Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGUE HEMORAGIC FEVER


(DHF)

DISUSUN OLEH
ZAENAL ABIDIN
NIM : 3720190053

PROGRAM STUDI PRPFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2020
Konsep Dasar Penyakit DHF

1. Defenisi
Demam dengue /DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis
hemoragik ( Sudoyo,2010)
Penyakit DHF mempunyai perjalanan penyakit yang sangat cepat dan sering
menjadi fatal karena banyak pasien yang meninggal akibat penanganan yang
terlambat. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebut juga dengue hemoragic fever
(DHF), Dengue Fever(DF), demam dengue, dan dengue shock sindrom (DSS)
(Widoyono,2008)

2. Etiologi
Disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus keluarga
floviviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang
semuanya dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue dapat beraplikasi
pada nyamuk genius Aedes (stegomya) dan toxorhynchites (Sudoyo, 2010).

3. Anatomi Fisiologi
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah
a. Plasma Darah
Terdiri dari air (90%) dan zat-zat terlant kira-kira 10%)
- Protein : albumin, globulin, fibinogen, As-Amino
- Lemak : As lemak, gelisah, cholesterol
- Karbohidrat : Glukosa
- Elektrolit : Na, K, cholida
- Vitamin : K, A, B, C
b. Sel-sel darah

1) Eritosit (SDM)
Diperoduksi oleh sum-sum tulang, umumnya ± 120 hari setelah itu
dihancurkan oleh lien (limfa). Bahan-bahan pembentukan adalah protein,
zat besi, vitamin B12 As folat. Di dalam entrosit terdapat suatu zat disebut
haemoglobin yang berfungsi untuk memberi zat warna merah pada darah,
untuk menginkat O2 dan CO2 dari jaringan kembali ke paru-paru. HB
diperiksa dengan cara “SHALI” jumlah normal eritosit adalah :
Laki-laki : 4,5 – 5 juta /mm3 darah
Perempuan : 5 – 5,5 juta/mm3 darah
Jumlah normal HB :
Laki-laki : 12 – 14 gr%
Perempuan : 13 – 16 gr%

2) Leukosit (DSP)

Bentuk dan ukuran bervariasi, tetapi lebih besar dari eritosit jumlah
normalnya : 7000 – 10.000 butir / cc darah
- Lekositosis : jumlah > 10.000 / cc
- Lekopenia : jumlah < 400 / cc

3) Trombosit

Lebih kecil dari eritosit, diamter 2 – 4 mikron, diproduksi oleh sum-sum tulang.
- Jumlah normal : 2000 – 3000 / cc darah
- Tormbosit : < 2000 / cc
- Trombositosis : > 2000 / cc
Fungsi trombosit adalah sebagai faktor pembekuan darah.

4. Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan


viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di
hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin,
trombin, histamin) terjadinya : peningkatan suhu. Selain itu viremia
menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan
perpindahan cairan dan plasma dari intravaskular ke intersisial yang
menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari,penurunan
produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus (Murwani,2011).

Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit


seperti ptekie atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mekanisme hemostatis
secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak
tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari,
rata-rata 5-8 hari (Soegijanto,2006).

Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot
pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit,
hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati (hepatomegali).

Kemudian virus bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus


antibodi. Dalam sirkulasi dan akan mengativasi sistem komplemen. Akibat
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya
pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang
ekstraseluler mengakibatkan kekurangan volume plasma,terjadi
hipotensi,hemokonsentrasi (peningkatkan hemotokrit > 20 %) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) sehingga nilai hematokrit
menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena (Noersalam,2005).

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan


ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga yaitu rongga peritonium,pleura,
dan pericardium yang ada otopsi ternyata melebihi cairan yang diberikan melalui
infus. Setelah pemberian cairan intravena,peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian cairan
intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya
edema paru dan gagal jantung,sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang
cukup,penderita akan mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkaan
kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan,metabolik asidosis dan
kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.(Murwani.2011)
5. Manifestasi Klinis
a. demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretik.
b. Manifestasi Perdarahan

 Dengan manipulasi, yaitu uji torniquet positif


Kriteria : (+) bila jumlah petekie ≥ 20
(±) bila jumlah petekie 10 – 20
(-) bila jumlah petekie < 10
 Spontan, yaitu petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis atau melena.
c. Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-
kadang batuk.
d. Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
e. Pembesaran hati
f. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba, TD
menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran.
(Rampengan, 2007 ; 127)
6. Derajaat Berat DHF

a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif.
b. Derajat II (Sedang)
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan
yang lain.
c. Derajat III
Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi cepat,
lemah, tekanan darah menurun disertai dengan kulit yang dingin ,
lembab, dan gelisah.
d. Derajat IV
Derajad III ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran,
sianosis dan asidosis. Suriadi,2010)
7. Komplikasi

a. Asodosas Metabolik
b. Kematian
8. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium
1) Leukosit : Lekosit menurun
2) Trombosit : Trombositopenia (< 100.000/mm3)
3) Hematokrit : Meningkat > 20 %
4) Hemostasis : Dilakukan DT, APTT,Fibrinogen,.dicurigai
adanya perdarahan/ kelainan pembekuan darah
5) Protein/albumin : Hipoprotemia
6) SGOT/SGPT : Meningkat
7) Ureum, kreatinin : Bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8) Elektrolit : Sebagai parometer pemantauan pemberian
cairan
9) Imuno serologi
IgM : Terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu ke3
menghilang setelah 60-90 hari
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
b. Radiologi
Pada foto dada terdapat efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan
tetapi bila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura ditemui di kedua
hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi latera
( Sudoyo, 2010)
9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit


1) Tirah baring
2) Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 – 2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup),air tawar ditambah
garam
3) Medikomentosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat
diberi kompres, anti piretik golongan asitaminofen.
b. Klien dengan tanda renjatan
1) Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan diatasi
2) Observasi keadaan umum, nadi, suhu dan pernafasan tiap jam, serta
Hb dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24jam
c. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL yang
dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
tampak hasilnya dapat diberikan plasma/ plasma ekspander/ dekstran/
prepat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama 24-
48 jam setelah renjatan teratasi.

Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastro


intertinal yang hebat dan pada pemeriksaan Hb dan Ht menurun (Ratna
Dewi.Pudiastuti.2011).

Anda mungkin juga menyukai