Anda di halaman 1dari 3

Cara Mendidik Anak yang Baik Sesuai

Usia
09 January 2013

Mendidik anak merupakan tanggung jawab


orangtua yang harus diemban dengan baik.  Anak-
anak adalah ibarat seperti selembar kertas putih
dan orangtuanyalah yang nantinya akan
memberikan warna.  Maksudnya adalah baik atau
jeleknya tingkah laku anak merupakan hasil dari
orangtuanya dalam mendidik anak-anak mereka. 
Oleh karena itu mendidik anak tidak boleh dianggap
enteng dan remeh.  Karena pendidikan yang
diberikan akan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dirinya.

Tiap orangtua akan memiliki gaya dan pola mendidik yang berbeda-beda, sesuai
dengan karakter yang dimiliki oleh para orangtua tersebut.  Setiap orangtua akan
merasa bahwa dirinya sudah memberikan dan mendidik dengan benar sesuai dengan
kemampuan dan pengalaman yang telah dimilkinya.

Karena mendidik anak bukanlah perkara yang mudah, tak jarang para orangtua akhirnya
mendidik anaknya melalui jalur sekolah atau pondok pesantren.  Ketika anak dididik di
sekolah atau di pondok pesantren belum tentu anak akan menjadi anak yang sesuai
dengan harapan orangtua, minimal menjadi anak yang baik.  Ketika anak tidak tumbuh
sesuai dengan harapan bukan berarti pihak guru ataupun pihak sekolah/pesantren
dijadikan kambing hitam karena telah gagal dalam mendidik anak atau murid.

Para guru juga hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan.  Termasuk
dalam mendidik anak.  Semua dari anak didiknya juga belum tentu semuanya akan
menjadi anak-anak yang berhasil, ada yang berhasil dan adapula yang tidak berhasil.

Lalu bagaimanakah cara mendidik anak yang benar?  Apakah ada cara yang efektif
dalam mendidik anak?  Secara garis besar teladan yang terbaik yang bisa kita jadikan
rujukan dalam mendidik anak yang benar adalah sesuai dengan cara Rasulullah dalam
mendidik anak.  

Berikut ini adalah tahapan cara mendidik anak ala Rasulullah


1. Mendidik anak usia 0 hingga 6 tahun

Anak usia 0-6 tahun merupakan usia emas atau Golden Age.  Anak pada usia ini akan
mengalami masa tumbuh kembang yang sangat cepat.  Percepatan tumbuh kembang
ini bisa dirangsang dengan mainan.  Mainan akan sangat membantu agar anak menjadi
anak yangcerdas.  

Sedangkan Rasulullah sendiri menganjurkan kepada kita untuk senantiasa berlemah


lembut terhadap anak kita yang masih berusia dari 0 hingga 6 tahun.  Memanjakan,
memberikan kasih sayang, merawat dengan baik dan membangun kedekatan dengan
anak merupakan pola mendidik yang baik.  Jadikan anak merasa aman, merasa
dilindungi dan nyaman bersama orangtua.  Ketika anak nakal maka janganlah
membiasakan untuk dipukul supaya anak mau menurut.  Memukul ataupun memarahi
anak pada usia ini bukanlah cara yang tepat.  Berikanlah kesempatan pada anak agar
merasakan kebahagiaan yang berkualitas dimasa kecil.

2.  Mendidik anak usia 7 hingga 14 tahun

Perkenalkanlah anak dengan tanggung jawab dan kedisiplinan pada usia ini.  Kita bisa
melatihnya mulai dari memisahkan tempat tidurnya dan mendirikan shalat 5 waktu. 
Pukullah anak ketika anak tidak mau mendirikan shalat.  Tapi bukan pukulan yang
menyakitkan atau pukulan di kepalanya.  Atau kita bisa membuat sanksi-sanksi ketika
anak melanggar, namun sanksi yang diberikan usahakan sesuai dengan kesepakatan
antara anak dan orangtua.

“Perintahkan anak-anakmu untuk shalat saat mereka telah berusia 7 tahun, dan
pukullah mereka jika meninggalkannya ketika mereka berusia 10 tahun, dan
pisahkanlah tempat tidur mereka.”     (HR. Abu Dawud)

3.  Mendidik anak usia 15 hingga 21 tahun

Anak pada usia ini adalah usia dimana anak akan cenderung memberontak.  Namanya
juga dunia remaja.  Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang baik kepada anak. 
Fungsinya adalah agar kita bisa meluruskan anak ketika anak berbuat kesalahan,
karena kita dekat dengan anak.  Timbulkan rasa nyaman pada anak bahwa kita
orangtua namun bisa bersikap seperti sahabat setia.  Sahabat setia yang siap
mendengar segala cerita dan curahan hati anak.

Masa ini adalah masa pubertas untuk anak-anak.  Jangan sampai ketika anak-anak
punya masalah namun mereka cari solusi dan cari curhat ke tempat orang lain.  Didiklah
anak dengan membangun persahabatan meskipun kita adalah orangtuanya, agar anak
tidak merasa bahwa kita adalah orang ketiga yang tidak boleh tahu tentang
permasalahan dirinya.

Para orangtua juga dilarang untuk memarahi dan menghardik anak di hadapan adik-
adiknya ataupun di depan kakak-kakaknya.  Maksudnya supaya harga dirinya tidak jatuh
sehingga anak tidak merasa rendah diri. Jalinlah pendekatan yang baik kepada anak.

4.  Mendidik anak usia 21 tahun keatas

Mendidik anak usia ini adalah dengan memberikan kepercayaan dan memberikan
kebebasan.  Kebebasan bukan berarti anak akan berbuat sebebas-bebasnya, namun
biarkan anak bertindak dengan alasan yang jelas dan masuk akal serta tidak menyalahi
aturan.  

Kita sebagai orangtua hanya sekedar memantau dan memberikan pengarahan ketika
anak merasa ada kesulitan.  Bukan denga cara mendikte karena nantinya anak tidak
akan bisa mandiri.  Biarkan anak untuk berlatih membuat keputusan dan
melaksanakannya, kita sebagai orangtua adalah dengan mendoakannya.

Anak berhasil ataupun anak tidak berhasil adalah pilihan.  Dan yang sangat berperan
adalah para orangtua terutama pola asuh dan cara mendidik anak tersebut.  Setiap
orangtua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang sukses, oleh karena itu
berikanlah dan didiklah anak dengan cara yang benar.  Karena anak adalah aset
berharga yang bisa mendoakan dan memberikan manfaat untuk orangtuanya terlebih
ketika orangtua sudah meninggal yaitu doaanak shaleh. Bisa baca Nasihat Nabi
Luqman kepada anaknya.

Anda mungkin juga menyukai