DOSEN PEMBIMBING
MUHAMMAD KHALID SYAFRIANTO,S.T,M.T.
MAULANA,S.T.
OLEH
KELOMPOK IV
ANGGOTA :
1. ARIS CHRISTIAN PONTIRABA (D1101171001)
2. JAMSER H RAMELIA GIRSANG (D1101171003)
3. DELA KURNIASI (D1101171005)
4. EUFEMIA SANTI (D1101171019)
5. MUHAMMAD AL-MUHTADI B (D1101171028)
6. BRAJA THEJA SIDIQ (D1101171031)
7. FRANSISKA MONITASARI (D1101171035)
8. FELISITAS ELVI SUSANTI (D1101171036)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta Perlindungannya, sehingga penyusunan Laporan
Ekskursi industri Tambang di PT. Aneka Tambang Tbk UBP Bauksit Kalimantan
Barat. ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan
Laporan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Ekskursi
Tambang, buku – buku pedoman, serta data-data dan keterangan dari
pembimbing. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan
Industri ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Bapak Muhammad Khalid Syafrianto,S.T,M.T. selaku dosen jurusan Teknik
Pertambangan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan Kunjungan Industri.
Bapak Maulana, S.T. selaku dosen jurusan Teknik Pertambangan yang telah
membimbing kami selama berada disana.
Dan dosen pembimbing lainnya
Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan , terima kasih atas bantuan dan do’a
restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan Laporan Ekskursi Tambang ini. Demikian kata pengantar ini saya
buat, semoga dapat bermanfaat.
Penyusun
Contents
No table of contents entries found.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gambar I.2. Izin Usaha Pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk UBP Bauksit
Kalimantan Barat
1.7 Geologi
Kondisi geologi dari daerah Pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk UBP
Bauksit Kalimantan Barat meliputi daerah tropik dimana sering terjadi proses
pelapukan atau lateritsasi batuan yang tinggi. Daerah yang berupa perbukitan
yang landai menambahkan kondisi geologi permukaan berupa sesar/ kekar, jurus
dan lipatan pada sekitaran Izin Usaha Pertambangan (IUP). Kondisi pada waktu
dilakukan eskursi adalah tanah mengalami pecah atau retak, hal ini terjadi akibat
paparan matahari secara langsung.
Gambar I.3. Kondisi Tanah PT. Aneka Tambang Tbk UBP Bauksit Kalimantan
Barat
Gambar I.4. Peta Geologi Lokal PT. Aneka Tambang Tbk UBP Bauksit
Kalimantan Barat
1.8 Ganesa Bahan Galian
Pada musim hujan, air membawa mineral yang mudah larut, tetapi untuk
mineral yang tidak larut akan tinggal di batuan yang selanjutnya membentuk
endapan residu, jika endapan residu tersebut kaya Aluminium maka inilah yang
disebut Bauksit Laterit. Proses pengendapan bauksit membutuhkan daerah yang
stabil, dimana proses erosi vertikal tidak aktif lagi. Kondisi ini biasanya terjadi di
daerah "peneplain", tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah untuk
mengangkut mineral tersebut.
RENCANA PENAMBANGAN
1. Land Clearing.
Pengupasan top soil atau tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu
dan ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (over burden), agar
pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali.
Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil,
yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup..
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih
berupa rona awal yang asli (belum pernah digali/tambang). Sedangkan
untuk lahan yang bekas “PETI (penambangan liar)” biasanya lapisan top
soil tersebut telah tidak ada, sehingga kegiatan tambang diawali langsung
dengan penggalian batuan penutup. Tanah pucuk yang telah terkupas
selanjutnya di timbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal
dengan istilah Top Soil Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang
terkumpul di top soil bank pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai
pelapis teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki
tahapan program reklamasi.
Bauksit adalah batuan yang terbentuk karena proses lateritisasi batuan induk
yang kaya unsur alumina tetapi rendah unsur Si(silikon) dan Fe(besi). Bauksit
terdiri dari 3 dominan mineral aluminium hidrat yaitu boehmite, gibsit, serta
diaspora.
Secara umum, sebagian besar bijih bauksit diproses untuk menghasilkan
alumina yang kemudian diproses lanjut untuk memproduksi aluminium. Sekitar
85% produksi bauksit di dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi
alumina,dengan cara bayer process.
Pengolahan bauksit Pengolahan bijih bauksit dari wilayah Usaha
Pertambangan PT. Aneka Tambang,Tbk ini hanya sampai memperoleh konsentrat
bijih bauksit dengan ukuran tertentu . pertama-tama dilakukan dengan
penambangan terbuka diawali dengan land clearing. Setelah pohon dan semak
dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama diadakan pengupasan tanah
penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovelloader yang
sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke
instalansi pencucian.Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih
bauksit tersebut dari unsur lain yang tidak diinginkan, misal kuarsa, lempung dan
pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat dibebaskan dari yang besar melalui
pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui penyaringan
(screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size
reduction) dengan menggunakan jaw crusher.
3.2 Pengolahan Limbah
Instalasi penanganan air limbah merupakan rangkaian unit pengolahan
limbah (tailing) yang dihasilkan dari proses pencucian. Instalasi pengolahan air
limbah yang akan dibangun disesuaikan dengan karakteristik dan volume air
limbah dan proses penanganan limbah yang akan dilaksanakan.
Gambar IV.1. Lebar jalan angkut dua jalur pada jalan lurus
5. Superelevasi
Superelevasi adalah besaran yang diperlukan untuk melawan gaya
sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.Besarnya superelevasi
untuk beberapa belokan atau tikungan dengan variasi kecepatan alat
angkut dan besarnya radius belokan(R).
6. Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat
angkut baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.
Kemiringan jalan pada umumnya dinyatakan dalam persen
(%).Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh
alat angkut truck berkisar antara 10%-15% atau sekitar 6o-8,50o. Akan
tetapi untuk jalan naik atau turun pada lereng bukit lebih aman bila
kemiringan jalan maksimum sekitar 8% (=4,50o). Memperlihatkan
kemiringan atau kelandaian maksimum pada kecepatan truck yang
bermuatan penuh diatas jalan raya mampu bergerak dengan kecepatan
tidak kurang dari paruh kecepatan semula tanpa harus menggunakan
gigi rendah.
7. Cross Slope
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan
jalan terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut
mempunyai bentuk penampang melintang cembung. Dibuat demikian
dengan tujuan untuk mempelancar penirisan. Apabila turun hujan atau
sebab lain, maka air yang ada pada permukaan jalan akan segera
mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti d an mengumpul pada
permukaan jalan.Hal ini penting karena air yang menggenang pada
permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat
dan mempercepat kerusakan jalan.
Gambar IV.6
Geometri Raw Bauxsite
Stocpile
Struktur tata kelola perusahaan secara garis besar tergambarkan pada organ
utama ANTAM yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris
dan Direksi. Sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar ANTAM dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, masing-masing organ mempunyai
peran penting dalam penerapan GCG dan menjalankan fungsi, tugas, dan
tanggung jawabnya masing-masing untuk kepentingan ANTAM. RUPS
merupakan wadah para pemegang saham yang memiliki wewenang yang tidak
dilimpahkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Direksi bertanggung jawab
penuh atas pengelolaan ANTAM sesuai amanah yang diberikan, sedangkan
Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai terhadap pengelolaan
yang dilakukan oleh Direksi serta melakukan penasihatan agar kinerja ANTAM
lebih baik. Dewan Komisaris dan Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
Fungsi Direktur Independen pada sistem satu Dewan sebagaimana berlaku di
ASX terwakili oleh Dewan Komisaris dalam sistem dua Dewan. Dewan
Komisaris dan Direksi ANTAM memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi,
dan nilai-nilai ANTAM yang menunjukkan keseimbangan hubungan kedua organ
tersebut untuk memelihara keberlanjutan usaha ANTAM dalam jangka panjang.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan
manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan
dan pengelolaan perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing. Semua pihak juga berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama
lain. Singkatnya, ANTAM menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis
serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen dan staf untuk
mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di ANTAM secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah
membentuk tiga Komite Penunjang Dewan Komisaris yakni Komite Audit,
Komite Good Corporate Governance, Nominasi dan Remunerasi (GCG-NR) dan
Komite Manajemen Risiko.Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan
Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab masing-masing Komite tercantum
dalam masing-masing piagam yang dimiliki. Evaluasi kinerja Dewan Komisaris
dilakukan melalui Komite GCG-NR dengan metode self assessment dengan
indikator sebagaiman tercantum dalam Charter Dewan Komisaris.Hasil kinerja
dilaporkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key
Performance Indicators (KPI) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Evaluasi
kinerja Komite Penunjang Dewan Komisaris dilakukan menggunakan sistem self-
assessment. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa kriteria seperti kehadiran
di rapat Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi menggunakan aspek
pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Komite. Di
level manajemen, ANTAM mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja
untuk mengevaluasi kinerja manajemen senior yang didasarkan pada beberapa
faktor kunci seperti manajemen biaya, inovasi dan proses operasional. Kinerja
masing-masing senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang
keseluruhannya berada dalam sistem Key Performance Indikator. Setiap tahun
Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat
Pimpinan untuk mengevaluasi dan memberi masukan terhadap kinerja masing-
masing unit bisnis.
Ga
mbar V.1 Struktur keorganisasian PT.ANTAM
6.1. Lingkungan