Anda di halaman 1dari 6

Tanggungjawab dan Tujuan Audit

A. Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan

PSA 02 (SA 110) menyatakan : Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor
independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakanpendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, dan arus kasyang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :

 Laporan keuangan
 Siklus laporan keuangan
 Asersi manajemen atas akun-akun
 Tujuan umum audit untuk golongan transaksi dan saldo akun
 Tujuan spesifik audit untuk golongan transaksi dan saldo akun

Tanggung Jawab Auditor

PSA 32 (SA 316) mensyaratkan agar audit dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan. Selanjutnya,
audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme profesional dalam
semua aspek penugasan. Misalnya, auditor tidak boleh menganggap bahwa manajemen
tidak jujur, tetapi kemungkinan tersebut harus dipertimbangkan.

Pembelaan terbaik bagi auditor bila salah saji yang material tidak terungkap di dalam
audit adalah bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku
umum.

Salah saji dibedakan dalam dua jenis yaitu :


1. kekeliruan (errors), adalah salah saji yang tidak disengaja, contoh kekeliruan dalam
mengalikan harga dengan kuantitas pada faktur penjualan dan mengabaikan bahan
mentah lama dalam menentukan harga pokok atau harga pasar mana yang terendah
untuk persediaan.
2. ketidakberesan (irregularities), adalah salah saji yang disengaja. Ketidakberesan,
ada perbedaan antara pencurian aktiva, yang sering disebut sebagai pengelapan
atau kecurangan pegawai, dan pelaporan keuangan yang menyesatkan, yang sering
disebut sebagai kecurangan manajemen.
Contoh pencurian aktiva adalah karyawan mengambil uang tunai pada waktu terjadi
penjualan dan tidak memasukkan penjualan tersebut di dalam register kas.

Contoh pelaporan keuangan yang dipalsukan adalah lebih saji yang disengaja dari
penjualan sebelum tanggal neraca untuk meningkatkan laba yang dilaporkan.

Kecurangan oleh manajemen pada dasarnya sulit diungkapkan karena :

1. ada kemungkinan bahwa salah satu atau beberapa anggotaa manajemen


mengabaikan pengendalian intern, dan
2. adanya usaha manajemen untuk menyembunyikan salah saji tersebut.

B. Unsur Pelanggaran Hukum Oleh klien

PSA 31 (SA 317) mendefenisikan unsur pelanggaran hukum sebagai pelanggaran hukum
atau peraturan perundang-undangan selain ketidakberesan. Dua contoh tindakan
melanggar hukum adalah pelanggaran terhadap undang – undang pajak dan pelanggaran
terhadap undang – undang lingkungan hidup.
1) Unsur Pelanggaran Hukum Berdampak Langsung.

Beberapa hukum dan peraturan mempunyai dampak keuangan langsung terhadap saldo
akun tertentu dalam laporan keuangan. Misalnya, penyimpangan terhadap undang- undang
pajak penghasilan secara langsung mempengaruhi beban pajak penghasilan dan hutang
pajak penghasilan.

Tanggungjawab auditor : menurut PSA 31 terhadap unsur pelanggaran hukum berdampak


langsung ini sama dengan tanggungjawabnya terhadap salah saji dan ketidakberesan.

Dengan demikian, auditor biasanya mengevaluasi apakah tersedia bahan bukti yang
menunjukkan penyimpangan yang material dari undang – undang pajak penghasilan. Hal ini
harus dilakukan melalui diskusi dengan pegawai klien dan pemeriksaan atas Surat
Keterangan Pajak yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.

2) Unsur Pelanggaran Hukum Berdampak Tidak Langsung.

Kebanyakan unsur pelanggaran hukum berdampak tidak langsung terhadap laporan


keuangan. Misalnya, jika perusahaan melanggar Undang – Undang Lingkungan Hidup, akan
berdampak terhadap laporan keuangan hanya jika ada sanksi atau tuntutan. Ini disebut
unsur pelanggaran hukum berdampak tidak langsung.

Standar audit secara tegas mengatakan bahwa auditor menjamin bahwa tindakan –
tindakan melanggar hukum berdampak tidak langsung akan dapat dapat ditemukan.

Tanggungjawab auditor : Ada tiga tingkat pertanggungjawaban yang dimiliki auditor dalam
menemukan dan melaporkan tindakan melanggaran hukum.

1. pengumpulan bahan bukti jika tidak ada alasan yang dapat dipercaya tentang
terjadinya unsur pelanggaran hukum berdampak tidak langsung.
2. pengumpulan bahan bukti dan tindakan – tindakan lain apabila ada alasan yang
dapat dipercaya tentang terjadinya unsur pelanggaran hukum berdampak tidak
langsung.
3. tindakan pada saat auditor mengetahui terjadi unsur pelanggaran hukum.
C. Menetapkan Tujuan Audit

Auditor melakukan audit sesuasi dengan pendekatan siklus dengan melaksanakan


pengujian audit atas transaksi yang membentuk saldo akhir dan juga melaksanakan
pengujian audit atas saldo akun itu sendiri.

Menurut Arens dkk (2015:168) :

Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang
diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku.
Pendapat auditor ini menambah tingkat keyakinan pengguna yang bersangkutan terhadap
laporan keuangan.

D. Tujuan audit umum berkait-transaksi


Berfungsi sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam mengumpulkan bahan bukti kompeten
yangcukup dibutuhkan oleh standar pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bahan
bukti yang pantasuntuk dikumpulkan sesuai dengan penugasan.Enam tujuan audit umum
berkait-transaksi:
 Eksistensi-transaksi yang tercatat memang eksis.
 Kelengkapan-transaksi yang ada telah dicatat semuanya.
 Akurasi-transaksi yang tercatat disajikan pada nilai yang benar.
 Klasifikasi-transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat.
 Saat pencatatan-transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
 Posting pengikhtisaran-transaksi yang tercatat secara tepat dimasukkan dalam
berkas induk dandiikhtisarkan dengan benar.

E. Tujuan audit spesifik berkait-transaksi


Yaitu penerapan tujuan audit umum berkait-transaksi ke setiap jenis golongan transaksi
yang materialdalam audit, seperti penjualan, penerimaan kas, perolehan barang dan jasa,
penggajian dsb.

F. Tujuan audit umum berkait-saldo


Tujuan ini mengikuti asersi manajemen dan memberikan kerangka kerja untuk
membantu auditormengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup. Sembilan tujuan
audit umum berkait-saldo:
 Eksistensi: angka-angka yang dicantumkan memang eksis.
 Kelengkapan: angka-angka yang ada telah dimasukkan seluruhnya.
 Akurasi: jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
 Klasifikasi: angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat.
 Pisah batas: transaksi-transaksi yang dekat dengan tanggal neraca dicatat dalam
periode yangtepat.
 Kecocokkan rincian: rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar
tambahan,dijumlah ke bawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah
dalam buku besar.
 Nilai realisasi: aktiva dinyatakan pada jumlah yang diestimasi dapat direalisasi.
 Hak dan kewajiban: aktiva harus dipunyai sebelum dapat dicantumkan dalam
laporan keuangan,dan kewajiban harus sudah menjadi milik entitas.
 Penyajian dan pengungkapan: saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan telahdisajikan dengan pantas dalam laporan keuangan.

G. Bagaimana Tujuan Audit Dicapai?


Pada saat auditor memutuskan tujuan spesifik audit untuk setiap komponen dalam
laporan keuangan,proses pengumpulan bahan bukti dapat dimulai.

Anda mungkin juga menyukai