Anda di halaman 1dari 13

Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KUALITAS HIDUP


PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISIS DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
Arah Murni Adi Ullu, Rr. ListyawatiNurina, Stefany Adi Wahyuningrum

ABSTRAK

Penyakit ginjal kronik menggambarkan kerusakan ginjal dan/atau penurunan fungsi ginjal
selama 3 bulan atau lebih dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2.
Pilihan pengobatan gagal ginjal kronik yang sering dilakukan adalah hemodialisis (HD).
Terapi hemodialisis merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti
air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran
semi permiabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi
proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. HD dapat dilakukan apabila ada penurunan kualitas
hidup tanpa penyebab jelas dan HD dapat memberikan kualitas hidup baik. Berbagai faktor
dapat mempengaruhi kualitas hidup, salah satunya status nutrisi dan masalah nutrisi tersering
adalah malnutrisi energi protein. Tujuan penelitian mengetahui hubungan status nutrisi
dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Prof.
Dr. W. Z. Johannes. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien gagal ginjal
kronik di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes yang berjumlah 48 responden. Pada penelitian ini
6 orang pasien di drop out karena meninggal dunia. Kemudian peneliti mencari 2 sampel
baru karena sampel minimal adalah 44 orang. Pengukuran status nutrisi menggunakan
Malnutrition Inflammation Score dan pengukuran kualitas hidup menggunakan Quality Of
Life Index Dialysis Version III. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Pearson Chi-
square. Hasil untuk uji kemaknaan hubungan antara variabel tersebut menggunakan uji
Pearson Chi-square dengan angka kemaknaan = 0,05, diperoleh nilai p=0,340 yang berarti p
> 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan antara status nutrisi dengan
kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Prof. Dr.
W.Z. Johannes.

Kata Kunci : Status Nutrisi, Kualitas Hidup, Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ginjal kronik (PGK) lebih berat(2,3,4,5).


menggambarkan kerusakan ginjal dan/atau
penurunan fungsi ginjal selama 3 bulan PGK merupakan masalah kesehatan
atau lebih dengan laju filtrasi glomerulus di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
(LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73 m2 insiden dan prevalensi gagal ginjal
(1,2). PGK diklasifikasikan berdasarkan meningkat, hasil yang jelek, dan
derajat penyakit dan dasar etiologi. Pada memerlukan biaya tinggi. Jumlah penderita
klasifikasi berdasarkan derajat penyakit gagal ginjal dengan dialisis atau
dinilai dari LFG dan ketika LFG <15 transplantasi ginjal meningkat dari 340.000
ml/mnt/1,73 m2 disebut gagal ginjal. Pada hingga 651.000 (tahun1999- 2010)(4).
tahap ini pasien memerlukan terapi
pengganti ginjal untuk mengambil alih Prevalensi penyakit gagal ginjal
fungsi ginjal dalam mengeliminasi toksin kronis (GGK) di Indonesia pada tahun 2013
tubuh sehingga tidak terjadi gejala yang sebesar 0,2%, dengan prevalensi tertinggi di

Universitas
425 Nusa Cendana 425
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Provinsi Sulawesi Tengah (0,4%) dan tahun diantaranya tahun 2013 sebesar 1841
prevalensi terendah di Provinsi Riau, kunjungan, tahun 2014 sebesar 6041
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, kunjungan, tahun 2015 sebesar 6758
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa kunjungan(10), tahun 2016 sebesar
Tenggara Barat, dan Kalimantan Timur 7118 kunjungan.
(0,1%). Sedangkan prevalensi PGK di Nusa
Tenggara Timur (NTT) sebesar 0,3% atau Selama tahun 2017 terdapat 1 pasien
masih diatas angka nasional(6). baru yang menjalani HD pada bulan Juli(11).
Secara ideal semua pasien derajat 5 dapat
Pengobatan GGK dibagi dalam dua mulai menjalani dialisis(5). Salah satu
tahap yaitu penanganan konservatif dan insiasi HD dilakukan apabila ada
terapi penggantian ginjal(7). Terapi penurunan kapasitas fungsional atau
pengganti ginjal yang biasanya dilakukan kualitas hidup tanpa penyebab yang jelas.
dapat berupa transplantasi ginjal dan HD berhasil memperpanjang umur pasien
dialisis yang terdiri dari hemodialisis, serta memberikan kualitas hidup yang
peritoneal dialisis(3,5) dan hemofiltrasi(5). baik(12). Beberapa penelitian yang
Terapi pengganti ginjal terbanyak yang dilakukan tahun 2015 dan tahun 2016
diberikan oleh renal unit adalah menyatakan bahwa pasien HD mempunyai
hemodialisis atau HD (82%), diikuti oleh kualitas hidup baik(13,14,15). Penelitian yang
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis dilakukan tahun 2010 memberikan hasil
atau CAPD (12,8%), transplantasi (2,6%), pasien GGK memiliki kualitas hidup
dan Continuous Renal Replacement dengan nilai rata-rata cukup baik(16).
Therapy atau CRRT (2,3%)(8). Sedangkan penelitian yang di lakukan
tahun 2016 di RSUD Prof. Dr. W. Z.
Terapi hemodialisis merupakan Johannes Kupang menunjukkan bahwa
teknologi tinggi sebagai terapi pengganti lebih banyak pasien HD yang memiliki
untuk mengeluarkan sisa- sisa metabolisme kualitas hidup buruk(10,17).
atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia seperti air, natrium, kalium, Kualitas hidup dalam bidang
hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan kesehatan secara global dapat didefinisikan
zat-zat lain melalui membran semi sebagai derajat kepuasan hati sebagai
permiabel sebagai pemisah darah dan akibat dari terpenuhinya kebutuhan secara
cairan dialisat pada ginjal buatan dimana sternal dan pemenuhan persepsi(18).
terjadi proses difusi, osmosis dan Terdapat berbagai faktor yang dapat
ultrafiltrasi(9). Di Indonesia jumlah pasien mempengaruhi kualitas hidup. Faktor-
baru yang menjalani HD mengalami faktor tersebut antara lain usia, jenis
peningkatan setiap tahun dengan pasien kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
gagal ginjal terminal/End Stage Renal nutrisi, faktor dukungan keluarga, adekuasi
Disease (ESRD) merupakan pasien hemodialisis dan lama menjalani HD(13,14).
terbanyak (84%) diikuti dengan pasien Penelitian di RSUD Prof. Dr. W. Z.
Gagal Ginjal Akut (GGA) sebanyak 9%, Johannes tahun 2016 menunjukkan
dan pasien GGA pada GGK sebanyak 7%. karakteristik pasien HD antara lain lebih
Pada tahun 2011 terdapat 15353 pasien banyak pasien berusia >45 tahun, berjenis
baru yang menjalani HD dan meningkat kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi,
cukup tinggi menjadi 19621 pada tahun tidak memiliki pekerjaan, menjalani HD
2012, lalu mengalami penurunan pada secara adekuat, dan lama menjalani HD
tahun berikutnya menjadi 15128. Tetapi >12 bulan(10,17).
meningkat menjadi 17193 pada tahun
2014(8). Data di RSUD Prof. W. Z. Status nutrisi memiliki peran penting
Johannes menunjukkan terjadi peningkatan pada kualitas hidup pasien GGK yang
kunjungan ke Unit Hemodialisis setiap menjalani HD dan malnutrisi adalah faktor

Universitas Nusa Cendana 426


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

utama terjadinya morbiditas dan mortalitas hemodialisis merupakan alasan peneliti


pada pasien HD(5,19). Komplikasi malnutrisi memilih RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
tersering pada HD adalah Malnutrisi Energi sebagai tempat penelitian.
Protein (MEP) karena HD akan
meningkatkan katabolisme protein(19). Penelitian tentang hubungan status
Selain itu anoreksia, mual, dan muntah nutrisi dengan kualitas hidup pasien GGK
sebagai sindrom uremia juga dapat yang menjalani HD belum pernah
mempengaruhi asupan makanan pasien dilakukan di RSUD Prof. Dr. W. Z.
HD(3). Pasien PGK yang menjalani HD Johannes sehingga peneliti tertarik untuk
membutuhkan status nutrisi yang baik meneliti tentang “Hubungan Status Nutrisi
untuk meningkatkan kesehatannya(13). Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani
Penatalaksanaan nutrisi pada PGK Hemodialisis Di RSUD Prof. Dr. W. Z.
bertujuan untuk memperlambat Johannes”.
progresivitas penyakit ginjal, memperbaiki
kualitas hidup, menurunkan morbiditas dan METODE
mortalitas kardiovaskular pada PGK, dan
meminimalkan toksisitas uremik serta Penelitian ini merupakan penelitian
mencegah terjadinya malnutrisi(19). analitik observasional dengan
Penelitian yang dilakukan tahun 2012, menggunakan pendekatan cross –
menunjukkan terdapat hubungan status gizi sectional. Penelitian ini dilakukan pada
pada indikator kadar albumin dengan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
kualitas hidup pada dimensi kesehatan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. W. Z.
fisik(20). Penelitian yang dilakukan tahun Johannes Kupang pada tanggal 15 Januari
2015 juga menunjukkan adanya hubungan 2018 sampai dengan 12 April 2018. Teknik
antara status gizi berdasarkan Lingkar pengambilan sampel yang digunakan yaitu
Lengan Atas (LLA) dengan kualitas simple random sampling. Besar sampel
hidup(13). yang didapatkan sebanyak 48 orang. Pada
penelitian ini 6 orang pasien di drop out
Permasalahan gizi yang sering karena meninggal dunia. Tetapi karena
dijumpai di Kota Kupang adalah MEP. sampel minimal adalah 44 orang, jadi
Pada tahun 2015, prevalensi gizi kurang di peneliti mencari 2 sampel baru. Data
NTT sebanyak 13,0% dan prevalensi gizi kualitas hidup pasien diukur menggunakan
buruk 4,9%(21). Sedangkan menurut kuesioner Quality of Life Index Dyalisis
Riskesdas 2013, NTT merupakan provinsi Version III sedangkan data mengenai status
dengan prevalensi penduduk kurus tertinggi nutrisi diukur menggunakan kuesioner
(19,5%) dan merupakan salah satu provinsi Malnutrition Inflammation Score (MIS).
dengan prevalensi penduduk dewasa kurus Analisis bivariat menggunakan uji Pearson
diatas prevalensi nasional. Untuk Chi-square.
prevalensi risiko Kurang Energi Kronis
(KEK) wanita usia subur (tidak hamil) pun HASIL
Provinsi NTT menempati urutan tertinggi
(46,5%)(6). Deskripsi Lokasi Penelitian

Di Kota Kupang terdapat 2 rumah Penelitian ini dilakukan di RSUD


sakit yang memiliki unit hemodialisis yaitu Prof. Dr. W. Z. Johannes yang merupakan
RSUD Prof. Dr.W. Z. Johannes dan RSU rumah sakit tipe B pendidikan dan pusat
Siloam Kupang. RSUD Prof. Dr. W. Z. rujukan di NTT yang terletak di Jln. Moch.
Johannes memiliki 21 mesin Hatta No.19, Kelurahan Oetete, Kecamatan
hemodialisis(11). Jumlah kunjungan ke Unit Oebobo, Kupang, NTT. Penelitian ini
Hemodialisis dan jumlah mesin dilakukan selama 3 bulan, dari 15 Januari

Universitas
427 Nusa Cendana 427
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

2018n sampai 12 April 2018. StatusPernikahan


Belum menikah 6 13,63
Menikah 33 75
Unit hemodialisis RSUD Prof. Dr. 1 2,27
Janda
W. Z. Johannes memiliki 21 mesin Duda 4 9,09
hemodialisis, yaitu 18 mesin non- infeksius
dan 3 mesin infeksius. Jumlah pasien HD Status Pendidikan
tahun 2018 antara lain : 37 orang pasien SD 3 6,81
SMP 5 11,36
baru (Januari- Februari 2018) dan 135 SMA 14 31,81
orang pasien aktif (Januari-Maret 2018). Perguruan tinggi 22 50

Pelayanan HD bagi pasien dibagi Status Pekerjaan


IRT 9 20,45
dalam 2 shift, yaitu shift pagi pukul 07.00–
Wiraswasta 4 9,09
14.00 WITA dan shift siang pukul 14.30– Pegawai/guru 13 29,54
21.00 WITA. Lain-lain 3 6,81
Tidak 15 34,09
Karakteristik responden bekerja/pensiunan
Lama Menjalani HD
6-12 bulan 11 25
Pasien hemodialysisl yang >12 bulan 33 75
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Jumlah 44 100
berjumlah 48 orang. Pada penelitian ini 6
orang pasien di drop out karena meninggal
Berdasarkan tabel 4.1, responden
dunia. Tetapi karena sampel minimal
perempuan sebanyak 23 orang (52,27%)
adalah 44 orang, jadi peneliti mencari 2
lebih banyak dibandingkan responden laki-
sampel baru. Teknik yang digunakan untuk
laki sebanyak 21 orang (47,72%). Pada
memilih responden penelitian adalah simple
penelitian ini didapatkan responden dengan
random sampling. Karakteristik responden
usia termuda adalah 20 tahun dan usia
pada penelitian ini antara lain jenis
tertua adalah 77 tahun. Berdasarkan tabel
kelamin, usia, status pernikahan, status
4.1, responden dengan usia ≤40 tahun
pendidikan, status pekerjaan dan lama
sebanyak 12 orang (27,27%), usia 41- 50
menjalani hemodialisis. Karakterisitik
tahun sebanyak 9 orang (20,45%), usia 51-
responden akan dijelaskan sebagai berikut :
60 tahun sebanyak 15 orang (34,09%), usia
61-70 tahun sebanyak 7 orang (15,90%)
Tabel 4.1 Karakteristik responden
dan >70 tahun sebanyak 1 orang (2,27%).
menurut jenis kelamin, usia,
status pernikahan, status
Berdasarkan tabel 4.1, responden
pendidikan, status pekerjaan,
dengan status belum menikah sebanyak 6
lama menjalani HD
orang (13,63%), menikah sebanyak 33
Karakteristik Frekuensi Persentase
orang (75%), janda 1 orang (2,27%)
Responden (N) (%) dan duda sebanyak 4 orang (9,09%).
Jenis Kelamin
Laki-laki 21 47,72 Berdasarkan tabel 4.1, responden
Perempuan 23 52,27
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 3
Usia
≤40 tahun 12 27,27 orang (6,81%), SMP sebanyak 5 orang
41-50 tahun 9 20,45 (11,36%), SMA sebanyak 14 orang
51-60 tahun 15 34,09 (31,81%) dan perguruan tinggi sebanyak
61-70 tahun 7 15,90 22 orang (50%).
>70 tahun 1 2,27
Berdasarkan tabel 4.1, responden
yang bekerja sebagai IRT sebanyak orang
9 orang (20,45%), wiraswasta sebanyak 4

Universitas Nusa Cendana 428


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

orang (9,09%), pegawai/guru sebanyak 13 baik sebanyak 22 orang (50%) sama


orang (29,54%), memiliki pekerjaan lain banyak dengan responden yang memiliki
sebanyak 3 orang (6,81%) dan responden kualitas hidup buruk sebanyak 22 orang
yang tidak bekerja/pensiunan sebanyak (50%).
15 orang (34,09%). Pada penelitian ini
responden dengan lama menjalani HD Nilai tertinggi kualitas hidup
tersingkat adalah 6 bulan dan terlama responden adalah 134 dan nilai terendah
adalah 141 bulan. Pasien yang menjalani kualitas hidup responden adalah 75.
HD 6-12 bulan sebanyak 11 orang (25%),
dan responden yang menjalani HD >12 Hasil Analisis Bivariat
bulan sebanyak 33 orang (75%).
Tabel 4.4 Analisis bivariat
Hasil Analisis Univariat
Status Kualitas Hidup Total F(%) P- value
Analisis univariat dilakukan untuk Nutrisi
Baik F(%) Buruk F(%)
mengetahui distribusi frekuensi dari
variabel independen yang berhubungan Tanpa 16 (36,4) 13 (29,5) 29 (65,9)
dengan kualitas hidup pasien GGK yang malnutrisi 0,340*#
menjalani HD. Dengan 6 (13,6) 9 (20,5) 15 (34,1)
malnutrisi
Tabel 4.2 Distribusi Status Nutrisi Jumlah 22 (50) 22 (50) 44( 100)
*p > 0,05 #Uji Pearson Chi-Square
Status Frekuensi Persentase
Nutrisi (N) (%) Berdasarkan tabel 4.4 responden
tanpa malnutrisi dengan kualitas hidup baik
Tanpa 29 65,90
sebanyak 16 orang (36,4%) lebih banyak
malnutrisi
15 34,09 dibandingkan dengan responden yang
Dengan
memiliki kualitas hidup buruk sebanyak 13
malnutrisi
orang (29,5%). Sedangkan responden
Jumlah 44 100
dengan malnutrisi yang memiliki kualitas
hidup baik sebanyak 6 orang (13,6%) lebih
Berdasarkan tabel 4.2 responden
sedikit daripada responden dengan kualitas
tanpa malnutrisi sebanyak 29 orang
hidup buruk sebanyak 9 orang (20,5%).
(65,90%) lebih banyak dibandingkan
Hasil analisis dengan menggunakan uji
responden dengan malnutrisi sebanyak 15
Pearson Chi-Square didapatkan nilai
orangk(34,09%).
p=0,340 dimana nilai p > 0,05 sehingga H0
diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak
Tabel 4.3 Distribusi Kualitas Hidup
terdapat hubungan yang bermakna antara
status nutrisi terhadap kualitas hidup.
Kualitas Frekuensi Persentase
Hidup (N) (%)
PEMBAHASAN
Baik 22 50
Buruk 22 50
Jumlah 44 100 Karakteristik Responden

Jenis kelamin
Pada penelitian ini digunakan skala
ukur median dengan standar kualitas hidup
Berdasarkan tabel 4.1, responden
baik jika ≥ median dan dikategorikan
perempuan sebanyak 23 orang (52,27%)
kualitas hidup buruk jika memiliki nilai
lebih banyak dibandingkan responden
kualitas hidup < median. Median pada
laki-laki sebanyak 21 orang (47,72%).
penelitian ini adalah 119.5. Berdasarkan
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
tabel 4.3 responden dengan kualitas hidup

Universitas
429 Nusa Cendana 429
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

penelitian Paulus Come (2016) yang Status pernikahan


menyatakan bahwa responden laki-laki
lebih banyak (51,9%) daripada perempuan Berdasarkan tabel 4.1, responden
(48,1%)(10) dan penelitian Albert Landu dengan status menikah lebih banyak sebesar
Awang (2016) juga menyatakan responden 75%. Hasil ini sesuai dengan penelitian
laki-laki sebesar 51,7% lebih banyak Albert Landu Awang (2016) 84,5%
dibandingkan responden perempuan sebesar responden telah menikah dan 15,5% belum
48,30%(17). Peneliti berasumsi ini menikah / janda / duda(17). Penelitian yang
disebabkan etiologi penyakit yang dilakukan Dwita Priyanti (2016) juga
mendasari seperti DM, hipertensi, penyakit memberi hasil serupa yaitu, 78,6%
sendi pada perempuan cenderung lebih menikah, 13,4% belum menikah, 1,3%
tinggi daripada laki-laki(6). duda dan 4% janda(18).

Usia Pada penelitian ini, responden merasa


memiliki keluarga baru di Unit
Berdasarkan tabel 4.1, mayoritas Hemodialisis karena mereka mendapatkan
responden berusia 51-60 tahun (34,09%). dukungan dan suasana kekeluargaan dari
Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian, sesama pasien HD, keluarga pasien HD,
yaitu penelitian Albert Landu Awang dokter dan petugas HD sehingga mereka
(2016) menunjukkan 74,1% responden menjadi lebih termotivasi dalam menjalani
berusia >45 tahun(17), Yunita Dwi HD. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Anggraini (2016) dengan hasil rata-rata dilakukan Paulus Come (2016)(10).
responden berumur 51 tahun(14), dan
penelitian Yosi Suryarinilsih (2010) dengan Status pendidikan
hasil rata-rata umur responden 48,65(16).
Pada penelitian ini mayoritas
Hasil penelitian ini dapat disebabkan responden memiliki status pendidikan
karena perubahan fungsi renal seiring tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pertambahan usia. Pada usia 40-70 tahun, penelitian Paulus Come (2016) yang
LFG akan menurun secara progresif hingga menunjukkan responden dengan status
50% dari normal, terjadi penurunan pendidikan tinggi 78,8% dan pendidikan
kemampuan tubulus ginjal untuk rendah 21,2%(10), Mareta Wulandari
mereabsorbsi dan memekatkan urin, (2015) menyatakan bahwa mayoritas
penurunan kemampuan pengosongan repsonden berpendidikan SMA (28,3%)(13),
kandung kemih dengan sempurna sehingga Yosi Suryarinilsih (2010) menunjukkan
meningkatkan resiko infeksi dan obstruksi, 73,5% responden berpendidikan SMA dan
penurunan intake cairan yang merupakan perguruan tinggi(16).
faktor risiko terjadinya kerusakan ginjal.
Selain itu seiring dengan pertambahan usia, Pendidikan dapat memberi wawasan
seseorang menjadi rentan terhadappenyakit atau pengetahuan seseorang(13). Pendidikan
sistemik(10,13,16,22) merupakan faktor penting pada pasien
hemodialisis untuk dapat memahami dan
Pada penelitian ini juga didapatkan mengatur dirinya sendiri dalam membatasi
responden dengan usia <40 tahun sebesar makanan dan minuman(13,16). Selain itu,
27,27%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa peran dokter dan perawat HD dalam
GGK menyerang semua lapisan usia sesuai memberi pengertian ke pasien HD sangat
dengan etiologi yang mendasarinya(16). penting sehingga meskipun memiliki
pendidikan rendah, tapi pasien dapat
memahami kondisi kesehatannya(10).

Universitas Nusa Cendana 430


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Status pekerjaan HD dengan rata-rata 29,37 bulan (16).

Berdasarkan tabel 4.1, responden Pada penelitian ini, responden


yang bekerja sebagai IRT sebanyak orang mengakui bahwa pada awalnya mereka
9 orang (20,45%), wiraswasta sebanyak merasa takut dan menolak karena tidak tahu
orang 4 orang (9,09%), pegawai/guru tentang HD dan bagaimana prosesnya tapi
sebanyak 13 orang (29,54%), memiliki seiring dengan berjalannya waktu mereka
pekerjaan lainnya sebanyak 3 orang (6,8%) bisa menerima karena mereka tahu bahwa
dan responden yang tidak bekerja / HD dapat menunjang hidup mereka. Hal ini
pensiunan sebanyak 15 orang (34,09%). sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa oleh Yosi Suryarinilsih (2010)(16) dan Dwi
mayoritas responden berstatus masih Hagita (2015)(9). Setiap pasien memerlukan
bekerja. Tetapi pada anamnesis waktu yang berbeda-beda dalam
didapatkan bahwa responden yang beradaptasi terhadap perubahan yang
bekerja sebagai pegawai/guru sering ijin, dialaminya seperti gejala, komplikasi serta
masuk kerja setengah hari kerja dan cuti. terapi yang dijalani seumur hidup. Namun,
Untuk pekerjaan IRT dan wiraswasta, sebagian besar responden yang menjalani
mereka hanya mengerjakan pekerjaan hemodialisis lebih dari 12 bulan akan
ringan karena mudah lelah, napas pendek terbiasa dan menerima segala gejala serta
dan menghindari rasa haus agar tidak komplikasi(23).
kelebihan cairan.
Status Nutrisi
Penelitian Paulus Come (2016)
menunjukkan bahwa 59,6% responden Berdasarkan tabel 4.2 lebih banyak
tidak bekerja dan 40,4% bekerja. Paulus responden tanpa malnutrisi (65,90%).
juga menyatakan bahwa responden yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
tidak bekerja disebabkan karena pensiun, penelitian Mareta Wulandari (2015) yang
memilih untuk tidak bekerja, dan tidak menyatakan responden terbanyak dalam
tersedia fasilitas hemodialisis di tempat kategori nutrisi baik sebesar 52,2%. Pasien
mereka bertugas(10). Pernyataan serupa juga yang memilikistatus nutrisi baik,
didapatkan dalam penelitian ini. diasumsikan asupan kalori dan protein
lebih baik dibandingkan pasien yang
Penderita GGK lebih cepat merasa memiliki status nutrisi kurang. Asupan
lelah, lesu, nyeri sendi dan berbagai gejala protein yang baik berpengaruh dalam
lainnya yang membuat pasien tidak mempertahankan status nutrisi pasien(13).
maksimal dalam bekerja. Pasien
hemodialisis juga menghabiskan banyak Asupan protein pasien HD adalah 1,2
waktu karena harus bolak-balik untuk gr/kgBB ideal/hari. Pada proses HD perlu
menjalani terapi hemodialisis(13,16). diperhitungkan adanya kehilangan asam
amino sebesar 1-2 gr/jam dialisis. Oleh
Lama menjalani HD karena itu asupan protein harus dinaikkan
menjadi 1-1,2 gr/kgBB/hari.Pasien GGK
Pasien yang menjalani HD <12 bulan yang menjalani HD dalam keadaan hamil
sebanyak 11 orang (25%), dan responden dianjurkan asupan protein 1,2 gr/kgBB
yang menjalani HD 12 bulan sebanyak 33 ideal pre- gravida, ditambah 10 gr/hari(19).
orang (75%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Heni Purwati dan Sri Asupan energi harus cukup
Wahyuni (2016) yang menyatakan bahwa disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan
61,2% responden menjalani HD >12 BB. Asupan yang direkomendasikan
bulan(27) dan penelitian Yosi Suryarinilsih adalah 30-35 kkal/kgBB ideal/hari(19).
(2010) menunjukkan responden menjalani

Universitas
431 Nusa Cendana 431
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Asupan lemak dianjurkan 25 - 30% transportasi sejumlah molekul organik dan


dari total kalori. Pembatasan lemak jenuh anorganik, albumin merupakan sumber
<10% dan bila didapatkan dislipidemia grup sulfidril utama dan tiol yang
dianjurkan kadar kolesterol dalam makanan mengumpulkan oksigen bebas, radikal
<300 mg/hari(19). nitrogen dan toksin. Penurunan kadar
albumin serum dapat disebabkan oleh KEP,
Asupan cairan harus dikontrol dan peradangan, dan kebocoran kapiler(20).
disesuaikan pada kondisi masing-masing
pasien karena pada pasien HD produksi Pada umumnya pasien PGK dapat
urine akan semakin menurun sampai mengalami anemia yang diakibatkan oleh
anuria, sehingga dianjurkan asupan cairan defisiensi eritropoetin (EPO) dan defisiensi
sebanyak insensible water losses atau 500- zat besi(19). Anemia yang terjadi dapat
1000 mL/hari ditambah jumlah urin meningkatkan angka morbilitas dan
perhari(16,19). Asupan cairan yang mortalitas. Besi di dalam darah diangkut
berlebihan dapat menyebabkan kelebihan oleh protein yang disebut transferin.
cairan dan bila berakibat pada jaringan Banyaknya besi yang diangkut oleh
visera akan menimbulkan mual(16). Selain transferin ini disebut Serum Iron (SI),
itu gejala klinis dari uremia yaitu lemah, sedangkan banyaknya besi yang masih
anoreksia, mual dan muntah dapat dapat diangkut oleh transferin (seandainya
menyebabkan penurunan nafsu makan, transferin dijenuhkan oleh besi) disebut
sehingga asupan makanan pasien berkurang sebagai total iron binding capacity
serta tubuh kehilangan massa otot dan (TIBC)(29). Anemia defisiensi besi dapat
lemak yang berada di subkutan. Hal ini didiagnosa dengan menggunakan
akan mempengaruhi status nutrisi pemeriksaan laboratorium status besi
(13,19,26,28) konvensional, yaitu TIBC. Nilai normal
pasien .
TIBC adalah 250- 450 mg/dl dan jika < 250
Berat badan, IMT dan berat badan mg/dl merupakan indikasi malnutrisi(23).
kering dapat digunakan untuk
memperkirakan jaringan massa otot. Kualitas Hidup
Namun, pengukuran antropometri pasien
HD dapat sulit dilakukan karena Berdasarkan tabel 4.3 responden
peningkatan jumlah cairan. Sebaiknya dengan kualitas hidup baik (50%) sama
dilakukan segera setelah dialisis dan setelah banyak dengan responden yang memiliki
berat badan kering tercapai(19). Berat badan kualitas hidup buruk (50%). Hasil ini tidak
kering (dry weight) adalah BB tanpa sesuai dengan penelitian Paulus Come
kelebihan cairan yang terbentuk antara (2016) dengan hasil responden terbanyak
perawatan dialisis atau berat terendah yang dalam kategori buruk 57,7%(10) dan
aman dicapai pasien setelah dilakukan penelitian Albert Landu Awang (2016)
dialisis tanpa menimbulkan gejala-gejala yang menunjukkan lebih banyak responden
klinis seperti rasa kram, pusing, dan dengan kualitas hidup buruk (51,72%)(17).
hipotensi(16,19). Target IMT yang dianjurkan
adalah >20 kg/m2 karena bila nilai IMT <20
kg/m2 angka morbiditas dan mortalitasnya Pasien GGK mengalami perubahan
meningkat(19). kualitas hidup dalam berbagai aspek antara
lain aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi
Kadar albumin pada pasien HD dan dukungan keluarga. Penurunan kualitas
diharapkan >4 gr/dl karena pasien dengan hidup dari aspek fisik disebabkan oleh
kadar albumin <3.5 gr/dl memiliki risiko kelemahan fisik sehingga aktifitas otomatis
mortalitas yang lebih tinggi(19,25). menurun. Adaptasi yang dilakukan pasien
Peningkatan mortalitas ini berkaitan dengan dalam aspek fisik adalah membatasi
fungsi albumin sebagai pengikat dan alat aktifitas sesuai kondisi berupa membatasi

Universitas Nusa Cendana 432


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

aktifitas fisik seperti tidak rnelakukan Hubungan Status Nutrisi Dengan


pekerjaan berat, membatasi pemasukan Kualitas Hidup
cairan dan nutrisi sesuai dengan yang
dianjurkan berdasarkan kesehatannya(9,14,28). Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar
responden tanpa malnutrisi dengan kualitas
Kualitas hidup dalam aspek hidup baik sebanyak 16 orang (36,4%).
psikologis juga dapat menurun dengan Penelitian ini mendukung penelitian Mareta
timbulnya beban psikologis seperti jenuh, Wulandari (2015) yang menunjukkan
merasa jadi beban, putus asa dan bahwa persentase tertinggi adalah status
mengalami depresi. Adaptasi pada aspek gizi baik dengan kualitas hidup baik
psikologis adalah menerima keadaan sakit sebesar 28,3%(13).
saat ini, lebih sabar dan ikhlas serta pasrah
kepada Tuhan dengan meningkatkan Hasil analisis dengan menggunakan
ibadah(9,28). Perubahan dalam aspek sosial uji Pearson Chi- Square didapatkan nilai
dapat disebabkan oleh perubahan fisik dan p=0,340 dimana nilai p > 0,05 yang artinya
psikologis(32). Perubahan interaksi sosial tidak terdapat hubungan yang bermakna
timbul karena lemahnya fisik pasien, antara status nutrisi terhadap kualitas hidup.
gampang capek, waktu yang habis karena Hasil ini sesuai dengan penelitian Edi Nur
penyakit dan pengobatan yang dijalani, dan Lely Cintari (2012) yang menyatakan
perubahan interaksi dengan teman kerja. bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
Selain itu, sebagian interaksi sosial antara status nutrisi berdasarkan IMT,
melibatkan makanan dan minuman kadar kolesterol, kadar serum albumin dam
sehingga pasien mengurangi keterlibatan SGA dengan kualitas hidup(24). Tidak
sosial karena diet makanan dan minuman adanya hubungan antara status nutrisi
yang mereka jalani(9,38). Perubahan status dengan kualitas hidup dapat disebabkan
ekonomi terjadi karena pasien tidak lagi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
bekerja sehingga kebutuhan keuangan status nutrisi(24) dan kualitas hidup.
bertambah dan pendapatan keuangan
berkurang(9,28). Perlu pemantauan teratur terhadap
status nutrisi pasien. Bila terjadi malnutrisi,
Dukungan keluarga terhadap jumlah asupan kalori dan protein dapat
pasien dapat menjaga kualitas hidup pasien ditingkatkan(3). Malnutrisi adalah faktor
hemodialisis(9,13). Bentuk dukungan utama terjadinya morbiditas dan mortalitas
seperti diperhatikan sangat dibutuhkan oleh pada pasien HD. Komplikasi malnutrisi
pasien untuk mengurangi timbulnya tersering pada HD adalah Malnutrisi Energi
perasaan negatif seperti depresi dan merasa Protein (MEP)(19,26,27).
menjadi beban oleh keluarga yang
otomatis akan mempengaruhi kualitas hidup Nutrisi yang tidak memadai dapat
(9,14,28)
. disebabkan kurangnya asupan nutrisi, dan
masalah gastrointerstinal(19). Pasien PGK-
Pada dasarnya kualitas hidup adalah HD juga memiliki faktor spesifik lain yang
penerimaan pasien terhadap kondisi yang akan meningkatkan kejadian MEP.
dirasakan seperti keterbatasan akibat gejala Hemodialisis akan meningkatkan
dan komplikasi dari penyakit, terapi katabolisme protein. Sebesar 4-9 gr asam
hemodialisis, diet makanan dan amino dan 2-3 gr asam amino peptida akan
minuman(13,23). Waktu yang diperlukan dibuang dalam satu sesi hemodialisis.
setiap pasien untuk menerima kondisi Penggunaan dialiser pakai ulang akan
kesehatannya berbeda-beda. Tetapi ketika semakin meningkatkan kehilangan asam
pasien sudah mencapai tahap accepted amino dan albumin. Asupan protein pada
(menerima) maka pasien dapat memiliki PGK yang menjalani HD lebih tinggi
kualitas hidup baik(22). dibandingkan dengan pasien PGK pre-

Universitas
433 Nusa Cendana 433
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

dialisis(19). Penggunaan dialiser pakai ulang terjadi perubahan fisik seperti warna kulit
akan semakin meningkatkan kehilangan menjadi coklat keabu-abuan, kering dan
asam amino dan albumin. Interaksi darah gatal, rambut tipis karena mudah rontok
dengan membran dapat menjadi stimulus dan patah. Dengan terjadinya perubahan
katabolik yang akan berdampak pada fisik dan perempuan yang mudah stres akan
pelepasan asam amino dari otot. mempengaruhi kualitas hidup pasien
menjadi kurang baik(23).
Faktor-faktor tersebut menyebabkan
tingginya kebutuhan protein pada pasien Tingkat pendidikan pun
dialisis,sehingga direkomendasikan intake mempengaruhi perilaku seseorang dalam
protein pada pasien dialisis adalah 1-1,2 mencari perawatan dan pengobatan
gr/kgBB/hari(5,7,19,26,27). Namun data-data penyakit yang diderita, serta memilih dan
melaporkan masih banyak pasien dengan memutuskan terapi yang harus dijalani
asupan protein sub-optimal, biasanya <1,0 untuk mengatasi masalah kesehatannya(16).
gr/kg/hari(19). Diet protein yang melebihi Pasien yang memiliki pengetahuan luas
kebutuhan akan menyebabkan akumulasi dapat bersikap dan berperilaku positif
produk katabolisme protein sebaliknya diet sehingga pasien bisa menerima kondisi
protein yang tidak adekuat akan memicu yang dirasakan. Penerimaan merupakan inti
terjadinya katabolisme cadangan protein dari penilaian kualitas hidup, pasien yang
dan menyebabkan akumulasi produk- sudah menerima akan cenderung memiliki
produk sisa yang tidak diekskresikan(19). kualitas hidup yang baik(23).
Selain itu, pada pasien usia tua terjadi
penurunan rasa (fungsi pengecapan) dan Pasien yang bekerja memiliki kualitas
fungsi penciuman, sehingga menyebabkan hidup lebih baik. Pekerjaan dapat memberi
anoreksia dan penurunan asupan nutrisi bentuk dukungan sosial besar, kualitas dan
pada pasien usia tua(13). kepercayaan diri lebih tinggi, serta kondisi
finansial lebih stabil. Kondisi ini tentunya
Faktor-faktor lain yang dapat akan memberikan dampak positif terhadap
mempengaruhi kualitas hidup pasien GGK, kualitas hidup(18).
antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dukungan keluarga, adekuasi Dukungan dari pasangan, anak, orang
hemodialisis dan lama menjalani tua sangat dibutuhkan pasien GGK dalam
hemodialisis (13,14). menghadapi penyakit dan pengobatan yang
dijalani untuk mempertahankan hidupnya.
Fungsi renal akan berubah bersamaan Bentuk dukungan seperti diperhatikan akan
dengan bertambahnya usia. Pada usia 40– mengurangi timbulnya perasaan negatif
70 tahun akan terjadi penurun LFG secara seperti depresi dan merasa menjadi beban
progresif, perubahan ini bisa mencapai 50% bagi keluarga(9).
dari fungsi ginjal secara normal. Selain itu
seiring dengan pertambahan usia, seseorang Setiap pasien HD harus diberikan
menjadi rentan terhadap penyakit sistemik. resep/perencanaan HD. Adekuasi HD
Hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup (Kt/V) ditentukan dengan pengukuran dosis
(10,22)
. HD yang terlaksana. Target Kt/V ideal
Perempuan cenderung mempunyai adalah 1,2 (URR 65%) untuk HD 3x per
kualitas hidup yang lebih rendah minggu selama 4 jam per kali HD dan 1,8
dibandingkan dengan laki-laki karena untuk HD 2x per minggu selama 4-5 jam
perempuan cenderung mudah stres dengan per kali HD(5). Pasien yang mencapai
berbagai penyebab seperti ketidakstabilan adekuasi hemodialisis mempunyai kualitas
hormon esterogen dan progresteron, hidup yang baik sebesar 10,6 kali
perubahan penampilan, dan penambahan dibandingkan dengan pasien yang tidak
BB akibat edema. Pada penderita GGK mencapai adekuasi hemodialisis(14).

Universitas Nusa Cendana 434


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Lama menjalani terapi hemodialysis 2. Bagi pasien dengan kategori status


mempunyai pengaruh terhadap kualitas nutrisi kurang diharapkan untuk
hidup. Setiap pasien memerlukan waktu menambah asupan makanan
yang berbeda-beda dalam beradaptasi seimbang dengan memperhatikan
terhadap perubahan yang dialaminya. asupan protein, mengontrol jumlah
Namun biasanya pasien HD yang menjalani minuman dan patuh menjalankan diet
HD lebih dari 12 bulan memiliki kualitas yang telah ditetapkan. Sedangkan
hidup yang cukup karena semakin lama untuk keluarga pasien diharapkan
pasien menjalani hemodialisis maka pasien agar mempertahankan status nutrisi
akan terbiasa dan menerima segala gejala pasien dan mendukung pasien dalam
serta komplikasi(23). menjalani diet yang telah ditetapkan.

KETERBATASAN PENELITIAN 3. Bagi semua pasien : diharapkan tetap


menjaga dan mempertahankan status
Penelitian ini memiliki beberapa nutrisi agar tetap dalam kondisi baik
keterbatasan, antara lain : dengan cara patuh menjalankan diet
makanan dan minuman yang telah
1. Peneliti tidak melakukan pemeriksaan ditetapkan.
laboratorium responden pada waktu
bersamaan. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
dapat melakukan penelitian dengan
2. Peneliti tidak dapat mengontrol faktor menghubungkan status nutrisi atau
risiko kualitas hidup, seperti usia, kualitas hidup pasien dengan variabel
jenis kelamin, pendidikan, lain, melakukan pemeriksaan
pekerjaan, dukungan keluarga, dan laboratorium untuk semua responden
adekuasi hemodialisis. pada waktu bersamaan, melakukan
penilaian status nutrisi menggunakan
3. Peneliti tidak meneliti tentang faktor- parameter lain, melakukan
faktor yang mempengaruhi status pengukuran kualitas hidup
nutrisi padahal faktor-faktor tersebut menggunakan instrumen lain seperti
dapat mempengaruhi hasil penelitian. instrumen Kidney Disease Quality Of
Life-SF 36 Versi 1.3, dan dapat
KESIMPULAN mengontrol variabel perancu yang
mempengaruhi variabel penelitian.
Hasil analisis dengan menggunakan
uji Pearson Chi-Square didapatkan nilai DAFTAR PUSTAKA
p=0,340 dimana nilai p > 0,05 yang artinya
tidak terdapat hubungan yang bermakna 1. The Australian Kidney
antara status nutrisi terhadap kualitas hidup Foundation. Chronic Kidney
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani Disease (CKD) Management in
hemodialisis di RSUD Prof. Dr. W. Z. General Practice. 2015;3rd.ed:5-13.
Johannes.
2. International Society Of
SARAN Nephrology. Kidney International
Supplements. Journal Of The
1. Bagi rumah sakit : diharapkan agar Internationa Society Of
petugas gizi RSUD Prof. Dr. W. Z. Nephrology. 2013 Jan: 3 (1):
Johannes dapat melakukan
kunjungan dan memberikan 3. Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In
konseling ke pasien gagal ginjal : Setiati S, Alwi I, Sudoyo A W,
kronik di Unit Hemodialisis. Simadibrata K M, Setiyohadi B,

Universitas
435 Nusa Cendana 435
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

Syam A F, editors. Buku Ajar Ilmu Setiati S, Alwi I, Sudoyo A W,


Penyakit Dalam Jilid II, Edisi Simadibrata K M, Setiyohadi B,
VI.Jakarta: Interna Publishing; 2009. Syam A F, editors. Buku Ajar Ilmu
p. 2159- 2165. Penyakit Dalam Jilid II, Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2009. p.
4. Levey AS, et al. National Kidney 2192-2196.
Foundation Practice Guidelines for
Chronic Kidney Disease: Evaluation, 13. Wulandari MF. Hubungan Status Gizi
Classification, and Stratification. Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
2015 Aug 01 Hemodialisis Di RS PKU
Muhammadiyah Unit II Yogyakarta.
5. PERNEFRI.Konsensus Dialisis. [skripsi]: sekolah Tinggi Ilmu
2003; [1] Kesehatan‘Aisyiyah Jogyakarta.201

6. Badan Penelitian dan Pengembangan 14. Anggraini YD. Kualitas Hidup Pasien
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani
(RISKESDAS) 2013. Laporan Hemodialisis Di RSUD Blambangan
Nasional 2013. Banyuwangi. [skripsi]: Universitas
Jember.2016
7. Wilson LM. Pengobatan Gagal Ginjal
Kronik. In: Wilson LM, Price SA, 15. Khabibi ML, Hartanti RD. The
editors. Patofisiologi Konsep Klinis Relationship Between Dietery
Proses-Proses Penyakit Vol 2. Edisi Compliance and The Life Quality of
6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Chronic Renal Failure Patients By
EGC; 2014. P.964- 989. Hemodialysis in Kraton Hospital
Pekalongan. 2016 Aug
8. Indonesian P, Registry R, Renal I,
Indonesia PN, Kesehatan D, 16. Suryarinilsih Y. Hubungan
Kesehatan D, et al. 7 th Report Of Penambahan Berat Badan Antara Dua
Indonesian Renal Registry 2014 7 th Waktu Dialisis Dengan Kualitas
Report Of Indonesian Renal Registry Hidup Pasien Hemodialisis Di
2014. Jakarta; 2014. Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang.
[tesis]: Universitas Indonesia.2010
9. Hagita D, Bayhakki, Woferst R.
Studi Fenomenologi Kualitas Hidup 17. Awang AURL. Hubungan Tingkat
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Depresi Terhadap Kualitas Hidup
Menjalani Hemodialisis Di RSUD Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang
Arifin Achmad Pekanbaru.JOM.2015 Menjalani Hemodialisis Di RSUD.
Oct.[2] Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Tahun 2016. [skripsi], Universitas
10. Come PPR. Hubungan Adekuasi Nusa Cendana:2017
Hemodialisis Dengan Kualitas Hidup
Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di 18. Priyanti D, Farhana N. Perbedaan
Unit Hemodialisis RSUD Prof. W.Z. Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
Johannes Tahun 2016.[skripsi], Yang Bekerja Dan Tidak Bekerja
Universitas Nusa Cendana:2016. Yang Menjalani Hemodialisis Di
Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia.
11. Rekam Medik.RSUD Prof. Dr. W. Z. Jurnal Ilmiah Psikologi. 2016 Jul;
Johannes:2017 7[1]:41- 47.
12. Suhardjono. Hemodialisis; Prinsip
Dasar Dan Pemakaian Kliniknya. In :

Universitas Nusa Cendana 436


Hubungan Status Nutrisi Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember 2018

19. PERNEFRI. Konsensus Nutrisi Pada Reguler. Fakultas Kedokteran


Penyakit Ginjal Kronik.2011 Universitas Hasanuddin Makassar.
2012
20. Oktiadewi AAAP. Hubungan Kadar
Hb Dan Status Gizi Dengan Kualitas 27. Angraini DI. The Different of Protein
Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Intake Between Chronic Renal
Stadium 5 Yang Menjalani Failure Patients with Malnutrition
Hemodialisis. Jurnal Media Medika and Not Malnutrition in
Muda. 2012. Hemodialysis Unit at dr. Abdul
Moeloek Hospital Bandar Lampung.
21. Pemerintah Kota Kupang Dinas Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan.
Kesehatan Kota Kupang.Profil 2015 Apr; 2[2]: 163-168.
Kesehatan Kota Kupang Tahun
2015.2015 28. Mardyaningsih DP. Kualitas Hidup
Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik
22. Aroem HR. Gambaran Kecemasan Yang Menjalani Terapi Hemodialisis
Dan Kualitas Hidup Pada Pasien Di RSUD Dr. Soediran Mangun
Yang Menjalani Hemodialisa. Sumarso Kabupaten Wonogiri.
[skripsi]: Universitas Muhammadiyah [skripsi]: Stikes Kusuma Husada
Surakarta. 2015. Surakarta. 2014.

23. Wahyuni S, Purwati H. Hubungan 29. Wirawan R. Pemeriksaan


Antara Lama Menjalani Hemodialisis Laboratorium Hematologi. 1st ed.
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Balai Penerbit FKUI. 2011.
Ginjal Kronik Di RS Gatoel
Mojokerto. Stikes Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto.2016

24. Nur E, Cintari L. Determinan


Kualitas Hidup Penderita Penyakit
Ginjal KronikYang Menjalani
Hemodialisa. Jurnal Skala
Husada.2012 Apr;9[1]: 90-96

25. Hamuktiono RP, Supriyadi R, Suraya


N. Malnutrition– Inflammation Score
(MIS) and Physical Activity among
Hemodialysis Patients. AMJ.
2015;2[4]

26. Sharif SS, Taslim NA, Bukhari A.


Asupan Protein, Status Gizi Pada
Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir
Yang Menjalani Hemodialisis

Universitas
437 Nusa Cendana 437
Universitas Nusa Cendana

Anda mungkin juga menyukai