Disusun oleh
APRILLIA PURNAMA DEWI
20160320003
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing:
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
NIM : 20160320003
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tingi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dalam karya yang diterbitkan maupun tidak dterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT akhirnya saya dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Terimakasi kepada Bapak dan Ibu saya, Bapak Widiatmodjo dan Ibu
2. Terimakasih kepada adik saya tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
4. Terimakasi kepada teman-teman dan sahabat saya yaitu Timeh, Ica, Mingo,
Dita, Fani, Eka, dan Tenia yang telah membantu, mendukung, dan menemani
5. Terimakasih kepada teman teman PSIK angkatan 2016 yang telah bersama
selama 4 tahun ini dalam menjalani suka dan duka bangku perkuliahan.
6. Terimakasih kepada teman-teman skill lab 1A yaitu Timeh, Hani, Wulan, dan
iv
MOTTO
ِِ ِ ِ ْ و
َ َو إِ ن6ۚ اس تَ ع ينُ وا بِ الصَّ رْبِ َو الصَّ اَل ة
ََّه ا لَ َك بِ َري ةٌ إِ اَّل َع لَ ى ا خْلَ اش ع ني َ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu' (At-Baqarah 45)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Aspek Budaya Dan
Mitos Pada Perilaku Remaja Putri Saat Menstruasi” dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Skripsi disusun untuk memenuhi syarat memperoleh derajat sarjana
Muhammadiyah Yogyakarta.
bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan rasa
1. Kedua orang tua peneliti Bapak Widiatmodjo dan Ibu Susilowati yang telah
sabar dan senantiasa memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan
2. Ibu Dr. dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
proposal skripsi.
3. Ibu Shanti Wardaningsih, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep. Jiwa, PhD selaku Ketua
vi
4. Ibu Riski Oktafia, M.Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
5. Ibu Shanti Wardaningsih, S.Kp., M.Kep., Sp. Kep. Jiwa, PhD selaku dosen
penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan sehingga peneliti
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik, saran, serta
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
viii
1. Definisi Menstruasi.................................................................18
2. Fisiologis Menstruasi..............................................................19
D. Budaya dan Mitos Menstruasi........................................................20
E. Budaya Menstruasi di Indonesia....................................................21
1. Budaya Batak..........................................................................21
2. Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah........................................22
3. Provinsi Maluku......................................................................22
4. Daerah Istimewa Yogyakarta..................................................23
5. Sulawesi..................................................................................24
6. Bali..........................................................................................25
F. Mitos tentang menstruasi yang berkembang pada masyarakat
Indonesia........................................................................................25
1. Tidak boleh keramas pada saat menstruasi.............................25
2. Tidak boleh memakan nanas...................................................26
3. Menggunakan pembalut akan menyebabkan kemandulan......27
4. Minuman soda dapat melancarkan menstruasi........................28
5. Tidak boleh minum dingin pada saat menstruasi....................29
6. Tidak boleh berenang pada saat menstruasi............................29
7. Selalu merasakan nyeri saat menstruasi merupakan pertanda
kista.........................................................................................30
8. Menstruasi tidak teratur merupakan tanda wanita tidak subur32
G. Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja putri saat menstruasi34
1. Orang Tua................................................................................34
2. Pengetahuan............................................................................35
3. Tingkat pendidikan..................................................................35
4. Media massa/elektronik...........................................................36
H. Kerangka teori................................................................................36
I. Kerangka Konsep...........................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................38
A. Desain Penelitian............................................................................38
B. Subjek Penelitian............................................................................38
ix
C. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................39
D. Variabel Penelitian.........................................................................39
E. Definisi Operasional.......................................................................40
F. Instrumen Penelitian.......................................................................40
G. Metode Pengambilan Data.............................................................41
1. Wawancara semi terstruktur....................................................41
2. Observasi tidak terstruktur......................................................42
H. Uji Keabsahan................................................................................43
I. Prosedur Penelitian.........................................................................44
1. Tahap Persiapan......................................................................44
2. Tahap Pelaksanaan..................................................................44
3. Tahap Analisis.........................................................................45
J. Metode Analisis Data.....................................................................46
K. Etika Penelitian...............................................................................47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................49
A. Hasil Penelitian...............................................................................49
1. Deskripsi Wilayah Penelitian..................................................49
2. Gambaran Karakteristik Partisipan.........................................49
3. Pemaparan Hasil......................................................................56
J. Pembahasan....................................................................................64
K. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian..............................................78
1. Kekuatan..................................................................................78
2. Kelemahan...............................................................................78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................79
A. Kesimpulan.....................................................................................79
B. Saran...............................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82
LAMPIRAN..........................................................................................................87
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
ASPEK BUDAYA DAN MITOS PADA PERILAKU REMAJA PUTRI
SAAT MENSTRUASI
Intisari
Latar Belakang: Menstruasi merupakan proses pengeluaran darah yang terjadi
akibat perubahan hormon yang terus menerus dan mengarah pada pembentukan
endometrium. Salah satu masalah yang dihadapi remaja putri pada saat menstruasi
adalah adanya budaya dan mitos/kepercayaan yang turun temurun tentang
menstruasi. Banyak perempuan yang beranggapan menstruasi sebagai hal yang
memalukan dan tidak ingin diketahui oleh masyarakat karena darah menstruasi
dianggap kotor, sehingga perempuan takut apabila informasi tentang menstruasi
menyebar ke masyarakat.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengalaman
aspek budaya dan mitos pada perilaku remaja putri saat menstruasi.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
fenomenologi dengan teknik pengambilan data secara wawancara mendalam.
Partisipan berjumlah 9 partisipan yang tinggal di Pedukuhan Sambikerep. Teknik
pengambilan data adalah purposive sampling dan menggunakan tape recorder
untuk mendokumentasikan hasil wawancara.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan 5 tema yaitu 1) mitos yang berkembang
pada remaja putri saat menstruasi, 2) persepsi remaja putri saat menstruasi
pertama kali, 3) reaksi saat menstruasi pertama kali, 4) perineal hygiene saat
menstruasi pertama kali, 5) proses meyakini mitos saat menstruasi.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan terdapat mitos-mitos
menstruasi yang masih berkembang di kalangan remaja putri. Sebagian remaja
putri masih ada yang mempercayai mitos menstruasi dan masih kurangnya
informasi penjelasan tentang mitos-mitos menstruasi.
Kata Kunci: Menstruasi, Mitos Menstruasi, Perilaku Saat Menstruasi.
xiii
ASPECTS OF CULTURE AND MYTHS IN ADOLESCENT GIRLS
BEHAVIOR WHEN MENSTRUATION
Aprillia Purnama Dewi1, Riski Oktafia2
Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine and Health Sciences,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Brawijaya, Kasihan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta (55183), Indonesia
E-mail: aprilliapurnama95@gmail.com
Abstract
Background: Menstruation is a process of expenditure of blood that occurs due
to hormonal changes that continuously and lead to the formation of endometrium.
One of the problems faced by adolescent girls during menstruation is the existence
of a culture and myths/hereditary beliefs about menstruation. Many women find
menstruation a shame and do not want to be known by the public because
menstrual blood is considered dirty, so women are afraid if information about
menstruation spreads to the public.
Research Purpose: The purpose of the present study was analyze the experience
of cultural aspects and myths on the behaviour of teenage girls during
menstruation.
Methodology: The present study used qualitative method with phenomenological
design with in-depth interviews. Participants were nine participants who lived in
Sambikerep Village. The data collection technique was purposive sampling and
used tape recorder to document the result of the interview.
Result: The result of this study show 5 themes, namely 1) myths that develop in
adolescent girls during menstruation, 2) perceptions of adolescent girls during
menstruation for the first time, 3) reactions during menstruation for the first time,
4) perineal hygiene during first menstruation, 5) the process of believing in myths
during menstruation.
Conclusion: The conclusion of this study shows that menstrual myths are still
developing among adolescent girls. Some adolescent girls still believe in
menstrual myths and there is still a lack of information about menstrual myths.
xiv
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa
remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan dengan status belum menikah. Pada usia remaja,
banyak perubahan yang akan dialami dari segi fisik, psikologis dan emosional.
Pada masa pubertas yang dialami remaja putri akan mengalami perubahan
yang terjadi pada organ reproduksi secara khusus yang ditandai dengan
menstruasi. Menstruasi yang pertama kali dialami oleh remaja putri disebut
fisiologis yang dialami oleh perempuan yang sudah memasuki masa remaja
dan pada masa ini hormon-hormon remaja perempuan sudah mulai bekerja
salah satunya yaitu hormon reproduksi. Menstruasi juga bisa dijadikan sebagai
1
2
sebuah tanda bahwa sudah terjadi kematangan seksual pada remaja perempuan
Salah satu masalah yang dihadapi remaja putri pada masa pubertas adalah
menstruasi masih dianggap suatu hal yang tabu. Hasil penelitian oleh Kumar
& Srivasta (2011), menjelaskan gadis-gadis dari daerah kumuh percaya bahwa
jika sapi mengkonsumsi kain menstruasi atau pembalut wanita, gadis yang
berdiam diri dirumah dan tidak bermain atau berbicara dengan anak laki-laki
karena menurut mitos mereka bisa hamil jika berinteraksi dengan laki-laki.
menaiki 3 anak tangga agar menstruasi cepat selesai, meminum kunyit asam
agar tidak sakit perut dan memakan kapur sirih agar menstruasi cepat selesai
serta mitos tidak boleh keramas, tidak boleh memakan nanas. Anggapan tabu
mengenai menstruasi juga terdapat pada suku Batak. Budaya Batak yang
Payung, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Partini &
kepada anak dengan usia sekitar 12-15 tahun. Pada upacara terapan ini
perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah atau biasa disebut dengan istilah
sudah memasuki status sosial yang baru, dan perempuan tersebut sudah
dianggap siap secara fisik untuk dibuahi dan menjalani masa kehamilan yang
dalam kehidupan sosial, salah satu dampak dari hal ini yaitu pembentukan dan
kesetaraan gender yang ada pada masyarakat. Dalam masyarakat, darah selalu
peristiwa biologis yang dialami wanita namun selalu dikaitkan dengan sejarah
dan budaya. Budaya mengenai menstruasi sulit dihilangkan dan diubah karena
Salah satu dampak dari budaya dan mitos yang ada di masyarakat yaitu
saat menstruasi (Rajakumari, 2015). Adanya budaya dan mitos saat menstruasi
oleh para orang tua dan anak-anaknya. Perilaku yang ditunjukkan sangat
etnis budaya jawa, orang tua terutama ibu seringkali menasehati anak
perempuannya supaya mengonsumsi jamu dari kapur sirih agar tidak merasa
belum mengetahui apa saja kandungan dari kapur sirih dan dampak bagi
kesehatan.
(Riskesdas, 2015). Salah satu penyebab kanker serviks yaitu masalah personal
hygiene yang buruk, oleh karena itu remaja memerlukan perhatian khusus
Islam mengajarkan bahwa percaya terhadap sesuatu hal yang belum atau
tidak terbukti manfaatnya merupakan suatu tindakan yang akan merugikan diri
“tidak ada ruginya jika mengikuti nasehat orang tua”. Hasil dari penelitian
oleh Hanissa (2017) yaitu terdapat responden yang tidak pernah keramas sama
bahwa masalah yang akan timbul jika tidak melaksanakan mitos menstruasi
yaitu meliputi rasa berdosa, takut dihukum, perasaan tidak tenang dan takut
ditegur.
mitos jika tidak boleh keramas saat menstruasi, tidak boleh potong kuku, dan
tidak boleh makan nanas, masyarakat pernah ada yang melakukan upacara
tradisi tetesan untuk anak perempuan yang mulai menginjak usia dewasa,
pertama kali sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
yang belum mengetahui mengenai perilaku yang baik dan benar saat
sehingga wajib menjaga kebersihan rambut dan kuku. Buah nanas baik
nyeri menstruasi yang berasal dari enzim bromelain (Andryani & Maharani,
2018). Tradisi tetesan sebenarnya belum memiliki landasan medis yang jelas,
tradisi ini dilakukan hanya berdasarkan nilai budaya yang sudah ada turun
menstruasi.
B. Rumusan Masalah
Sambikerep?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi terkait budaya dan
mitos mengenai perilaku remaja pada saat menstruasi. Penelitian ini juga
selama menstruasi.
budaya dan mitos menstruasi dan memberikan arahan bagi responden untuk
Penelitian ini bisa menjadi wawasan dan sumber referensi, serta dapat
E. Penelitian Terkait
saat menstruasi yang cukup dan sebesar 23,9% memiliki personal hygiene
dasar, pendidikan dan pekerjaan kepala wanita dan pria, jenis konstruksi
masih dianggap tabu dan banyak remaja yang merasa malu jika
pembatasan budaya dan sosial yang terkait dengan menstruasi, mitos, dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Definisi Remaja
beranjak dewasa dan mulai bisa membedakan hal yang benar dan salah,
sudah mulai mengenal lawan jenis, dan dapat memahami peran dalam
masa yang paling kritis dalam kehidupan, usia peralihan dari masa kanak-
jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang
perkembangan dari mulai sel-sel, janin (fetus), kemudian lahir, bayi, masa
13
14
Artinya :
a. Fase bayi dan anak-anak (thiff) adalah masa sejak persalinan hingga
pubertas. Pada wanita ditandai dengan haid (menstruasi) dan pada pria
c. Fase lanjut usia terjadi ketika sudah melewati masa puncak dan pada
fase ini kekuatan fisik akan menurun dan mulai menjadi tidak berdaya,
15
Pencipta.
a. Masa remaja awal (early adolescence) yaitu pada usia 11-13 tahun.
penampilan diri sendiri dan orang lain, mulai tertarik pada lawan jenis
16
dan sudah mulai mempunyai role model dan mulai menggapai cita-cita
yang diinginkan.
c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) yaitu pada usia 17-20 tahun.
sempurna. Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah identitas diri
emosinya lebih stabil. Pada fase ini remaja lebih memperhatikan masa
tumbuhnya jakun, suara yang lebih berat, tumbuh kumis dan jenggot,
17
tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan organ kemaluan, bahu akan
salah satunya yaitu gen. Gen akan mempengaruhi tinggi badan, warna
F. Perilaku
1. Definisi Perilaku
organisme akan merespon, proses ini bisa disebut dengan teori : Stimulus
relatif tetap.
b. Operant respons: respon ini muncul dan berkembang dan diikuti oleh
2. Perilaku Kesehatan
yaitu suatu upaya dan tindakan saat seseorang menderita sakit atau
terjadi suatu kecelakaan. Pada perilaku ini hal pertama yang dilakukan
kesehatan.
19
perilaku baru didalam diri orang tersebut akan terjadi proses berurutan
stimulus.
dirinya sendiri. Pada tahapan ini individu memiliki sikap yang lebih
baik.
d. Trial (mecoba), pada tahap ini seorang individu sudah mulai mencoba
G. Menstruasi
1. Definisi Menstruasi
dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat
20
menarche biasanya dari rentang 10-16 tahun, tetapi ada beberapa remaja
haid.
beberapa budaya menstruasi juga sering dikaitkan dengan hal yang negatif.
2. Fisiologis Menstruasi
a. Fase Menstruasi
sel baru untuk kembali membentuk lapisan pertama dan kedua yang
biasanya terjadi pada 5 hari. Darah yang keluar kira-kira sebanyak 28-
b. Fase proliferasi
Saat terjadi peningkatan pada kadar LH fase ini akan dimulai, lalu
keduabelas, pada hari kedua belas ovum dari ovarium akan dilepaskan
atau yang disebut ovulasi. Sel telur dilepaskan dalam waktu 16-32 jam
setelah adanya peningkatan kadar LH. Folikel yang sudah matang akan
sel telur. Perempuan akan merasakan nyeri pada bagian perut pada saat
ovulasi.
c) Fase sekresi
progesterone. Selama fase luteal suhu tubuh akan meningkat dan suhu
tetap tinggi sampai siklus baru dimulai, hal ini disebabkan oleh
22
sendiri.
Budaya merupakan suatu bentuk tradisi yang telah berkembang pada suatu
tersebar dan dilakukan oleh masyarakat sampai saat ini dan mitos sebenarnya
sulit dimengerti oleh pemikiran yang logis dan sulit dibuktikan dengan
mengenai budaya dan mitos dalam pola tingkah laku masyarakat modern.
tinggi juga meyakini dan mempraktekan mitos (Humaeni, 2012). Mitos dalam
moral dan nilai sakral yang diturunkan oleh leluhur-leluhur mereka, dan para
(Humaeni, 2012).
membangun perilaku hidup sehat oleh karena itu para remaja putri harus
aneh dan menurut mereka menstruasi hal pribadi yang tidak perlu untuk
1. Budaya Batak
yaitu kehormatan.
Hal ini sesuai dengan motto kehidupan suku batak yaitu pencapaian
laki-laki yang dianggap bisa lebih bebas dalam bergaul dan bersosialisasi
tidak sakit perut dan mengonsumsi kapur sirih agar menstruasinya cepat
3. Provinsi Maluku
sebuah gubuk pamali berukuran 4x3 meter yang terbuat dari susunan daun
gigi dan dibaluri ramuan rahasia yang telah didoakan sebelumnya, ramuan
ini berkhasiat mempercantik dari dalam dan luar. Setelah itu gadis akan
dewasa.
seluruh masyarakat dan akan dilakukan pesta meriah atau perayaan besar
kurang lebih 30-40 hari lamanya yang dilakukan oleh keluarga perempuan
pasta, arang, papar gigi, dan rangkaian upacara seperti pada saat pertama
anak dengan usia sekitar 12-15 tahun. Upacara ini memiliki tujuan untuk
baru, dan perempuan tersebut sudah dianggap siap secara fisik untuk
26
dibuahi dan menjalani masa kehamilan yang merupakan salah satu tugas
perempuan.
ibu, saudara perempuan, dan para sesepuh tidak tidur di malam hari
(tuguran) secara bergantian. Hal ini dengan tujuan untuk menemani gadis
5. Sulawesi
adalah upacara menggosok gigi bagian atas dan bawah sampai merata dan
sudah mengalami menstruasi para orang tua akan merasa malu untuk
27
6. Bali
Upacara ini bertujuan untuk meminta kepada Tuhan agar perempuan yang
Upacara ini berisi wejangan dari para orang tua kepada anaknya yang
yang baik dan dapat membawa nama keluarga menjadi lebih baik dan
(Simanjuntak, 2008).
menyebabkan pusing. Mitos ini tidak benar karena faktanya wanita yang
buah-buahan sangat dianjurkan dan tidak boleh memakan nanas pada saat
saat menstruasi sangat dianjurkan, contoh lain selain nanas yaitu buah
pisang karena pisang dapat memperbaiki emosi remaja putri dan contoh
lain ternyata dengan mengonsumsi semangka maka aliran darah akan tetap
lancar, buah nanas juga baik untuk dikonsumsi saat menstruasi karena
menstruasi.
menampung darah dan lendir pada saat menstruasi, sehingga darah dan
Tanda jika telah menggunakan pembalut yang benar yaitu dengan memilih
kulit dan tidak menimbulkan iritasi pada saat menggunakannya dan ganti
Pada saat menstruasi dihari 1–2 atau saat sedang melakukan banyak
aktifitas harus rajin mengganti dengan pembalut yang baru setiap 2-4 jam
sekali agar organ reproduksi tetap sehat dan tidak mengalami kelembaban
30
Banyak sekali informasi yang beredar saat ini yaitu pembalut yang
klorin agar pembalut dapat berwarna putih bersih, hal ini yang dapat
darah uterus (rahim) dan hal ini akan menyebabkan aliran darah uterus
dari itu jika mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan
menimbulkan sakit kepala dan hal ini akan membuat diri lebih.
31
Kafein juga menyebabkan kerja jantung akan berpacu lebih cepat dan
hal itu akan membuat perempuan yang sedang menstruasi merasa uring-
mengandung kafein. Payudara juga akan terasa nyeri dan lebih sensitif.
Minuman yang mengangung kafein ternyata juga terdapat pada soda (soft
dan meminum air putih yang banyak agar remaja putri lebih sehat
Banyak yang mengatakan jika sedang menstruasi tidak boleh minum air
saat menstruasi, padahal sebenarnya dalam dunia medis tidak ada larangan
pembalut. Hal ini karena ketika berada di dalam air, tekanan air menjadi
tinggi sehingga darah haid tidak keluar. Demi kenyamanan dan keamanan
daya apung air juga dapat menopang tubuh serta mengurangi tekanan
saat menstruasi. Para wanita yang berenang pada saat menstruasi harus
yakin akan pembalut dan pakaian renang yang digunakan, tidak ada
nyeri sudah sangat parah maka bisa juga disertai dengan kram perut. Kram
perut terjadi karena adanya kontraksi otot dan hal ini terjadi secara intens
Pada saat menstruasi hal ini merupakan kejadian yang normal yang
keparahan serta perbedaan rasa nyeri, ada yang merasakan nyeri ringan
ada juga yang merasakan nyeri sangat berat semua itu tergantung dari
kesehatan fisik dan psikis seseorang seperti keletihan, emosi tidak stabil,
daya tahan tubuh. Biasanya rasa nyeri pada saat menstruasi terjadi tidak
34
lebih dari 3 hari dan nyeri akan berkurang seiring dengan berkurangnya
Saat ini, gejala dari penyakit kista belum begitu jelas, sebagai
tidak tertahankan atau bahkan pingsan, nyeri dirasakan lebih dari 3 hari
dan jumlah darah menstruasi terasa banyak setiap harinya, dan hal ini
penyebabnya, namun hal ini belum tentu pertanda terdapat penyakit kista
itu bisa disebabkan karena stress dan gangguan emosi. Atriabiama (2009)
untuk membicarakan setiap persoalan dengan orang tua atau sahabat agar
saat itu merupakan masa subur atau sudah pada waktu yang seharusnya
usia 10-16 tahun, apabila usianya telah menginjak 16 tahun dan belum
menstruasi.
Apabila terjadi penurunan drastis pada berat badan dan perempuan yang
1. Orang Tua
Peran orang tua terutama ibu juga merupakan faktor yang membuat
pada saat menstruasi, untuk mengatasi hal ini maka sangat diperlukan
Hal ini disebabkan karena ibu merupakan orang pertama yang memberi
remaja kurang berkomunikasi dengan orang tua karena merasa malu dan
(Suryati, 2012).
yang paling besar tentang menstruasi yaitu orang tua terutama ibu. Ibu
yang bekerja akan mendapatkan informasi dari banyak orang luar dan
terpapar beberapa media sehingga ibu yang bekerja akan lebih memiliki
wawasan yang luas, sedangkan ibu yang tidak bekerja akan lebih sering
2. Pengetahuan
suatu hal. Pemahaman yang kurang pada remaja putri juga berpengaruh
kepercayaan terkait mitos, hal ini akan mengarah pada perilaku negatif dan
cetak, ataupun orang tua dan tenaga kesehatan seperti bidan, perawat,
3. Tingkat pendidikan
4. Media massa/elektronik
seputar menstruasi hanya dari pelajaran IPA yang diajarkan disekolah, dan
39
L. Kerangka teori
Sumber : (Black & Hawks, 2014 ; Arsyati, Hanissa, & Nasution, 2017).
M. Kerangka Konsep
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
situasi tertentu dan bukan untuk mencari sebab, bukan juga untuk mencari
fakta dari suatu gejala/peristiwa yang telah muncul dalam dunia sosial
N. Subjek Penelitian
ketika sudah mencapai saturasi data atau sudah tidak ditemukan lagi data baru
(Azizah, 2019).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
P. Variabel Penelitian
Q. Definisi Operasional
2. Budaya merupakan suatu bentuk tradisi yang telah berkembang pada suatu
seseorang.
dilakukan oleh masyarakat sampai saat ini dan mitos sebenarnya sulit
dimengerti oleh pemikiran yang logis dan sulit dibuktikan dengan metode
ilmiah.
R. Instrumen Penelitian
mendalam, open ended atau field notes. Data yang terkumpul dari instrumen
2016).
guide yang bertujuan untuk mengeksplor budaya dan mitos apa saja yang
beredar pada remaja putri tentang perilaku saat menstruasi. Selama dilakukan
pengambilan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam suara
atau tape recorder dan catatan lapangan untuk memperjelas dan mempertegas
data penelitian.
dan tidak boleh lebih dari 3 jam. Wawancara tidak boleh dilakukan lebih
2007).
responden.
tatap muka pada setiap pertemuan dengan responden dengan ditemani oleh
wajah, bahasa tubuh, kotak mata serta reaksi responden selama proses
dilakukan tanpa struktur atau tanpa ada rencana yang telah dipersiapkan
sebelumnya, dalam hal ini observer dapat menangkap apa saja yang
T. Uji Keabsahan
(uji credibility data) yaitu menilai kebenaran dari sebuah temuan penelitian
keakuratan hasil penelitian dan hal ini dapat diterapkan kepada populasi dan
sampel pada tempat penelitian, reliabilitas (uji dependability) yaitu uji yang
dikatakan objektif apabila sudah disepakati oleh beberapa orang (Hadi, 2017).
pemeriksaan data ayang dapat digunakan untuk melakukan uji keabsahan data
data, mengkaji kasus negatif, pengecekan dengan tanya jawab bersama teman
data yang telah diperoleh sesuai dan diterima kebenarannya oleh responden.
bersama teman sejawat agar peneliti mendapatkan pandangan kritis dari hasil
penelitian dan bisa juga untuk mengurangi subyektifitas peneliti dalam proses
dosen pembimbing jika terdapat kesulitan dalam proses pengolahan data dan
hal ini juga sebagai upaya pengurangan hasil bias pada penelitian (Azizah,
2019) .Selain member checking dan peer debriefing untuk menguji keabsahan
ulang data penelitian kepada responden yang berbeda. Dalam penelitian ini
U. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Analisis
bentuk narasi.
50
Yang dimaksud dengan analisis data yaitu suatu upaya yang dilakukan
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dari data dan apa yang dapat dipelajari serta memutuskan data
apa yang dapat dijelaskan kepada orang lain (Anggito & Setiawan, 2018).
1. Data yang telah diperoleh disiapkan dan diolah untuk proses analisis data
lapangan.
sebuah gagasan.
W. Etika Penelitian
2. Otonomi (Autonomy)
tanpa paksaan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
52
4. Manfaat (Benefience)
wawasan baru mengenai aspek budaya dan mitos pada perilaku selama
5. Keadilan (Justice)
A. Hasil Penelitian
kenduri dan pentas seni wayang kulit. Kesenian daerah ini dilakukan
persaudaraan, dan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
menstruasi. Partisipan pada penelitian ini hanya terdiri dari remaja putri
dalam bentuk matriks, table, dan narasi. Analisis data melibatkan proses
Katanya gaboleh minum kopi dan teh Larangan minum kopi Mitos yang berkembang
saat menstruasi mba, tetapi saya Cuma dan teh saat menstruasi pada remaja putri saat
pernah denger aja...(p1) menstruasi
Tema utama tersebut yaitu mitos yang berkembang pada remaja putri saat
menstruasi, persepsi remaja putri saat menstruasi pertama kali, reaksi saat
menstruasi
harus dihindari saat menstruasi adalah es, soda, kopi dan teh. Hal ini
P4: “Kalau dulu sih mba pernah denger katanya gaboleh minum es
gara-gara es kan dingin tuh jadi ya nanti bisa bikin beku gitu
darahnya, jadi darah pas menstruasi itu sedikit keluarnya kan
bisa bahaya buat kesehatan kalau keluarnya dikit ga normal”
61
P2: “Kalau setau saya ya karena sewaktu minum es batu itu nanti
haidnya jadi seret mba, jadi kurang lancar akhirnya darahnya
bisa menggumpal dan menyebabkan kista.”
P8: “Kata kakaku dulu kalau minum soda pas menstruasi nanti
bisa bikin darahnya jadi banyak yang keluar pas menstruasi
soalnya katanya soda bisa ngelancarin menstruasi, jadi kalau
pas menstruasi minum soda nanti darahnya bisa tambah
banyak”
P3: “Katanya kalau menstruasi itu jangan minum soda soalnya
nanti bisa mampet bikin mensnya jadi gak lancar”
P1: “Katanya gaboleh minum kopi dan teh saat menstruasi mba,
tetapi saya Cuma pernah denger aja tapi darimananya saya
lupa mbak, sama alasan gaboleh minum kopi dan teh gatau
juga”
berikut :
P4: “Kalau gaboleh makan nanas setauku gara gara nanti bisa
bikin tambah sakit perutnya soalnya kalau makan nanas
kebanyakan tuh perutnya nanti kerasa panas jadi gaboleh
makan nanas terlalu banyak pas menstruasi biar ga tambah
sakit”
P7: “Gaboleh makan timun pas menstruasi tuh soalnya nanti
takutnya bikin kurang darah, apalagi buat orang-orang yang
kekurangan darah, kalau menstruasi kan itu ngeluarin darah
nah kalau emang makan timun itu bisa bikin kurang darah kan
jadi bahaya ya mbak”
P2: “Kalau makan timun itu katanya tuh bikin menstruasinya seret
gituloh mba. Kalau makan timun tuh bisa bikin kayak kurang
darah gitu mba jadi menstruasi gak lancar”
berikut :
P7: “Ya kalau pas menstruasi kan ngeluarin darah ya mba nah itu
sebaiknya jangan keramas dulu nanti malah kalau dikeramas
takutnya pusing. Sodaraku waktu aku kecil sering bilang kalau
dia sering pusing pas habis keramas”
P5: “Kalau yang gaboleh potong kuku tuh ya karena pas menstruasi
kan lagi dalam keadaan kotor, jadi sebaiknya potong kuku nya
nanti aja pas udah selesai menstruasi”
P2: “Katanya kalau olahraga bisa bikin tambah sakit mbak,
mungkin kalau olahraga yang berlebihan sampe kerasa capek
gitu mungkin yang bisa bikin sakit”
P4: “Gaboleh renang pas menstruasi mba soalnya bisa
menghentikan siklus menstruasi”
P9: “Kalau gaboleh mandi malem malem ya soalnya kita lagi
keadaan kotor keluar darah jadi gabaik gitu kalau mandi
malem, lebih baik mandi sore aja”
P6: “Ya katanya kalau lagi menstruasi tuh pembalutnya harus
dicuci sampai bersih gitu mbak biar makhluk halus gitu gak
pada ngikutin”
wawancara berikut:
menstruasi pertama kali yaitu takut, biasa saja, kaget dan ada juga yang
merasa senang.
pertama kali yaitu memberi tahu ibu, mencari informasi kepada guru
P8: “Ya bilang gitu mba ke ibu kalau aku udah menstruasi,
tanggapan ibu ya waktu itu seneng sih sama kayak aku
senengnya, ibu bersyukur juga aku udah menstruasi, ngajarin
juga cara bersihin pembalut yang benar itu kayak gimana”
P1: “Ya saya langsung bilang sama ibu ini kenapa kok keluar
darah, terus katanya oh ya ini namanya haid. Ibu bilang kalau
udah besar pasti menstruasi, disuruh lebih bersih aja kalau pas
menstruasi”
P6: “Langsung tanya bu guru saat mens pertama, lalu bu guru
ngomong kalo itu darah haid katanya kalo perempuan udah
gede pasti ngalamin kayak gini. Habis itu dikasih pembalut
sama bu guru”
P6: “Waktu aku tanya temen, kalau kata temenku sih yang udah
ngalamin ya dibilangin udah gapapa gitu, soalnya kan mereka
juga udah pernah ngalamin kayak gitu jadi ya tanggepan
mereka itu santai saja”
65
pertama kali adalah ada beberapa partisipan yang merasa takut, biasa
berikut:
P1: “Ya takut karena kan baru pertama kali mengalami menstruasi
jadi ya belum terbiasa, terus pas pertama mikirnya kenapa kok
tiba tiba ada keluar darahnya”
P3: “Perasaanku biasa soalnya udah tau temen temen kayak gitu ya
saya biasa aja hehe, temen sudah sering cerita tentang
pengalaman menstruasi mereka”
P2: “Perasaanku biasa aja soalnya kan udah sering liat perempuan
seusiaku itu mengalami menstruasi jadi gak gimana gimana”
P7: “Ya kaget aja karena ibu bilang ada bercak darah, pas
pertamanya takutnya ada luka atau ngedudukin sesuatu yang
bikin ada bercak di celana”
P6: “Pertama sih kaget karena sebelumnya tuh biasa biasa aja,
terus kok tiba tiba kayak ngerasa kotor gara gara keluar
darahnya”
P5: “Perasaanya tuh seneng soalnya kan waktu itu udah hampir
kelas 9, temen temen yang lain udah pada menstruasi nah aku
belum ngalamin sendiri, jadi ngerasa seneng akhirnya aku
ngalamin menstruasi juga kayak yang lain”
P8: “Perasaanya ya waktu itu seneng soalnya udah menstruasi,
terus mikir kalau aku ini subur karena ngalamin menstruasi,
soalnya temenku waktu itu ada yg belum ngalamin menstruasi,
alhamdulillah aku sudah ngalamin”
partisipan yang mengganti pembalut dalam sehari 2/3x dan ada juga
jenis dan ukuran pembalut yang berbeda. Hal ini dibuktikan dengan
wawancara berikut :
P7: “Kalau menurutku pakai pembalut tuh yang nyaman tuh yang
ga gatel pas dipake mba, dulu aku pernah pake yang charm aku
gatel mba terus aku coba merk lain laurier sampe sekarang aku
ga ngerasa gatel, kalau gatel tuh jadi gaenak mau ngapa
ngapain mba, terus cari yang tebel ga gampang tembus”
P4: “Aku pakenya laurier mba, soalnya kalau pake laurier tuh
nyaman, apalgi kalau pake yang sayap itu jadi ga gampang
bocor, dulu aku waktu awal menstruasi pake pembalut merek
protect tapi pake sayap juga, tapi kalau sekarang merk protect
itu kalau dibersihin ancur jadi aku jiji waktu bersihin
darahnya”
P9: “Aku pakai pembalut charm mba, soalnya dari awal udah
dibeliin sama mamah pembalut itu jadi ya aku pakai yang itu,
aku tapi gasuka pake yang sayap mba soalnya kalau pake sayap
tuh risih kayak kelebaran gitu buat aku, lagian aku kalau haid
gapernah nembus juga darahnya walaupun keluarnya banyak,
jadi aku mikirnya gaperlu pake yang ada sayapnya”
P8: “Ya pake pembalut yang biasanya ada ditoko toko aja, Cuma
kalau aku suka pake yang khusus malem gitu kerasanya lebih
lebar aja kalau yang khusus buat malem”
tidak percaya, dan ada juga yang merasa ragu terhadap mitos.
saat menstruasi. Ada yang percaya mitos tidak boleh minum soda,
P8: “Kalau aku sih Cuma percaya yang gaboleh minum soda pas
menstruasi, soalnya aku pernah minum minuman bersoda pas
menstruasi nah terus ngerasanya darah yang keluar jadi
banyak, malah waktu itu pernah tembus”
P3: “Percaya gaboleh minum soda soalnya gatahu, percaya aja
gitu mbak, sama temen temen banyak yang percaya jadi buat
jaga jaga aja gitu, jadinya ga minum soda pas menstruasi”
P5: “Kalau dulu pas masih smp sih percaya kalau gaboleh cuci
rambut sama potong kuku, soalnya takut ngerasa pusing pas
menstruasi”
jika tidak ada hubungan antara makan nanas dengan menstruasi. Hal
P1: “Agak ragu ragu ya mba karena kurang informasi, terus ya kan
saya Cuma denger denger aja jadi ragu, gatau bener apa
salahnya”
P6: “Antara percaya sama enggak sih ya mbak, Cuma ya mungkin
iya gara gara es tapi bisa juga bukan gara gara minum es nya”
J. Pembahasan
Hasil penelitian ini menemukan beberapa mitos yang mucul pada remaja
putri saat menstruasi. Saat menstruasi terdapat beberapa hal yang dianggap
saat menstruasi, dan ada beberapa aktivitas yang harus dihindari saat
menstruasi.
dan mitos sulit dimengerti dan dibuktikan oleh metode ilmiah. Mitos yang
larangan, banyak pantangan dan larangan yang harus dihindari oleh remaja
masyarakat dan sudah turun temurun berupa saat menstruasi berarti sedang
(Fitarina, 2014).
masih dianggap tabu dan banyak remaja yang merasa malu jika menstruasi
sehingga menghambat remaja mencari saran orang tua, guru, dan pelayanan
70
(Setiawati,2016).
jika saat menstruasi tidak boleh mengonsumsi kopi dan teh. Hasil
membuat perut menjadi panas dan nyeri pada saat menstruasi. Hal ini
kotor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi & Pramana (2019), yaitu menurut siswa SD dan SMP yang sudah
penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewati (2014), yaitu
menstruasi harus menjauhi aktivitas dan ada beberapa yang harus tinggal
karena daya apung air juga dapat menopang tubuh serta mengurangi
timbul pada saat menstruasi. Para wanita yang berenang pada saat
menstruasi. Jika wanita sudah yakin akan pembalut dan pakaian renang
yang digunakan, tidak ada salahnya untuk berenang (Sinaga dkk, 2017).
pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan oleh remaja, dan setiap
mengartikan, dan menghayati hal yang diamati baik hal yang ada pada diri
74
individu sendiri maupun hal yang berada diluar individu tersebut (Nugraha,
2018).
proses perpindahan dari masa kanak-kanak ke remaja hal ini sebagai tanda
yang dilakukan oleh Diaris & Pramita (2019) bahwa anak perempuan
sebagai proses peluruhan dinding rahim karena tidak dibuahi oleh sperma,
hasil wawancara ini sejalan dengan teori Andrews (2009), 80% aliran
bagian dari proses tumbuh kembang respon fungsional yang normal terjadi
pertama adalah memberi tahu ibu dan partisipan lainnya saat menstruasi
tidak merasa malu karena terdapat kesamaan antara ibu dan remaja
putri.
seperti orang tua, guru, dan teman-teman. Peran orang tua sangat
maupun sekolahan.
menstruasi pertama adalah merasa takut, biasa saja, kaget, dan senang.
menarche sebagai suatu hal yang menyenangkan dan wajar dialami oleh
seorang perempuan.
merasa takut karena terdapat darah yang keluar dari tubuhnya, hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi & Pramana (2019)
orang tua dengan anak akan membuat remaja lebih siap dalam
yang positif.
mengganti pembalut dalam sehari adalah 2/3x dan ada juga partisipan
pembalut dalam sehari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
akan menyebabkan bakteri yang ada didalam darah yang keluar bisa
sebanyak 2-3 kali dan jika pembalut dipakai lebih dari 2 jam maka
mengganti pembalut setiap 2-3 jam sekali atau sesuai dengan volume
oleh Baker & Dutta (2015) yaitu pada wanita dengan praktek
menstruasi tidak baik maka wanita akan memiliki resiko tingi untuk
kewanitaan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Arini
Ciri-ciri pembalut yang baik digunakan oleh wanita yaitu yang tidak
sebuah pembalut yang ideal adalah 10x lipat dari berat pembalut,
yang aman dengan cara : pilih pembalut yang saat digunakan tidak
tekstur yang lembut dengan daya serap tinggi, gunakan pembalut hanya
satu kali pakai jangan digunakan berulang kali, ganti pembalut setiap 2-
3 jam sekali, jika terjadi iritasi dan gatal pada vagina setelah
dianggap cocok dan nyaman untuk digunakan. Hal ini sejalan dengan
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain jenis pembalut yang biasa
mitos tidak boleh keramas karena takut pusing jika keramas. Menurut
menstruasi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Asmoro & Suarilah
boleh makan nanas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nuryani (2013) bahwa perilaku yang baik saat menstruasi juga didukung
yang dimiliki akan semakin baik. Alasan responden tidak percaya terhadap
Pada penelitian ini juga terdapat partisipan yang ragu terhadap mitos.
orang tua tidak pernah menjelaskan, dan sebanyak 10.7% merasa bingung
karena belum ada kepastian dari para ahli, informasi yang tidak pasti.
1. Kekuatan
a. Penelitian ini terkait budaya dan mitos remaja putri saat menstruasi,
mitos menstruasi.
2. Kelemahan
terbukti kebenerannya.
BAB V
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menemukan 5 tema mengenai perilaku dan mitos yang
saat menstruasi seperti bertambah dewasa dan sebagai salah satu tanda
pubertas.
85
memiliki ukuran dan jenis pembalut yang berbeda karena setiap remaja
b. Ada yang tidak percaya dengan mitos karena menurut partisipan mitos
X. Saran
1. Bagi partisipan
2. Bagi peneliti
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai referensi dan bahan rujukan untuk
dan harus menggunakan teknik yang sesuai agar hasil yang diharapkan
bisa maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, A., Hastuti, tulus puji, & Widatiningsih, S. (2014). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Menstruasi dengan Kesiapan Menghadapi Menarche
Pada Siswi Kelas V dan VI di SD Negeri Dangkel Parakan Temanggung
Tahun 2014. Jurnal Kebidanan, 3(7).
Andryani, W., & Maharani, R. (2018). Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku
Personal Hygiene Saat Menstruasi pada Santriwati di MTs Pondok Pesantren
Dar El Hikmah Kota Pekanbaru. KESMARS: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit, 1(1), 69–77.
https://doi.org/10.31539/kesmars.v1i1.172
Arini, & Harsiwi. (2018). Bahaya Pembalut Wanita Melalui Personal Hygiene
Remaja Putri Saat Menstruasi di Desa Demakan, Jaten, Karanganyar.
11(01).
Arsyati, A. M., Hanissa, J., & Nasution, A. (2017). Gambaran Perilaku Personal
Hygiene Menstruasi Remaja Putri Yang Mengikuti Pelatihan Dan Pembinaan
Pkpr Di Smp Pgri 13 Wilayah Kerja Puskesmas Sindang Barang Kota Bogor
Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 1–7.
Baker, K., & Dutta, A. (2015). Menstrual Hygiene Practices, Wash Access and
The Risk of Urogenital Infection in Women From Odisha.
Comma, E., Nabwera, H. M., Shah, V., Nabwera, H. M., Sosseh, F., Jallow, Y.,
… Torondel, B. (2019). A rite of passage: A mixed methodology study about
knowledge, perceptions and practices of menstrual hygiene management in
rural Gambia. BMC Public Health, 19(1), 1–15.
https://doi.org/10.1186/s12889-019-6599-2
Diaris, M. N., & Pramita, I. (2019). Studi Kualitatif Pengalaman, Persepsi, dan
Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menarche Dini. 3(1), 31–35.
Fatonah, S. (2017). Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Siklus Menstruasi
pada Perempuan Remaja Akhir di PT Sai Apparel Industries Semarang. 7–
26. Retrieved from http://repository.unimus.ac.id/953/
Kumar, A., & Srivasta, K. (2011). Cultural and Social Practices Regarding
Menstruation Among adolescent girls. Soc Work Public Health, 26(6), 594–
604.
Mason, L., Sivakami, M., Thakur, H., Kakade, N., Beauman, A., Alexander, K.
T., … Phillips-howard, P. A. (2017). ‘ We do not know ’ : A Qualitative
Study Exploring Boys Perceptions Of Menstruation in India. 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12978-017-0435-x
pembangunan-skripsi-s-kep.html
Partini, S., & Suardiman. (2012). Upacara Tarapan Dalam Budaya Jawa.
Rahayu, D. R., & Sugita. (2015). Pengaruh Jus Nanas Terhadap Percepatan
Penurunan TFU dan Penyembuhan Luka Perinium pada Ibu Post Partum dI
BPM Wilayah Klaten Tengah Ripniatin Darmining Rahayu, Sugita. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, 4(2), 186–191.
Ramadhani, R., Setiawati, R. O., & Evayanti, Y. (2016). Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Pre Mentrual Syndrome Pada Remaja Putri di SMPN 5
Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Dunia Kesmas, 5(2), 65–73. Retrieved
from http://ejurnal.malahayati.ac.id/index.php?
journal=jurdk&page=article&op=view&path%5B%5D=320
Simanjuntak, M., Manurung, S., Riana, L., & Payung, H. (2013). Perilaku Remaja
Putri Menghadapi Menarche Berdasarkan Nilai Budaya Batak Adolescent
Girls Behaviour Encountering Menarche Phase According to. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 7(9), 421–425.
Sinaga, E., Lorita, S., Sarubanon, N., & Trisnamiati, A. (2017). Manajemen
Kesehatan Menstruasi. Universitas Nasional.
Lampiran 1
Bismillahirrahmanirrahim
Aprillia
96
Lampiran 2
Menyetujui
97
Lampiran 3
PROTOKOL WAWANCARA
A. Tahap Orientasi
informed consent.
Identitas Partisipan
1. Hari/Tanggal :
2. Tempat :
3. Waktu Wawancara :
4. Inisial Partisipan :
5. Jenis Kelamin :
6. Agama :
98
7. Suku :
8. Tingkat Pendidikan :
9. Alamat :
10. Usia :
11. No. Hp :
berterimakasih kepada adik karena bersedia terlibat dalam penelitian saya dan
pribadi saya akan memberi waktu 10 menit untuk adik melakukannya. Pada
tentang budaya dan mitos pada perilaku saat menstruasi. Adik dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan sesuai dengan apa yang adik rasakan
dan alami. Tidak ada jawaban benar atau salah selama adik menjawab
ini menggunakan alat perekam suara digital dan data yang diperoleh hanya
untuk kepentingan penelitian. Sebelum kita mulai, apakah ada yang ingin adik
Panduan wawancara :
99
1. Pada usia berapa anda mengalami menstruasi yang pertama kali dan
sekitar anda?
6. Apa saja kebiasaan atau kepercayaan tertentu yang anda percayai selama
menstruasi?
7. Apa saja contoh contoh perilaku yang sering anda lakukan selama
C. Tahap Terminasi
100
Apabila ada jawaban yang kurang lengkap maka peneliti akan mengulangi
Lampiran 4
101
Lampiran 5
102