Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Kesehatan Keselamatan Kerja Pada Perusahaan Industri


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU : Hj. Indarwati, S.S.,M.Hum

DISUSUN OLEH:

WILDA FITRIYANI
D071201050

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan mengenai Makalah Kesehatan dan

Keselamatan Kerja Pada Perusahaan Industri Di Indonesia. Makalah ini disusun sesuai

kemampuan saya demi memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia.

Makalah ini berisi tentang penyebab terjadinya kecelakaan dan faktor-faktor penyebab

terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Makalah ini juga berisi tentang bagaimana upaya dalam

kesehatan kesalamatan kerja di suatu perusahaan sehingga menciptakan tempat kerja yang aman,

sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, dan bebas dari hal-hal yang membahayakan.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis sebagai manusia biasa

yang memiliki kekurangan sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak kekurangannya

juga dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dan

pelajaran dari makalah ini.

Makassar, 27 Desember 2020

(Penulis)

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................................


Daftar Isi ..................................................................................................................................................... ii
BAB 1 .......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................................... 3
Bab 2 .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................................ 3
1. Pengertian Keselamatan kerja ..................................................................................................... 4
2. Pengertian Kesehatan Kerja ........................................................................................................ 5
B. Undang-Undang Dasar Pemberlakuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia ................. 5
1. Pasal 86 ....................................................................................................................................... 5
2. Pasal 87 ....................................................................................................................................... 5
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pada Perusahaan Industri Manufaktur ............................. 6
1. Sebab-sebab Kecelakaan ............................................................................................................. 6
2. Faktor - faktor Penyebab Kecelakaan .......................................................................................... 7
3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ............................................................................... 7
D. Upaya Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................................................... 9
1. Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................................................... 9
2. Pengertian Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................. 9
3. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................................. 10
Bab 3......................................................................................................................................................... 11
KESIMPULAN......................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................................. 11

ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di

bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan

daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan

sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja

(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu

tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor

keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada

gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin

sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya

dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

1
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan

pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak

lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan

karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada

diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan

dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk

menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada

masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?

2. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) di

Indonesia?

3. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan pada perusahaan industri?

4. Bagaimana upaya dalam keselamatan dan kesehatan kerja?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara melindungi dan

memelihara keselamatan, kesehatan dan keamanan karyawan saat berada di lingkungan kerja

2
pada perusahaan industri. Pada perusahaan Industri, manufaktur dan konstruksi menciptakan

sebuah bangunan atau produk menggunakan dua tenaga, mesin dan tenaga manusia. Diharapkan

dengan adanya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja ini, dapat meminimalisir terjadinya

kecelakaan kerja baik akibat kesalahan teknis maupun kesalahan dari manusia.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita tentang keselamatan dan kesehatan

kerja.

2. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang bekerja pada pada perusahaan industri

manufaktur mengenai gambaran tentang keselamatan kerja.

Bab 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mangkunegara (2002:163) menyatakan bahwa, “keselamatan dan kesehatan kerja adalah

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun

rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur”.

Mangkunegara (2002:165) juga menjelaskan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut :

3
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara

fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan secara efisien dan seefektif

mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi

kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

1. Pengertian Keselamatan kerja

Swasto (2011;107) mengemukakan bahwa, “keselamatan kerja menyangkut segenap

proses perlindungan tenaga kerja terhadap kemungkinan adanya bahaya yang timbul

dalam lingkungan pekerjaan. Pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan

keselamatan kerja menurut Soeprihatno (2002:48) ada 2 (dua):

1. Usaha preventif atau mencegah Preventif atau mencegah berarti mengendalikan

atau menghambat sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat

mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para karyawan.

2. Usaha represif atau kuratif Kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi

kejadian atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang

terdapat di tempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat

dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para karyawan

4
sebagai suatu kesatuan atau team kerja sama dalam rangka mengatasi dan

menghadapi.

2. Pengertian Kesehatan Kerja

Menurut Mondy dan Noe (2005:360), ”Kesehatan kerja adalah kebebasan dari

kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja

yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat

membuat stres emosi atau gangguan fisik”.

B. Undang-Undang Dasar Pemberlakuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di


Indonesia

1. Pasal 86

1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :

1) keselamatan dan kesehatan kerja;

2) moral dan kesusilaan; dan

3) perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

2. Pasal 87

5
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pada Perusahaan Industri Manufaktur

1. Sebab-sebab Kecelakaan

Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan. Golongan pertama adalah

faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition), sedangkan golongan kedua adalah faktor

manusia (unsafe action). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor

manusia menempati posisi yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara

80–85% (Suma’mur, 2009)

Selain dua golongan penyebab kecelakaan diatas, kecelakaan juga terjadi karena tindakan

yang salah atau kondisi yang tidak aman. Reason (1997) menyatakan bahwa pendorong utama

timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman adalah faktor organisasi. Kelalaian

sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang

mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai

suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat

untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan

setiap karyawan pabrik.

6
Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang

memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung

mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi,

seperti helm dan gudang yang kurang baik.

2. Faktor - faktor Penyebab Kecelakaan

Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat

kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan

kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi

yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk seseorang yang

berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya sedikit yang diketahuinya.

Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara

kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar.

Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu faktor kecelakaan

terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik

yang melakukan hal diatas akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak

membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus

membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara

acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan tersendiri.

3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

7
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari

tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang

dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa

dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya

bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit

ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

a) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan.

Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja

kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa

anemia. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada

sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai

banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering

mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

b) Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 -

24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium

menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah

dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada

bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain

tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak

8
pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam

jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

c) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan

kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat

Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related

Diseases).

D. Upaya Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Qomariyatus Sholihah dan Rahmi Fauzia (2015:19) Berdasarkan UU No. 1 Tahun

1970 mengenai keselamatan kerja alinea ke III, syarat-syarat K3 meliputi pencegahan

kecelakaan, kebakaran, ledakan, pengendalian suhu, kelembaban, debu, kotoran, sinar radiasi,

suara, dan getaran, penyakit dan penularannya, bahaya aliran listrik. Penyelamatan jika terjadi

kebakaran dan bencana alam, kecelakaan, alatalat proteksi bagi pekerja. Pengamanan angkutan

barang, bangunan tempat kerja, proses bongkar muat.

2. Pengertian Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Suryati Darmiatun dan Tasrial (2015:18) definisi prosedur K3 adalah meliputi

pencegahan deviasi-deviasi dari kegiatan dan tujuan K3 yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Suryati Darmiatun dan Tasrial (2015:18) ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam

pembuatan prosedur K3 dalam organisasi:

9
a) Komitmen organisasi dalam penerapan manajemen K3

b) Fokus/jenis, kompleksitas struktur dan ukuran organisasi

c) Sifat dan skala risiko-risiko organisasi.

d) Keterlaksanaan prosedur (mudah dioperasikan oleh user); dan

e) Keterukuran dan mampu evaluasi dari hasil pelaksanaan prosedur.

3. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut OHSAS 18001;2007 dalam Suryati Darmiatun dan Tasrial (2015:19)

menyatakan bahwa ada beberapa tahap atau prosedur dalam keselamatan dan kesehatan kerja:

1) Identifikasi potensi bahaya dan melakukan penilaian dan pengendalian resiko

2) Identifikasi peraturan K3 dan evaluasi pemenuhannya

3) Kompetensi, pelatihan, dan kepedulian

4) Komunikasi, partispasi, dan konsultasi

5) Pengendalian dokumen

6) Kesiapsiagaan dan tanggap darurat

7) Pemantauan dan Pengukuran Kinerja

8) Evaluasi kesesuaian

9) Investigasi kecelakaan kerja

10) Penanganan ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan

11) Audit Internal

10
Bab 3

KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan

keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan

keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap

pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Adapun faktor-faktor penyebab

kecelakaan pekerja pada perusahaan industry manufaktur ini ialah disebabkan oleh faktor

mekanis, dan faktor lingkungan serta faktor manusia.

Dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan, ada beberapa tahap dalam keselamatan

dan kesehatan kerja, diantaranya ialah mengidentifikasi terhadap potensi bahaya dan

melakukan penilaian dan pengendalian resiko. Kemudian mengidentifikasi peraturan K3 dan

evaluasi pemenuhannya. Setelah diidentifikasi dan dievaluasi, perusahaan diharapkan dapat

menyampaikan hasilnya ke dalam dan luar perusahaan. Hasil evaluasi disampaikan ke pihak

terkait sebagai bahan masukan dan penyempurnaan perundang-undangan yang sudah ada.

Dalam hal ini perusahaan harus membuat aturan yang jelas untuk penyelamatan dalam

keadaan darurat, sehingga bisa terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam bekerja.

B. Saran

Pada makalah ini penulis menyarankan agar beberapa hal terkait dengan kesehatan dan

keselamatan kerja pada perusahaan industri manufaktur dengan proses pembelajaran perlu

dikembangkan lagi, diantaranya :

11
 Pelatihan K3 perlu dilakukan berulang kali jika pekerja kurang memahami dan

menerapkan pengetahuan baru sehingga ketika terjadi keelakaan dapat kita hindari dan

dapat kita atasi dengan hati-hati tanpa ada kepanikan.

 Mengenakan alat pelindung diri, seperti jas, masker, dan juga sarung tangan ketika

menghadapi sebuah pekerjan konstruksi untuk melindungi diri dari hal-hal yang

berbahaya.

 Dengan adanya pelatihan diatas, diharapkan pekerja agar meminimalisir komunikasi

ketika pekerjaan sedang berlangsung, untuk mengurangi resiko terjadinya bahaya

kecelakaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hedianto, B.R., Mukzam, M.D., dan Iqbal, M. 2014. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K3) Terhadap Motivasi Kerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 10(1).

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung

Supriyadi, Agung. 2018. Dasar Hukum K3 Dan Dasar Hukum Penunjukan Ahli K3.

https://katigaku.top/2018/11/29/dasar-hukum-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja/. Diakses

Pada 27 Desember 2020

Suyono, K.Z dan Nawawinetu, E.D. 2013. Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya

Keselamatan Kerja Dengan Safety Behavior Di PT DOK Dan Perkapalan Surabaya Unit Hull

Construction. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 2(1),67-74

Syafrial, Herry dan Ardiansyah, Ahmad. 2020. Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Pada PT. Satunol Mikrosistem Jakarta. Jurnal Abiwara. 1(2), 60-70

13

Anda mungkin juga menyukai