Kelompok :
1. Rahmat Refa’i C1B018012
2. Rita Putri Machwati C1B018021
3. Gustimia Retna C1B018036
4. Kemas Muhammad Afif C1B018056
5. Asri Qomariyati Putri C1B018062
6. Adillah Pratiwi C1B018065
7. Andika Rahman N C1B018012
8. Zahri Ramadhan C1B018091
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemahaman Proses Komposisi........................................................... 2
B. Penentuan Tujuan............................................................................... 3
C. Analisis Audiens................................................................................. 5
D. Penentuan Ide Pokok.......................................................................... 7
E. Seleksi Saluran dan Media.................................................................. 8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam komunikasi bisnis ada beberapa langkah termasuk perencanaan pesan-pesan bisnis.
Perencanaan pesan-pesan bisnis mencakup pesan-pesan yang di sampaikan secara tertulis
dan pesan-pesan yang di sampaikan secara lisan. Perencanaan pesan-pesan bisnis
merupakan suatu langkah strategis bagi pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh
dan salah satu faktor penentu keberhasilan komunikasi, pesan-pesan bisnis yang terencana
dengan baik akan mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Dalam hal ini
perencanaan pesan-pesan bisnis lebih di fokuskan pada perencanaan secara tertulis.
B. Perumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Dalam fase perencanaan (planning phase) dipikirkan hal-hal yang cukup mendasar,
seperti maksud/tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, ide pokok (main
idea) pesan-pesan yang akan di sampaikan dan seluruh atau media yang akan digunakan
menyampaikan pesan. Di samping itu, intonasi juga perlu di atur, apakah melemah, mendatar,
atau meninggi. Yang terpenting adalah menyiasati situasi yang ada, sehingga tujuan yang di
kehendaki dapat tercapai.
3. Revisi
Seluruh maksud dan isi pesan harus ditelaah kembali baik dari sisi subtitusi pesan yang
ingin di sampaikan, tetapi juga bagaimana gaya penulisannya, stuktur kalimat yang
digunakan dan bangaimana tingkat pemahamannya.
Kalau belum sesuai, perlu di lakukan pengecekan sekaligus revisi/perbaikan-perbaikan
seperlunya. Oleh karena perkembangan dunia bisnis saat ini begitu cepatnya, maka
penyampaian pesan-pesan bisnis perlu tetap memperhatikan bagaimana merencanakan,
mengorganisasi dan mengkomposisi, serta merevisi pesan-pesan bisnis secara jelas dan
seefektif mungkin.
2
B. PENENTUAN TUJUAN
Tahap pertama dalam merencanakan dalam suatu pesan bisnis adalah memikirkan
maksud atau tujuan komunikasi, seorang komunikator tentunya ingin nama baik di hadapan
audiens, sekaligus menghasilkan sesuatu yang baik bagi organisasi.
Sebelum memutuskan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain, ada
perlu menjawab 3 pertanyaan, apakah tujuan tersebut realistis, apakah waktunya sudah tepat,
dan apakah tujuannya dapat diterima organisasi tersebut.
Mengapa tujuan harus jelas
Tujuan yang jelas akan membantu mengarahkan anda mencapai tujuan yang
dikehendaki, sebagaimana diketahui, setiap organisasi tentunya memiliki tujuan yang
bermacam-macam.di samping itu, dapat mengambil keputusan yang mencakup antara lain:
Sebelum menyampaikan suatu pesan, tanyakan pada diri anda sendiri apakah pesan
yang akan di sampaikan benar-benar perlu atau tidak. Jika pesan-pesan yang akan di
sampaikan diduga mempunyai pengaruh yang sangat kecil kepada audiens, sebaiknya
penyampaiannya ditunda dulu. Sebaliknya bila sangat penting dan akan membawa pengaruh
yang besar, pesan seharusnya segera di sampaikan atau di teruskan.
Penentuan saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan,
sangat bergantung pada tujuan yang dikehendaki. Media komunikasi dapat di gunakan yang
dapat berupa lisan maupun tulisan.
3
Tujuan komunikasi bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu:
1. Memberi informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan
dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu perusahaan
membutuhkan beberapa pegawai baru yang akan ditetapkan sebagai staf administrasi di
kantor-kantor cabang yang ada.
Untuk memperoleh pegawai yang di harapkan, ia dapat memasang iklan lowongan
kerja melalui media surat kabar, majalah, radio, dan internet. Media komunikasi yang mana
yang akan dipilih sangat bergantung kebijakan perusahaan mempertimbulkan kemampuan
internal perusahaan tersebut.
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah melakukan persuasi kepada pihak lain agar
apapun yang di sampaikan dapat di pahami dengan baik dan benar. Dilakukan, terutama
berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi bisnis
tersebut seseorang dapat melakukan kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestik
maupun perusahaan asing.
Dalam dunia bisnis, persentasi yang baik harus mampu mampu menjelaskan tujuan
yang diinginkan secara spesifik. Oleh karena itu, untuk merumuskan tujuan tersebut,
seseorang perlu menanyakan kepada dirinya sendiri, apakah audiens mampu melakukan
penelaahan terhadap suatu pesan atau tidak.
a.
4
A. Apakah tujuan tersebut realistis?
Tujuan yang akan di sampaikan hendaknya harus realistis, dalam arti bahwa ide-ide atau
gagasan yang hendak di sampaikan dapat di sesuaikan dengan kemampuan yang ada.
Pesan atau ide yang di sampaikan oleh seseorang yang memiliki kedudukan atau
jabatan tinggi cenderung lebih dapat di terima daripada bila di smpaikan oleh orang yang
kedudukannya rendah.
Tujuan penyampaian suatu pesan hendaknya mengacu pada tujuan organisasi secara
keseluruhan. Oleh karena itu, apabila ingin menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada
audiens, usahakan agar pesan tersebut sesuai dengan kebijakan organisasi.
C. ANALISA AUDIENS
Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah
berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan di pahami. Siapa mereka, bagaimana
pemahaman/pengetahuan mereka, latar belakang usia, pendidikan, jenis kelamin mereka,
bagaimana minat mereka dan apa yang mereka ketahui.
5
Audiens dalam jumlah besar tentu saja akan menunjukan perilaku yang berbeda dengan
audiens yang berjumlah sedikit, sehingga untuk menghadapinya diperlukan teknik
komunikasi yang berbeda pula.
Bentuk dan format penulisan materi yang akan di saampaikan juga di tentukan oleh
jumlah audiens. Untuk audiens yang jumlah kecil, materi dapat di kemas dalam susunan
laporan sederhana kemudian di persentasikan atau di bagikan kepada mereka. Untuk audiens
yang jumlahnya besar, materi sebaiknya di kemas dalam suatu makalah atau laporan dengan
gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.
b. Siapa audiensnya
Bila audiens yang di tuju lebih dari satu orang, komunikaor perlu mengidentifikasi
siapa diantara mereka yang memegang posisi kunci/posisi paling penting.
c. Reaksi audiens
Perlu diketahui (diantisipasi) reaksi yang mungkin dimunculkan oleh audiens tersebut.
Jika komposisi audiens adalah orang-orang yang tidak suka berdebat atau kurang kritis,
presentasi sebaiknya di sajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran-saran.
Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh audiens, audiens harus dapat
diyakinkan sebelum penyampaian suatu pesan yang dilakukan. Komunikator dengan
penampilan yang meyakinkan, akan membuat audiens termotivasi untuk mendengarkan dan
menyimak pembicaraan sehimgga pesan dapat di tampilkan dengan baik.
Komuikator harus dapat menemukan apa yang ingin mereka ketahui dan segera memberikan
informasi yang diminta,
6
b. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
Berikan tambahan informasi yang mungkin sangat membantu meskipun informasi tersebut
secara khusus tidak diminta oleh audiens.
Usahakan agar semua informasi yang penting diminta oleh sudiens tidak ada yang
terlewatkan. Lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum pesan disampaikan oleh
audiens. Hal ini untuk menjaga agar apa yang diminta audiens bener-bener telah sesuai
dengan apa yang di kirim.
Informasi yang di smpaikan kepada audiens hendaknya informasi yang benar-benar akurat
dan dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
Cobalah untuk menemukan hal penting yang sngat menarik bagi para audiens. Selanjutnya,
berikan perhatian khusus atau perhatian yang lebih kepada hal tersebut.
Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens untuk mau mengubah perilaku
mereka. Akan tetapi, pemberian motivasi ini sering kali mengalami hambatan/kendala. Salah
satu cara untuk mengatasi kendala adalah dengan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa
sehingga informasi yang di sampaikan dapat diterima audiens dengan mudah.
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat
rasional. Meskipun pendekatan dengan mengunakan argumentasi merupakan cara yang baik
untuk menarik audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosi audiens.
7
Untuk dapat mengidentifikasi ide pokok, diperlukan kreativitas dan pengalaman.
Pendekatan yang paling baik adalah curah pendapat yang memberikan keleluasaan pikiran
untuk mencari berbagai kemungkinan, menguji berbagai alternatif dengan
mempertimbangkan tujuan, audiens, dan fakta yang ada. Beberapa teknik curah pendapat
yang dapat di gunakan antara lain.
a. Storyteller’s tour
Hidupkan tape recorder, dan telaahpesan-pesan yang di sampaikan. Dengarkan dengan teliti
dan berlatihlah sehingga ide-ide pokok dari suatu pesan dapat di temukan dengan mudah.
b. Random list
Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran anda di atas kertas kosong. Hubungkan antara
ide satu dengan ide yang lain. Bagi kedalam kelompok-kelompok, dan temukan butir yang
penting dan tidak penting.
Jika subjeknya mencakup pemecahan masalah, gunakanlah suatu lembar kerja (workssheet)
yang akan membatu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan
(conclusions), dan rekomendasi (recommendations) yang akan di berikan.
d. Journalistic approach
Pendekatan ini memberikan butir yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok.
Jawaban terhadap pertanyaan siapa (who), apa(what) kapan(when), dimana(where) dan
bagaimana(how), akan dapat menjelaskan ide pokok presentasi.
Pendekatan yang paling baik adalah melihat dari sisi perspektif audiens. Apa pertanyaan
pokok audiens, apa yang di ingnkan audiens, periksa jawaban atas pertanyaan tersebut. Apa
pertanyaan tambahan yang mungkin muncul. Ikuti arus pertanyaan dan jawab pertanyaan
tersebut sehingga ide pokok dapat di temukan.
Pembatasan Cakupan
Secara umum, penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah anda kenal
hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Ini dapat membangkitkan rasa hormat
(respect) audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan
kontroversial akan memakan waktu lebih lama. Yang lebih penting adalah ide-ide pokok
yang disampaikan haruslah mudah dimengerti dan diterima oleh audiens.
8
Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat di sampaikan
melalui dua saluran, yaitu saluran lisan (oral) dan tulisan (wrutten). Pilihan mendasar antara
berbicara atau menulis bergantung pada tujuan atau maksud pesan, audiens dan karakteristik
dari kedua saluran komunikasi tersebut.
Komunikasi lisan
Salah satu kelebihan dari komunikasi lisan (oral communicantons) adalah
kemampuannya memberikan umpan balik (feedback) dengan segera. Komunikasi lisan ini
lebih ekonomis, pendekatan lisan juga bermanfaat bila yang di sajikan adalah informasi
kontoversial, karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka sehingga
komunikator dapat menyesuaikan pesan-pesan yang di sampaikan.
Komunikasi lisan mencakup antara lain percakapan antara dua orang atau lebih,
pembicara lewat telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok kecil (diskusi kelompok)
seminar, lokakarya, program pelatihan, pidato formal, dan persentasi penting lainnya.
Pada umumnya semakin sedikit jumlah audiens, semakin baik interaksi di antara
mereka, jika informasi bertujuan untuk mencapai suatu keputusan atau pemecahan suatu
masalah. Program yang relatif informasi dan tidak terstuktur memungkinkan ide-ide akan
mengalir dengan bebas.
Persentasi formal, dengan jumlah audiens yang lebih besar, seperti konversi
penjualan, rapat para pemegang saham, persentasi untuk pengenalan produk baru, dan
fungsi-fungsi seremonial unggul.
Komunikasi tertulis
Pesan-pesan tertulis juga memiliki berbagai macam bentuk, seperti surat, memo,
proposal dan laporan. Salah satu kelebihan komunikasi tertulis (writter communications)
adalah bahwa penulis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan
pesan-pesan mereka.
Dalam memilih saluran dan media berkomunikasi perlu di pertimbangkan tingkat
kepentingannya, formalitas, kompleksitas, tingkar kerahasiaan, emosional, dan biaya
pengirim serta harapan audiens.
a. Bertele – tele
Dalam sebuah surat, isi dari surat terdapat pada tengah surat itu sendiri. Ketika bagian awal
surat terlalu panjang, dan cenderung bertele-tele, maka pembaca akan membutuhkan waktu
lebih untuk mencapai isi dari surat tersebut.
9
Informasi yang tidak relevan, dapat menyebabkan pesan yang akan disampaikan menjadi
tidak jelas. Selain itu memasukkan unsur yang tidak relevan dalam informasi juga hanya
membuang-buang waktu dan justru dapat membuyarkan inti dari informasi yang
disampaikan.
Adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait dengan informasi dapat menyebabkan
terganggunnya komunikasi dengan audiens. Ide-ide yang tidak logis ini dapat memengaruhi
komunikasi sehingga menyebabkan ketidaklancaran dalam penyampaian pesan.
d. Pengelompokan dan urutan pesan tidak menunjukkan satu kesatuan yang logis
Adanya pesan-pesan yang tidak relevan, ide yang tidak logis, serta adanya informasi lain
dapat membuat informasi penting yang diisyaratkan justru tidak tersampaikan. Hal ini dapat
terjadi karena terlalu asik membahas hal-hal diluar pesan yang penting tersebut.
Penyampaian yang berfokus pada isi, ide yang logis, serta runtut akan memudahkan
audiens dalam memahami isi dari pesan yang disampaikan. Hal ini akan terlihat dari
respon yang diberikan dari audiens itu sendiri.
Setelah audiens memahami pesan yang disampaikan, maka akan mudah bagi audiens
untuk dapat menerimanya.
c. Menghemat waktu
Penyampaian pesan yang terorganisasi dengan baik akan menghemat waktu, karena
komunikator langsung to the point dalam menyampaikan pesannya, dan audiens dapat
dengan mudah memahami dan menerima pesa tersebut.
10
Adanya pengorganisasian yang baik akan membuat pesan tersampaikan secara cepat
dan tepat, hal ini tentunya akan menghemat waktu dari komunikator serta
mempercepat selesainya pekerjaan.
a. Pendekatan Langsung
Pendekatan Langsung (direct approach) sering juga disebut pendekatan deduktif
(deductive approach). Ide pokok muncul paling awal, kemudian diikuti bukti-bukti
pendukungnya. Gunakan pendekatan ini bila reaksi audiens cenderung positif atau
menyenangkan.
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan
komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan.
Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin
sulit, karena dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin
turbulen. Para manajer perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa
kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa
lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra
bisnis. Disini peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan
membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan
gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.
Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri.
Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan
memberikan peluang bagi dunia usaha di Indonesia untuk mengembangkan usahanya,
melalui berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis, pemasaran produk ataupun lainnya.
Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu
yang hampir pada saat yang bersamaan.Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan
tersendiri bagi para manajer untuk mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang
mayoritas skeptis terhadap sistem penjualan online melalui perbaikan sistem, pemupukan
tingkat kepercayaan masyarakat serta pemberian edukasi yang berkesinambungan.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, C.L. & Thill, J.V. (2007). Komunikasi Bisnis. Jilid 1& 2. Edisi Kedelapan.
Indeks:Jakarta.
Purwanto,D. (2006). Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
14