan). Analisis univariat dapat dilihat
dengan rancangan retrospektif. Popolasi
dari tabel berikut :
dan sampelyang diambil dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di Rumah
Sakit PUSRI Palembang pada Tahun 2017
yang berjumlah 337 orang. Pengmbilan
sampel dilakukan dengan tehnik simple
random sampling dengan cara acak dengan
jumlah sampel 183 responden. Variabel
yang digunakan dalam penltian ini
hubungan antar umur, paritas dan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 102


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kejadian Hiperemesis Geravidarum,
Umur, Paritas dan Pekerjaan ibu
No Variabel Frekuensi (f) Presentase (%)
1. Kejadian Hiperemesis
Gravidarum 36 19,7
- Ya 147 80,3
- Tidak
Jumlah 183 100
2. Umur
- risiko 34 18,6
- tidak risiko 149 81,4
Jumlah 183 100
3. Paritas
- risiko 47 25,7
- tidak risiko 136 74,3
Jumlah 183 100
4. Pekerjaan
- ya 55 30,1
- tidak 128 69,9
Jumlah 183 100

Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 183 dengan ibu hamil paritas risiko yaitu
ibu hamil, variabel kejadian hiperemesis sebnyak 136 responden (74,3%). Distribusi
Gravidarum didapatkan bahwa jumlah ibu frekuensi berdasarkan pekerjaan
hamil yang tidak mengalami kejadian didapatkan bahwa dari 183 ibu hamil,
hiperemesis gravidarum lebih banyak jika jumlah ibu hamil yang tidak bekerja
dibandingkan dengan ibu hamil yang lebih banyak jika dibandingkan dengan ibu
mengalami kejadian hiperemesis hamil yang bekerja yaitu sebanyak 128
gravidarum yaitu sebnyak 147 ibu hamil ( responden (69,9).
80,3 %). Distribusi frekuensi berdasarkan Analisis Bivariat
umur didapatkan bahwa dari 183 ibu Analisis ini dilakukan untuk mengetahui
hamil, jumlah ibu hamil dengan umur tidak adanya hubungan antara variabel independen
berisiko lebih banyak jika dibandingkan (umur, paritas dan pekerjaan) dengan variabel
dengan umur ibu hamil yang berisiko yaitu dependen (kejadian hiperemesis gravidarum).
sebanyak 149 responden (81,4%). Uji statistik yang digunakan adalah chi square,
Distribusi frekuensi berdasarkan dengan batas kemaknaan bila p-value<α =

paritas didapatkan bahwa dari 183 ibu (0,05) artinya ada hubungan yang bermakna
(signifikan) antara variabel dependen dengan
hamil, jumlah ibu hamil dengan paritas
variabel indepeden dan sebaliknya.
tidak risiko lebih banyak jika dibandingkan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 103


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi
Aiman2

Tabel 2.
Hubungan antara Variabel Umur, Paritas, Pekerjaan dengan
Kejadian Hiperemesisi Gravidarum
Kejadian Hiperemisis
Gravidarum
Variabel Total P value
Ya Tidak
1) Umur
29 5 34
Risiko
83,5% 14,7% 100% 0,001
7 142 149
Tidak risiko
4,7% 95,3% 100%
2) Paritas
26 21 47
Risiko
56,3% 44,7% 100% 0,029
10 125 136
Tidak Risiko
7,4% 92,6% 100%
3) Pekerjaan
17 38 55
Positif 0,007
30,9% 69,1% 100%
19 109 128
Negatif
14,8% 85,2% 100%

PEMBAHASAN psikologik yang dahsyat, stres dapat


Hubungan Antara Umur dengan memper-berat mual dan muntah yang
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
diinduksin secara hormonal. Ibu hamil
Hasil penelitian didapatkan bahwa
pada usia di bawah 20 tahun atau lebih 35
ibu hamil dengan umur resiko sebanyak 29
tahun merupakan faktor risiko terjadinya
responden (85,3%). Hasil uji statistik Chi-
hiperemesis gravidarumyang dapat
Square nilai p-value = 0,000 < α = 0,05
menyebabkan gangguan kehamilan dan
menunjukan bahwa ada hubungan yang
pertumbuhan janin. Hal ini disebabkan
bermakna antara umur dengan kejadian
karena pada usia dibawah 20 tahun lebih
hiperemisis gravidarum.
disebabkan oleh belum cukupnya
Menurut penelitian Charlina (2015),
kematangan fisik, mental, dan fungsi sosial
didaptkn hasil bahwa ada hubungan
dari calon ibu sehingga menimbulkan
bermakna antara umur (p-value = 0,009)
keraguan apakah dia sanggup memberikan
dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
cinta kasih serta perawatan dan asuhan
Menurut Mursyida (2012), kehamilan
pada anak yang akan dilahirkan nanti, hal
adalah waktu penolakan fisik dan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 104


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

ini bisa mempengaruhi emosi ibu sehingga Menurut Wiknjosastro (2012), paritas
terjadi konflik mental yang membuat ibu 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau
kurang nafsu makan. Bila ini terjadi dapat dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan
menye-babkan iritasi pada lambung paritas > 3 mempunyai kematian maternal
sehingga terjadi muntah. Hyperemesis lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
gravidarum yang terjadi di atas umur 35 tinggi kematian maternal. Mual dan
tahun juga tidak terlepas faktor psikologis muntah terjadi pada 60-80% primigravida
yang disebabkan oleh karena ibu tidak siap dan 40-60% multigravida, perasaan mual
hamil lagi atau tidak menginginkan ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
kehamilan lagi. Sehingga akan merasa hormon estrogen dan hormon choironic
sedemiki-an tertekan dan menimbulkan gonodotropin (HCG) mungkin karena
stress pada ibu yang dapat menyebabkan sistem saraf pusat atau pengosongan
Hiperemesis gravidarum. lambung yang berkurang. Paritas adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan teori banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
maka peneliti berasumsi bahwa umur oleh seorang wanita Paritas dapat
merupakan salah satu faktor yang dibedakan menjadi primipara, multipara
mempengaruhi terjadinya hiperemesis dan grandemultipara (Winkjosastro, 2009).
gravidarum. Karena pada saat umur ibu Berdasarkan hasil penelitian dan teori
kurang dari 20 tahun organ tubuh seperti maka peneliti berasumsi bahwa paritas
rahim yang belum maksimal untuk dibuahi merupakan salah satu faktor yang
dan otot rahim yang terlalu lemah dalam mempengaruhi terjadi hiperemesis
proses involusi, sehingga lebih mudah gravidarum neonatorum. Hal ini terlihat
mengalami komplikasi salah satunya dari hasil penelitian dimana kejadian
adalah hiperemesis gravidarum hiperemesis gravidarum lebih besar terjadi
Hubungan antara Paritas dengan pada paritas risiko tinggi dibandingkan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum dengan paritas risiko rendah. Karena pada
Hasil uji statistik Chi-Square (p-
paritas risiko tinggi (paritas 1 dan > 3),
value=0,000), menunjukkan bahwa ada
kehamilan yang berulang-ulang akan
hubungan yang bermakna antara paritas
menimbulkan kerusakan pada pembuluh
dengan kejadian hiperemesis gravidarum.
darah dinding uterus yang mempengaruhi
Penelitian yang dilakukan oleh
fungsi lambung yang membuat asam
Ochtarina (2016), didapatkan bahwa ada
lambung tidak stabil sehingga
hubungan antara paritas dengan kejadian
menyebabkan mual pada ibu hamil.
hiperemesis gravidarum (p-value = 0,017).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 105


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

Hubungan antara Pekerjaan dengan Dari hasil penelitian dan teori maka
Kejadian Hiperemesis Gravidarum peneliti berasumsi bahwa kehamilan yang
Berdasarkan hasil penelitian
sehat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, ibu
didapatkan, ibu hamil dengan paritas
yang bekerja lebih berisiko mengalami
resiko sebanyak 17 responden (30,9%).
gangguan saat hamil seperti mengalami
Hasil uji statistik Chi-Square nilai p-value
hiperemesis gravidarum karena pada ibu
= 0,000 < α = 0,05 menunjukan bahwa ada
bekerjaan kondisi fisik ibu lebih terbeban
hubungan yang bermakna antara paritas
karena pekerjaan yang dilakukan serta
dengan kejadian hiperemisis gravidarum.
psikis ibu mengalami tekanan karena
Penelitian ini sejalan dengan Surya
pekerjaan sehingga berisiko mengalami
dalam Mursyida (2013), faktor pekerjaan
hiperemesis gravidarum.
juga mempengaruhi tingkat kejadian
Hyperemesis gravidarum sebanyak 86%
KESIMPULAN DAN SARAN
pada ibu yang bekerja di luar rumah
Kesimpulan
sedangkan sebanyak 14% pada ibu yang
Dari hasil penelitian yang telah
bekerja di rumah (IRT). Disamping itu
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
juga kehamilan kurang mendapat
kesimpulan sebagai berikut :
kebijakan oleh perusahaan karena mereka
1. Sebagian besar responden tidak
mengang-gap kehamilan akan
mengalami hiperemesis gravidarum
mengakibatkan wanita itu tersingkir dari
sebanyak 147 responden (80,3%),
promosi atau tertahan di suatu posisi
responden dengan umur tidak risiko
karena pada saat hamil kemungkinan dapat
sebanyak 149 responden (81,4%),
menimbulkan kesulitan-kesulitan (penyakit
responden dengan paritas tidak risiko
kehamilan) tertentu bagi wanita yang
sebanyak 136 responden (74,3%) dan
bekerja (Surya dalam Mursyida, 2013).
responden tidak bekerja sebanyak 128
Pekerjaan adalah kegiatan rutin ibu
responden (69,9%)
yang dilakukan berdasarkan keinginan dan
2. Ada hubungan antara umur dengan
kemampuan mendapatkan upah atau gaji
kejadian hiperemesis gravidarum
(Notoatmodjo, 2005).
dengan p value 0,000 < 0,05.
Pekerjaan dalam penelitian adalah
3. Ada hubungan antara paritas dengan
ibu Hiperemesis Gravidarum sangat besar
kejadian hiperemesis gravidarum
mempengaruhi pekerjaan pada wanita
dengan p value 0,000 < 0,05.
hamil yang bekerja diluar rumah sehingga
4. Ada hubungan antara pekerjaan
kehilangan waktu dalam bekerja.
dengan kejadian hiperemesis

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 106


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

gravidarum dengan p value 0,021 < penelitian tentang hiperemesis


0,05. gravidarum pada ibu hamil dapat terus
Saran dikembangkan.
1. Bagi Rumah Sakit Pusri Palembang 3. Bagi STIKES ‘Aisyiyah Palembang
Diharapkan agar petugas kesehatan Diharapkan dapat menambah bahan
mempunyai keterampilan penyuluhan, kepustakaan tentang penelitian
konseling serta standar pelayanan yang terdahulu dan jurnal kesehatan
lebih kepada pasien. khususnya tentang metodologi
2. Bagi Peneliti Selanjutnya penelitian tentang hiperemesis
Diharapkan agar dapat meneliti gravidarum pada ibu hamil.
variabel lain yang lebih bervariasi dan
mencakup yang lebih luas dengan
metode penelitian yang berbeda selain
penelitian kuantitatif seperti melakukan
penelitian eksperimen terutama yang
berhubungan dengan kejadian
hiperemesis gravidarum. Sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Amirudin R, . 2012. Studi kasus kontrol biomedis terhadap kejadian hiperemesis ibu hamil
di Puskesmas Bantimurung
Anton. 2015.Angka Kematian Ibu menurut WHO.(Online) (http://www.suara
pembaharuan.com//angka-kematian-ibu).
Charlima, Simare-Mare. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian HEG di RS
Bhayangkara Palembang. Jurnal. STIKES Mitra Adiguna Palembang.
Dinkes. 2015. Profil Kesehatan Kota Palembang. Palembang: Dinkes
Fauziyah Yulia. 2012. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Medika
Kemenkes. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 107


Volume 9, Desember 2018, Nomor 1 Sri Handayani1, Ummi Aiman2

Kusmiyati. 2012. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta : EGC


Manuaba, IGD. 2010. Gawat darurat, obstetri-ginekologi dan obstetri-genekologi sosial
untuk profesi bidan. Jakarta : EGC
Mursyida. 2013. Hubungan umur dan pekerjaan ibu dengan kejadian Hyperemesis
gravidarum di Instalasi Kebidanan Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Palembang
tahun 2012. Jurnal: AKBID Pembina
Nachika. 2008. (Online) (http://hubungan-umur-ibu-terhadap-kejadian-hiperemesis-
gravidarum//html)
Notoatmodjo. Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Octharina, Nia. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian HEG di RSUD Dr.
Ibnu Soetowo Baturaja. Jurnal: STIKES Mitra Adiguna Palembang.
Prawirohardjo Sarwono, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakata: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
_____________________. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakata: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rukiyah, Aiyeyeh. 2010.Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta:Transinfo
Wiknjosastro. Hanifa. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wilcox, Alex. 2012. Pengaruh umur terhadap kehamilan. (online) (http://pengaruh-umur-
terhadap-HEG/html)

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 108

Anda mungkin juga menyukai