Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah
dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit hitung eritrosit (red
cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengungkutan oksigen oleh darah. Tetapi
harus diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter akut, dan kehamilan.oleh
karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi
harus dapat ditatapkan penykit dasar anemia tersebut (Nurarif & Kusuma, 2015)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2009).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 2005).

B. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah
merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat
besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.

1
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Oprasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan
anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. Fatofisologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).  Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,

2
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
PATHWAYS

3
D. Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit
dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang) Sakit
kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
6. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

E. Klasfikasi
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
1. Anemia Hipropropilatif
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Anemia aplastik dapat terjadi secara congenital maupun idiopatik
( penyebabnya tidak diketahui). Secara marfologis, sel darah mer4ah terlihat
normositik dan normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada dan
biop[si sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “ pungsi kering”
dengan hipoplasia nyata dan penggatian dengan jarinagan lemak.
b. Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh total turun
dibawah tingkat normal. Defesiensi besi merupakan penyebab utama anemia
didunia, dan tetutama seringdijumpai pada wanita usia subur, disebabkan oleh
kekurangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama
kehamilan. Pada anemia defisiensi besi pemeriksaan darah menunjukan jumlah
sel darah merah normal atau hamper normal dan kadar Hb berkurang. Pada
perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik disertai poikilositosi dan
asisositosis jumlah retikulosis dapat normal atau berkurang. Kadar besi
berkurang, sedangkan kapasitas mengikat besi serum total meningkat.

4
c. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam volat
menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang dan drah tepi, karena
kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis DNA normal. Pada setiap kasus,
terjadi hyperplasia sumsum tulang, precursor eritroit dan myeloid besara dan
aneh dan beberapa mengalami multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam
sumsum tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum tulang
menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan lanjut Hb dapat turun
4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan hitung trombosit kurang dari
50000/ml3
2. Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik,eritrosit memiliki rentang usia yang memendek. Untuk
mengkompensasi hal ini biasanya sumsum tulang memproduksi sel darah merah
baru 3x/ lebih disbanding kecepatan normal. Pada pemerikasaan anemia
hemolitik ditemukan jumlah retikulosis meningkat, fraksi bilirubin indirect
meningkat,dan haptok globin biasanya rendah.
b. Anemia hemolitika turunan
1) Sferositosis turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika ditandai dengan sel
darah merah kecil berbentuk feris dan pembesaran limfa (spenomegali).
Merupakan kelainan yang jarang, diturunkan secara dominant. Kelainan ini
biasanya terdiagnosa pada anak-anak, namun dapat terlewat sampai dewasa
karena gejalanya sangat sedikit. Penangananya berupa pengambilan limpa
secara bedah.
2) Anemia sel sabit
Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul
hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Anemia sel sabit ini
merupakan ganggaun genetika resesif auto somal yaitu individu memperoleh
Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan anemia sel sabit
biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena mereka nampak anemis
ketika bayi dan mulai mengalami krisis sel sabit pada usia 1-2 tahun.

5
F. Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
1. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia
(aplastik).
2. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum  tulang
terhadap kehilangan    darah /hemolisis).Pewarna sel darah merah : mendeteksi
perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan  tipe     khusus anemia).
3. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah :atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah :
berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel
darah merah mempunyai waktu hidup lebih pendek.
4. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah
merah (diferensial) mungkin meningkat  (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
5. Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
6. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi    masukan/absorpsi.
Besi serum    : tak ada; tinggi (hemolitik)
BC serum             : meningkat
Feritin serum        : meningkat
Masa perdarahan  : memanjang (aplastik)
LDH serum          : menurun
Tes schilling         : penurunan eksresi vitamin B12 urine
Guaiak                  : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis.
7. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam
hidroklorik bebas.
8. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal:
peningkatan megaloblas, lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

6
9. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan
GI (Nurarif & Kusuma, 2015).

G. Penatalaksana
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang  hilang.
1. Transpalasi   sel darahmerah.
2. Antibiotik diberikan untuk  mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)    :
1. Anemia defisiensi besi
2. Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur. Pemberian  preparat fe Perrosulfat
3x200mg/hari/per oral sehabis makan Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis
makan.
3. Anemia  pernisiosa:  pemberian vitamin B12
4. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
5. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan  dan  transfuse darah.

7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluru
(Nurarif & Kusuma, 2015).
Pengkajian pasien dengan anemia (Nurarif & Kusuma, 2015) meliputi :
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur
dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan
penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu  menurun, postur  lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi
berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif
kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam,
pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
c. pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut :
kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara premature.
d. Integritas  ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfuse darah.
Tanda : depresi.
e. Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare ataukonstipasi.
Penurunan haluara nurine.
8
Tanda :distensi abdomen.
f. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah
puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
g. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada
mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan
rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
i. Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
j. keamanan
gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, riwayat terpajan pada
radiasi ; baik terhadap pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas . transfusi darah sebelumnya . gangguan
pengelihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi
tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum, ptekie
dan ekimosis (aplastik).
k. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore . hilang
libidp (priadan wanita ). Imppoten.
9
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d  perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
d. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
e. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
g. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
h. Keletihan b.d anemia

3. Rencana Keperawatan
DIANGOSA
N TUJUAN DAN
KEPERAWATAN INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan selama ……… jam perfusi sensasi perifer)
darah, suplai oksigen jaringan klien adekuat   Monitor adanya daerah
berkurang dengan kriteria : tertentu yang hanya peka
-     Membran mukosa merah terhadap
-     Konjungtiva tidak panas/dingin/tajam/tumpul
anemis   Monitor adanya paretese
-     Akral hangat   Instruksikan keluarga
-     Tanda-tanda vital dalam untuk mengobservasi kulit
rentang normal jika ada lesi atau laserasi
  Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
  Batasi gerakan pada
kepala, leher dan punggung
  Monitor kemampuan
BAB

10
  Kolaborasi pemberian
analgetik
  Monitor adanya
tromboplebitis
  Diskusikan menganai
penyebab perubahan sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d selama ………. status   Kaji adanya alergi
intake yang kurang, nutrisi  klien adekuat dengan makanan
anoreksia kriteria   Kolaborasi dengan ahli
  Adanya peningkatan gizi untuk menentukan
Definisi : Intake nutrisi berat badan sesuai dengan jumlah kalori dan nutrisi
tidak cukup untuk tujuan yang dibutuhkan pasien.
keperluan metabolisme   Beratbadan ideal sesuai   Anjurkan pasien untuk
tubuh. dengan tinggi badan meningkatkan intake Fe
  Mampumengidentifikasi   Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan
-    Berat badan 20 %   Tidk ada tanda tanda vitamin C
atau lebih di bawah malnutrisi   Berikan substansi gula
ideal   Menunjukkan   Yakinkan diet yang
-    Dilaporkan adanya peningkatan fungsi dimakan mengandung tinggi
intake makanan yang pengecapan dari menelan serat untuk mencegah
kurang dari RDA   Tidak terjadi penurunan konstipasi
(Recomended Daily berat badan yang berarti   Berikan makanan yang
Allowance)   Pemasukan yang adekuat terpilih ( sudah
-    Membran mukosa   Tanda-tanda malnutri si dikonsultasikan dengan ahli
dan konjungtiva pucat   Membran konjungtiva gizi)
-    Kelemahan otot dan mukos tidk pucat   Ajarkan pasien
yang digunakan untuk   Nilai Lab.: bagaimana membuat catatan
menelan/mengunyah Protein total: 6-8 gr% makanan harian.
-    Luka, inflamasi Albumin: 3.5-5,3 gr %   Monitor jumlah nutrisi
pada rongga mulut Globulin 1,8-3,6 gr % dan kandungan kalori
-    Mudah merasa HB tidak kurang dari 10 gr   Berikan informasi

11
kenyang, sesaat setelah % tentang kebutuhan nutrisi
mengunyah makanan   Kaji kemampuan pasien
-    Dilaporkan atau untuk mendapatkan nutrisi
fakta adanya yang dibutuhkan
kekurangan makanan
-    Dilaporkan adanya Nutrition Monitoring
perubahan sensasi rasa   BB pasien dalam batas
-    Perasaan normal
ketidakmampuan   Monitor adanya
untuk mengunyah penurunan berat badan
makanan   Monitor tipe dan jumlah
-    Miskonsepsi aktivitas yang biasa
-    Kehilangan BB dilakukan
dengan makanan   Monitor interaksi anak
cukup atau orangtua selama makan
-    Keengganan untuk   Monitor lingkungan
makan selama makan
-    Kram pada   Jadwalkan pengobatan 
abdomen dan tindakan tidak selama
-    Tonus otot jelek jam makan
-    Nyeri abdominal   Monitor kulit kering dan
dengan atau tanpa perubahan pigmentasi
patologi   Monitor turgor kulit
-    Kurang berminat   Monitor kekeringan,
terhadap makanan rambut kusam, dan mudah
-    Pembuluh darah patah
kapiler mulai rapuh   Monitor mual dan
-    Diare dan atau muntah
steatorrhea   Monitor kadar albumin,
-    Kehilangan rambut total protein, Hb, dan kadar
yang cukup banyak Ht
(rontok)   Monitor makanan
-    Suara usus kesukaan

12
hiperaktif   Monitor pertumbuhan
-    Kurangnya dan perkembangan
informasi,   Monitor pucat,
misinformasi kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
Faktor-faktor yang   Monitor kalori dan
berhubungan : intake nuntrisi
Ketidakmampuan   Catat adanya edema,
pemasukan atau hiperemik, hipertonik papila
mencerna makanan lidah dan cavitas oral.
atau mengabsorpsi zat-   Catat jika lidah berwarna
zat gizi berhubungan magenta, scarlet
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :
b/d kelemahan fisik keperawatan Self Care assistane : ADLs
selama ………. jam kebutuh   Monitor kemempuan
Definisi : an mandiri klien klien untuk perawatan diri
Gangguan kemampuan terpenuhi dengan kriteria yang mandiri.
untuk melakukan ADL   Klien terbebas dari bau   Monitor kebutuhan klien
pada diri badan untuk alat-alat bantu untuk
  Menyatakan kebersihan diri, berpakaian,
Batasan karakteristik : kenyamanan terhadap berhias, toileting dan makan.
ketidakmampuan kemampuan untuk   Sediakan bantuan
untuk mandi, melakukan ADLs sampai klien mampu secara
ketidakmampuan   Dapat melakukan ADLS utuh untuk melakukan self-
untuk berpakaian, dengan bantuan care.
ketidakmampuan   Dorong klien untuk
untuk makan, melakukan aktivitas sehari-
ketidakmampuan hari yang normal sesuai
untuk toileting kemampuan yang dimiliki.
  Dorong untuk
Faktor yang melakukan secara mandiri,

13
berhubungan : tapi beri bantuan ketika
kelemahan, kerusakan klien tidak mampu
kognitif atau melakukannya.
perceptual, kerusakan   Ajarkan klien/ keluarga
neuromuskular/ otot- untuk mendorong
otot saraf kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.
  Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
  Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-
hari. 
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :
keperawatan Infection Control (Kontrol
Definisi : Peningkatan selama ………. jam status infeksi)
resiko masuknya imun klien meningkat          Bersihkan lingkungan
organisme patogen dengan kriteria setelah dipakai pasien lain
  Klien bebas dari tanda          Pertahankan teknik
Faktor-faktor resiko : dan gejala infeksi isolasi
-          Prosedur Infasif   Menunjukkan          Batasi pengunjung
-          Ketidakcukupa kemampuan untuk bila perlu
n pengetahuan untuk mencegah timbulnya infeksi          Instruksikan pada
menghindari paparan   Jumlah leukosit dalam pengunjung untuk mencuci
patogen batas normal tangan saat berkunjung dan
-          Trauma   Menunjukkan perilaku setelah berkunjung
-          Kerusakan hidup sehat meninggalkan pasien
jaringan dan          Gunakan sabun
peningkatan paparan antimikrobia untuk cuci
lingkungan tangan
-          Ruptur          Cuci tangan setiap

14
membran amnion sebelum dan sesudah
-          Agen farmasi tindakan kperawtan
(imunosupresan)          Gunakan baju,
-          Malnutrisi sarung tangan sebagai alat
-          Peningkatan pelindung
paparan lingkungan          Pertahankan
patogen lingkungan aseptik selama
-          Imonusupresi pemasangan alat
-          Ketidakadekuat          Ganti letak IV
an imum buatan perifer dan line central dan
-          Tidak adekuat dressing sesuai dengan
pertahanan sekunder petunjuk umum
(penurunan Hb,          Gunakan kateter
Leukopenia, intermiten untuk
penekanan respon menurunkan infeksi
inflamasi) kandung kencing
-          Tidak adekuat          Tingktkan intake
pertahanan tubuh nutrisi
primer (kulit tidak          Berikan terapi
utuh, trauma jaringan, antibiotik bila perlu
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis, Infection Protection
perubahan sekresi pH, (proteksi terhadap infeksi)
perubahan peristaltik)          Monitor tanda dan
-          Penyakit kronik gejala infeksi sistemik dan
lokal
         Monitor hitung
granulosit, WBC
         Monitor kerentanan
terhadap infeksi
         Batasi pengunjung
         Saring pengunjung
terhadap penyakit menular

15
         Partahankan teknik
aspesis pada pasien yang
beresiko
         Pertahankan teknik
isolasi k/p
         Berikan perawatan
kuliat pada area epidema
         Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
         Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
         Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
         Dorong masukan
cairan
         Dorong istirahat
         Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
         Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
         Ajarkan cara
menghindari infeksi
         Laporkan
kecurigaan infeksi
         Laporkan kultur
positif
5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi
ketidakseimbangan keperawatan 1.   Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan selama …….. klien dapat intoleransi
oksigen beraktivitas dengan kriteria aktivitas&menentukan
- Berpartisipasi dalam apakah penyebab dari fisik,

16
aktivitas fisik dgn TD, HR, psikis/motivasi
RR yang sesuai 2.   Observasi adanya
-Menyatakan gejala pembatasan klien dalam
memburuknya efek dari beraktifitas.
OR&menyatakan onsetnya 3.   Kaji kesesuaian
segera aktivitas&istirahat klien
-Warna kulit sehari-hari
normal,hangat&kering 4.   ↑ aktivitas secara
Memverbalisa-sikan bertahap, biarkan klien
pentingnya aktivitasseca-ra berpartisipasi dapat
bertahap perubahan posisi, berpindah
Mengekspresikan pengertian & perawatan diri
pentingnya keseimbangan 5.   Pastikan klien mengubah
latihan&istira posisi secara bertahap.
Hat Monitor gejala intoleransi
-   Peningkatan toleransi aktivitas
aktivitas 6.   Ketika membantu klien
berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual, pucat,
pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7.   Lakukan latihan ROM
jika klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8.   Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu untuk
dilakukan
6 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
gas b.d ventilasi- keperawatan   Bersihkan mulut, hidung
perfusi selama …….. status dan secret trakea
respirasi : pertukaran gas   Pertahankan jalan nafas
membaik  dengan kriteria : yang paten
  Mendemonstrasikan   Atur peralatan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi

17
oksigenasi yang adekuat   Monitor aliran oksigen
  Memelihara kebersihan   Pertahankan posisi
paru paru dan bebas dari pasien
tanda tanda distress   Onservasi adanya tanda
pernafasan tanda hipoventilasi
   Mendemonstrasikan   Monitor adanya
batuk efektif dan suara nafas kecemasan pasien terhadap
yang bersih, tidak ada oksigenasi
sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan Vital sign Monitoring
sputum, mampu bernafas Monitor TD, nadi, suhu, dan
dengan mudah, tidak ada RR
pursed lips) Catat adanya fluktuasi
Tanda tanda vital dalam tekanan darah
rentang normal Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang

18
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Management
nafas b.d keperawatan selama …….          Buka jalan nafas,
… status respirasi klien guanakan teknik chin lift
membaik dengan kriteria atau jaw thrust bila perlu
 Mendemonstrasikan          Posisikan pasien
batuk efektif dan suara nafas untuk memaksimalkan
yang bersih, tidak ada ventilasi
sianosis dan dyspneu          Identifikasi pasien
(mampu mengeluarkan perlunya pemasangan alat
sputum, mampu bernafas jalan nafas buatan
dengan mudah, tidak ada          Pasang mayo bila
pursed lips) perlu
 Menunjukkan jalan nafas          Lakukan fisioterapi
yang paten (klien tidak dada jika perlu
merasa tercekik, irama          Keluarkan sekret
nafas, frekuensi pernafasan dengan batuk atau suction
dalam rentang normal, tidak          Auskultasi suara
ada suara nafas abnormal) nafas, catat adanya suara
Tanda Tanda vital dalam tambahan
rentang normal (tekanan          Lakukan suction pada
darah, nadi, pernafasan) mayo
         Berikan bronkodilator
bila perlu
         Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
         Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen

19
keperawatan   Monitor respon klien
selama …….. .keletihan terhadap aktivitas takikardi,
klien teratasi dengan kriteria disritmia, dispneu, pucat,
: dan jumlah respirasi
-          Kemampuan aktivitas   Monitor dan catat jumlah
adekuat tidur klien
-          Mempertahankan   Monitor
nutrisi adekuat ketidaknyamanan atauu
-          Keseimbangan nyeri selama bergerak dan
aktivitas dan istirahat aktivitas
-          Menggunakan teknik   Monitor intake nutrisi
energi konservasi   Instruksikan klien untuk
-          Mempertahankan mencatat tanda-tanda dan
interaksi sosial gejala kelelahan
-          Mengidentifikasi   Jelakan kepada klien
faktor-faktor fisik dan hubungan kelelahan dengan
psikologis yang proses penyakit
menyebabkan kelelahan   Catat aktivitas yang
-          Mempertahankan dapat meningkatkan
kemampuan untuk kelelahan
konsentrasi   Anjurkan klien
melakukan yang
meningkatkan relaksasi
  Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas

4. Pelaksanaan
Merupakan tahap pelaksanaan tindakan dari rencana perawatan yang telah ditetapkan
untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap pengukuran keberhasilan perawatan dalam memecahkan
masalah yang ditemukan dalam kebutuhan klien dengan cara menilai tujuan yang
ditetapkan

20
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2008. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi


6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2009. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2005. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Patrick Davay, 2012, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnois Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia kehamilan . Yogyakrta: Nuha Medika.
Santosa, Budi. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2010-2011. Jakarta: Prima
Medika
Wilkinson, Judith M. 2010. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta
Wijaya, A. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai