Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN MATERI FISIKA

SEMESTER 4

By Anin Nabail

@anin_nabail
http://ksnfisika.blogspot.com/
BAB I
Termodinamika

- Merupakan cabang ilmu fisika yang memusatkan perhatian pada energi dan
transformasinya.
- Sistem merupakan benda / keadaan yang menjadi pusat perhatian kita.
- Lingkungan ada alah segala sesuatu di luar sistem yang dapat mempengaruhi sistem
secara langsung
- Sistem terbuka memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan energi dengan
lingkungannya.
- Sistem tertutup memungkinan terjadinya pertukaran energi saja dengan
lingkungannya.
- Sistem terisolasi tidak memungkinkan terjadinya pertukaran energi maupun materi
dengan lingkungannya.

- Gas yang kita gunakan merupakan gas ideal sehingga berlaku :

PV  nRT
PV  NkT
- Dalam termodinamika, dikenal sesuatu yang bernama usaha.
- Usaha yang dilakukan pada gas / sistem secara umum dinyatakan dengan :
V2
Wpada    PdV
V1

- Usaha yang dilakukan oleh gas / sistem secara umum dinyatakan dengan :
V2
Woleh   PdV
V1

- Berdasarkan definisi usaha tersebut, maka besar usaha dapat kita cari apabila
diberikan grafik P-V, usaha merupakan luas grafik pada interval V1 sampai dengan
V2.
- Jika V bertambah maka usaha yang dilakukan pada gas negatif sedangkan usaha
yang dilakukan oleh gas positif.
- Jika V berkurang maka usaha yang dilakukan pada gas positif sedangkan usaha
yang dilakukan oleh gas negatif.
- Untuk suatu siklus tertutup, maka usaha dalam satu siklus merupakan luas bangun
yang terbentuk oleh siklus tersebut.
- Jika arah panah siklus searah jarum jam maka usaha yang dilakukan pada gas
negatif sedangkan usaha yang dilakukan oleh gas positif.
- Jika arah panah siklus berlawanan jarum jam maka usaha yang dilakukan pada gas
positif sedangkan usaha yang dilakukan oleh gas negatif.

- Dalam termodinamika, ada berbagai proses termodinamika yang berkaitan dengan


perubahan suhu, volume, tekanan, dan energi dalam gas.
- Proses isobarik, merupakan proses perubahan keadaan sistem dengan tekanan
tetap.

Usaha yang dilakukan oleh gas

W  P (VB  V A )

- Proses isotermal, merupakan proses perubahan keadaan sistem dengan


temperatur tetap.

Usaha yang dilakukan oleh gas

VB
W  nRT ln( )
VA

- Proses isokhorik / isovolumetrik, merupakan proses perubahan keadaan sistem


dengan volume tetap.

Karena tidak ada perubahan volume


maka

W 0
- Proses adiabatik / isoentropik merupakan proses perubahan keadaan sistem
tanpa adanya kalor yang masuk ke dalam sistem (Q = 0).

Pada proses ini berlaku hubungan


 
P1V1  P2V2
Dimana

CP

CV
Sedangkan usaha yang dilakukan
oleh gas

1
W ( P1V1  P2V2 )
 1
f
atau
W nR (T1  T2 )
2
(f = derajat kebebasan gas (monoatomik 3 / diatomik bisa 3,5, atau 7))

- Hukum I Termodinamika merupakan perluasan dari hukum konservasi energi,


dimana meskipun energi berubah bentuk ke bentuk lain, jumlah total energi tetap.
- Secara matematis Hukum I Termodinamika dirumuskan dengan :
Q = ΔU +Woleh sistem atau Q = ΔU - Wpada sistem
- Q merupakan kalor yang masuk / keluar sistem.
- Apabila sistem menerima kalor maka Q positif.
- Apabila sistem melepas kalor maka Q negatif.
- Apabila sistem melakukan usaha maka W oleh sistem positif sedangakan W pada
sistem pada sistem negatif.
- Apabila sistem menerima / dikenai usaha maka W oleh sistem negatif
sedangakan W pada sistem pada sistem positif.
- ΔU merupakan perubahan energi dalam sistem
f f
U  nR (T2  T1 ) U  P (V2  V1 )
2 atau khusus proses isobarik, 2

- Mesin kalor merupakan mesin yang mengubah energi panas / kalor menjadi energi
mekanik, misalnya mesin uap.
Kalor masuk (Qin/Qh) dikirimkan ke mesin pada temperatur yang relatif tinggi
dari suatu tempat yang disebut reservoir panas. Sebagian kalor yang dimasukkan
digunakan untuk melakukan kerja oleh working substance dari mesin, yaitu material
dalam mesin yang secara aktual melakukan kerja (misalnya campuran bensin-udara
dalam mesin mobil). Sisa kalor dibuang (Qout/Ql) pada temperatur lebih rendah yang
disebut reservoir dingin. Pada mesin panas, proses berlangsung siklik sehingga tidak
ada perubahan energi internal sistem. Sehingga, menurut Hukum Pertama
Termodinamika :

W  Qin  Qout
Efisiensi mesin kalor didefiniskan sebagai rasio antara usaha/kerja yang
dihasilkan oleh mesin terhadap kalor yang dimasukkan ke mesin

W Qin  Qout Q
   1  out
Qin Qin Qin
- Mesin Carnot merupakan mesin paling ideal yang dapat dibuat secara teoritis.

Siklus carnot terdiri dari 4 proses, yaitu 2 proses adiabatik reversibel (BC dan DA)
serta 2 proses isotermal reversibel (AB dan CD). Karena pada proses adiabatik tidak
ada perpindahan kalor, maka perpindahan kalor hanya terjadi pada proses isotermal
saja. Panas masuk ke mesin melalui proses ekspansi A ke B, kemudian panas keluar
dari mesin melalui proses kompresi dari C ke D.
Teorema Carnot menyatakan bahwa semua mesin kalor yang bekerja pada 2
temperatur reservoir tertentu tidak ada yang lebih efisien dibandingkan mesin Carnot.
Artinya, ada suatu batas nilai efisien maksimum yang dapat dimiliki oleh mesin kalor
yang dibuat manusia. Tidak mungkin ada mesin yang lebih efisien dibanding mesin
Carnot. Untuk suatu mesin kalor yang bekerja pada temperatur mutlak reservoir panas
Th dan temperatur mutlak reservoir dingin Tl, maka efisiensi mesin Carnot dinyatakan
dengan :

Tl
 carnot  1 
Th
- Mesin pendingin adalah mesin yang prosesnya bekerja berkebalikan terhadap cara
kerja mesin kalor.
- Mesin pendingin bekerja dengan menggunakan usaha membalikkan aliran kalor
yang seharusnya dari temperatur tinggi ke renda menjadi dari temperatur rendah ke
tinggi.
- Ada 2 jenis mesin pendingin yaitu :
a. Kulkas (ini yang paling sering jadi soal)

Kulkas adalah mesin panas yang bekerja secara berkebalikan sehingga panas
mengalir dari reservoir rendah ke reservoir tinggi. Pada kasus ini, reservoir rendah
merupakan makanan yang disimpan di kulkas supaya tetap dingin, sedangkan
reservoir panas adalah dapur tempat kita menaruh kulkas. Supaya kalor dapat
mengalir berkebalikan seperti ini, maka kita perlu memberikan usaha pada mesin.
Usaha ini dalam kenyataan berupa usaha dari energi listrik.
Pada mesin pendingin seperti kulkas, konsep yang digunakan adalah Koefisien
Performansi / COP (Coefficient of Performance). COP didefinisikan sebagai rasio
antara antara kalor yang dikeluarkan dari mesin terhadap usaha yang diberikan pada
mesin
Ql Ql
COP  
W Qh  Ql
COP suatu mesin pendingin tidak mungkin melebihi COP yang bekerja
menggunakan siklus Carnot. Untuk mesin pendingin dengan temperatur mutlak
reservoir panas Th dan temperatur mutlak reservoir dingin Tl, maka COP yang
menggunakan siklus Carnot adalah :

Tl
COPcarnot 
Th  Tl
b. Pemompa Panas (ini hampir nggak pernah keluar di soal)
Pemompa panas sebenarnya adalah sebuah kulkas, namun bekerja dengan prinsip
yang sedikit berbeda. Alat ini digunakan untuk memompa panas dari reservoir menuju
tempat yang diinginkan untuk ditambah panasnya. Sebagai contoh, reservoir dapat
berupa tanah/batuan beberapa meter di bawah tanah dan panas dipompa dari reservoir
menuju rumah yang ingin dipanaskan. Pada proses ini, kita menginginkan panas
sebesar Qh ditambahkan ke rumah dan usaha sebesar W kita berikan ke mesin untuk
menjalankan proses ini (usaha bersumber dari listrik). Sehingga COP untuk mesin
pendingin jenis ini adalah :
Ql Qh
COP  
W Qh  Ql
Sedangkan COP untuk mesin yang menggunakan siklus Carnot adalah :

Th
COPcarnot 
Th  Tl

- Jika Hukum I Termodinamika mengatakan bahwa energi bisa berubah bentuk


asalkan jumlah totalnya tetap, maka Hukum II Termodinamika membahas tentang
perubahan energi yang bisa dan tidak bisa terjadi.
- Secara alami kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.
- Kalor tidak dapat mengalir secara spontan / begitu saja dari temperatur rendah ke
temperatur rendah.
- Tidak mungkin membuat mesin kalor yang dapat mengubah seluruh kalor yang
masuk menjadi energi mekanis / usaha.
- Entropi (S) dapat dikatakan sebagai besaran yang menyatakan ukuran
“ketidakaturan” suatu sistem, perubahan entropi total semesta (sistem + lingkungan)
selalu ≥ 0.

Q
S 
T
BAB II
Gelombang Mekanik

- Gelombang mekanik merupakan gelombang yang memerlukan medium untuk


merambat, kebalikannya merupakan gelombang elektromagnetik, yang tidak harus
ada medium untuk merambat
- Gelombang transversal arah getar tegak lurus arah rambat, sedangkan gelombang
longitudinal arah getar sejajar arah rambat.
- Gelombang berjalan memiliki amplitudo yang tetap untuk suatu titik, sedangkan
gelombang stasioner untuk suatu titik amplitudonya berubah-ubah sepanjang waktu..
- Frekuensi (f) merupakan banyaknya getaran per detik sedangkatn periode (T)
merupakan waktu yang diperlukan untuk satu kali getaran.
- Amplitudo (A) merupakan simpangan terjauh dari titik setimbang.
- Panjang gelombang (λ) merupakan jarak satu gelombang / jarak dua puncak
gelombang transversal.
- Cepat rambat (v) merupakan kecepatan suatu gelombang dalam merambat.

1
T v  f
f
- Pada pemantulan, tidak ada karakteristik gelombang yang berubah, hanya arah
rambatnya saja, dimana sudut datang (i) = sudut pantul (r).
- Pada pembiasan dari medium 1 (n1) ke medium 2 (n2) berlaku hukum snellius.

1 v1 n2
n1 sin(i )  n2 sin(r ) dan  
2 v2 n1
- Interferensi terjadi ketika 2/lebih gelombang bertemu, sedangkan difraksi
merupakan pelenturan gelombang ketika gelombang melalui celah sempit.

- Kecepatan rambat gelombang transversal pada dawai.

F Fl F F
v   
 m A r 2 
- Energi pada gelombang yang merambat.

1
E m 2 A2
2
- Intensitas gelombang merupakan daya tiap satuan luas.

P P
I 
A 4r 2
BAB III
Persamaan Gelombang

- Persamaan gelombang berjalan secara umum adalah :


2 2 x t
y  A sin( kx  t )  A sin( x t )  A sin( 2 (  ))
 T  T
- k disebut bilangan gelombang sedangkan ω disebut kecepatan sudut.
- Kecepatan rambat gelombang berjalan dinyatakan dengan :

 
v  f  
T k
- Fase gelombang di suatu titik pada suatu waktu tertentu dinyatakan dengan :

x t
 
 T
- Sementara beda fase antara dua titik pada suatu waktu tertentu

x x2  x1
  
 
- Untuk gelombang stasioner pada ujung bebas, pada ujung (x = 0) merupakan perut
gelombang, sehingga persamaan gelombangnya
2 2
y  2 A cos( kx) sin(t )  2 A cos( x ) sin( t)
 T
- Sedangkan gelombang stasioner pada ujung terikat, pada ujung (x = 0) merupakan
simpul gelombang, sehingga persamaan gelombangnya
2 2
y  2 A sin(kx) cos(t )  2 A sin( x) cos( t)
 T
- Pada ujung bebas, setiap kelipatan bilangan setengahan (1/2, 2/2, 3/2) dari
panjang gelombang merupakan perut gelombang, sedangkan setiap kelipatan
bilangan seperempatan (1/4, 3/4, 5/4) dari panjang gelombang merupakan simpul
gelombang.
- Pada ujung terikat, setiap kelipatan bilangan setengahan (1/2, 2/2, 3/2) dari
panjang gelombang merupakan simpul gelombang, sedangkan setiap kelipatan
bilangan seperempatan (1/4, 3/4, 5/4) dari panjang gelombang merupakan perut
gelombang.
- Simpul / perut gelombang saat x = 0 dihitung sebagai simpul / perut pertama.
BAB IV
Gelombang Bunyi

- Klasifikasi Gelombang Bunyi

Suatu bunyi dapat didengar oleh manusia karena memiliki 3 hal yaitu, adanya
sumber bunyi, adanya medium rambat bunyi, dan frekuensinya yang berada antara 20
Hz – 20.000 Hz (audiosonik). Tidak hanya manusia, semua makhluk hidup juga dapat
mendengar suatu bunyi. Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar
oleh hewan seperti jangkrik, laba-laba, gajah, anjing, dan lumba-lumba.
2. Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini
dapat didengar oleh manusia.
3. Ultrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini dapat
didengar oleh hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba.

Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik. Gelombang mekanik adalah


gelombang yang membutuhkan medium untuk rambatannya. Medium rambatannya
dapat berupa zat cair, zat padat, dan udara. Gelombang bunyi tidak dapat merambat
di dalam ruang hampa udara. Hal ini disebabkan karena kecepatan perambatan
gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan di dalam gas atau
udara..

Ini disebabkan oleh jarak antar molekul dalam zat padat lebih
pendek dibandingkan pada zat cair dan gas, sehingga perpindahan energi kinetik
lebih cepat terjadi. Tabel 1 merupakan data kecepatan bunyi dalam berbagai zat pada
suhu 150 C.

- Cara Menghitung Cepat Rambat Bunyi

1. Melalui Zat Padat

Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium rambatan
zat padat yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus menghitung cepat
rambat bunyi yang merambat melalui zat padat adalah sebagai berikut:
Di mana

v = cepat rambat bunyi (m/s)

E = modulus young (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3)

Modulus young (E ) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat. Nilai
modulus young zat padat berbeda-beda.

2. Melalui Zat Cair

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair. Medium zat cair dapat
berupa air, raksa, helium cair, dan lainnya. Rumus untuk menghitung cepat rambat
bunyi dalam zat cair adalah sebagai berikut:

Di mana

v = cepat rambat bunyi (m/s)

B = Modulus Bulk (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3)

Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk
ke segala arah ketika diberi suatu tegangan ke segala arah.

3. Melalui Udara atau Gas

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas. Rumus
untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut:

Di mana

v = cepat rambat bunyi (m/s)

γ = konstanta laplace

R = konstanta gas umum (J/mol K)

T = suhu gas (K)

M = massa molekul relatif gas


Konstanta laplace (notasi γ) adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas
pada tekanan tetap dengan kapasitas kalor pada volume tetap.

- Efek Doppler

Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang sumber


gelombang yang diterima pengamat karena adanya gerak relatif di antara keduanya.

fp = frekuensi pendengar (Hz)

fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)

V = cepat rambat bunyi (m/s)

Vp = kecepatan pendengar (m/s)

Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)

Persamaan Efek Doppler dengan tidak mengabaikan kecepatan angin (Vw):

(v  v w )  v p
fp  . fs
(v  v w )  v s

Jika pendengar mendekati sumber bunyi, maka Vp bernilai (+), jika sumber
bunyi menjauhi pendengar maka Vs bernilai (+), jika arah angin searah dengan arah
rambat bunyi, maka Vw bernilai (+).

- Double Doopler

Misalkan ada kelelawar bergerak dengan kecepatan vk secara konstan menuju


dinding gua dan memancarkan gelombang dengan frekuensi fo dan kecepatan
gelombang tsb adalah vg, gelombang tersebut mengenai dinding kemudian terpantul
kembali ke kelalawar. Maka, frekuensi gelombang pantulan fk yang didengar
kelelawar akan bertambah

v g  vk
fk  . fo
v g  vk

Misalkan ada alat perekam kecepatan mobil digital digunakan untuk mengukur

kecepatan mobil yang melewati polisi yang memegang alat itu menjauhi polisi. Alat
itu memancarkan gelombang dengan frekuensi fo kecepatan gelombang vg. Sementara

itu, mobil bergerak secara konstan menjauhi polisi dengan kecepatan vm. Gelombang

yang diterima oleh mobil kemudian dipantulkan kembali ke alat perekam. Maka,

frekuensi gelombang pantulan fp yang dicatat oleh alat perekam akan berkurang

v g  vm
fp  . fo
v g  vm

- Pelayangan gelombang

Pelayangan gelombang adalah interferensi dua bunyi beramplitudo sama namun


berbeda frekuensi sedikit. Pelayangan bunyi membentuk interferensi
konstruktif-destruktif yang disebut layangan. Satu layangan didefinisikan sebagai
gejala dua bunyi keras atau lemah yang terjadi secara berurutan. Frekuensi layangan
dapat dihitung menggunakan rumus:

Di mana

fl = frekuensi layangan bunyi

f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang


berinteferensi

- Resonansi pada dawai / senar -> kedua sisi terdapat ujung dan kedua ujung
merupakan simpul.

- Resonansi pada pipa organa terbuka -> kedua sisi tidak memiliki ujung dan diawali
dengan perut.
- Resonansi pada pipa organa tertutup = resonansi kolom udara -> salah satu sisi
terdapat ujung dimana pada ujung ini diawali dengan simpul

-Intensitas bunyi bergantung terbalik dengan kuadrat jarak sumber bunyi dan
penerima bunyi

I1 r22

I 2 r12

- Taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai

I
TI  10 log( ) , I0 = Intensitas ambang (10-12 W/m2)
I0

- Hubungan antara taraf intesitas dengan jumlah sumber bunyi


n2
TI 2  TI1  10 log( )
n1

- Hubungan antara taraf intensitas dengan jarak dari sumber bunyi

r
TI 2  TI1  20 log( 2 )
r1

- Misal ada dua sumber bunyi yang mengeluarkan bunyi dengan panjang gelombang
tertentu dengan fase yang sama, namun jarak antara pengamat dengan kedua sumber
tersebut berbeda (Δr) maka interferensi maksimum / konstruktif terjadi apabila

r  n , n  0,1,2,...

- Sedangkan interferensi minimum / destruktif terjadi apabila

1
r  (n  ) , n  0,1,2,...
2
BAB V

Optika Fisis

- Interferensi celah genda (Thomas Young)

Untuk interferensi maksimum d sin   n , n  0,1,2,...

1
Untuk interferensi minimum d sin   ( n  ) , n  0,1,2,...
2

y
Untuk mencari y gunakan pendekatan sudut kecil sin   tan  
L

- Interferensi lapisan tipis


1
Untuk interferensi maksimum 2nlapisan d cos r  (m  ) , m  0,1,2,...
2

Untuk interferensi minimum 2nlapisan d cos r  m , m  0,1,2,...

Apabila cahaya tegak lurus maka cos r = 1

- interferensi cincin Newton

1
Untuk jari-jari lingkaran terang
2
nlensa rterang  (m  )R, m  0,1,2,...
2

Untuk jari-jari lingkaran gelap


2
nlensa rgelap  mR, m  0,1,2,...

- Difraksi celah tunggal

Untuk mencari garis minimumnya d sin   n , n  1,2,3,... dengan


aproksimasi sudut kecil seperti interferensi celah ganda
- Difraksi kisi (diffraction grating)

Untuk mencari titik / garis terang d sin   n , n  0,1,2,... dengan d = 1/N,


lalu gunakan aproksimasi sudut kecil seperti interferensi celah ganda

Selalu ingat bahwa garis terang pusat (n=0) juga dihitung sebagai jumlah garis terang

- Eksperimen celah ganda elektron (dualisme gelombang-partikel)

Mungkin sebagian dari kita mengaggap elektron itu partikel karena memiliki
karakteristik partikel seperti massa, momentum, dsb. Namun dalam fisika modern,
elektron dapat dianggap juga sebagai gelombang sehingga memiliki karakteristik
gelombang seperti panjang gelombang.

Dengan demikian, apabila elektron ditembakkan dan dilewarkan pada celah


sempit kemudian dipasang detektor elektron maka elektron yang tertangkap detektor
akan menunjukkan pola interferensi layaknya cahaya. Jumlah elektron yang
ditembakkan dapat dianalogikan dengan intensitas cahaya. Sehingga, semakin banyak
elektron yang ditembakkan pola interferensi akan semakin jelas namun pola
interfensinya tidak berubah.

Dualisme partikel-gelombang akan dipelajari lebih lanjut pada materi fisika


semester 6, tetap semangat belajar fisika ya kawan-kawan…

- Polarisasi karena pembiasan (Hukum Brewster

n2
tan  B 
n1

- Polarisasi selektif

- Dengan polarisator :

1
I'  Io
2

- Polarisator + analisator :

1
I'  I o cos 2 
2

- Polarisator + 2 analisator :

1
I'  I o cos 4 
2
BAB VI

Optika Geometri dan Alat-Alat Optik

- Persamaan umum antara antara fokus lensa f, jarak benda s0, dan jarak bayangan s’

1 1 1
 
f s0 s '

- Cermin cembung memiliki fokus negatif dan bersifat menyebarkan cahaya


(divergen) sedangkan cermin cekung memiliki fokus positif dan bersifat
memfokuskan cahaya (konvergen).

- Lensa cekung memiliki fokus negatif dan bersifat menyebarkan cahaya (divergen)
sedangkan lensa cembung memiliki fokus positif dan bersifat memfokuskan cahaya
(konvergen).

- Apabila s’ positif maka bayangan bersifat nyata (dapat ditangkap layar) sedangkan
apabila s’ negatif maka bayangan bersifat maya (tidak dapat ditangkap layar)

- Sn merupakan titik dekat mata orang normal yaitu 25 cm.

- Kuat lensa untuk orang miopi dengan titik jauh dalam cm

100
P
PR

- Kuat lensa untuk orang hipermetropi dengan titik jauh dalam cm dan ingin melihat
seperti orang normal (Sn)

100 100 100


P  4 , jika ingin melihat pada jarak x
P 
PP x PP

- Lup terdiri dari sebuah lensa cembung

- Lup digunakan dalam keadaan tidak akomodasi, maka benda diletakkan di fokus
lensa. Perbesarannya :
sn
M
f

- Lup digunakan dalam keadaan akomodasi maksimum, maka benda berada di antara
fokus dan pusat lensa sedemikian rupa sehingga s’ = -sn. Perbesarannya :

sn
M 1
f

- Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung, yang dekat dengan objek disebut lensa
objektif sedangkan yang dekat dengan mata disebut lensa okuler.

- Mikroskop digunakan dalam keadaan tidak akomodasi, maka jarak lensa diatur
sedmikian rupa sehinga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh tepat di titik
fokus lensa okuler, sehingga berlaku :

'
sob s 1 1 1 ' '
M x n ;   ' ; d  sob  sok  sob  f ok
sob f ok f ob sob sob

- Mikroskop digunakan dalam keadaan akomodasi, maka jarak lensa diatur


sedemikian rupa sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif jatuh di antara
fokus lensa okuler dan titik pusat lensa okuler dengan s’ok = -sn, sehingga berlaku :

'
sob s 1 1 1 1 1 1
M x( n  1) ;   ' ;  
sob f ok f ob sob sob f ok sok sn
'
d  sob  sok

- Teropong bintang terdiri dari 2 lensa cembung, yang jauh dari mata disebut lensa
objektif sedangkan yang dekat dengan mata disebut lensa okuler.

- Teropong bintang digunakan dalam keadaan tidak akomodasi, maka jarak lensa
diatur sehingga objek dari jarak sangat jauh yang datang menuju lensa objektif
bayangannya jatuh tepat di titik fokus lensa okuler, sehingga berlaku:

f ob
M ; d  f ob  f ok
f ok
- Teropong bintang digunakan dalam keadaan akomodasi, maka jarak lensa diatur
sehingga objek dari jarak sangat jauh yang datang menuju lensa objektif bayangannya
jatuh diantara titik fokus lensa okuler dan pusat lensa okuler dengan s’ok = -sn,
sehingga berlaku:

f ob 1 1 1
M ;   ; d  f ob  sok
sok f ok sok sn

- Teropong bintang memiliki konsekuensi karena menggunakan lensa cembung


sehingga bayangan yang kita lihat terbalik dari objek aslinya. Untuk itu, dibuatlah
teropong dengan lensa pembalik (teropong bumi). Lensa pembalik berupa lensa
cembung diatur sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi perbesaran teropong.
Perbesaran yang dihasilkan sama seperti teropong bintang, namun panjang teropong
bertambah

d  f ob  4 f pembalik  f ok -> untuk keadaan tanpa akomodasi

d  f ob  4 f pembalik  sok -> untuk keadaan dengan akomodasi

- Teropong panggung sebenarnya mirip seperti teropong bintang, namun lensa okuler
diganti menggunakan lensa cekung.
BAB VII

Pemanasan Global

Untuk bab ini silakan baca sendiri bukunya / baca dari internet karena di bab ini tidak
ada hitung-hitungan satupun.

Anda mungkin juga menyukai